Anda di halaman 1dari 5

Fabrikasi ZSM-5 dan Uji Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak

Stearin Kelapa Sawit

Indonesia merupakan penghasil sawit nomor dua di dunia setelah Malaysia, bahkan pada
tahun 2010 oil worldmemprediksikan Indonesia menduduki peringkat nomor satu penghasil
sawit dunia. Berdasarkan data BPS (2004) luas lahan sawit di Indonesia sekitar 4 juta Ha, sekitar
1.23I.323 Ha berada di Propinsi Riau. Luasnya lahan kebun kelapa sawit akan menghasilkan
limbah padat sawit yang sangat banyak. Limbah padat sawit yang dihasilkan diantaranya adalah
cangkang dan sabut sawit. Limbah padat ini umumnya dipakai sebagai bahan bakar boiler pada
industri sawit. Hasil dari pembakaran limbah padat tersebut berupa abu. Selama ini, abu yang
dihasilkan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai pupuk kalium atau dibuang ke
lingkungan, padahal abu ini mengandung banyak silika. Abu sawit dapat dikonversi menjadi
silika terpresipitasi (Sunarno et al., 2009).
ZSM-5 merupakan salah satu jenis zeolit yang pertama kali dibuat oleh divisi katalis
Mobil Oil Corporation pada tahun 1972. Hasil yang didapatkan berupa padatan dengan diameter
pori kisaran 5 angstrom dan perbandingan Si/Al sebagai parameter kristal zeolit selalu di atas 5
sehingga disebut secara lengkap sebagai ZSM-5. ZSM-5 merupakan keluarga dari zeolit dengan
jenis struktur MFI yang mempunyai sifat fisik dan kimia sangat dipengaruhi oleh berbagai
keadaan antara lain faktor kisi dan faktor pori.
ZSM-5 secara luas digunakan dalam industri petroleum sebagai katalis pemecah fluida
karena keberadaan sisi asam pada permukaannya. ZSM-5 dapat digunakan dalam bentuk H-nya
atau dalam bentuk yang telah ditukar dengan ion logam lain seperti nikel atau seng. Dalam
komunitas katalis, ada banyak ide besar yang menarik pada zeolit nanokristal karena
kemampuannya mengembangkan aktifitas katalis sehingga meningkatkan luas permukaan dan
menurunkan jarak difusi molekul. Beberapa kelompok telah dibandingkan aktifitas katalitiknya
yaitu ZSM-5 nanokristal dengan ukuran partikel 20 50 nm dan ZSM-5 mikrokristal, pada
reaksi penataan ulang epoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit nanokristal
menghasilkan konversi yang lebih besar dibanding zeolit mikrokristal.
Auruma (2010) menunjukkan bahwa material mikropori mesopori dibentuk dari
lembaran ultra tipis dari ZSM-5 yang memperlihatkan pengembangan aktifitas katalitik untuk
konversi metanol menjadi bensin. Material komposit ini juga lebih tahan terhadap deaktivasi
yang terjadi karena deposisi arang menunjukkan bahwa penggunaan ZSM-5 nanokristal
menghasilkan konversi yang lebih tinggi dibanding ZSM-5 mikrokristal pada reaksi metanol
menjadi propilen.
Akhir-akhir ini diketahui bahwa ZSM-5 merupakan katalis asam terbaik untuk reaksi
esterifikasi asam asetat dengan benzil alkohol karena menghasilkan selektivitas yang tinggi dan
tidak menghasilkan produk samping lain yang tidak diinginkan. Pori ZSM-5 merupakan jaringan
mikropori yang seragam sehingga dapat menampung molekul secara selektif dan memainkan
peran penting dalam aplikasi katalis. Pori yang kecil dari bahan mikropori terlalu kecil bagi
molekul besar, sehingga sulit untuk menghasilkan alkil ester sebagai bahan baku biodesel.
Peneliti melakukan modifikasi pori zeolit dengan ukuran meso. Mesopori digunakan untuk
memecahkan keterbatasan difusi molekul dan pengubahan molekul yang besar (Purnamasari and
Prasetyoko, 2011)
Sintesis ZSM-5 mesopori dilakukan menggunakan metode prekursor zeolit nanokluster
(Eimer et al., 2008). Sintesis dilakukan dengan mencampurkan natrium aluminat (NaAlO2)
sebagai sumber Al dengan tetraetil ortosilikat sebagai sumber Si. Pencampuran ini menggunakan
perbandingan rasio Si/Al = 20. Campuran diaduk dengan menggunakan magnetik stirrer dengan
kecepatan konstan selama 30 menit. Selanjutnya campuran yang terbentuk ditambah dengan
larutan TPAOH yang terdiri dari TPAOH dan aquades, yang berfungsi sebagai templat organik
pertama yang membentuk struktur MFI dengan ukuran pori mikro. Campuran ini membentuk
dua fase yaitu fasa organik untuk TPAOH dan fase air untuk campuran NaAlO2 dengan TEOS.
Campuran ketiga bahan ini diaduk dengan menggunakan pengaduk magnetik selama 15 jam dan
kemudian didiamkan pada suhu 80C selama 12, 24, dan 48 jam. Proses pendiaman dalam oven
selama 12, 24,dan 48 jam ini merupakan proses hidrotermal.
Proses hidrotermal ini melibatkan air dan panas, dimana campuran dipanaskan pada
temperatur relatif tinggi dalam wadah tertutup. Keadaan tersebut dimaksudkan agar terjadi
keseimbangan antara uap air dan larutan. Wadah yang tertutup menjadikan uap air tidak akan
keluar, sehingga tidak ada bagian dari larutan yang hilang dan komposisi larutan prekursor tetap
terjaga. Pada proses hidrotermal, terjadi reaksi kondensasi yang memungkinkan adanya
pembentukan ikatan baru Si, Al-O-Si, Al (T-O-T) (Cundy et al., 2005). Pada kondisi ini
terbentuk juga zeolit nanoklaster yang digunakan sebagai prekursor sebagaimana telah
dilaporkan oleh Eimer dkk (2008). Reaksi yang terjadi adalah
NaAlO2(l) + H2O(aq)Al(OH)4(aq) + NaOH(aq)
(C2H5O)4Si(aq) + 4 H2O(aq) Si (OH)4(aq) + 4 C2H5OH(aq)
Si(OH)4(aq) + Al(OH) (aq) (OH)3Si-O-Al(OH)3(aq) + H2O(aq)

Uji aktivitas katalitik disini dilakukan pada reaksi esterifikasi asam lemak stearin kelapa
sawit (ALSKS) dengan metanol. Asam lemak stearin kelapa sawit ini mengandung asam palmitat
dan stearat dalam jumlah tinggi sehingga menyebabkan stearin kelapa sawit ini berbentuk padat
pada suhu kamar. Reaksi esterifikasi mengkonversi asam lemak bebas yang terkandung di dalam
trigliserida menjadi metil ester. Dalam reaksi ini digunakan katalis asam H-ZSM-5 mesopori
yang telah disintesis sebelumnya dengan variasi waktu hidrotermal 12, 24, dan 48 jam. Jumlah
asam lemak bebas yang telah bereaksi membentuk metil ester akan dihitung sebagai persen
konversi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas dari katalis yang telah
digunakan. Selain menggunakan katalis dengan variasi waktu hidrotermal, pada reaksi ini juga
digunakan variasi waktu reaksi untuk mengetahui kondisi reaksi yang dapat menghasilkan
konversi lebih besar.Reaksi esterifikasi ALSKS dengan metanol dilakukan dalam labu bundar
yang dilengkapi dengan pemanas, seperangkat alat refluks dan termometer untuk mengamati
suhu. Peralatan refluks dengan kondensor dalam percobaan ini digunakan untuk menghindari
penguapan dari metanol agar metanol yang digunakan bereaksi dengan reaktan ALSKS. Berikut
contoh reaksi esterifikasi asam palmitat (merupakan kandungan tertinggi dalam ALSKS) dengan
metanol : Asam palmitat + metanol metil palmitat + air
CH3(CH2)14COOH + CH3OH CH3(CH2)14COOCH3 + H2O
Asam palmitat + methanol metil palmitat + air
Mekanisme reaksinya ketika dikatalisis dengan katalis H-ZSM-5 yaitu H + dari katalis
akan berfungsi sebagai donor proton yang menyebabkan autoprotolisis asam karboksilat,
sehingga melepaskan molekul air dan atom C pada karboksilat menjadi positif. Setelah protonasi
atau aktivasi gugus karbonil, mekanisme dilanjutkan dengan reaksi adisi CH3OH pada gugus
aktif karbonil, deprotonasi ion oxonium, kemudian pelepasan katalis H+, sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Mekanisme
reaksi katalisis HZSM-5 pada esterifikasi asam karboksilat dengan methanol.

ZSM-5 mesopori telah disintesis dengan menggunakan variasi waktu hidrotermal 12, 24 dan
48 jam dengan menggunakan prekursor zeolit nanoklaster dan templat surfaktan CTABr
menunjukkan karakteristik kekristalinitas ZSM-5 yang meningkat namun fase mesopori yang
menurun sejalan dengan lama waktu hidrotermal. Keasaman dan luas permukaan ZSM-5
mesopori juga berkurang dengan semakin lama waktu hidrotermal. Pada uji aktivitas katalitik
dengan reaksi esterifikasi asam lemak bebas (ALB), konversi ALB paling besar dan waktu
reaksi paling cepat dihasilkan oleh katalis yang disintesis dengan waktu hidrotermal 24 jam
karena memiliki fase mesopori dan kristal ZSM-5 yang berimbang serta sifat asam dan luas
permukaan yang baik (Purnamasari and Prasetyoko, 2011).

Daftar pustaka

Auruma,Tyas,(2010), Esterifikasi asam Lemak Bebas dalam Minyak jelantah menggunakan


katalis H-ZSM-5 Mesopori, SkripsiJurusan Kimia, FMIPA,ITS

Cundy C.S., M.S Henty., R.J Plaisted., 2005. Investigation of N, TPA-ZSM-5 Zeolite Synthesis
by Chemical Methods , Zeolites,15:342
Eimer, Griselda A., Diaz, Isabel., Saste, Enrique., Herrero, Eduardo R., (2008),
Mesoporous titanosilicates synthesized from TS-1 precursors with enhanced
catalytic activity in the a-pinene selective oxidation, Applied Catalysis A:
General, 7786

Purnamasari, I., Prasetyoko, D., 2011. Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji
Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit.Prosiding
Skripsi
Sunarno.S., Zahrina, E., Madi, R., Janto, B. 2009. Pembuatan ZSM-5 dari Silika Presipitasi Abu
Sawit sebagai Katalis Proses Catalytic Cracking Limbah Padat Sawit. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia.

Anda mungkin juga menyukai