Anda di halaman 1dari 20

I.

KONSEP DASAR KEHAMILAN

A. Pengertian
Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan normal berlangsung 37-43 minggu, jika kurang dari 37 minggu disebut
kehamilan prematur dan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan
nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007).

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah


pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri yang berlangsung selama 37-43
minggu dan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan
nidasi hasil konsepsi.

B. Epidemiologi
Di Negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur (wus) disebabkan
hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tercatat
pada tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya
meninggal saat hamil atau bersalin

C. Etiologi
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel telur pada
masa ovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma dikeluarkan dari
organ reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta sel sperma. Setelah masuk
ke organ genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan
dan hanya satu sperma yang mengalami proses kapitasi dan mampu melakukan
penetrasi membran sel ovum. Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu
tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Setelah bernidasi selama
kurang lebih 10 hari maka akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan
janin (Prawirohardjo, 2009).
D. Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.

Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur, peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).

Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 7 hari. Untuk menyuplai darah ke
sel-sel makanan ke janin, jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta (Handerson 2006)

Pathway terlampir

E. Tanda Kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada tiga
tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita),
kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa) dan positif hamil

1. Tanda Kehamilan Presumptive

Perubahan yang dirasakan oleh wanita hamil itu sendiri dan masih bersifat
tidak pasti, seperti: amenore (terhentinya menstruasi), fatique (keletihan),
perubahan payudara, morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari) dan
quickening (persepsi gerakan janin) (Prawirohardjo, 2009)

2. Tanda Kehamilan Probable


Tanda kehamilan yang masih bersifat mungkin, diketahui melalui hasil dari
pemeriksaan petugas kesehatan, seperti: tanda hegar (segmen bawah uterus
lembek pada perabaan), tanda chadwicks (vagina berwarna kebiru-biruan
yang terjadi kira-kira minggu keenam), tanda piscaseck (terjadinya
pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implatasi
plasenta), tanda ballottement (lentingan janin dalam uterus saat palpasi),
kontraksi braxton hicks (uterus berkontraksi bila dirangsang), tanda goodells
(serviks terasa lebih lunak), pembesaran abdomen dan pemeriksaan tes
biologis kehamilan (positif).

3. Tanda Kehamilan Positive

Tanda kehamilan pasti yang dinilai dari adanya gerakan janin dalam rahim,
denyut jantung janin dan teraba bagian-bagian janin (Prawirohardjo, 2009)

Tanda kehamilan sesuai dengan trimester kehamilan yaitu sebagai berikut:


1. Tanda kehamilan Trimester Pertama
a. Perubahan payudara, sensasi baru: nyeri, rasa geli (tingling)
b. Urgensi dan sering berkemih
c. Rasa lesu dan malaise serta keletihan
d. Mual muntah (morning sickness): biasanya berlangsung antara
bulan pertama dan kedua setelah terlambat menstruasi dan berlangsung
sampai kira-kira bulan keempat
e. Ptialisme (Saliva berlebihan)

f. Dinamika psikososial: perubahan mood dan perasaan yang


bercampur aduk

2. Tanda Kehamilan Trimester Kedua


a. Pigmentasi lebih nyata, akne, kulit berminyak
b. Spidern nevi (telangngiektaksis) terutama di leher, toraks, wajah
dan lengan
c. Eritema pada telapak tangan
d. Pruritus
e. Palpitasi
f. Hipotensi Supine (sindrom vena cava) dan bradikardi
g. Pingsan, dan kadang-kadang singkope (hipotensi ortostatik) dapat
menetap selama kehamilan
h. Mengidam makanan
i. Nyeri ulu hati
Sensasi terbakar di dada bagian bawah atau abdomen bagian atas,
kadang-kadang disertai sendawa dan regurgitasi sedikit cairan yang
terasa asam
j. Konstipasi
k. Buang angin disertai dengan rasa kembung dan sendawa
l. Varises
Dapat dikaitkan dengan nyeri ditungkai dan nyeri tekan, dapat timbul
pada tungkai dan vulva, hemoroid adalah varises di daerah perineum
m. Leukore: sering ditemukan disepanjang masa hamil
n. Nyeri kepala (sepanjang minggu ke 26)
o. Sindrom carpal tunnel (melibatkan ibu jari, jari telunjuk dan jari
tengah, bagian lateral jari kelingking)
p. Timbul baal, kesemutan di jari secara periodik (akrodisestesia)
terjadi pada 5 % wanita hamil

q. Nyeri sendi, nyeri punggung, dan tekanan pada pelvis

3. Tanda Kehamilan Trimester Ketiga


a. Sesak napas dan dispnea terjadi pada 60 % wanita hamil
b. Insomnia (pada minggu-minggu akhir kehamilan)
c. Respon psikososial: perubahan mood, cemas meningkat, perasaan
bercampur aduk
d. Gingivitis dan epulis (hiperemia, hipertropi, perdarahan, nyeri
tekan), keadaan ini akan hilang dengan spontan satu sampai dua bulan
setelah melahirkan
e. Sering berkemih dan keinginan untuk berkemih kembali terasa
f. Rasa tidak nyaman dan tekanan di perineum
g. Kontraksi Braxton Hicks
h. Kram tungkai (spasme gastroknemius) terutama saat berbaring

i. Edema di mata kaki (bukan pitting) sampai tungkai

Pada proses kehamilan juga dapat terjadi perubahan-perubahan, baik perubahan


fisiologis maupun psikologis.

1. Perubahan Fisiologis
Hampir setiap tubuh wanita hamil mengalami perubahan baik pada organ dan
sistem organnya. Menurut Mochtar (2011) perubahan fisiologis yang terjadi
pada wanita hamil antara lain:

a. Sistem Reproduksi

Ukuran uterus membesar akibat dari hipertrofi dan hiperplasia otot polos
rahim, berat uterus naik dari 30 gram menjadi 1000 gram, isthmus rahim
hipertrofi dan serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak.
Proses ovulasi berhenti, vagina dan vulva berwarna lebih merah atau
kebiruan.

b. Sistem Sirkulasi Darah

Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Gambaran protein darah berubah, jumlah protein, albumin dan gama
globulin menurun pada trimester pertama dan meningkat bertahap pada akhir
kehamilan. Pompa jantung akan meningkat setelah kehamilan tiga bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Tekanan darah
cenderung turun pada trimester kedua dan akan naik lagi seperti pada
prahamil.

c. Sistem Pernapasan

Adanya usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran uterus, akan
menekan paru-paru sehingga wanita hamil akan cenderung mengeluh sesak
dan napas pendek. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan.

d. Sistem Pencernaan

Pada trimester pertama, muncul keluhan mual dan muntah. Salivasi


meningkat, tonus otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas usus
menurun dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran makanan.
e. Sistem Integumen

Pada daerah kulit tertentu, terdapat hiperpigmentasi jaringan seperti pada


muka, payudara (puting dan areola payudara), perut dan vulva.

f. Metabolisme

Tingkat metabolik basal pada wanita hamil meningkat hingga 15-20%


terutama pada trimester akhir. Terjadi gangguan keseimbangan asam basa,
kebutuhan protein dan kalori meningkat. Wanita hamil sering merasa haus,
nafsu makan bertambah, sering buang air kecil dan kadang dijumpai
glukosuria serta berat badan ibu hamil akan meningkat.

g. Payudara

Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat terjadi
noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli dan bayangan vena-vena lebih
membiru.

2. Perubahan Psikologis

Menurut Nirwana (2011), perubahan psikologis yang dialami ibu hamil


berdasarkan usia kehamilan yaitu:

a. Trimester Pertama

Ibu membutuhkan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya pada
trimester awal kehamilan. Banyak ibu yang merasa kecewa, terjadi
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan
banyak ibu yang mengharapkan untuk tidak hamil. Pada wanita hamil
banyak yang mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya
tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.

b. Trimester Kedua

Terdapat dua fase perubahan psikologis pada trimester kedua. Fase pertama
yaitu fase prequickening, dimana pada fase ini ibu menganalisis dan
mengevaluasi segala hubungan interpersonal yang telah terjadi. Proses ini
akan menjadi dasar bagaimana calon ibu mengembangkan hubungan dengan
anak yang akan dilahirkan. Pada trimester kedua, calon ibu sudah dapat
menerima kehamilannya. Fase kedua yaitu fase postquickening yaitu ibu
hamil akan fokus pada kehamilan dan persiapan untuk menyambut lahirnya
bayi. Pergerakan yang dirasakan dapat membantu ibu membangun konsep
bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dengannya dan menyebabkan
ibu terfokus pada bayinya.

c. Trimester Ketiga

Pergerakan bayi akan semakin sering dirasakan oleh calon ibu pada trimester
ketiga. Perasaan tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi seorang ibu
seperti takut kalau sewaktu-waktu bayinya lahir, apakah bayinya akan terlahir
normal dan hal-hal lain terkait kondisi bayinya. Seorang ibu juga akan
memikirkan tentang proses persalinan yang akan dialami dan bahaya fisik
yang akan timbul pada saat persalinan.

F. Klasifikasi
1. Kehamilan normal

Tidak ada riwayat kelainan obsetri, ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan.

2. Kehamilan dengan masalah khusus

Masalah khusus yang dimaksud seperti masalah keluarga atau psikososial,


kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan finansial.

3. Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan

Seperti hipertensi, anemia berat, preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat,


infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dll

4. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan


rujukan
Seperti perdarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi
kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi (Mitayani, 2009).

G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Muka

Adanya edema, chloasma gravidarum (bintik-bintik hitam pada wajah),


selaput mata pucat dan merah, keadaan lidah dan gigi.

b. Leher

Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung), kelenjar


gondok membesar/kelenjar limfe membengkak.

c. Payudara

Payudara membesar, areola mammae mengalami hiperpigmentasi, papilla


mammae menonjol, adakah colostrum.

d. Abdomen

Pengkajian kulit pada abdomen harus memperhatikan warna, ruam, lesi,


jaringan parut, stria, dilatasi vena, turgor, tekstur, dan distribusi rambut.
Kontur, kesimetrisan, dan adanya hernia juga harus dicatat.

e. Vagina

Vagina membesar, dan struktur penyokong menjadi lebih rileks dengan


semakin tuanya kehamilan.

f. Ekstremitas Bawah

Cari varises, oedema, luka, cicatrik pada lipatan paha


2. Palpasi
a. Abdomen
Untuk menentukan:
Besarnya rahim dan dengan palpasi untuk menentukan usia kehamilan
Menentukan letaknya anak dalam rahim

Adakah tumor dalam rongga perut, kista, mioma, limpa yang


membesar

(1) Pemeriksaan Leopold


a) LEOPOLD I
Tujuan: untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.

Gambar 1. Pemeriksaan Leopold I

Caranya:
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah muka
penderita
Rahim di bawah ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
o Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotement).
o Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan serta fundus terasa penuh.

o Bila letak lintang: palpasi di daerah fundus akan terasa


kosong.

Pemeriksaan usia kehamilan dari tingginya fundus uteri:


o Sebelum bulan ke 3 fundus uteri belum dapat diraba dari luar
o Akhir bulan III (12 mg): tinggi fundus uteri 1 2 jari di atas
symphisis
o Akhir bulan IV (16 mg): tinggi fundus uteri pertengahan symphisis
o Akhir bulan V (20 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di bawah pusat
o Akhir bulan VI (24 mg): tinggi fundus uteri setinggi pusat
o Akhir bulan VII (28 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di atas pusat
o Akhir bulan VIII (32 mg): tinggi fundus uteri pertengahan prosesus
xipoideus dan pusat
o Akhir bulan IX (36 mg): tinggi fundus uteri 3 jari di bawah prosesus
xipoideus

o Akhir bulan X (40 mg): tinggi fundus uteri pertengahan antara


prosesus xipoideus dan pusat

Pusat
Gambar 2. Tinggi
fundus menurut usia
kehamilan normal
dengan satu janin
Symphisis

Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti pertumbuhan


rahim maka Rahim seseorang sering ditentukan dalam cm, yang diukur
ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilical (lingkaran perut
setinggi pusat). Adapun rumusnya dengan menggunakan aturan
McDonald ialah:

Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu

b) LEOPOLD II
Tujuan: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil

Gambar 3. Pemeriksaan Leopold II

Caranya:
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah bagian-bagian
kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak rintangan
yang terbesar.

Kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak


lintang.

c) LEOPOLD III
Tujuan: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an apakah
bagaian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul

Gambar 4. Pemeriksaan Leopold III

Caranya:
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan

Bila kepala tidak dapat digerakkan lagi maka kepala sudah


enganged

d) LEOPOLD IV
Tujuan: untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.
Gambar 5. Pemeriksaan Leopold IV

Caranya:
Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
o Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga
o Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul

o Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari


kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar dari
kepala sudah melewati pintu atas panggul (PAP).

3. Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk mendengarkan denyut jantung janin
(DJJ). DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler. DJJ
dihitung secara penuh dalam 1 menit dengan memperhatikan keteraturan serta
frekuensinya (Baety, 2012). Frekuensi bunyi jantung janin normal yaitu 120-
140 kali per menit. Apabila bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali
permenit atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin
Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar
dengan nadi ibu
Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 5
detik, istirahat 5 detik lakukan sampai 3 kali dan hasilnya dijumlah dan
dikalikan 4).

Beri penjelasan pada klien hasil pemeriksaan detak jantung janin

5. Penentuan Taksiran Berat Janin


Taksiran berat janin melalui pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dengan
menggunakan rumus Niswander yaitu :

Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) = 1,12 (TFU 7,7) x 100 gr (Bobak,
2005).

6. Penentuan Taksiran Usia Kehamilan

Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat
dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30
hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan
rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat
digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus
ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir,
kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya,
sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari,
Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak
ditambah atau dikurangi.

H. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.

2. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan untuk menentukan:
Jenis kelamin
Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)

Jumlah cairan amnion

3. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah (Hb, Gol darah, glukosa)
b. Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)

Pengumpulan urin untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah.


Urin diperiksa utuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada
dalam urin yang menandakan masalah.

Protein

Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.

Glukosa

Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam jumlah
besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.

Keton

Keton ditemukan dalam urin setelah mealkukan aktivitas berat atau


pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.

Bakteri

Peningkatan bakteri dalam urin berkaitan dengan infeksi saluran kemih


yang biasa terjadi pada ibu hamil.

I. Komplikasi
Komplikasi yang sering ditemukan pada antenatal care yaitu:
1. Anemia
2. Penyakit jantung
3. Hiperemis gravidarum
4. Perdarahan dalam kehamilan
5. Kelainan letak janin
6. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)

7. Diabetes gestasional

II. KONSEP DASAR ANTENATAL CARE (ANC)

A. Pengertian Antenatal Care


Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo
(2009), pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan
mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa
nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik
tetapi juga mental.

B. Tujuan Antenatal Care


Menurut Saifudin (2006), tujuan antenatal care adalah:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu
dan bayi
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mngkin
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal
C. Pelayanan Antenatal
1. Konsep Pemeriksaan Antenatal
Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai
dengan:
a. Anamnesis: identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
sebelumnya dan kehamilan sekarang.
b. Pemeriksaan umum: pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan.
c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet
besi (Fe)

e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan


perilaku sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, tanda-tanda risiko,
pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan
oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan
pemeriksaan kehamilan ulang.

2. Kunjungan Ibu Hamil


Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan
anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai
dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan
kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan
trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan
(Saifuddin, 2006).

Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting,
sebagai berikut:
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya

b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai


preeklampsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau
tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan
ganda

c. Trimester ketiga antara minggu 28-36

Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui


apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester ketiga setelah 36 minggu

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit (Saifuddin,
2006)

D. Standar Pelayanan Antenatal Care


Menurut Sarminah (2012) terdapat enam standar dalam pelayanan antenatal
seperti berikut ini:

1. Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan masyarakat


secara berkala untuk memberi penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya
sejak dini secara teratur.

2. Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikit 4 kali pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi


anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal, deteksi kelainan dalam kehamilan
khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/HIV-AIDS, memberikan
pelayanan imunisasi, penyuluhan dan konseling

3. Palpasi Abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat

4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan atau


rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

5. Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan

Bidan dapat mendeteksi setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda dan gejala pre-eklamsia serta penatalaksanaan dan rujukan
yang tepat.

6. Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan persiapan persalinan
yanh bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan, persiapan
transportasi dan biaya.

Dalam pelayanan antenatal/asuhan kehamilan, standar minimal yang harus


dilaksanakan termasuk 7T, antara lain: (Saifudin, 2006).
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yang seringan-ringannya
Peningkatan berat badan pada masa kehamilan sangat penting,.
Setidak-tidaknya antara 9-11 kg sampai menjelang bayi lahir
Berat badang < 45 kg pada trimester II atau di bawah kurva pada
KMS ibu hamil menunjukkan ibu kurus, besar kemungkinan ibu akan
melahirkan bayi dengan BBLR.

Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu
dicurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan
gangguan dalam persalinan

2. Ukur Tekanan Darah


Tekanan darah normal adalah 110/80-140/90 mmHg. Bila > 140/90
mmHg, hati-hati adanya preeklamsia

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri


Tinggi fundus uteri ditentukan dalam sentimeter (cm), yaitu jarak
antara symphisis pubis dengan puncak tinggi fundus uteri

Tujuan pemeriksaan tinggi fundus uteri adalah untuk memeriksa


kehamilan, menentukan letak janin dalam kandungan normal atau tidak,
memperkirakan berat badan janin dan dapat menentukan detak jantung
janin

4. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) lengkap

Bertujuan untuk mencegah tetanus neonatorum. Imunisasi pertama


diberikan mulai hamil 3 bulan dan imunisasi kedua diberikan minimal
1,5 bulan sesudah imunisasi pertama

5. Pemberian Tablet zat besi

Ibu hamil harus minum tablet zat besi satu tablet sehari atau paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan

6. Tes terhadap penyakit menular sexual


7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

Anda mungkin juga menyukai