Anda di halaman 1dari 11

ZEOLIT: STRUKTUR DAN FUNGSI

ZEOLIT, STRUKTUR DAN FUNGSI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM
NEGRI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
Dosen Pengampu : Pedy Artsanty, M.Sc
Di susun oleh : Samsul Muarip, Wiroso, Nora G.P.

Pendahuluan
Segala puji kami panjatkan kepada tuhan Yang Maha menguasai segala
ilmu, sehingga ilmu yang setitik di buminya ini mampu meberikan keberkahan
kepada umat manusia yang mengisinya, sholawat serta salam semoga selamnya
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta pembawa risalah berupa ilmu ilahi
kepada umat manusia, kepada para sahabatnya para tabiin tabiatnya dan tak lupa
kepada kita yang senantiasa selalu menuntut ilmu untuk kebaikan di dunia dan di
akhirat.
Dalam dunia kimia Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan
ditemukannya Stilbit pada tahun 1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F.
Constedt. Selama leebih dari 250 tahu Zeolit telah dipelajari oleh para ahli
mineral. Karena sifat unik dan kehasan dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan
untuk berbagai aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri minyak
bumi sebagai cracking, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air
sadah dan di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain seperi pada
pertanian, peternakan, perikanan, dean energi
Di Indonesia zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih,
jumlahnya sangat melimpah dan tersebar di berbagai daerah baik di pulau Jawa,
Sumatera, dan Sulawesi. Pemanfaatan zeolit Indonesia untuk penggunaan secara
langsung belum dapat dilakukan, karena zeolit Indonesia banyak mengandung
campuran (impurities) sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk
menghilangkan atau memisahkannya dari kotoran-kotoran.
Di dalam makalah ini akan di bahas tetang zeolit mulai dari setruktur, dan
fungsi dari zeolit itu sendiri dan pengaplikasiannya dalam berbagai segi
kebutuhan. Namun terlepas dari hal itu semua penulit menghaturkan maaf apabila
dalam tulisan karyatulis ini terdapat kekurangan, kami mengharapkan masukan
untuk perbaikan makalah ini.

ZEOLIT
A. Sejarah
Semenjak awal tahun 1940-an, ilmuwan Union Carbide telah memulai
penelitiannya untuk mensintesis zeolit dan mereka berhasil mensintesis zeolit A
dan X murni pada tahun 1950. Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan
ditemukannya Stilbit pada tahun 1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F.
Constedt. Constedt menggambarkan kekhasan mineral ini ketika berada dalam
pemanasan terlihat seperti mendidih karena molekulnya kehilangan air dengan
sangat cepat. Sesuai dengan sifatnya tersebut maka mineral ini diberi nama zeolit
yang berasal dari dua kata Yunani, zeo artinya mendidih dan lithos artinya batuan
(Kirk-Othmer, 1981). Diberi nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih dan
mengeluarkan uap jika dipanaskan (Dyer ,1994).
Pada tahun 1784, Barthelemy Faujas de Saint seorang profesor geologi
Perancis menemukan sebuah formulasi yang cantik hasil penelitiannya tentang
zeolit yang dipublikasikan dalam bukunya Mineralogie des Volcans. Akhirnya
berkat jasanya, pada tahun 1842 zeolit baru tersebut dinamai Faujasit. Zeolit telah
dipelajari oleh para ahli mineral selama lebih dari 250 tahun. Berikut ini diberikan
tahun ditemukannya mineral zeolit .
Para ahli mineralogi memperkirakan bahwa zeolit berasal dari muntahan
gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, sedimen, batuan
metamorfosa, dan selanjutnya melalui pelapukan karena pengaruh panas dan
dingin yang terjadi dalam lubang-lubang dari batuan lava basal (traps rock) dan
butiran halus dari batuan sediment piroklastik (tuff). Pada umumnya komposisi
zeolit alam mengandung klinoptilolit, mordenit, chabazit, dan erionit. Kristal-
kristalnya terbentuk dari proses hidrotermal yang melibatkan reaksi antara larutan
garam atau dengan aliran lava (Barrer, 1982
B. Struktur Zeolit
Struktur zeolit dapat digambarkan seperti sarang lebah dengan saluran-
saluran dan rongga-rongga yang dihasilkan oleh sambungan-sambungan kaku
tetrahedral (Dyer, 1994). Struktur kristal dari mineral zeolit termasuk anggota
kelas aluminosilikat.
Zeolit merupakan kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung
kation alkali dan alkali tanah dalam kerangka tiga dimensinya, secara empiris
mempunyai rumus sebagai berikut (Kirk-Othmer, 1978) :
Mx/n[{AlO2}x{SiO2}y]. zH2O
Dimana, Mx/n: kation golongan IA dan IIA dalam sistem periodik, n:
valensi logam alkali, x: bilangan tertentu alumina dari 2-10, y: bilangan tertentu
silika dari 2-7, z: jumlah molekul air.
Umumnya zeolit tersusun oleh satuan unit pembangun primer yang
merupakan satuan unit terkecil tetrahedral SiO4 dan AlO4. Dalam struktur zeolit,
atom Si dan O tidak memiliki muatan,sedangkan atom Al bermuatan negatif
sehingga struktur rantai aluminosilika tersebut akan dinetralkan oleh kation
(contoh Na+, Ca+, dan K+). Klasifikasi zeolit yang merupakan senyawa
aluminosilikat adalah sebagai berikut :

1. [AlO4]- dan [SiO4]- saling berhubungan pada sudut-sudut tetrahedralnya


membentuk Al, Si framework 3D yang berpori.
2. Muatan pada framework dinetralkan dengan mengikat kation-kation
monovalen atau divalen di dalam porinya.
3. Memiliki kemampuan sebagai penukar kation.
4. Mengikat molekul air di dalam pori-porinya.

Berikut adalah beberapa contoh jenis mineral zeolit beserta rumus kimianya :
Nama Mineral Rumus Kimia Unit Sel
Analsim Na16(Al16Si32O96). 16H2O
Kabasit (Na2,Ca)6 (Al12Si24O72). 40H2O
Klipnoptolotit (Na4K4)(Al8Si40O96). 24H2O
Erionit (Na,Ca5K) (Al9Si27O72). 27H2O
Ferrierit (Na2Mg2)(Al6Si30O72). 18H2O
Heulandit Ca4(Al8Si28O72). 24H2O
Laumonit Ca(Al8Si16O48). 16H2O
Mordenit Na8(Al8Si40O96). 24H2O
Filipsit (Na,K)10(Al10Si22O64). 20H2O
Natrolit Na4(Al4Si6O20). 4H2O
Wairakit Ca(Al2Si4O12). 12H2O
Pada tahun 1967, Meier mengklasifikasikan dan mengilusterasikan
struktur zeolit berdasarkan susunan unit pembangunnya, yaitu: unit pembangun
primer, sekunder, dan tersier.

Unit pembangun primer berupa tetrahedral SiO4 dan AlO4 yang merupakan satuan
unit terkecil.
Unit pembangun sekunder terbentuk dari rangkaian unit pembangun primer dengan
cara setiap satu atom oksigen secara bersama sebagai sudut dua tetrahedral,
membentuk cicin tunggal maupun ganda dengan 4, 5, 6, dan 8 tetrahedral.
Unit pembangun tersier atau struktur ruang terbentuk dari ikatan unit pembangun
sekunder satu sama lain dengan berbagai kombinasi. Kristal zeolit merupakan
rangkaian tiga dimensi unit tersier tersebut (Subagjo, 1993).

Adapun bentuk-bentuk dasar yang terkombinasi akan membentuk kristal


berpori dengan pola dan dimensi saluran-saluran sejajar yang saling terhubungkan
oleh saluran lain yang tegak lurus dengan variasi ukuran tertentu. Molekul tamu,
yaitu molekul yang teradsorpsi atau bereaksi dengan bantuan permukaan zeolit,
berdifusi menyusuri saluran pori untuk mencapai permukaan dalam zeolit.
Pengelompokan sistem pori zeolit berdasarkan dimensi arah difusi molekul tamu
di dalam kristal zeolit dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu sistem pori satu
dimensi, sistem pori dua dimensi, dan sistem pori tiga dimensi, seperti
ditunjukkan dalam gambar 2. (Subagjo, 1993).
Berdasarkan ukuran pori zeolit terbagi tiga kelompok besar, yaitu sistem
pori cincin 8 oksigen, sistem pori 10 oksigen, dan sistem pori cincin 12 oksigen
(Subagjo, 1993).
Zeolit alam mempunyai struktur kristal berdimensi tiga dengan pori-pori
yang banyak. Struktur zeolit yang berpori dengan cairan di dalamnya mudah lepas
karena pemanasan sehingga sifatnya spesifik, yaitu dapat menyerap bahan lain
yang ukuran molekulnya lebih kecil dari ukuran porinya (Dorfner, 1991).
Zeolit sebagai padatan anorganik yang berwarna kebiru-biruan memiliki
sifat-sifat yang sangat unik, diantaranya adalah sangat berpori, mempunyai
kemampuan menukar ion, keasaman, dan mudah dimodifikasi.
Penukar zeolit yang luas (sangat berpori) dikarenakan adanya rangkaian-
rangkaian dari unit pembangun primer tetrahedral silika dan alumina. Pori-porinya
berukuran molekul yang terbentuk dari tumpukan cincin beranggotakan 6, 8, 10,
atau 12 tetrahedral (Barrer,1982).
Saluran pori pada zeolit berisi molekul air terbentuk akibat proses hidrasi
udara disekeliling kation penukar. Melalui pemanasan air akan terurai dan
saluran-saluran pori akan mengadsorpsi pada permukaan dalam dari ruang
(Prayitno, 1989).
Zeolit mempunyai selektivitas tinggi dan sering digunakan untuk
mengisolasi kation-kation yang diikat. Menurut Mumpton dan Fishman (1978),
pertukaran zeolit bersifat membuka ikatan kerangka tetrahedralnya sehingga dapat
terurai atau bertukar dengan mudah oleh pencucian suatu larutan yang kuat.
Artinya, zeolit dapat memberikan ion-ion logam dengan adanya penambahan
larutan garam (Prayitno, 1989)

C. Sifat Zeolit
Zeolit mempunyai sifat dehidrasi (melepaskan molekul H20) apabila
dipanaskan. Pada umumnya struktur kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi
kerangka dasarnya tidak mengalami perubahan secara nyata. Disini molekul H2O
seolah-olah mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan secara
reversibel. Sifat zeolit sebagai adsorben dan penyaring molekul, dimungkinkan
karena struktur zeolit yang berongga, sehingga zeolit mampu menyerap sejumlah
besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan ukuran rongganya.
Selain itu kristal zeolit yang telah terdehidrasi merupakan adsorben yang selektif
dan mempunyai efektivitas adsorpsi yang tinggi. Zeolit juga bersifat sebagai
padatan asam Bronsted melalui pengaturan perbandingan Si/Al dalam kerangka
kristal. Tetapi cara ini hanya diterapkan pada zeolit yang kaya silika, karena tahan
oleh asam (Subagjo,1993).
Sifat-sifat tersebut menjadikan zeolit banyak digunakan dalam proses-
proses dasar seperti dalam proses adsorpsi, pertukaran kation, katalis yang selektif
dengan memanfaatkan pusat asam dan sebagai ayakan molekul
Karena sifat fisika dan kimia dari zeolit yang unik, sehingga dalam
dasawarsa ini, zeolit oleh para peneliti dijadikan sebagai mineral serba guna.
Sifat-sifat unik tersebut meliputi dehidrasi, adsorben dan penyaring molekul,
katalisator dan penukar ion.

D. Fungsi Zeolit
Zeolit sebagai agen pendehidrasi
Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan
kation penyeimbang. Zeolit dapat didehidrasi dengan memanaskannya. Pada
keadaan ini kation akan berpindah posisi, sering kali menuju tempat dengan
bilangan koordinasi lebih rendah. Zeolit terdehidrasi merupakan bahan pengering
(drying agents) yang sangat baik. Penyerapan air akan membuat kation kembali
menuju keadaan koordinasi tinggi.
Zeolit sebagai penukar ion
Kation Mn+ pada zeolit dapat ditukarkan oleh ion lain yang terdapat pada
larutan yang mengelilinginya. Dengan sifat ini zeolit-A dengan ion Na+ dapat
digunakan sebagai pelunak air (water softener) dimana ion Na+ akan digantikan
oleh ion Ca2+ dari air sadah. Zeolit yang telah jenuh Ca2+ dapat diperbarui dengan
melarutkannya ke dalam larutan garam Na+ atau K+ murni. Zeolit-A sekarang
ditambahkan ke dalam deterjen sebagai pelunak air menggantikan polipospat yang
dapat menimbulkan kerusakan ekologi. Produksi air minum dari air laut
menggunakan campuran Ag dan Ba zeolit merupakan proses desalinasi yang baik
walaupun proses ini tergolong mahal.
Beberapa zeolit mempunyai affinitas besar terhadap kation tertentu.
Clipnoptilolite (HFU) merupakan zeolit alam yang digunakan untuk recovery
137
Cs dari sampah radioaktif. Zeolit-A juga dapat digunakan untuk mengisolasi
strontium. Zeolit telah digunakan secara besar-besaran untuk membersihkan zat
radioaktif pada kecelakaan Chernobyl dan Three-Mile Island.
Zeolit juga digunakan untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat
seperti Pb, Cd, Zn, Cu2+, Mn2+, Ni2+ pada lingkungan. Modifikasi zeolit sebagai
adsorben anion seperti NO3-, Cl-, dan SO4- telah dikembangkan melalui proses
kalsinasi zeolit-H pada suhu 5500C.
Zeolit sebagai adsorben
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka dengan
internal surface area besar sehingga kemampuan mengadsorb molekul selain air
semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju rongga menentukan
ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang menjadikan zeolit
mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat spesifik yang dapat digunakan
untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite (CHA) merupakan zeolit pertama
yang diketahui dapat mengadsorb dan menahan molekul kecil seperti asam
formiat dan metanol tetapi tidak dapat menyerap benzena dan molekul yang lebih
besar. Chabazite telah digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas polutan
SO2 yang merupakan emisi dari cerobong asap. Hal yang sama terdapat pada
zeolit-A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga molekul
metana dapat masuk rongga dan molekul benzena yang lebih besar tertahan diluar.
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna brom
dan untuk pemucatan minyak sawit mentah.
Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak menunjukkan
perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada dehidrasi walaupun
kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi lebih rendah. Setelah dehidrasi,
zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil terhadap pemanasan dan tidak
terdekomposisi dibawah 7000C. Volume rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah
sekitar 50% dari volume zeolit.
Zeolit sebagai katalis
Aktivitas katalitik dari zeolit terdeionisasi dihubungkan dengan
keberadaan situs asam yang muncul dari unit tetrahedral [AlO4] pada kerangka.
Situs asam ini bisa berkarakter asam Bronsted maupun asam Lewis. Zeolit sintetik
biasanya mempunyai ion Na+ yang dapat dipertukarkan dengan proton secara
langsung dengan asam, memberikan permukaan gugus hidroksil (situs Bronsted).
Jika zeolit tidak stabil pada larutan asam, situs Bronsted dapat dibuat dengan
mengubah zeolit menjadi garam NH4+ kemudian memanaskannya sehingga terjadi
penguapan NH3 dengan meninggalkan proton. Pemanasan lebih lanjut akan
menguapkan air dari situs Bronsted menghasilkan ion Al terkoordinasi 3 yang
mempunyai sifat akseptor pasangan elektron (situs lewis). Permukaan zeolit dapat
menunjukkan situs Bronsted, situs Lewis ataupun keduanya tergantung bagaimana
zeolit tersebut dipreparasi.
Tidak semua katalis zeolit menggunakan prinsip deionisasi atau bentuk
asam. Sifat katalisis juga dapat diperoleh dengan mengganti ion Na+ dengan ion
lantanida seperti La3+ atau Ce3+. Ion-ion ini kemudian memposisikan dirinya
sehingga dapat mencapai kondisi paling baik yang dapat menetralkan muatan
negatif yang terpisah dari tetrahedral Al pada kerangka. Pemisahan muatan
menghasilkan gradien medan elektrostatik yang tinggi di dalam rongga yang
cukup besar untuk mempolarisasi ikatan C-H atau mengionisasi ikatan tersebut
sehingga reaksi selanjutnya dapat terjadi. Efek ini dapat diperkuat dengan
mereduksi Al pada zeolit sehingga unit [AlO4] terpisah lebih jauh. Tanah jarang
sebagai bentuk tersubtitusi dari zeolit-X menjadi katalis zeolit komersial pertama
untuk proses cracking petroleum pada tahun 1960an. Akan tetapi katalis ini telah
digantikan oleh Zeolit-Y yang lebih stabil pada suhu tinggi. Katalis ini
menghasilkan 20% lebih banyak petrol (gasolin) daripada zeolit-X.
Cara ketiga penggunaan zeolit sebagai katalis adalah dengan
menggantikan ion Na+ dengan ion logam lain seperti Ni2+, Pd2+ atau Pt2+ dan
kemudian mereduksinya secara in situ sehingga atom logam terdeposit di dalam
kerangka zeolit. Material yang dihasilkan menunjukkan sifat gabungan antara sifat
katalisis logam dengan pendukung katalis logam (zeolit) dan penyebaran logam
ke dalam pori dapat dicapai dengan baik.
Teknik lain untuk preparasi katalis dengan pengemban zeolit melibatkan
adsorsi fisika dari senyawa anorganik volatil diikuti dengan dekomposisi termal.
Ni(CO)4 dapat teradsorb pada zeolit-X dan dengan pemanasan hati-hati akan
terdekomposisi meninggalkan atom nikel pada rongga. Katalis ini merupakan
katalis yang baik untuk konversi karbon monoksida menjadi metana.
Zeolit mempunyai tiga tipe katalis selektif bentuk
1. Katalis selektif reaktan
Dimana hanya molekul (reaktan) dengan ukuran tertentu yang dapat masuk ke
dalam pori dan akan bereksi di dalam pori.
2. Katalis selektif produk
Hanya produk yang berukuran tertentu yang dapat meninggalkan situs aktif dan
berdifusi melewati saluran (channel) dan keluar sebagai produk.
3. Katalis selektif keadaan transisi
Reaksi yang terjadi melibatkan keadaan transisi dengan dimensi yang terbatasi
oleh ukuran pori.

Rekayasa zeolit
Penelitian mengenai zeolit telah berkembang menuju preparasi material
baru dengan memasukkan berbagai molekul atau ion ke dalam sangkar zeolit.
Misalnya pigmen ultramarine pada struktur sodalite dan mengandung ion S3- yang
terjerat pada sangkar yang memberikan warna biru yang menarik.
Salah satu bidang penelitian ini telah terfokus pada pembentukan deposit
material semikonduktor pada sangkar zeolit. Hasilnya berupa partikel yang sangat
kecil yang disebut titik quantum (quantum dots). Partikel ini mempunyai sifat
elektronik, magnetik dan optikal yang sangat menarik yang merupakan
konsekuensi dari ukurannya daripada dari komposisi kimia. Selama proses
pengisian pori, titik quantum menjadi bersambung dan material yang dihasilkan
mempunyai sifat intermediet diantara partikel diskrit dan bulk semikonduktor.
Salah satu contohnya adalah band gap semikonduktor CdS yang membentuk
kubik diskrit klaster (CdS)4 pada sangkar sodalite dari zeolit-A, -X dan Y yang
berbeda dengan bulk CdS.
Berbagai molekul atau ion lain dapat dimasukkan ke dalam -cages dari
zeolit termasuk logam alkali, perak dan garam perak, selenium serta berbagai
polimer konduktif. Berbagai material baru ini sedang diteliti dengan pusat
perhatian pada sifat fisika yang penting (semikonduktor, fotokonduktif dan
konduktivitas ion, luminescence, warna dan efek ukuran quantum) yang kemudian
mempunyai kemungkinan eksploitasi secara komersial.
E. Aplikasi Zeolit
Karena sifat unik dari zeolit, maka zeolit banyak digunakan untuk
berbagai aplikasi di industri diantaranya zeolit digunakan di industri minyak bumi
sebagai cracking, di industri deterjen sebagai penukar ion, pelunak air sadah dan
di industri pemurnian air, serta berbagai aplikasi lain, Berikut adalah beberapa
contoh aplikasi lainnya :
Bidang/Sektor Aplikasi
Penetral keasaman tanah, meningkatkan aerasi tanah, sumber
mineral pendukung pada pupuk dan tanah, serta sebagai
Pertanian
pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion amonium,
nitrogen, dan kalium pupuk.
Meningkatkan nilai efisiensi nitrogen, dapat mereduksi penyakit
Peternakan lembuhg pada hewan ruminensia, pengontrol kelembaban kotoran
hewan dan kandungan amonia kotoran hewan.
Membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resikurlasi
Perikanan
air, dapat mengurangi kadar nirogen pada kolam ikan.
Sebagai katalis pada proses pemecahan hidrokarbon minyak
Energi bumi, sebagai panel-panel pada pengembangan energi matahari,
dan penyerap gas freon.
Pengisi (filler) pada industri kertas, semen, beton, kayu lapis, besi
Industri baja, dan besi tuang, adsorben dalam industri tekstil dan minyak
sawit, bahan baku pembuatan keramik.

DAFTAR PUSTRAKA
Bambang Setiaji. 2000. Pemanfaatan Zeolit untuk Adsorpsi Benzopiren sebagai Senyawa
Racun dalam Asap Cair. Majalah Iptek Vo. 11, No. 4, November 2000.
Prayitno, KB. 1989. Zeolit sebgai Alternatif Industri Komoditi Mineral Indonesia. BPPT
No. XXXV.
Sujarwadi. 1997. Sekilas tentang Zeolit. Pusat Pengembangan Teknologi Mineral.
Bandung
http://material-sciences.blogspot.com/2010/03/zeolit-struktur-dan-fungsi.html.7 desember
2010 jam 15.31
http://queenofsheeba.wordpress.com/2008/07/18/zeolit/7 desember 2010 jam
15.33
Diposting oleh Samsul Muarip di 21:51
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Anda mungkin juga menyukai