Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Trauma kapitis merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di
unit gawat darurat suatu rumah sakit. Setiap tahun di Amerika Serikat mencatat
1,7 juta kasus trauma kapitis, 52.000 pasien meninggal dan selebihnya dirawat
inap. Trauma kapitis juga merupakan penyebab kematian ketiga dari semua jenis
trauma yang dikaitkan dengan kematian.
Angka kematian trauma kapitis akibat terjatuh lebih tinggi pada laki-laki
dibanding perempuan yaitu sebanyak 26,9 per 100.000 dan 1,8 per 100.000. Bagi
lansia pada usia 65 tahun ke atas, kematian akibat trauma kapitis mencatat 16.000
kematian dari 1,8 juta lansia di Amerika yang mangalami trauma kapitis akibat
terjatuh.
Kematian akibat trauma kapitis mencatatkan sebanyak 11% dari 448 kasus.
Angka kejadian trauma kepala pada tahun 2004 dan 2005 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM), FKUI mencatat sebanyak 1426 kasus.
Trauma kapitis dapat disertai fraktur ataupun tidak. Fraktur tulang tengkorak
dapat terjadi tanpa disertai kerusakan neurologis, dan sebaliknya, cedera yang
fatal pada membran, pembuluh-pembuluh darah, dan otak mungkin terjadi tanpa
fraktur.
Insidensi fraktur cranium bervariasi antara 3% pada cedera kepala ringan
hingga 65% pada cedera kepala berat. Lebih dari 60% dari kasus fraktur tulang
tengkorak merupakan kasus fraktur linear sederhana, yang merupakan jenis yang
paling umum, terutama pada anak usia dibawah 5 tahun. Fraktur tulang temporal
sebanyak 15-48% dari seluruh kejadian fraktur tulang tengkorak, dan fraktur basis
cranii sebesar 19-21%. Fraktur depresi antara lain frontoparietal (75%), temporal
(10%), occipital (5%), dan pada daerah-daerah lain (10%). Os. Frontal memiliki
ketebalan yang lebih daripada Os. Temporal dan Os. Oksipital, namun memiliki
lapisan otot yang lebih tipis. Fraktur depresi tulang frontal merupakan akibat
adanya benturan energi tinggi pada permukaan yang sempit pada tulang frontal.
Sebagian besar fraktur depresi merupakan fraktur terbuka (75-90%). Berdasarkan
laporan sebesar 25% kasus fraktur depresi didapatkan penurunan kesadaran.
Dengan demikian, diperlukan pengetahuan mengenai penyakit untuk
menatalaksana kasus tersebut dengan baik.

I.2. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui perjalanan
penyakit dari salah seorang pasien serta mempelajari kondisi awal pasien saat
terjadinya penyakit hingga selesai terapi.

I.3. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk melatih dokter muda
mengenai penanganan pasien di lapangan dan melatih dokter muda untuk
mempelajari penyakit dari awal pasien masuk rumah sakit sampai selesai
penanganan.

Anda mungkin juga menyukai