UKURAN-UKURAN
a. Kontraktor Bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran
dan mutu yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan ini.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera melaporkan kepada
Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak
diperkenangkan membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum
berkonsultasian dari Direksi.
Apabila terdapat ketidak sesuaian ukuran-ukuran, maka pengukuran bersama dijadikan patokan.
c. Letak titik duga (titik nol) sebagaimana dinyatakan dalam gambar atau sesuai kesepakatan
dalam peninjauan lokasi.
d. Titik peil ini harus ditetapkan dengan membuat patok permanen yang selama dalam
pelaksanaan tidak boleh bergesar/berubah.
e. Untuk selanjutnya patok permanen tersebut harus menjadi dasar bagi setiap ukuran dan
kedalaman.
f. Atas persetujuan Direksi, penentuan titik lainnya dilakukan oleh pemborong dilapangan
dengan alat ukur optic yang sudah diTera kebenarannya dan harus selalu berpedoman pada
titik duga patok (peil nol).
Sebelum kontraktor memulai pekerjaan terlebih dahulu mengambil Foto Nol.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek Pembangunan IGD Rumah Sakit Umum Kabupaten
Barru, Sebagai Berikut :
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan yang menyangkut persiapan segala sesuatu untuk pelaksanaan
pekerjaan utama. Cara pengerjaan yang benar sangat berpengaruh pada kelancaran dan keberhasilan
dari pekerjaan utama tersebut.
Sebelum Pekerjaan utama dimulai, papan nama proyek sebagai tanda pengenal harus dipasang, lokasi
pekerjaan perlu untuk dibersihkan selanjutnya mendirikan direksi keet, dalam hal ini dibutuhkan
untuk tempat penyelesaian administrasi, serta tempat penampungan material dan alat kerja lainnya
1. Pembersihan lapangan sebelum pekerjaan
Sebelum memulai pekerjaan dilokasi pekerjaan maka Kontraktor pelaksana harus membersihkan
lokasi site, lokasi dibersihkan dari segala jenis benda yang tidak dimanfaakan pada pekerjaan tersebut,
atau mengganggu karena itu perlu dibersihkan termasuk pembersihan dari rumput dan lain-lain.
2. Boewplank/pengukuran
- Sebelum dimulai pekerjaan maka terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran awal bersama-sama
konsultan pengawas dan pimpinan kegiatan, pengukuran site secara keseluruhan kemudian
pengukuran berdasarkan item pekerjaan yang akan dilaksanakan, ukuran penempatan bangunan pada
site semaksimal mungkin harus sesuai dengan gambar site yang ada sehingga tidak terjadi tumpang
tindih antara bangunan satu dengan yang lain yang dapat merubah tata layout bangunan secara
keseluruhan.
- Pengukuran lokasi harus dilakukan dengan menggunakan alat ukur teodolite sehingga dapat
ditentukan faeil lantai bangunan dengan tinggi timbunan serta kedalaman galian pondasi dan saluran
serta tinggi feil pelataran pasangan paving block.
- Setelah diukur dan telah dicek dengan baik serta dinyatakan benar oleh Direksi teknis dan Konsultan
pengawas maka dilanjutkan dengan pembuatan bouwplank setiap bangunan kemudian diukur
kembali untuk mengecek kebenarannya.
- Bahan yang digunakan : Balok kayu 5/7 kayu kelas II, papan kayu Kls II, serta paku disesuaikan dengan
kebutuhan.
- Peralatan yang dibutuhkan; gergaji pemotong kayu, ketam, linggis, palu serta martil 25 kg.
5. Papan Proyek
- Dilokasi pekerjaan dipasang papan proyek yang berisikan informasi identitas,
Waktu pelaksanaan pekerjaan
- Mulai minggu pertama sampai minggu terakhir, selama 120 hari kalender dan difungsikan selama
masa pelaksanaan pekerjaan proyek
2. Urugan pasir bawah pondasi batu gunung dan bawah Pondasi Poer
- Setelah galian tanah pondasi Garis dan pondasi setempat (pondasi Poer) dilaksanakan maka terlebih
dahulu diisi dengan pasir urug setebal yang ditentukan dalam spesifikasi teknis atau gambar dan RAB
atau T = 10 cm, kemudian dilaksanakan pekerjaan lain setelahnya.
c. Material beton yang akan diaduk menggunakan material pilihan yang kualitasnya sesuai dengan
spesifikasi, pengecoran dilasanakan dengan menggunakan molen beton agar campuran/adukan lebih
tepat dan diuji laboratorium jika minta oleh direksi teknis. Setelah dilaksanakan pengecoran, maka
minimal 5 jam harus diadakan tindakan pemeliharaan beton dengan cara melakukan menyiraman
berkala selama 7 hari berturut-turut.
Begisting yang dipergunakan menggunakan kayu Kls II dengan sistim pemasangan steger yang rapat
pemasangan mall balok kolom dan plat dipasang sekuat dan sekaku mungkin agar menghindari terjadi
kebocoran atau pecah maal dan juga menghindari terjadinya runtuh pada saat dilaksanakan
pengecoran. Pembongkaran maal dilaksanakan apabila umur beton telah mencapai umur minimal 21
hari setelah pengecoran.
Besi beton menggunakan beberapa macam ukuran tergantung dari gambar pelaksanaan, diameter
besi yang digunakan harus sesuai dengan ukuran diameter besi tulangan BJTD 40 BJTP 20, tulangan
hak harus benar-benar pas pada saat akan dibengkokan dan dilaksanakan pemasangan
d. Bahan yang digunakan : Portland cemen, pasir, batu pecah (cipping) 2/3 campur cipping cm
dicampur dengan perbandingan 1:2, kayu papan kls II, balok 5/7 kayu Kls II, besi beton polos sesuai
dimensi yang ditentukan pada gambar teknis.
- Peralatan yang digunakan; beton molen, skop, tong campuran, roskam besi/kayu, benang, waterpass,
meter, gerobak, vibrator dan alat bantu