Konsep Dasar Penyakit
Konsep Dasar Penyakit
A. Pengertian
Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan normal berlangsung 37-43 minggu, jika kurang dari 37 minggu disebut
kehamilan prematur dan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Proses kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan
nidasi hasil konsepsi (Winkjosastro, 2007).
B. Epidemiologi
Di Negara miskin, sekitar 25-50 % kematian wanita usia subur (wus) disebabkan
hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tercatat
pada tahun 1996, WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya
meninggal saat hamil atau bersalin
C. Etiologi
Kehamilan dapat terjadi karena adanya sperma yang membuahi sel telur pada
masa ovulasi. Saat terjadi ejakulasi kurang lebih 3cc sperma dikeluarkan dari
organ reproduksi pria yang berisi kurang lebih 300 juta sel sperma. Setelah masuk
ke organ genetalia interna wanita, sperma akan menghadapi beberapa rintangan
dan hanya satu sperma yang mengalami proses kapitasi dan mampu melakukan
penetrasi membran sel ovum. Setelah itu akan terjadi proses nidasi, yaitu
tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium. Setelah bernidasi selama
kurang lebih 10 hari maka akan dimulai proses pertumbuhan dan perkembangan
janin (Prawirohardjo, 2009).
D. Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur, peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut
getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 7 hari. Untuk menyuplai darah ke
sel-sel makanan ke janin, jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi
(konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta (Handerson 2006)
Pathway terlampir
E. Tanda Kehamilan
Tanda hamil adalah perubahan fisiologis yang timbul selama hamil. Ada tiga
tanda kehamilan, yaitu presumtif (perubahan yang dirasakan wanita),
kemungkinan (perubahan yang bisa diobservasi pemeriksa) dan positif hamil
Perubahan yang dirasakan oleh wanita hamil itu sendiri dan masih bersifat
tidak pasti, seperti: amenore (terhentinya menstruasi), fatique (keletihan),
perubahan payudara, morning sicknes (mual dan muntah di pagi hari) dan
quickening (persepsi gerakan janin) (Prawirohardjo, 2009)
Tanda kehamilan pasti yang dinilai dari adanya gerakan janin dalam rahim,
denyut jantung janin dan teraba bagian-bagian janin (Prawirohardjo, 2009)
1. Perubahan Fisiologis
Hampir setiap tubuh wanita hamil mengalami perubahan baik pada organ dan
sistem organnya. Menurut Mochtar (2011) perubahan fisiologis yang terjadi
pada wanita hamil antara lain:
a. Sistem Reproduksi
Ukuran uterus membesar akibat dari hipertrofi dan hiperplasia otot polos
rahim, berat uterus naik dari 30 gram menjadi 1000 gram, isthmus rahim
hipertrofi dan serviks uteri bertambah vaskularisasinya dan bertambah lunak.
Proses ovulasi berhenti, vagina dan vulva berwarna lebih merah atau
kebiruan.
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester
pertama. Gambaran protein darah berubah, jumlah protein, albumin dan gama
globulin menurun pada trimester pertama dan meningkat bertahap pada akhir
kehamilan. Pompa jantung akan meningkat setelah kehamilan tiga bulan dan
menurun lagi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Tekanan darah
cenderung turun pada trimester kedua dan akan naik lagi seperti pada
prahamil.
c. Sistem Pernapasan
Adanya usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran uterus, akan
menekan paru-paru sehingga wanita hamil akan cenderung mengeluh sesak
dan napas pendek. Kapasitas vital paru sedikit meningkat selama kehamilan.
d. Sistem Pencernaan
f. Metabolisme
g. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat. Dapat terjadi
noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli dan bayangan vena-vena lebih
membiru.
2. Perubahan Psikologis
a. Trimester Pertama
Ibu membutuhkan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya pada
trimester awal kehamilan. Banyak ibu yang merasa kecewa, terjadi
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali pada awal kehamilan
banyak ibu yang mengharapkan untuk tidak hamil. Pada wanita hamil
banyak yang mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya
tentang perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.
b. Trimester Kedua
Terdapat dua fase perubahan psikologis pada trimester kedua. Fase pertama
yaitu fase prequickening, dimana pada fase ini ibu menganalisis dan
mengevaluasi segala hubungan interpersonal yang telah terjadi. Proses ini
akan menjadi dasar bagaimana calon ibu mengembangkan hubungan dengan
anak yang akan dilahirkan. Pada trimester kedua, calon ibu sudah dapat
menerima kehamilannya. Fase kedua yaitu fase postquickening yaitu ibu
hamil akan fokus pada kehamilan dan persiapan untuk menyambut lahirnya
bayi. Pergerakan yang dirasakan dapat membantu ibu membangun konsep
bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dengannya dan menyebabkan
ibu terfokus pada bayinya.
c. Trimester Ketiga
Pergerakan bayi akan semakin sering dirasakan oleh calon ibu pada trimester
ketiga. Perasaan tersebut menimbulkan kecemasan tersendiri bagi seorang ibu
seperti takut kalau sewaktu-waktu bayinya lahir, apakah bayinya akan terlahir
normal dan hal-hal lain terkait kondisi bayinya. Seorang ibu juga akan
memikirkan tentang proses persalinan yang akan dialami dan bahaya fisik
yang akan timbul pada saat persalinan.
F. Klasifikasi
1. Kehamilan normal
Tidak ada riwayat kelainan obsetri, ukuran uterus sesuai dengan usia
kehamilan.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
a. Muka
b. Leher
c. Payudara
d. Abdomen
e. Vagina
f. Ekstremitas Bawah
Caranya:
Kaki klien difleksikan pada lutut dan lipat paha
Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat ke arah muka
penderita
Rahim di bawah ke tengah
Kedua tangan diletakkan pada bagian atas uterus dengan mengikuti
bentuk uterus
Lakukan palpasi secara lembut untuk menentukan bentuk, ukuran
konsistensi dan gerakan janin
Tentukan tinggi fundus uteri
Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
o Bila kepala : bulat, keras dan dapat digerakkan
(balotement).
o Bila bokong : lunak, bentuk tidak spesifik, lebih besar
dan lebih lunak dari kepala, tidak dapat
digerakkan serta fundus terasa penuh.
Pusat
Gambar 2. Tinggi
fundus menurut usia
kehamilan normal
dengan satu janin
Symphisis
Tinggi fundus (cm) x 2/7 (atau + 3,5) = durasi kehamilan dalam bulan
Tinggi fundus (cm) x 8/7 = durasi kehamilan dalam minggu
b) LEOPOLD II
Tujuan: untuk menentukan di mana letaknya punggung anak dan di mana
letaknya bagian-bagian kecil
Caranya:
Kedua tangan pindah ke samping
Tentukan di mana punggung anak. Punggung anak terdapat di pihak
yang memberikan rintangan yang paling besar, carilah bagian-bagian
kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan pihak rintangan
yang terbesar.
c) LEOPOLD III
Tujuan: untuk menentukan apa yang terdapat dibagian bawah an apakah
bagaian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas
panggul
Caranya:
Digunakan satu tangan saja
Bagian bawah ditentukan anatar ibu jari dan jari lainnya
Cobalah apakah tangan bawah masih bia digoyangkan
d) LEOPOLD IV
Tujuan: untuk menentukan tua kehamilan dan bagian apa yang terdapat
di bagian fundus.
Gambar 5. Pemeriksaan Leopold IV
Caranya:
Pemeriksa menghadap kea rah kaki klien
Kedua lutut ibu masih pada posisi fleksi
Letakkan kedua telapak tangan pada bagian bawah abdomen dan
coba untuk menekan kea rah pintu atas panggul
Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul (PAP), dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga
panggul.
Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
o Kedua tangan convergent, hanya bagian kecil dari kepala
turun ke dalam rongga
o Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke rongga panggul
3. Auskultasi
Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk mendengarkan denyut jantung janin
(DJJ). DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenec atau Doppler. DJJ
dihitung secara penuh dalam 1 menit dengan memperhatikan keteraturan serta
frekuensinya (Baety, 2012). Frekuensi bunyi jantung janin normal yaitu 120-
140 kali per menit. Apabila bunyi jantung <120 kali permenit atau >160 kali
permenit atau tidak teratur, maka anak dalam asphyxia (kekurangan oksigen).
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Baringkan ibu hamil dengan posisi terlentang
Beri jelly pada doppler /lineac yang akan digunakan
Tempelkan doppler pada perut ibu hamil didaerah punggung janin
Funandoskop diletakkan secara tegak lurus terhadap dinding perut
Raba nadi ibu pada pergelangan tangan
Pastikan DJJ dengan cara membedakan bunyi yang didengar
dengan nadi ibu
Hitung jumlah DJJ permenit dengan benar (hitung DJJ selama 5
detik, istirahat 5 detik lakukan sampai 3 kali dan hasilnya dijumlah dan
dikalikan 4).
Taksiran Berat Badan Janin (TBJ) = 1,12 (TFU 7,7) x 100 gr (Bobak,
2005).
Untuk dapat menghitung usia kehamilan anda berdasar HPHT hanya dapat
dilakukan oleh ibu hamil yang memiliki siklus haid normal dan teratur (28-30
hari). Untuk taksiran usia kehamilan berdasar HPHT dapat menggunakan
rumus Neagele, selain dapat menghitung usia kehamilan, rumus ini juga dapat
digunakan untuk menghitung hari perkiraan lahir (HPL). Penggunaan rumus
ini adalah dengan menambahkan 7 pada tanggal pertama dari haid terakhir,
kemudian mengurangi bulan dengan 3 dan menambahkan 1 pada tahunnnya,
sedangkan untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari,
Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap tidak
ditambah atau dikurangi.
H. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rontgen dilakukan setelah bulan ke VI, karena sebelumnya
rangka janin belum tampak.
2. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG dilakukan untuk menentukan:
Jenis kelamin
Tafsiran kelahiran, tafsiran berat janin (TBJ)
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Darah (Hb, Gol darah, glukosa)
b. Urine (tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
Protein
Seharusnya tidak ada dalam urin, tetapi bila ada berarti adanya
kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada
kehamilan.
Glukosa
Glukosa dalam jumlah kecil bisa dikatakan normal. Glukosa dlam jumlah
besar membutuhkan pemeriksaan gula darah.
Keton
Bakteri
I. Komplikasi
Komplikasi yang sering ditemukan pada antenatal care yaitu:
1. Anemia
2. Penyakit jantung
3. Hiperemis gravidarum
4. Perdarahan dalam kehamilan
5. Kelainan letak janin
6. Toxamia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
7. Diabetes gestasional
Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting,
sebagai berikut:
a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan
dan ibu hamil.
Mendeteksi masalah dan menanganinya
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum,
anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang
merugikan
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi
Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan,
istirahat dan sebagainya
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,
atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit (Saifuddin,
2006)
3. Palpasi Abdomen
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan
bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat
Bidan dapat mendeteksi setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenal tanda dan gejala pre-eklamsia serta penatalaksanaan dan rujukan
yang tepat.
6. Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ketiga untuk memastikan persiapan persalinan
yanh bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan, persiapan
transportasi dan biaya.
Bila berat badan ibu jauh diatas kurva pada KMS ibu hamil, perlu
dicurigai adanya kemungkinan melahirkan bayi besar dan menimbulkan
gangguan dalam persalinan
Ibu hamil harus minum tablet zat besi satu tablet sehari atau paling
sedikit 90 tablet selama kehamilan