Penyusun:
Supardi Ardidja
Buku ini hanya dipergunakan untuk lingkungan Sekolah Tinggi Perikanan, tidak untuk diperjual
belikan atau upaya komersil lainnya, mengcopy memperbanyak, mencetak harus seijin penulis.
Isi dan susunan buku ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis.
Page layout oleh: Supardi Ardidja.
KATA PENGANTAR
Buku materi kuliah Alat Penangkap Ikan disusun untuk mengembangkan pendidikan
dan
pengetahuan Alat Penangkap Ikan dengan tujuan Taruna memiliki kemampuan, kebiasaan
dan kesenangan untuk mengenal, mempelajari, memahami, memecahkan masalah baik
teknik maupun sosial semua yang berkaitan dengan bahan alat penangkapan ikan dengan
menggunakan prinsipprinsip dan metoda yang baik dan benar, sehingga menumbuhkan
keyakinan yang kuat yang mendasari polapikir dan perilakunya seharihari
Buku ini berisi penjelasan sederhana mengenai pengklasifikasian Alat Penangkap Ikan
berdasarkan keperluan statistik, dan berbagai hal yang menyangkut, ukuran, bentuk alat
Penangkap Ikan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun dari
para
pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan dan meningkatkan mutu buku ini.
Peyusun
DAFTAR GAMBAR
Gambar:
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Buku Alat penangkap ikan meliputi Klasifikasi dan Spesifikasi Alat Penangkap
Ikan ini berisi penjelasan singkat mengenai:
BAB I Pendahuluan
BABA III SpEsifikasi alat penangkap ikan meliputi gambaran singkat mengenai masing-
masing alat penangkap ikan beserta perlengkapan penangkapannya.
Kritik dan saran membangun sangat diharapkan dan semoga buku ini
bermanfaat dan baik bagi para pengajar maupun para taruna.
Penulis
Umumnya alat penangkap ikan terbagi dalam dua jenis yaitu alat
penangkap ikan yang bagian utamanya terbuat dari webbing (pukat cincin, pukat
ikan, payang) dan lainnya terbuat dari tali (semua alat penangkap ikan yang
termasuk dalam kelompok metode penangkapan ikan dengan tali dan pancing
(hook and line).
Alat penangkap ikan yang bagian utamanya terbuat dari webbing terbagi
lagi menjadi dua kelompok, yang didasarkan pada ukuran mata jaring.
Kelompok pertama adalah ikan harus terjerat (tertangkap atau terjerat pada
setiap mata jaring) jaring insang. Kelompok kedua ikan harus terkutung,
Komponen bahan, ditinjau dari segi bahan alat penangkap ikan, dari
kedua jenis itu terbagi pula terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
bahan yang bahan memiliki daya apung dan lainnya memiliki daya tenggelam.
Kelompok bahan pertama adalah bahan-bahan yang memiliki massa jenis lebih
kecil dari rata-rata massa jenis air laut (1,025), seperti nylon (polyethilene: PE;
0,9 g/cm3) pada webbing pukat udang. Kelompok kedua adalah bahan yag
memiliki massa jenis lebih besar dari rata-rata massa jenis air laut, seperti nylon
(polyamide : PA; 1,14 g/cm 3) pada webbing pukat cincin, kuralon (Polyvinil
Alcohol) pada tali utama (main line) rawai tuna dan saran (Polyviniliden Alcohol:
PVA) pada entangle net.
Ditinjau dari jumlah ikan yang tertangkap dalam satu kali operasi
penangkapan (penebaran) terbagi dalam dua kelompok yaitu, kelompok alat
penangkap ikan yang menanghkap ikan:
Ditinjau dari aktivitas alat penangkap ikan saat diperasikan terbagi dalam
dua kelompok, yaitu kelompok alat penangkap ikan yang:
Kalsifikasi alat penangkap ikan telah ditetapkan pada tanggal 29 Juli 1980
yang diberi istilah ISSCFG (International Standard Statistical Classification Of
Fishing Gear) pada Gear Categories Standard ISSCFG Abbreviation Code
Abbreviations Congress, yang diselenggarakan oleh FAO.
Abbreviations Code
SURROUNDING NETS 01.0.0
With purse lines (purse seines) PS 01.1.0
one boat operated purse seines PS1 01.1.1
two boats operated purse seines PS2 01.1.2
Without purse lines (lampara) LA 01.2.0
SEINE NETS 02.0.0
Beach seines SB 02.1.0
Boat or vessel seines SV 02.2.0
Danish seines SDN 02.2.1
Scottish seines SSC 02.2.2
Pair seines SPR 02.2.3
Seine nets (not specified) SX 02.9.0
TRAWLS 03.0.0
Bottom trawls 03.1.0
RINGKASAN (1)
9. Pukat Ikan termasuk dalam klasifikasi yang bertanda ........ pada sistem
singkatan.
10. Huhate termasuk dalam klasifikasi yang bertanda ........ pada sistem
singkatan.
TUGAS (1)
1. Buatlah tulisan dalam bentuk paper kecil dari dua klasifikasi alat penangkap
ikan brdasarkan klasifikasi internasioanlmaupun nasional, bandingkanlah
keduanya, buatlah analisa sederhana dari kedua klasifikasi tersebut, dan
tuliskan pendapat saudara tentang kedua klasifikasi tersebut.
Umumnya alat penangkap ikan, ditinjau dari segi bahan terbagi dalam dua
jenis, yaitu alat penangkap ikan yang bagian utamanya terbuat dari webbing (pukat
cincin, pukat ikan, payang) dan lainnya terbuat dari tali (semua alat penangkap ikan
yang termasuk dalam kelompok metode penangkapan ikan dengan tali dan pancing
(hook and line).
Alat penangkap ikan yang bagian utamanya terbuat dari webbing terbagi lagi
menjadi dua kelompok, yang didasarkan pada ukuran mata jaring. Kelompok
pertama adalah ikan harus terjerat (tertangkap atau terjerat pada setiap mata jaring)
jaring insang. Kelompok kedua ikan harus terkurung, terperangkap di dalam
jaring diantaranya adalah pukat cincin, pukat udang, sampai jermal. Komponen
bahan dari kedua jenis itu terbagi pula menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
bahan yang memiliki daya apung dan lainnya memiliki daya tenggelam. Kelompok
bahan pertama adalah bahan-bahan yang meimiliki massa jenis lebih kecil dari rata-
rata massa jenis air laut (1,025), seperti nylon (polyethilene: PE; 0,9 g/cm 3) pada
webbing pukat udang. Kelompok kedua adalah bahan yag memiliki massa jenis
lebih besar dari rata-rata massa jenis air laut, seperti nylon (polyamide : PA; 1,14
g/cm3) pada webbing pukat cincin, kuralon (Polyvinil Alcohol) pada tali utama (main
line) rawai tuna dan saran (Polyvinyliden PVD) pada jaring puntal.
Ditinjau dari jumlah ikan yang tertangkap dalam satu kali operasi
penangkapan (penebaran) terbagi dalam dua kelompok yaitu, kelompok alat
penangkap ikan yang menangkap ikan :
Ditinjau dari aktifitas alat penangkap ikan saat diperasikan terbagi dalam dua
kelompok, yaitu kelompok alat penangkap ikan yang:
3.2. SPESIFIKASI
Spesifikasi alat penangkap ikan adalah menjelaskan bagaimana bentuk dan
ukuran alat, bahan apa yang digunakan, dimana dioperasikan dan ikan apa yang
menjadi tujuan penangkapan. Aturan dalam menspesifikasikan alat penangkap ikan
tetap mengacu pada aturan yang berlaku baik nasional dan internasional, harus ada
gambar disain (gambar 3.1) dan data sheet (Tabel 3.1). Perhatikan Gambar 3.1 ada
gambar ini harus memperlihatkan bagaimana bentuk dan ukuran sebuah alat
penangkap ikan (pukat udang) akan memberikan gambaran singkat untuk yeng lebih
jelas. (1) adalah menjelaskan alat penangkap ikan ini masuk dalam kelompok alat
penangkap ikan pukat tarik (PT, 02.0.0). (2) menunjukkan kelompoknya dalam pukat
tarik yaitu pukat ikan (PTP, 02.1.0). (3) menunjukan tipe alat penangkap. (4) negara
asal ( ). (5) Lokasi daerah penangkapan ikan (fishing ground). (6) Jenis ikan
tangkapan utama. (7) Kondisi daerah penangkapan (Fising condition). (8) Acuan
(referece) atau pendisain alat. (9) Ukuran panjang kapal. (10) Tonase kapal. (11)
Kekuatan mesin penggerak kapal. Gambr 3.2 adalah penjelasan detil untuk asesoris
yang dalam pemasangan asesoris saat merakit dan mengoperasikan alat
penangkap ikan. Karena sebagian dari alat penangkap ikan ada yang baru ditata
kelengkapannya saat akan dioperasikan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan
penyimpanan alat saat tidak sedang dioperasikan. Gambar 3.3 adalah sketsa untuk
memberikan penjelasan bagaimana pukat udang dioperasikan, sekaligus
menunjukkan berapa jumlah alat penangkap ikan yang digunakan. Khusus untuk
pukat udang dan pukat ikan perlu pula dipasangi dengan alat penyaring ikan atau
dikenal dengan singkatan API. Tabel 3.1 merupakan data sheet atau penjelasan
Gambar 3. 2 Penjelassan detil asesooris pukat Gambar 3. 3 Ilustrasi puukat udang sedang
udang untukk gambar 3.1 dioparsikaan.
Berikut ini adalah penjelasan dalam membaca disain pada Gambar 3.1 dan
Tabel 3.1.
Garis terputus arah horisontal adalah batas masing-masing bagian panel, baik panel
atas maupun panel bawah.
Garis solid tebal melambangkan tali, head rope atau ground rope.
Gambar di sebelah kiri garis tegak terputus-putus adalah panel atas, yang hanya
digambarkan sebelah saja.
Gambar di sebelah kanan garis tegak terputus-putus adalah panel bawah, yang
hanya digambarkan sebelah saja.
Angka di sebelah kiri menunjukkan ukuran-ukuran panel atas, dan angka di sebelah
kanan gambar menunjukkan ukuran-ukuran panel bawah.
9.75 COMB / PP 12 : Head rope, panjang 9,75 meter; dari bahan compound
atau Polypropylene berdiamater 12 milimeter.
13.41 COMB / PP 12 : Ground rope panjang 13,41 meter, dari bahan compound
atau Polypropylene berdiameter 12 milimeter.
1N3B : Pemotongan jaring 1 normal tiga bar atau 1 point tiga bar,
boleh ditulis dengan 1p3b.
292 : Jumlah mata jaring dari tepi kiri hingga tepi kanan untuk
bagian panel atas pada garis di atas angka adalah 292
mata.
Ukuran pukat udang pada gamar 3.2 adalah 23,16 meter (panjang head rope
diukur dari ujung kiri hingga ujung kanan head rope tidak termasuk otter pendant.
Otter pendant adalah tali yang menghubungkan ujung sayap pukat udang dengan
otter board.
Ukuran alat penangkap ikan yang terbuat dari webbbing adalah pada bagian
tali pelampung (head rope) yang dintakan dalam meter 23.00 tidak disertai satuan
adalah menyatakan panjang sebesar 23 meter. Kedalamannya diukur dengan
dalam meter dalam keadaan jaring tertutup sebesar jumlah mata jaring
dikalikandengan ukuran mata jaring. Sedangkan untuk alat penangkap ikan pancing
dinyatakan dengan jumlah pancing yang dioperasikan.
WEBBING A A1 B B1 C C1 D D1
Material PA PA PA PA PA PA PA PA
Type of knot Single English knot
Preservation -
Color -
Twine size R.... 1230 1230 1230 1230 1230 1230 1230 2770
tex
Twine size Td - - - - - - - -
Breaking strength ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
Streched mesh 51 51 51 51 51 51 38 45
Upper edge 72 72 1 330 1 300 160 140
Lower edge 72 18 1T2B 50 1T2B 50 160 140
Depth 72 280 72 280 102 250 60 130
Baiting rate outer - AP 1T2B 1N2B 1N2B 1N2B - -
Baiting rate inner - 2N1B 144N - 204N - - -
Take up - - - - *
Selvedge - -
Hanging - *1 *2 *3 *4 - -
Hurup kapital pada baris Webbing adalah nomor bagian dari alat penangkap
ikan yang bebas kita tentukan. Cara mengisi sel-sel pada baris-baris berikutnya
3.3. SINGKATAN
Membaca sebuah disain alat penangkap ikan kita selalu dihdapkan pada
sejumlah singkatan. Singkatan-singkatan pada disain alat penangkap ikan
umumnya adalah untuk menggambarkan bahan apa yang digunakan dalam disain
alat penangkap ikan tersebut. Singkatan-singkatan berikut ini adalah yang umum
terdapat pada disain alat penangkap ikan yang mengacu pada ketentuan FAO
dalam Calague of Fishing Gear Design.
D Depth Kedalaman
F Floatation Daya apung
FAC Facultative Boleh digunakan boleh tidak
Thickness; Ketebalan
Purse ring
Circumference; Keliling
Item Keterangan
Material Nama bahan PA : Nylon
Type of knot Tipe simpul Single English Knot
Preservation Pengawetan Diisi dengan metode pengawetan yang
digunakan
Color Warna bahan
Twine size R.... Nomor benang R 1230 tex,
tex
Twine size Td Nomor benang 210 d/.
Breaking strength Kekuatan putus
Streched mesh Ukuran mata jaring
Upper edge Jumlah mata Lihat Gambar 117, bagian B, adalah 292
bagian atas mata
Lower edge Jumlah mata Lihat Gambar 117, bagian B, adalah 260
bagian bawah mata
Depth Jumlah mata arah Lihat Gambar 117, bagian B, adalah 50
vertikal mata
Baiting rate outer Cara pemotongan Lihat Gambar 117, bagian A, adalah
miring bagian luar 1N2B atau dapat ditulis dengan 1p2b,
*) artinya memotong 1 point dan 2 bar
berturut-turut; bagian C, adalah AB
yang dipotong adalah semua bar
Baiting rate inner Cara pemotongan Lihat Gambar 117, A, adalah AB, jika
miring bagian didahului dengan ~ seperti ~1N2B,
dalam *) dianjurkan untuk menghitung nilai
pemotongan bagian tersebut, agar
bagian yang dipotong terbentuk sesuai
dengan ukurannya.
Take up Cara pengabungan Misal: lower edge bagian A adalah 45
antar bagian mata dan upper edge bagian B adalah
60 mata, maka cara penyambungannya
adalah menggabungkan tiga mata
dibagian A dengan empat mata di bagian
B; artinya setiap selesai menyambung
tiga buah mata, harus menambahkan
satu mata di bagian atas.
Selvedge penggandaan bar
untuk setiap mata
Hanging Rasio Untuk menggabungkan webbing ke ris
penggantungan dengan tujuan mndistribusikan mata
jaring sepanjang ris secara merata, yaitu
dengan cara menghitung ghang-in ratio
masing-masing bagian, Pada bagian B
(Gambar 117) 140 mata harus
dipasangkan pada bagian head rope
sepanjang 3,66 meter maka rasio
penggantungannya adalah 0,63.
Satuan panjang
1 Metre (m) = 1.000 milimetre (mm) 1 ft = 0.30 m
= 39.37 inch (in.) 1 yd = 0.91 m
= 3.28 1 fat = 1.83 m
feet (ft)
= 1 in. = 25.40 mm
1.09
yards (yd)
= 0.55 fathoms (fat)
1 mm = 0,0394 in. 1 inch = 2.5400 cm
1 cm = 10 mm = 0.3937 in. 1 foot = 12 inch = 0,3048 m
Satuan Berat
1 kilograme (kg) = 1.000 grammes (g) 1 oz = 28.35 g
= 35.3 ounces (oz) 1 lb = 0.45 kg
= 2.21 pounds
1 kilogrames-force (kgf) = 9,8 newtons (N)
1 hp = 1 ch = 1 c.v. = 75 kg m/s = 550 ft lb/s = 736 watts (W)
Satuan Luas
1/100; setiap turun satu tingat 1/10; setiap turun satu tingat
1 m2 = 100 dm2 1a = 10 da
Sistem internasional yang juga digunakan oleh FAO adalah tex sistem
contoh untuk penomoran benang jaring menggunakan simbol Rtex dengan satuan
metris. Sistem Denier menggunakan simbol 210.d/ dengan satuan imperial.
Namun demikian keduanya dapat dikonversikan. Contoh konversi dari FAO
Catalogue of Fisihing gear design adalah:
Gambar 3.1 tertera simbol 9.75 COMB/PP 12 pada head rope bagian sayap atas
kiri (A). Pengertiannya adalah 9.75 menyatakan panjang head rope 9.75 meter,
bahan yang digunakan boleh kompon (COMB merupakan singkatan dari combine)
atau PP (Polypropylene), dan 12 menyatakan diameter tali sebesar 12 milimeter.
Panjang pukat cincin dinyatakan oleh panjang tali pelampung dalam memetr
dan kedalaman dinyatakan dengan kedalaman jaring dalam keadaan mata jaring
tertutup (streched mesh). Komponen utama jaring purse seine terdiri dari sayap,
body, dan bunt. Bunt adalah bagian jaring berukuran benang terbesar dan ukuran
mata jaring terkecil, yang berfungsi menampung hasil tangkapan pada proses
tahapan brailing. Ikan tujuan penangkapan: sardines, herring and mackerel, tuna.
Ikan hasil tangkapan jaring lingkar umumnya adalah ika-ikan pelagis kecil,
seperti berikut (Nedelec, 1989) :
Cincin (purse ring) Cincin (Purse ring) yang dipasang pada tali pemberat
melalui ring bridle selain merupakan komponen
pemberat juga berfungsi sebagai ring penghantar tali
kerut (purse line) baik saat tahapan setting maupun
tahapan hauling.
Pukat cincin dan kapal berukuran besar yang menggunakan power block
untuk meghibob webbing (saat tahapan hauling) harus pula dilengkapi dengan skiff
boat, power block, dewi-dewi tali kerut (purse davit, ring stripper dan winch penarik
tali kerut..
Purse davit dan ring stripper Purse davits atau disebut juga dewi-dewi purse
seine berfungsi sebagai tempat kedudukan snatch
block pengahntar purse line ke purse winch dan
sebagai penahan semua purse ring setelah selesai
tahapan pursing. Ring stripper adalah tempat
photo: Baitur Syarif diedit menyimpan ring purse seine sesusai dengan
urutannya
Gambar 3. 9 Lampara
Kapal, umumnya relatif kecil dan sederhana panjang :9 ~ 18 meter; HP: 50 ~
150, tipe geladak terbuka. Alat ini secara keseluruhan dikerjakan oleh tenaga
manusia, sehingga jumlah awak kapal yang dibutuhkan relatif banyak.
Gambar 3. 10 Payang
Nama lain untuk pukat pantai adalah Krakat, tuamang, Soma dampar. Nama
lain untuk pukat tarir berkapal adalah Dogol,lampara dasar, arad. Ikan hasil
tangkapan untuk masing-masing alat adalah sebagai berikut:
Gambar 3. 11 Pukat tarik pantai tanpa kantong meter). Tali pelampung dan
pelampung di pasang pada
bagian ris atas, tali
permukaaan
(cod end) yang memiliki ssayap sepaasang
sayap samping yaang sama ppanjang. Ukkuran
pukat hela dinyattakan dengaan panjang head
pertengaahan
rope ddiukur dari kkedua ujungg sayap. Bentuk
umum pukat helaa terutama kedudukan head
rope tterhadap grround rope atau perbeedaan
dasarr
panjanng antara kkeduanya saangat ditentukan
Gambar 3. 16 Bentuuk umum pukat oleh laapisan manaa pukat terseebut dioperasikan
hela
dan dikaitkan ke arahh mana geraakan ikan meeloloskan dirri. Bagian pukat hela terdiri
dari sayaap, belly dan cod end.
Puukat hela yaang dioperasikan di lappisan permukkaan (pelaggic trawl) meemiliki
bagian bawah lebih menjorok kke depan ataau ground rrope lebih ppendek dari head
rope. Tujuannya daalah untuk mencegah lollosnya ikan ke bagian bawah pukat hela.
Puukat hela yaang dioperassikan di dasaar (bottom trrawl), ukurann head rope lebih
pendek dari ground ropenya.
Ukuran mata jaring pada bagian kantong didasarkan pada, bahwa ikan atau
biota laut yang menjadi tujuan penangkapan tidak lolos dari kantong.
Terkait dengan adanya hewan-hewan air atau mamalia laut yang dilindungi
dari kepunahan dan untuk membatasi tidak tertangkapnya ikan atau biota laut yang
tidak menjadi tujuan penangkapan. Setiap pukat hela diwajibkan memasang alat
penyaring ikan (API) atau disebut juga dengan Turtle Excluder Device (TED) atau
By-catch Excluder Decice (BED).
Pukat hela dasar lebih banyak dioperasikan di wilayah ekuator dengan tujuan
penangkapan ikan demersal dan udang.
Operasi pukat hela dibagi dalam tiga tahapan yaitu: tahapan setting, towing
dan hauling. Tahapan setting adalah proses mengarea pukat hela hingga dapat
membuka dan duduk di dasar perairan dengan baik dan benar. Tahapan towing
adalah proses penghelaan pukat hela pada kecepatan dan jangka waktu tertentu.
Sedangkan tahapan hauling adalah proses menghibob pukat hela ke atas kapal.
Saat proses tahap pertama dan ketiga inilah tertangkap juga jenis-jenis ikan pelagis
dan mamalia laut.
Image: SIMRAD
Gambar 3. 19 Net sounder; A : Unit pukat tarik; B: Area yang terdeteksi oleh sonar; C:
Area yang terdeteksi oleh echo sounder; D: Max PI sensor hasil tangkapan,
E: PI sensor temperatur; E: Sensor kontak dasar; G : PI sensor bukaan
jaring
Perlengkapan penangkapan yang umum ada pada pukat tarik winch, gallow
buritan, otter board.
Pukat hela dasar adalah semua pukat yang dioperasikan di dasar atau di
dekat dasar perairan, baik dengan satu kapal maupun dengan dua kapal.
Pengertian satu kapal adalah satu set alat hanya dioperasikan dengan satu buah
kapal, sedangkan dua kapal adalah bila satu set alat dihela dengan dua kapal.
Jenis pukat hela dasar terdiri dari pukat hela berbingkai (beam trawl), Pukat hela
berpalang, pukat hela dasar berpapan, dan pukat hela tidak berpapan.
Pukat hela dasar bentuknya sangat beragam ada yang terdiri dari dua panel
(pukat udang ganda) atau dikenal dengan tipe semi balon, dan ada yang terdiri dari
empat panel, tipe umum pukat ikan.
Hasil tangkapan dari pukat hela dasar umumnya adalah biota dasar atau
didekat dasar bahkan ikan-ikan demersal. Ikan-ikan dasar umumnya tertangkap
saat tahapan towing, sedangkan ikan-ikan demersal teratngkap saat tahapan setting
dan hauling. BeriKut ini sebagian biota laut yang tertangkap oleh pukat dasar:
Trawl dua kapal Udang; kembung; manyung; kurisi; kuniran; lemuru; kuro;
biota dasar lainnya
Ukuran pukat hela dasar berpapan (bottom trawl) ditentukan oleh panjang
head rope. Trawl dasar berbentuk kerucut meruncing ke arah kantong sebagai
tempat mengumpulkan hasil tangkapan. Trawl dasar memiliki dua sayap (kiri dan
kanan). Mulut trawl dibentuk oleh head rope dan ground rope. Ground rope lebih
panjang dari head rope. Alat ini didisain untuk menangkap ikan yang berada di dasar
atau di dekat dasar perairan. Bukaan samping ditentukan oleh luas permukaan otter
borad dan sudut kemiringannya (angle of attack).
Ukuran mata jaring semakin mengecil ke arah kantong (cod end) sebaliknya
ukuran benang semakin membesar.
Ground rope untuk pukat hela dasar berpapan yang digunakan untuk
menangkap ikan umumnya terbuat dari tali baja atau combine rope, dipasangi
bobbin, irisan bulat karet tipis (rubber disk), spacer, dan lain-lain terutama jika
dioperaskan di dasar perairan yang kasar (rough ground). Ground rope untuk pukat
hela dasar berpapan dasar yang digunakan untuk menangkap udang hanya
dipasangi rantai yang berfungsi sebagai pemberat. Kedua ujung bawah belakang
otter board dipasangi rantai yang berfungsi sebagai alat pengejut udang. Panjang
rantai pengejut lebih pendek dari panjang ground rope dan lebih pendek fdari head
rope.
Pukat hela dasar berpapan didisain dan dirakit untuk beroperasi langsung
menyentuh dasar perairan selama tahapan towing pada kecepatan towing berkiar
antara 2,5 ~ 3 knot, dengan lama towing sekitar 1,5 ~ 2.0 jam, umumnya
tergantung pada densitas dan daya tahan ikan. Pukat hela dasar berpapan dapat
dioperasikan pada kisaran kedalaman yang besar dari dangkal hingga 300 meter,
tergantung pada kekuatan kapal, winch dan ukuran trawl.
Dampak :
Gambar 3. 27 API
terpasang pada pukat
Gambar 3. 28 Pukat menggunakan
API/BRD/TED/BED
Istilah atau singkatan BRD adalah By Catch Reduction Device, TED adalah
Turtle Excluder Device, BED adalah By Catch Excludr Device.
Gambaar3. 31 Pemmberat
Pukat ela
he dasar untuk menaangkap
uddang
Puukat hela daasar untuk menangkap udang (Double rig traw atauwl
otter twin
trawls) adalah jenis pukat dassar yang beerukuran daan bukaan atas lebih kecil
dibandingg dengan jeenis pukat dasar perteengahan ataau Pukat hhela dasar untuk
menangkkap ikan. Puukat ini mengggunakan ootter board ddan rantai peengejut sertta Try
Net yang dioperasikaan seperti ampak
ta dalam gambar 3.36 dan 3.337 bisa lebih dari
dua pukaat dengan teeknik yang ssedikit berbeeda. Di peerairan Arafuuru adalah pukat
udang 4 buah dengaan teknik opperasi seperti tampak ppada Gambaar 3.36 (tenngah).
Diantara sepasang ootter board dipasangi ranntai pengejut (tackler chain). Otter bboard
yang diguunakan umuumnya adalaah otter boarrd yang terbuat dari kayyu dengan raangka
besi. (Gaambar 3388). Pembera pada
at tali pemberat menggunakan rantai (Gaambar
3.39). Webbing yang digunakan biasanya addalah Polyetthylene.
Pukat hela dasar dua kapal pada umumnya dapat dioperasikan baik untuk
pukat hela pertengahan atau pukat hela dasar. Pengertiannya adalah dua kapal
menarik satu buah pukat secara bersamaan. Satu kapal berfungsi sebagai master
yang dan lainnya sebagai slave. Kapal master bertugas menampung dan
menangani ikan hasil tangkapan, sedangkan kapal slave bertugas menyiapkan
pukat dalam setiapa operasi. Umumnya tipe ini adalah tipe side trawl.
Pengoperasian satu pukat dengan dua kapal sangatlah sulit, karena harus
menyatukan dua nakhoda dalam satu tujuan, atau dengan kata lain memerlukan
koordinasi dan disiplin yang baik.
Dua Pukat dihela satu kapal pada umumnya dilakukan di baik untuk pukat
hela pertengahan atau pukat hela dasar. Pengertiannya adalah satu kapal menarik
dua buah pukat secara bersamaan. Umumnya tipe ini adalah tipe stern trawl. Pukat
ini menggunakan tiga buah warp dan dua buah otter board.
Anco
Anco adalah alat penanggkap ikan dalam kelommpok jaring angkat baik yang
tetap maupun berpinndah-pindah. Bentuk aring ja
segiemmpat yang dipasangi maasing-
masing sisi ipasangi ris dan keeempat suduttnya.
Gambar 3.48 (1) adalah aanco yang ddioperasikann oleh satu oorang. Umumnya
alat ini dioperasikan di perairan dangkal (tep pantai),
pi muara sunga atau
ai, bahkkan di
sungai daan tambak. Gambar 3.48 (2) adaalah anco yaang dipasanng tetap. Seeperti
tampak dalam gambar alat ini diipasang ditaanggul-tangggul atau banntalan pelaguuhan.
Gambar 3.48 (3) dann (4) adalahh anco yangg dipasang tetap di tepi pantai. Alat ini
lebih bannyak dioperaasikan di maalam hari dengan mengggunakan attraksi cahayaa dan
umpan.
Bagan Tancap
Baagan tancap adalah alat penangkap ikan dalam kelompok jaring angkat baik
yang berrsifat tetap, menggunakkan bangunaan (rumahann) yang terbbuat dari baambu,
dipasang pada kedaalaman 5 ~110 meter. Bentuk jaring segiempat yang dipasangi
masing-mmasing sisi ipasangi ris dan keemmpat sudutnya. Jaring diangkat deengan
menggunnakan mekannisme putar manual.
Bagan tancap tidak boleh dipasang di alur pelayaran agar tidak mengganggu
alur pelayaran umum.
Bagan Apung
Bagan apung adalah salah satu jenis jaring angkat yang dioperasikan dari
atas kapal secara tidak menetap. Satu kapal dapat mengoperasikan dua alat atau
dua kapal mengoperasikan satu alat. Jaring apung umumnya hanya beroperasi
pada malam hari, ada yang beroperasi sendiri-sendiri ada yang membentuk armada
seperti yang beroperasi di sekitar Keplauan Siberut. Bentuk jaring tidak berbeda
jauh sebagaimana jaring angkat lainnya.
Bagan Rakit
Bagan Perahu
Baagan perahuu (Stick heldd dip net) addalah sepasaang jaring aangkat (di kirri dan
kanan kapal) yang dioperasikkan secara bergantian. Kapal yang digunnakan
berukuran relatif beesar khusus untuk mennangkap bioota laut yanng memiliki sifat
tertarik dengan cahaaya (phototaxxis positip). Sumber caahaya berassal dari geneerator
pembanggkit listrik di kapal. Seejumlah mpu
lam sorot dipasang di tas kapal dan di
bawah aiir (underwatter fishing amp)
la atau dikenal denggan Lampu Celup Bawaah Air
(Latjuba).
Saama halnya dengan baggan apung, bagan apunng inipun saaat beropersi pada
kondisi angin kencanng, ada yanng menggunakan jangka apung
ar daan ada juga yang
justru meemanfaatkann angin dengan mengguunakan layaar (Gambar 3.28) agar kapal
terhambaat laju hanyuutnya.
Jaring insang berbentuk segi empat dengan bukaan mata jaring merata di
seluruh permukaan jaring, yang dibentuk oleh dua rangka, yaitu: tali pelampung (ris
atas) dan tali pemberat (ris bawah) yang berukuran hampir sama panjang. Ukuran
mata jaring sama dengan setengah keliling overculum ikan tujuan penangkapan,
sedangkan rasio penggantungan (hang-in ratio atau hanging ratio) disesuaikan
dengan bentuk potongan melintang di bagian overculumnya. Webbing yang
digunakan memiliki sifat permukaan yang licin, kaku, elastisitas tinggi, dan
transparan biasanya adalah bahan PA monofilament.
inipun dapat dipasang tetap (Jaring insang tetap fix gillnet dijangkarkan) atau
Ciri Jaring Puntal hampir berbalikan dengan jaring insang, webbing tidak
ditujukan untuk menjerat tapi memuntal (ikan akan tergulung oleh lembaran
webbing). Jaring ini hanya memiliki tali pelampung yang berfungsi sebagai
penggantung webbing dan pengatur hang-in ratio. Ukuran mata jaring umumnya
lebih kecil dibanding dengan ukuran mata jaring pada gill net dengan hang-in rasio
relatif lebih besar. Fungsi penenggelam pada alat ini menggunakan bahan webbing
yang memiliki spesific gravity jauh lebih besar misalnya saran (PVD). Webbing
utama memerlukan bahan yang lemas, lembut, permukaan yang kasar. Umumnya
webbing yang digunakan adalah webbing yang terbuat dari PA multifilament baik
yang dipintal atau tidak. Tidak seperti jaring insang, umumnya jaring puntal
dioperasikan di perairan terbuka dengan cara menghanyut.
Gambar 3. 60 Jaring insang yang sekaligus berfungsi sebagai penaju, (diedit dari Potter,
1991)
Sekolah Tinggi Perikanan - Teknologi Penangkapan Ikan 57
Alat Penangkap Ikan
Oleh: Supardi Ardidja 2007
5. Ikan yang tertangkap adalah ikan seukuran dengan bukaan mata jaring. Ikan
akan terjerat segera setelah meronta mundur karene ujung depan kepalanya
masuk ke dalam mata jaring (Gambar 3.61).
Gambar 3. 61 Hanya ikan yang sesuai dengan buukaan mata jaring insang yang
tertangkap ((diedit dari Potter, 1991)
Jaring insang tetap (Fixed gilnet) adalah jaring insang yang dipasang tetap
atau dijangkarkan atau diikatkan pada sesuatu yang diam baik yang ada di dasar
laut (dijangkar) di permukaan laut (bui) atau di daratan. Bentuknya tidak jauh
berbeda dengan jaring insang hanyut, yaitu membentuk seolah dinding tegak di air.
Pelampung dipasangkan pada ris atas, dan pemberat dipasangkan pada ris bawah.
Gambar 3. 62 Pelampung dan pemberat pada jaring insang (B.C. Ministry, 1997)
Akibat stimulan tersebut ikan akan bergerak serabutan dan menabrak jaring
insang yang telah mengurungnya kemudian terjerat. Kadang-kadang dioperasikan
di malam hari dengan menggabungkan metode attraksi cahaya untuk
mengumpulkan ikan. Alat ini umumnya dioperasikan di peraran dangkal, sehingga
jaring insang lingkar dapat menutup seluruh lapisan air dari permukaan hingga ke
dasar perairannya.
Jaring insang berlapis (Trammel net) adalah gabungan antara gillnet dan
entangle net. Konstruksinya terdiri dari dua lapisan luar (outer net) berukuran mata
besar yang berfungsi sebagai jaring insang dan sekaligus juga sebagai rangka
kantong bagi webbing bagian dalam (inner net). Inner net berukuran mata jaring dan
nomor benang jauh lebih kecil dan hang-in rasio yang lebih besar, sehingga jika ada
biota laut yang tertangkap an berukuran lebih kecil dari bukaan mata jaring bagian
luar akan terperangkap didalamnya dan akan terpuntal dalam kantong-kantong kecil
yang terbentuk akibat rontaan ikan itu sendiri.
Gambar 3. 69 Gabungan antara Jaring insang dengan jaring insang berlapis (FIGIS, 2007).
Ukuran dan bentuk alat sangat tergantung pada daerah, jenis dan teknik
penangkapan, serta permodalan, dengan kata lain perangkap dapat sangat
sederhana dan dilakukan oleh perorangan di perairan yang sangat dangkal bahkan
ditepian sungai atau pantai (misalnya: bubu), dan dapat juga dilakukan secara
profesional di perairan yang sangat dalam dengan ukuran dan bentuk yang radikal
(misalnya: set net). Perangkap berukuran kecil umumnya tertutup sepenuhnya,
sedangkan yang berukuran besar bahkan mungkin raksasa terbuka bagian atasnya.
Bahan yang digunakan bisa dari webbing yang dipasang pada rangka tetap
atau rangka lipat dan atau dari bahan alami lainnya, baik yang dibentuk menjadi alat
perangkap atau dipasang disuatu areal perairan.
A B C D
Gambar 3. 70 Perangkap sebagai tempat bersembunyi
4. Perangkap yang secara mekanik tertutup sendiri oleh ikan, termasuk perangap
gaya berat (gravity trap), perangkap berbentuk kotak (box trap), bent-rod traps
(whipping boughtraps), torsion traps dan snares
5. Perangkap berujud keranjang, biasanya dipasang berdekatan dengan bubu pot,,
biasanya disusun untuk menyulikan lolosnya ikan, umumnya alat ini terbuat dari
kayu, kawat atau plastik, perangkap yang berbentuk setengah silinder dan
kerucut, ahannya terdiri dari anyaman kawat dan rangka kayu (drum net) dan
perangkap berbentuk kotak yang terbuat dari kayu.(Gambar 71,72);
Teknik yang digunakan adalah menghadang ikan yang ikut dalam aliran arus.
Oleh karenanya, pemasangan perangkap jaring terbuka ini harus sangat
memperhatikan dinamika aliran air, tidak mengganggu aktifitas lalu lintas air umum,
tidak menyebabkan adanya ketidakseimbangan ekologis, tidak menyebabkan
penurunan tingkat lestari sumber daya perairan di wilayah tersebut.
Sero
Sero adalah alat penangkap yang dipasang tetap terdidi dari sejumlah
pancangan bambu. Bagiannya terbagi dua yaitu perangkap dan pengarah (penaju).
Sero dipasang memotong aliran arus di selat-selat atau perairan sempit yang
memiliki aliran arus kuat.
Perangkap jaring tertutup (Covered trap net) adalah jneis perangkap yang
baha utama pembentuknya adalah webbing (sintetis maupun alami) yang
dioperasikan di lapisan permukaan maupun dasar perairan. Jenis perangkap ini
umumnya berukuran kecil baik bersayap atau tidak bersayap, dioperasikan di
perairan dangkal, dipasang dalam unit atau sendiri-sendiri. Konstruksinya dibuat
Fyke net
Stow Net
Bubu
Bubu Lipat
Gambar 3. 83 Bubu Lipat, (Wei Hai Wei Long, Co. Ltd, China)
Pots
Pot atau mungkin bahasa jawanya adalah kendi atau tempayan yang
umumnya terbuat dari tembikar (gambar 1, B). Pot digunaan untuk memperangkap
biota dasa laut yang hendak bersembunyi, seperti belut dan gurita. Teknik
pemasangannyatidak berbeda dengan pemasangan bubu biasa (gambar 84).
Alat penangkap ikan ini umumnya terdiri dari satu pancing atau lebih, yang
dipasangi umpan hidup atau buatan untuk menarik perhatian ikan atau biota laut lain
agar tertarik untuk memakannya, bahkan ada juga yang tidak menggunakan umpan
(pancing kotor), atau pancingnya sendiri sudah berbentuk umpan (jig). Berdasarkan
klasifikasi internasional ala penangkap ini termasuk dalam kelompok Hook and Line :
: 09.00. Teknik pengoperasiannya dapat dilakukan hanya dengan satu pancing
(hand line dan Pole & line) atau dalam satu satuan unit ( Long line, vertikal line,
trolling dan bottom long line).
Pancing Ulur
Paancing berjooran (Pole and line) aatau dikenaal dengan huhate terdirri dari
pancing dan tali diikkatkan pada joran (polee). Joran adda yang terrbuat dari baambu
khusus dan fiberglasss. Pancinng menyatu dengan mpan
umtiruan yang bentuuknya
mirip denngan ikan, teeridiri dari bbatang bulat pipa stainleess diisi denngan timah diberi
mata tiruan, mata paancing tidakk berkait dilinndungi oleh kulit ikan bbuntal (puffeer fisa
skin) atau plastik beerwarna dibeentuk mirip sayap, dan bulu burung atau serrpihan
serat plasstik.
Rawai tetap atau dikenal juga dengan rawai dasar (bottom long line) terdiri
dari sejumlah pancing yang dipasang langsung pada ujung tali cabang. Tali cabang
diikatkan pada tali utama. Rawai dasar tidak mengenal pembagian jumlah pancing
seperti pada rawai tuna. Tali cabang dipasang sepanjang tali utama yang diletakkan
tegang di dasar perairan. Tali pelampung hanya terdapat di kedua ujung tali utama.
Rawai dasar dipasang tetap selama operasi dengan menggunakan jangkar yang
dipasang pada ujung tali utama.
Rawai Hanyut
Rawai hanyut (drift Long line) atau dikenal juga dengan raai tuna. Rawai
hanyut dioperasikan di perairan terbuka, dengan kedalaman yang sesuai dengan
tujuan ikan tangkapan berada. Umumnya rawai hanyut digunakan untuk menangkap
ikan-ikan pelagis besar seperti tuna, cucut dan layaran.
Sistem Basket
Susunan long line disatukan dalam satu basket tergantung pada jumlah
mpancing yang digunakan. Misalkan jumlah pancing per basket adalah enam, maka
satu basket terdiri dari 7 main line, enam branch line dan satu bouy line. Panjang
main line adalah 50 meter, branch line antara 18 20 meter, dan buoy line 35 30
meter.
Sistem box
Main line tidak dipisah-pisah seperti pada sistem box, melainkan menyatu
denganpanjang 200 atau 400 meter. Main line disusun langsung tanpa terputus
pada kotak penyimpan dengan menggunakan line arranger. Branch line dan buoy
line diikat satu per satu, kemudian diikat dalam satuan basket dngan jumlah relatif
Gambar 3. 92 Penataan dek pada long line box system: Keterangan: (1) Linethrower; (2)
Line speedometer; (3) Guide roller; (4) Protective pipe; (5) Guide roller (Tulip
rec.); (6) Guide ring; (7) Guide roller (hauling); (8) Slow conveyor (hauling);
(9) Line hauler; (10) Main line; (11) Side roller; (12) Line arranger; (13) Line
tank.
Sistem Drum
Main line tidak disusun dalam kotak penyimpan seperti pada sistem box,
melainkan digulung langsung pada drum. Branch line dan buoy line diikat satu per
satu, kemudian diikat dalam satuan basket dngan jumlah relatif
Sistem Blong
Koomponen ali
ta cabang (branch line
e) pada rawwai hanyut atau rawai tuna
terdiridari Branch linee, sekiyama,, wire leaderr dan pancinng. Berbagaai jenis bahan dan
alat yangg digunakan untuk meraakit sebuah branch linee diantaranyya disajikan pada
gambar 3.95.
A B C
Gambar 3. 96 Radio buoy (A), light buoy (B) daan bendera tanda (C)
Line hauler digunakan untuk menghibob main line. Umumnya alat ini
digerakkan dengan menggunakan tenaga elektrik dan juga elektrik hidrolik. Side
roller adalah block antara yang dapat berputar horisontal mengikuti arah mine line,
berfungsi sebagai penghantar mine line dari laut ke line hauler.
A
Gambar 3. 98 Line hauler dan side roller
Line arranger:
A B
Main line terdiri dari rope atau monofilament, panjang main line berkisar
antara 50 60 km, pancing yang terpasang berkisar antara 20.000 hingga 50.000
Coastal System
A B C D
Gambar 3. 102 Perlengkapan coastal system, gambar penjelas dari gambar 3.31 ; A: Coastal
Baiting Machine; B: Coastal Storage Magazine System; C: Hook Separator;
D: Line hauler.
E F G
Gambar 3. 104 Perlengkapan tambahan selain yang tampak pada Gambar 3.32
untuk deep sea system1; E: Magpacker; F: Magazine
trolley dan F: Control box and conveyor system.
G H
Gambar 3. 106 Perlengkapan tambahan dari Gambar 3.32 dan 3.34 untuk deep sea
system2; G: Adjustable Storage Magazine; dan H: Line hauler
sebagai Linehauler pada Gambar 3.32 (D)
Tonda
Tonda (trolling) terdiri dari tali dan pancing berumpan buatan (lure). Tonda
dioperasikan dengan menggunakan kapal, di Indonesia masih ada yang
menggunakan perahu layar untuk menangkap ikan cakalang. Umpan buatan ada
yang terbuat dari bahan yang sangat sederhana (serpihan tali rapiah atau plastik
bewarna) hingga modern (buatan pabrik). Umpan modern umumnya digunakan
pada pancing tonda untuk sport fishing. Teknik pengoperasiannya dapat
menggunakan sejumlah tali dan pancing yang dipasang pada boom samping. Tali
dihibob menggunakan tangan atau alat mekanik.
Pancing Cumi (squid jigging), merupakan modifikasi dari pancing ulur (hand
line) yang dioperasikan pada musim-musim tertentu. Pancing cumi (jig) dari
berbagai bentuk dan warnan dipasang pada tali ancing dengan jarak antara berkisar
antara 70 hingga 90 sentimeter. Setiap tali dipasangi sekitar 8 hingga 12 buah
pancing. Perikanan cumi skala komersil telah menggunakan sistim penggulung
talipancing cumi otomatis (automated squid reeling system). Operasi pancing ini
menggunakan kapal berbagai ukuran yang dilengkapi dengan unit attraksi cahaya.
Gambar 3. 115 Mesin penggulung tali pancing cumi; EC21 - Forman Tech Co.,Ltd. -
Jigging Machine
Gambar 3. 116 Kapal pancing cumi; Dongbang Fisheries Co. Ltd, Korea;
http://worldfishbait.com/vessle/vessle01.htm
1. Setiap orang atau badan hukum dilarang melakukan kegiatan penangkapan dan
pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan dan/atau alat yang dapat
membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya.
2. kegiatan penangkapan dan pembudidayaan ikan dengan menggunakan bahan
dan/atau alat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) untuk kepentingan ilmiah
dan kepentingan tertentu lainnya diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 7, menyatakan:
1. Setiap orang atau badan hukum dilarang melakukan perbuatan yang
mengakibatkan pencemaran dan kerusakan sumber daya ikan dan/atau
lingkungannya.
2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku sepanjang
mengenai perbuatan yang dilakukan untuk kepentingan kegiatan penelitian dan
kegiatan ilmiah lainnya yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
f. Penggunaan alat penangkap ikan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang
dilarang;
g. Penggunaan alat budidaya dan/atau alat bantu budidaya, termasuk penggunaan
bahan penyubur sumber daya ikan budidaya yang dilarang dan penggunaan
lahan budidaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya;
h. Kegiatan yang mengarah dan/atau ditujukan untuk menghasilkan jenis ikan baru
yang dapat merusak sumber daya ikan yang telah ada dan/atau berpotensi
merusak lingkungan sumber daya ikan.
Pemerintah daerah Yogyakarta merespon melalui perda, pasal 9
menyatakan: dalam penangkapan ikan dilarang :
1. Menggunakan bahan beracun, bahan peledak, aliran listrik, dan sejenisnya yang
merusak lingkungan.
2. Menggunakan alat trawl atau sejenisnya yang dilarang oleh Pemerintah Pusat.
3. Mengambil dan merusak batu karang tanpa ijin Gubernur dan pejabat yang
ditunjuk.
4. menangkap ikan di daerah-daerah suaka serta menangkap satwa yang
dilindungi seperti penyu, ikan paus, ikan napoleon,kura-kura
5. membuang sisa-sisa proses produksi yang mengakibatkan pencemaran
lingkungan .
Demikian pula propinsi Banten yang baru terbentuk, turut merespon isu ini
melalui Perda No. 6, 2004, pasal 12, ayat (1) menyatakan:
Penggunaan bahan kimia, biologis, bahan peledak, alat dan atau cara, dan atau
bangunan yang dapat merugikan dan atau membahayakan kelestarian sumber daya
ikan dan lingkungannya tidak saja mematikan ikan secara langsung, tetapi dapat pula
membahayakan kesehatan manusia dan merugikan nelayan serta pembudi daya ikan.
Apabila terjadi kerusakan sebagai akibat penggunaan bahan dan alat dimaksud,
pengembalian ke dalam keadaan semula akan membutuhkan waktu yang lama, bahkan
mungkin mengakibatkan kepunahan.
Dan pada pasal 13, menyatakan:
(1) Untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan, dilarang menggunakan bahan
kimia, bahan biologis, bahan peledak, listrik, racun atau sejenisnya, alat dan
atau cara, dan atau bangunan yang dapat merugikan dan atau
1. Sebuah disain alat penangkap ikan ditentukan oleh faktor metode penangkapan
ikan (Ikan apa yang akan ditangkap, dimana ditangkapnya (di pantai, di
1. Ukuran panjang alat penangkap ikan yang terbuat dari webbbing adalah pada
tali ................. yang dinyatakan dalam meter.
2. Ukuran dalam (kedalaman) alat penangkap ikan yang terbuat dari webbbing
adalah jumlah mata jaring dikalikan dengan ukur mata jaring dalam
keadaan...................
3. Ukuran alat penangkap ikan rawai hanyut dinyatakan dengan jumlah pancing
yang.....................
6. Ukuran mata jaring perlu diperhatikan oleh para pengawas adalah dengan
melihat ketentuan yang berlaku dan ukuran mata jaring bagian tertentu harus
diperhatikan, terutama pada pukat cincin adalah ukuran mata jaring pada
bagian...............:
7. Ukuran mata jaring perlu diperhatikan oleh para pengawas adalah dengan
melihat ketentuan yang berlaku dan ukuran mata jaring bagian tertentu harus
diperhatikan, terutama pada pukat hela adalah ukuran mata jaring pada
bagian...............:
8. Ukuran mata jaring perlu diperhatikan oleh para pengawas adalah dengan
melihat ketentuan yang berlaku dan ukuran mata jaring bagian tertentu harus
diperhatikan, terutama pada jaring insang adalah ukuran mata jaring pada
bagian...............:
9. Pukat cincin merupakan jaring yang sangat lebar yang melingkari atau mengurung
sekumpulan (schooling) ikan. Bagian bawah jaring dipasangi tali ..................... yang
dapat ditarik untuk menutup bagian bawah jaring demikian juga sebagian jaring
hingga tersisa sebagian jaring (bunt) sebagai penampung ikan untuk diangkat ke
kapal (brailing):
11. Pukat hela dasar adalah semua pukat yang dioperasikan di dasar atau di dekat
dasar perairan, baik dengan satu kapal maupun dengan dua kapal. Pengertian
pukat hela satu kapal adalah:
A. Satu kapal menarik dua pukat hela
B. Satu kapal menarik satu pukat hela
C. Dua kapal menarik dua pukat hela
D. Dua kapal menarik dua pukat hela
12. Pukat hela dasar adalah semua pukat yang dioperasikan di dasar atau di dekat
dasar perairan, baik dengan satu kapal maupun dengan dua kapal. Pengertian
pukat hela dua kapal adalah:
A. Satu kapal menarik dua pukat hela
B. Satu kapal menarik satu pukat hela
C. Dua kapal menarik dua pukat hela
D. Dua kapal menarik satu pukat hela
13. Pukat hela dasar berbingkai adalah semua pukat yang dioperasikan di dasar
atau di dekat dasar perairan, baik dengan satu kapal maupun dengan dua
kapal. Pengertian pukat hela berbingkai adalah:
A. Pukat dasar yang menggunakan bingkai dua sisi kiri dan kanan
B. Pukat dasar yang menggunakan bingkai empat sisi
C. Pukat dasar yang menggunakan bingkai dua sisi atas dan bawah
D. Pukat dasar yang menggunakan bingkai dua sisi
15. Efektifitas Pukat hela dasar sangat tergantung pada besarnya bukaan pukat ke
arah samping. Tingkat bukaan samping ini sangat dipengaruhi oleh sejumlah
faktor diantaranya adalah faktor:
A. Kecepatan kapal saat tahapan towing
B. Angle of attack otter board
C. Keseimbangan warp dengan kedalaman perairaan.
D. Ketiganya keliru.
17. Pukat dorong umumnya digunakan untuk menangkap ikan dan kecil dan
udang atau bibit ikan di tepi pantai yang rata dan landai. Alat ini digerakkan
oleh tenaga manusia dan ada yang dengan kapal diantaranya adalah:
18. Jaring angkat (lift net) berbentuk segiempat terbuat dari webbing, namun
kadang berbentuk kerucut yang dipasang pada rangka kaku dari besi, kayu,
bambu, dan tali. Alat ini dibenamkan ke air bahkan hingga ke dasar perairan
19. Alat yang dijatuhkan (falling gear) berbentuk ............. yang terbuat dari webbing
atau benang jaring yang dijurai secara langsung. Alat ini dijatuhkan diatas
sekumpulan ikan atau areal tertentu kemudian menutupnya dan
memperangkap apapun dibawahnya:
20. Jaring insang (gill net) dan jaring puntal (entangle net) berbentuk lembaran
yang dipasang tegak di perairan membentuk seolah dinding, alat penangkap
ini umumnya dioperasikan dalam satuan unit (set) di..........:
A. Hanya di lapisan permukaan saja
B. Hanya di lapisan dasar saja.
C. Hampir di seluruh lapisan kedalaman perairan.
D. Hanya di lapisan pertengahan saja
21. Jaring Insang Hanyut (Drift gillnet) dioperasikan di lapisan permukaan atau
pertengahan, dihanyutkan ................... aliran arus, siang maupun malam hari.
Wilayah penangkapannya adalah perairan terbuka, memiliki kedalaman yang
cukup jaring tidak akan menyangkut ke dasar perairan atau benda apapun
yang menonjol dari dasar laut:
22. Jaring Insang Tetap (Fixed gilnet) adalah jaring insang yang dipasang tetap
yang
A. Diikatkan ke kapal yang berlabuh
B. Dijangkarkan ke dasar perairan.
C. Selambarnya diikatkan ke suatu benda darat.
D. Keiganya keliru
24. Jaring insang berlapis (Trammel net) adalah gabungan antara gillnet dan
entangle net. Konstruksinya terdiri dari dua lapisan luar (outer net) berukuran
mata besar yang berfungsi sebagai jaring insang dan sekaligus juga sebagai
rangka ................ bagi webbing bagian dalam (inner net).
25. Penggabungan antara jaring insang dengan jaring insang berlapis (terdiri dari
dua bagian. Bagian .......... dikonstruksi sebagaimana jaring insang dan bagian
bawahnya adalah jaring insang berlapis. Tujuannya adalah ikan-ikan pelagis
dan semi-demersal terjerat pada insangnya, ikan-ikan dasar mungkin terpuntal,
terperangkap atau terjerat oleh jaring insang berlapis.
26. Alat penangkap ikan yang dipasang di dalam air atau di atas permukaan air
untuk jangka waktu tertentu, baik sementara maupun menetap, tergantung
jenis perangkapnya. Alat ini ada yang dipasangi pembatas (labyrinth) atau
pintu jebakan (non ....................... devices) dimana ikan akan terperangkap secara
alami maupun diarahkan.
27. Perangkap jaring ......... (Covered trap net) adalah jenis perangkap yang bahan
utama pembentuknya adalah webbing (sintetis maupun alami) yang
dioperasikan di lapisan permukaan maupun dasar perairan.
29. Rawai tetap (bottom long line) terdiri dari sejumlah pancing yang dipasang
langsung pada ujung tali cabang dioperasikan ................. dan dijangkarkan
digunakan untuk menangkap ikan-ikan dasar.
A. Hanya di lapisan permukaan saja
B. Hanya di lapisan dasar saja.
C. Hampir di seluruh lapisan kedalaman perairan.
D. Hanya di lapisan pertengahan saja
30. Rawai hanyut (drift Long line) dioperasikan ........................., dengan kedalaman
yang sesuai dengan tujuan ikan tangkapan berada yang digunakan untuk
menangkap ikan-ikan pelagis besar seperti tuna, cucut dan layaran.
A. Hanya di lapisan permukaan saja
B. Hanya di lapisan dasar saja.
C. Hampir di seluruh lapisan kedalaman perairan.
D. Hanya di lapisan pertengahan saja
TUGAS (2)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardidja, Supardi., Metode Penangkap Ikan, Bahan Ajar Program Studi Teknologi
Penangkapan Ikan, Sekolah Tinggi Perikanan, 2002, 120 pp.
3. BenYami, M. 1989. Fishing with Light (An FAO Fishing Manual). Blackwell Science
Ltd., Oxford. 132pp.
4. Beverly, Steve., Lindsay Chapman And William Sokimi, Horizontal Longline Fishing
Methods And Techniques, A Manual For Fishermen, Secretariat Of The Pacific
Community, Isbn 9822039379, Noumea, Multipress, Noumea, New Caledonia,
(Pdf), 2003
5. Bjarnason, B. A., Handlining and squid jigging, FAO TRAINING SERIES No. 23, ISBN
9251031002, Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome,
1992
7. Brand, A Vont, Fishing Gear Methods, Food And Agriculture Organization Of The
United Nations, Rome, 1985
8. Brandt, A. von 1984. Fish Catching Methods of the World. Fishing News Books,
Farnham,1984.
9. Cowx, I.G. and Lamarque, P. (eds.). 1990. Fishing with Electricity (Applications in
freshwater fisheries management). Blackwell Science Ltd., Oxford. 272 pp,1990.
10. FAO (1975). FAO Catalogue of SMALL SCALE FISING GEAR. Fishery Industries
Division FAO. 191 pp, 1975.
11. FAO Fish Tech. Pap. 222 Rev.1 FAO catalogue of fishing gear design (multilingual).
12. FAO Fisheries Technical Paper 339. FAO, Rome. 233pp.
13. FAO Fishing Manual; published by Fishing News Books Ltd; UK SmallScale Fishing
with Driftnets. FAO Fish. Tech. 284 (in English, French and Spanish)
14. FAO, Tata Laksana untuk Perikanan yang Bertanggung Jawab, Departemen
Pertanian Republik Indonesia, Rome, 1995.
15. Fishing gears and methods Related documents Definition and Classification of
Fishing Gear Categories (multilingual).
16. Fishing News Books Ltd; UK Calculations for Fishing Gear Design. FAO Fishing
Manuals; published by Fishing News Books Ltd; UK FAO Fisheries Circular No.
845, 1991 (in English and French).
17. Fishing News Books Ltd; UK FAO catalogue of small scale fishing gear; 2nd edition
(multilingual). Fishing News Books Ltd; UK Fish Catching Methods of the World
(Third edition; 1984).
19. Gabriel, O. (ed.). (in prep.). Fish Catching Methods of the World. (Fourth Edition).
Blackwell Science Ltd., Oxford. 448 pp.
20. Galbraith, R.D. and A Rice, An Introduction to Commercial Fishing Gear and
Methods Used in Scotland, Fisheries Research Services, E S Strange FRS Marine
Laboratory, Scottish Fisheries Information, No. 25 2004, ISSN: 0309 9105 ,
Aberdeen, 2004
21. Garry L. Preston, Paul D. Mead, Lindsay B. Chapman & Pale Taumaia, Deep
Bottom Fishing Techniques For The Pacific Islands, A Manual For Fishermen,
AUSAID, Secretariat Of The Pacific Community, Australian Agency For,
International Development, 1999.
22. Hardy , R. And J. G. M. Smith, Catching And Processing Scallops And Queens,
Ministry Of Agriculture, Fisheries And Food Torry Research Station, Torry Advisory
Note No. 46, FAO In Partnership With Support Unit For International Fisheries And
Aquatic Research, Sifar, 2001
23. HJUL, P. (1972). The Stern Trawler. Fishing News (Books), London. 221 pp.
24. ISSCFG Classification, FAOFish.Tech.Pap.222, p
25. Longline Fishing FAO Training Ser. 22 (in English, French and Spanish) Trials and
developments in fishing with handlines carried out by FAO during 197789.
Fisheries Circular No. 830 (in English)
26. Mcgrath, C.J, Eifac Consultation On Eel Fishing Gear And Techniques, Food And
Agriculture Organization Of The United Nations, Rome, 1971
27. Nedelec C., Definisi Dan Penggolongan Alat Penangkap Ikan, Disesuaikan Dan
Dilengkapi Untuk Keadaan Indonesia oleh Fauzi, Zarochman dan Nasruddin
Siregar, Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang, Food And Agriculture
Organization Of The United Nations, Semarang, 1989.
28. Ndlec, C. and Prado, J. (eds.). FAO Catalogue of Small Scale Fishing Gear.
Blackwell Science Ltd., Oxford. 224pp, 1989.
29. Ndlec, C. and Prado, J. 1990. Definition and classification of fishing gear
categories. FAO Fisheries Technical Paper 222. Revision 1. FAO, Rome. 92pp.
31. NOMURA, M., and T. YAMAZAKI, (1977). Fishing Techniques (1). Japan
International Cooperation Agency, Tokyo. 206 pp.
32. Peraturan Daerah Provinsi Banten, Nomor : 6 Tahun 2004, Tentang, Izin Usaha
Perikanan, Serang, 27 Desember 2004 .
36. Preston, G.L. et all, Trolling Techniques For Thepacific Islands, A Manual For
Fishermen, The Commonwealth Foundation, FAO/UNDP, South Pacific Regional
Fisheries Development Programme, United States Agency For International
Development, New Caledonia,1987
37. Purse Seining Manual FAO Fishing Manual; published by Fishing News Books Ltd;
UK Handlining and Squid Jigging FAO Training Ser. 23 (in English, French and
Spanish)
38. SAINSBURY, J.C. (1971). Commercial Fishing Methods. Fishing News (Books),
London. 119 pp.
39. Sainsbury, J.C. 1996. Commercial Fishing Methods (an introduction to vessel and
gear). Blackwell Science Ltd., Oxford. 368pp.
40. Scharfe, J. (ed.). 1989. FAO Catalogue of Fishing Gear Designs. Blackwell Science
Ltd., Oxford. 160pp.
41. Sea Grant Sea Grant, Known Your Net, Identifying & Avoiding Commercial Fishing
Nets, education, research, outreach, on line,
http://www.miseagrant.umich.edu/nets/ largegill.html, Michigan, 2007.
44. Welcomme, R.L., River Fisheries The Fishery, Fao Fishery Resources And
Environment Division, M42 Isbn 9251022992 (PDF), Food And Agriculture
Organization Of The United Nations, Rome, 1985.
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
(1) (2)