PENDAHULUAN
Tabel 2 Komponen unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi
dari berbagai penyakit
N Komposisi Peranan
O
1. Faktor bifidus Mendukung proses perkembangan bakteri
yang menguntungkan dalam usus bayi
untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang
merugikan seperti E. Coli patogen
2. Laktoferin & Transferin Mengikat zat besi sehingga zat besi tidak
digunakan oleh bakteri patogen untuk
pertumbuhannya.
2.2 Laktasi
2.2.1 Fisiologi Laktasi
Laktasi atau menyusui yaitu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses
laktasi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor hormonal. Mulai dari
bulan ketiga kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya
ASI dalam sistem payudara progesteron, estrogen, prolaktin, oksitosin, human placental
lactogen (HPL)
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Pada
fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara
memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya.
Saat melahirkan, keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat hormon
progesteron, estrogen, dan HPL secara tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II. Apabila
payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45
menit, dan kemudian kembali ke level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya
hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini
juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin dalam
susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi,
namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh. Proses laktogenesis II dimulai
sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara
penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI
sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan
beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol
autokrin dimulai. Fase ini dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan taraf
produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan
seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara dikosongkan. Terdapat dua
refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu :
a. Refleks prolaktin
Dalam puting susu terdapat banyak ujung saraf sensoris. Bila ini dirangsang,
maka timbal impuls yang menuju hipotalamus selanjutnya ke kelenjar hipofisis
anterior sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin, hormon inilah yang
berperan pada produksi ASI. Prolaktin dibentuk lebih banyak pada malam hari.
b. Refleks Aliran (let down reflex)
Rangsangan puting susu tidak hanya diteruskan sampai ke kelenjar hipofisis
anterior, tetapi juga ke kelenjar hipofisis posterior, yang mengeluarkan hormon
oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding
alveolus dan dinding saluran, sehingga ASI dipompa keluar. Oksitosin juga memacu
kontraksi otot rahim sehingga involusi makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu
terasa mulas pada hari-hari pertama meyusui dan ini adalah mekanisme alamiah untuk
kembalinya rahim ke bentuk semula (Guyton, 2003).
Faktor Internal:
Umur
Pendidikan
Pengetahuan
Produksi ASi
Pekerjaan
Penghasilan perbulan
Pemberian ASI Eksklusif
Faktor Eksternal:
Sumber Informasi
BAB IV
HASIL
4.1 Profil Komunitas Umum (Puseksmas Citra Medika Lubuk Linggau)
a. Lokasi
Puskesmas Citra Medika merupakan Puskesmas terletak di Jl. Yossudarso Gg. Binjai
no. RT 03 Taba Jemekeh,dengan jarak 300 m dari jalan lintas Sumatera, merupakan
salah satu Puskesmas yang berada di tengah Kota Lubuklinggau.
Adapun denah lokasi Puskesmas:
SKET LOKASI
PUSKESMAS CITRA MEDIKA KECAMATAN LUBUK LINGGAU TIMUR I
PUSKESMAS
SM SWALAYAN
+ CITRA MEDIKA
b. Luas Wilayah
Puskesmas Citra Medika mempunyai luas wilayah 3390.41 Ha. Terbagi dalam 8
kelurahan, dapat dilihat di tabel:
No. Kelurahan
Luas Wilayah ( Ha )
1. Taba Koji 9.81
2. Taba Jemekeh 1920.28
3. Batu Urip Taba 54
4. Watervang 74.25
5. Majapahit 59
6. Air Kuti 199.50
7. Nikan Jaya 34.37
8. Taba Lestari 29.20
TOTAL 3390.41
Sumber : Kantor camat Kecamatan Lubuklinggau Timur I,tahun 2016
c. Batas Wilayah.
Willayah kerja Puskesmas Citra Medika yang berada di Kecamatan Lubuk Linggau
Timur I berbatasan dengan kecamatan - kecamatan lain yaitu :
Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Lubuklinggau Utara II
Kelurahan
Taba Koji
B. DATA DEMOGRAFI
a. Jumlah Penduduk
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Citra Medika Kecamatan Lubuklinggau Timur
I pada Tahun 2016 berjumlah 27.460 jiwa, yang terbagi dalam 13.420 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 14040 jiwa sisanya Perempuan. Adapun jumlah penduduk
kecamatan Lubuklinggau Timur I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
b. Keadaan Pendidikan
9000 8133
8000
7000 5700
5279
6000 4782
5000
4000
3000 1819
1424
2000
1000 181
0
4.2.Hasil
Tabel1.DistribusiFrekuensiBerdasarkanUmur
No Umur F %
1 <18tahun 0 0%
2 1825tahun 13 32.5%
3 2630tahun 18 45%
4 >30tahun 9 22.5%
Jumlah 40
Padatabel1,dapatdiketahuibahwarespondendenganfrekuensitertinggimemilikiumur26
30tahunyaitusebanyak18orang(45%)danfrekuensiterendahmemilikiumur<18tahun
sebanyak0orang(0%)
Tabel2.DistribusiFrekuensiBerdasarkanPendidikanTerakhir
No Pendidikanterakhir F %
1 TidaktamatSD 0 0%
2 SD 5 12.5%
3 SMP 10 25%
4 SMA 18 45%
5 PerguruanTinggi 7 17.5%
Jumlah
Berdasarkantabel2,dapatdiketahuibahwarespondendenganfrekuensitertinggimemiliki
pendidikanterakhirSMAyaitusebanyak18orang(45%)danyangpalingsedikitmemiliki
pendidikanyaitutidaktamatSDyaitusebanyak0orang(0%)
Tabel3.DistribusiFrekuensiBerdasarkanPekerjaan
No Pekerjaan F %
1 Tidakbekerja 14 35%
2 Bekerja 26 65%
Jumlah
Hasilpadatabel3menunjukkanbahwarespondentertinggibekerjayaitusebanyak26orang
(65%)danyangpalingsedikitadalahtidakbekerjasebanyak14orang(35%)
Tabel4.DistribusiFrekuensiBerdasarkanPenghasilanperbulan
No Penghasilanperbulan F %
1 Rp.100.000500.000 3 7.5%
2 Rp.600.0001jt 21 52.5%
3 Rp.1jt3jt 16 40%
4 Rp.>3jt 0 0%
Jumla
h
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki
penghasilanratarataperbulan600.0001jtyaitusebanyak21orang(52.5%).Penghasilan
beradapadafrekuensipalingsedikityaitupenghasilan>3jtsebanyak0orang(0%)
Tabel5.DistribusiFrekuensiBerdasarkanPengetahuanIbutentangASIEksklusif
No Pengetahuan F %
1 Baik 17 42.5%
2 Kurangbaik 23 57.5%
Jumlah
Hasil pada tabel 5 menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki
pengetahuanyangkurangmengenaiASIEksklusifyaitusebanyak23orang(57.5%)dan
yangmemilikipengetahuanbaiksebanyak17orang(42.5%)
Tabel6.DistribusiSumberInformasiIbuMengenaiASIEksklusif
No SumberInformasi F %
1 MediaSosial 22 55%
2 Keluarga 10 25%
3 Tenaga Kesehatan 8 20%
(penyuluhan)
Jumlah
Pada tabel 6, didapatkan hasil bahwa sumber informasi terbanyak ibu mengenai ASI
eksklusifdidapatkandarimediasosialyaitusebanyak22orang(55%).Lainlainyaitumelalui
keluarga sebanyak 10orang (25%)dan tenaga kesehatan (dokter, bidan, dll) sebanyak 8
orang(20%).
Tabel7.DistribusiPemberianASIEksklusif
No Pemberian ASI F %
eksklusif
1 Diberikan 10 25%
2 Tidakdiberikan 30 75%
Jumlah
Berdasarkantabel7,respondentertinggiyaitusebanyak30orang(75%)tidakmemberikan
ASIeksklusifsementara10oranglainnyamemberikanASIeksklusif(25%).
Tabel8.DistribusiFrekuensiAlasanIbuTidakMemberikanASIEksklusif
No Alasan tidak diberikan ASI F %
eksklusif
1 Bekerja 16 53.33%
2 Produksisedikit/tidakadasama 10 33.33%
sekali
3 GayaHidup 4 13.33%
Jumla
h
Hasilpadatabel8menunjukkanbahwaalasanterbanyakibutidakmemberikanASIeksklusif
disebabkankarenabekerjayaitusebanyak16orang(53.3%).Frekuensiterendahalasanibu
tidakmemberikanASIeksklusifyaitukarenagayahidupsebanyak4orang(13.3%).
Tabel9.DistribusiFrekuensiProduksiASI
No ProduksiASIibu F %
1 Banyak 10 25%
2 Kurang/sedikit 30 75%
Jumlah
Padatabel9,diketahuibahwarespondendenganfrekuensitertinggimemilikiproduksiASI
yang sedikit yaitusebanyak30orang(75%).SementaraproduksiASI banyak sebanyak10
orang(25%)
Tabel10.DistribusiFrekuensiPerawatanKhususPayudaraIbuuntukMemperlancar
ASI
1 Ya 9 22.5
2 Tidak 31 77.5
Jumla
h
Berdasarkan tabel 10, responden tertinggi sebanyak 31 orang (77.5%) tidak melakukan
perawatan khusus terhadap payudara untuk memperlancar ASI. Sedangan 9 responden
lainnya(22.5%)melakukanperawatankhususterhadappayudarauntukmemperlancarasi
seperti pemijatan payudara, perawatan tradisional, pemberian obatobatan ataupun teknik
akupuntur.
4.3 Pembahasan
4.3.1DistribusiFrekuensiBerdasarkanUmur
Hasil penelitian berdasarkan tabel 1 menyatakan bahwa sebagian besar responden
adalah yang berusia 26-30 tahun. Umur ibu sangat menentukan kesehatan maternal dan
berkaitan dengan kondisi kehamilan, persalinan, dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui
asi nya. Ibu yang berumur <20 tahun masi belum matang dan belum siap dalam hal jasmani
dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan serta dalam membina bayi yang
dilahirkan (depkes RI, 2014). Ibu yang berusia 20-35 tahun disebut sebagai masa dewasa dan
disebut juga masa reproduksi, masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara
emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawat bayinya
nanti, sedangkan pada ibu dengan usia >35 tahun dimana kondisi hormon relatif berkurang,
mengakibatkan proses laktasi menurun, sedangkan usia remaja <18 tahun harus dikaji pula
secara teliti karena perkembangan fisik, psikologis maupun sosialnya belum siap yang dapat
mengganggu keseimbangan, psikologis dan dapat mempengaruhi dalam produksi asi
(Hurlock, 2006).
4.3.2DistribusiFrekuensiBerdasarkanPendidikanTerakhir
Hasil penelitian berdasarkan tabel 2 menyatakan bahwa sebagian besar responden
adalah SMA. Notoatmojo 2010 menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang makan akan semakin mudah dalam menerima informasi dan semakin banyak
pegetahuan yang dimiliki sehingga mempengaruhi perilaku seseorang. Pendapat dari Suradi,
Kristina 2012, menyatakan bahwa walaupun seorang ibu yang memiliki pendidikan formal
yang tidak terlalu tinggi belum tentu tidak mampu memberikan ASI secara eksklusif
dibandingkan dengan orang yang lebih tinggi pendidikan formalnya, tetapi perlu menjadi
pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya menyerap
dan memahami pengetahuan yang ibu peroleh. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Cahyani 2012, menyatakan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap
pengetahuan ibu menyusui sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin
banyak pula pengetahuan yang dimiliki dalam pemberian ASI eksklusif. Sebaliknya,
pendidikan yang rendah atau kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang
terhadap nilai baru yang diperkenalkan sehingga pengetahuan juga kurang dalam pemberian
ASI eksklusif.
4.3.3DistribusiFrekuensiBerdasarkanPekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3, menunjukkan bahwa sebagian besar
responden bekerja. Menurut Rulina, Suharyono, 2006, menyatakan bahwa ibu yang bekerja
mempengaruhi kualitas pemberian ASI. Meskipun ibu yang bekerja tidak banyak memiliki
waktu luang untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Akan tetapi, pendidikan ibu
yang bekerja kemungkinan akan mendapatkan informasi dari rekan kerjanya yang sudah
berpengalaman mengenai bagaimana cara memberikan ASI pada ibu yang bekerja. Dalam
mempraktekkan pemberian ASI eksklusif, ibu bekerja mempunyai tantangan dalam
memberikan ASInya, proses memerah ASI bagi ibu bekerja adalah merupakan masalah
pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja (Sandra, 2010). Ibu kembali bekerja penuh
sebelum bayi berusia enam bulan menyebabkan pemberian ASI eksklusif ini tidak berjalan
dengan sebagaimana seharusnya, belum lagi ditambah kondisi fisik dan mental yang lelah
karena harus bekerja sepanjang hari dan ditambah diet yang kurang memadai jelas akan
berakibat pada kelancaran produksi ASI. Adanya peraturan cuti yang hanya berlangsung
selama 3 bulan membuat banyak ibu harus mempersiapkan bayinya dengan makanan
pendamping ASI sebelum masa cutinya habis sehingga pemberian ASI eksklusif menjadi
tidak berhasil.
4.3.4 DistribusiFrekuensiBerdasarkanPenghasilanperbulan
Hasil penelitian berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki penghasilan per bulan Rp. 600.000-Rp.1000.000. Menurut Kartono (2006), status
ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga dimasyarakat berdasarkan pendapatan
per bulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga
barang pokok. Pendapat tersebut apabila dikaitkan status ekonomi orang tua adalah bahwa
status ekonomi orang tua yang rendah mendorong ibu untuk bekerja diluar rumah guna
membantu memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ibu cenderung tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya.
4.3.5 DistribusiFrekuensiBerdasarkanPengetahuanIbutentangASIEksklusif
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan tingkat pengetahuan sebagian besar responden tentang
ASI eksklusif kurang baik. Pada penelitian ini tingkat pengetahuan ibu dinilai dari beberapa
pertanyaan, yaitu: 1). Pengertian ASI eksklusif menurut ibu, 2). Pentingnya pemberian ASI
menurut Ibu, 3). Manfaat pemberian ASI, 4). Frekuensi pemberian ASI oleh ibu. Tingkat
pengetahuan ibu dikatakan baik jika jawaban benar minimal 3 dari 4 pertanyaan diatas.
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Semakin baik pengetahun ibu tentang ASI eksklusif maka seorang ibu akan
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, maka semakin sedikit pula peluang ibu dalam
memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan yang tinggi serta pengalaman yang dimiliki individu
akan mendorong seseorang untuk memiliki perilaku kesehatan yang lebih baik (Rulina,
Suharyono, 2006).
4.3.6. DistribusiSumberInformasiIbuMengenaiASIEksklusif
Menuruttabel6,sumberinformasiibumengenaiASIeksklusifyangditerimaoleh
respondenpalingbanyakadalahdarimediasosialyaitusebanyak22orangresponden(55%).
SedangkanyangpalingsedikitsumberinformasitentangASIeksklusifadalahmelaluitenaga
kesehatansebanyak8orangresponden(20%).
Kenyataan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2003)
bahwadengancukupnyainformasitentangcaracaramencapaihidupsehat,pemeliharaan,
caramenghindaripenyakitdansebagainyamakaakanmeningkatkantingkatpengetahuanibu
tentangASI.Namun,disayangkansumberinformasiyangdidapatkanolehrespondententang
ASIEksklusiflebihbanyakdarimediaelektronikatautvyaituberupaiklanyangberulang
tentangASIeksklusifjikadibandingkandengantenagakesehatan.Padahal,tenagakesehatan
bisamemberikansumberinformaiyanglebihakurattentangASI.
4.3.7 DistribusiPemberianASIEksklusif
Menurut tabel 7, responden tertinggi yaitu sebanyak 30 orang (75%) tidak
memberikanASIeksklusifsementara10oranglainnyamemberikanASIeksklusif(25%).
KenyataaninisesuaidenganteoriyangdikemukakanolehSarwonoS(1993)danEli
Nofia(2011)bahwapengetahuanibutentangASIberhubungandengankeputusanibudalam
memberikan ASI. Adapun faktorfaktor yang dapat mempengaruhi keputusan ibu dalam
memberikan ASI eksklusif yaitu ketidak tahuan ibu, gencarnya promosi susu formula,
minimnyadukungandarikeluargadansedikitbanyaknyaproduksiASIseorangibu.
4.3.8 DistribusiFrekuensiAlasanIbuTidakMemberikanASIEksklusif
Hasilpadatabel8menunjukkanbahwaalasanterbanyakibutidakmemberikanASI
eksklusifdisebabkankarenabekerjayaitusebanyak16orang(53.3%).Frekuensiterendah
alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif yaitu karena gaya hidup sebanyak 4 orang
(13.3%).
Menurut Rulina, Suharyono, 2006, menyatakan bahwa ibu yang bekerja
mempengaruhi kualitas pemberian ASI. Dalam mempraktekkan pemberian ASI eksklusif, ibu
bekerja mempunyai tantangan dalam memberikan ASInya, proses memerah ASI bagi ibu
bekerja adalah merupakan masalah pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja (Sandra, 2010).
Ibu kembali bekerja penuh sebelum bayi berusia enam bulan menyebabkan pemberian ASI
eksklusif ini tidak berjalan dengan sebagaimana seharusnya, belum lagi ditambah kondisi
fisik dan mental yang lelah karena harus bekerja sepanjang hari dan ditambah diet yang
kurang memadai jelas akan berakibat pada kelancaran produksi ASI.
4.3.9 DistribusiFrekuensiProduksiASI
Menurut tabel 9, diketahui bahwa responden dengan frekuensi tertinggi memiliki
produksiASIyangsedikityaitusebanyak30orang(75%).SementaraproduksiASIbanyak
yaitu10orang(25%).
Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi produksi ASI yaitu faktor mental dan
psikologisibu,adanyadukungandarikeluarga,statusgiziibu,sertakurangnyapengetahuan
ibumengenaicaracaramemproduksiASI(Bahayatun,2009).
4.3.10 DistribusiFrekuensiPerawatanKhususPayudaraIbuuntukMemperlancarASI
Berdasarkan tabel 10, responden tertinggi sebanyak 31 orang (77.5%) tidak
melakukan perawatan khusus terhadap payudara untuk memperlancar ASI. Sedangan 9
responden lainnya (22.5%) melakukan perawatan khusus terhadap payudara untuk
memperlancarasisepertipemijatanpayudara,perawatantradisional,pemberianobatobatan
ataupunteknikakupuntur.
HalinisejalandenganpenelitianyangdilakukanYuliAinurRohma(2013),bahwa
sebanyak10dari15respondentidakmelakukanperawatanpayudaradikarenakanmalasdan
menganggap bahwa langkahlangkah dalam melakukan perawatan payudara terlalu rumit.
Padahal,perawatanpayudarayangbaikdapatmemperlancarproduksiASI.
KUESIONER
IDENTITASRESPONDEN
1.Noresponden:
2.Namaresponden:
3.Alamatresponden:
4.Umurresponden:
a.<18tahun
b.1825tahun
c.2630tahun
d.>30tahun
5.Pendidikanterakhir:
a.TidaktamatsekolahatautidaktamatSD
b.SD
c.SLTP
d.SLTA
e.Perguruantinggi
6.Pekerjaanresponden:
a.Iburumahtangga
b.Wiraswasta
c.Buruh
d.Pegawaiswasta
e.Pegawainegeri/TNI/POLRI
7.Penghasilanperbulan:
a.Rp.100.000500.000
b.Rp.600.0001.000.000
c.Rp.1.000.0003.000.0000
d.>Rp.3.000.000
PENGETAHUAN
1.ApakahIbutahuapayangdimaksuddenganASIeksklusif?
a.Ya
b.Tidak
2.Bilajawabanya,apapengertianASIeksklusifmenurutibu?
a.Makananalamiahbagibayisampaiusia2tahun
b.PemberianASIditambahsusuformulasampaiusia6bulan
c.PemberianASIsajatanpatambahancairanlainataumakananpadatsampaiusia6bulan
d.PemberianASIditambahsusuformuladanmakananpadatsampaiusia2tahun
3.Menurutibu,apakahpemberianASIpentingbagibayi?
a.Ya
b.Tidak
6.Bilajawabanya,manfaatapasajayangdidapatdaripemberianASI?
a.Memberinutrisi
b.Untukpertumbuhandanperkembangananak
c.Meningkatkandayatahantubuhbayi
d.Semuajawabanbenar
7.Menurutibufrekuensiyangtepatdalammenyusuiberapakali?
a.1kali
b.Seseringmungkin
c.35kali
d.setiapkalibayimenangis
PERILAKU
1.ApakahibumemberikanASIeksklusifpadabayiibu
selama6bulan?
a.Ya
b.Tidak
2.Apabilajawabanno.1tidak,apakahalasanibutidakmemberikanASIeksklusifselama6
bulan?
a.Karenabekerja
b.ProduksiASIsedikitatautidakadasamasekali
c.Gayahidup
d.Lainlain.....
3.ApakahsemuaanakibudiberikanASIeksklusif?
a.Ya
b.Tidak
4.Bilaibubekerja,bagaimanacaraibumemberikanASI?
a.Sebelumdansepulangkerja
b.Membawabayiketempatkerjakan
c.MemompaASIdanmenyimpannyadalambotol
d.TidakmemberikanASI
5.ApakahsetelahmemberikanASIeksklusif,ibumelanjutkanmemberikanASIsampaiusia
bayi2tahun?
a.Ya
b.Tidak
6.Apabilajawabanno.5tidak,apakahalasanibutidakmelanjutkanmemberikanASIsampai
usiabayi2tahun?
a.Kurangwaktukarenasibukbekerja
b.ProduksiASIsedikitatautidakadasamasekali
c.SusuformulasudahdapatmenggantikanASI
d.Lainlain.....
7.BagaimanaprodukiASIibu?
a.Banyak
b.Sedikit
8.ApakahibumelakukanperawatankhususpadapayudaraibuuntukmemperlancarASI?
a.Ya
b.Tidak
9.Bilajawabanno.8ya,dengancaraapaibumelakukannya?
a.Pemijatanpayudara
b.Perawatantradisional
c.Obatobatan,suplemen
d.Teknikakupuntur
10.DarimanaibumengetahuiinformasimengenaiASIeksklusif?
a.Keluarga
b.Televisi,suratkabardanmajalah
c.Dokter,bidanatautenagakesehatanlainnya
d.Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
1. Arafah, Nur. 2010 Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi Eksklusif
Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2008.Medan: FK USU
4. Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding.
http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeeding.pdf
6. Emilia, Rika. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten
Simeulue (Nad) Tahun 2008 . Medan: FKM USU
10. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
12. Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Kedokteran.
15. USAID Linkages Project, 2004.Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source Young
Infants Need - Frequently Asked Questions, Washington DC.
16. U.S. Department of Health and Human Services on Womens Health. 2007. An Easy
Guide to Breastfeeding.http://www.womenshealth.gov/pub/BF.General.pdf
17. WHO. 2001. The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding. Geneva: Department of
Nutrition for Health and Development (NHD)
18. Kamariyah, N. 2014. Kondisi Psikologi Mempengaruhi Produksi Asi Ibu Menyusui di
Bps Aski Pakis Sido Kumpul Surabaya. Surabaya: Jurnal Ilmiah Kesehatan UNUSA