Aliran Fluida
Aliran Fluida
Aliran Fluida
Oleh :
Dosen Pengampuh :
Yovan Witanto, S.T.,M.T
Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahn
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk
aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
= densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan
adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai
berikut:
di mana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= entalpi fluida per satuan massa
Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds merupakan bilangan tak berdimensi yang dapat membedakan suatu
aliran itu dinamakan laminar, transisi atau turbulen.
Re = VD /
Viskositas
Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau
perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, kohesi dan laju perpindahan
momentum molekularnya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring bertambahnya
kenaikan temperatur hal ini disebabkan gaya gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan
mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair yang
menyebabkan berturunya viskositas dari zat cair tersebut.
Rapat jenis (density )
Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan
dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nisbah
( ratio ) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.
nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu
fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida semakin
berkurang.
Debit Aliran
Debit aliran dipergunakan untuk menghitung kecepatan aliran pada masing masing pipa
experimen diaman rumus debit aliran
Q =/t
Dimana : Q adalah debit aliran ( m3/s)
V adalah kecepatan aliran ( m/s )
A adalah luas penampang ( m2)
adalah volume fluida ( m3 )
Koefisien Gesek
Koefisien gesek dipengaruhi oleh kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran
laminar dan aliran turbulen berbeda, maka koefisien gesek erbeda pula untuk masingmasing
jenis aliran . Pada aliran Laminar dalam pipa tertutup (closed conduits) mempunyai distribusi
vektor kecepatan , Pada aliran laminar vektor kecepatan yang berlaku adalah kecepatan dalam
arah z saja.
1. Tabung Pitot
2. Area meter
3. Orifice meter
Tabung Pitot
h
M N
P3 v2 P v2
+ 3 + z3 - F3-2 - W = 2 + 2 + z2
g 2g g 2g
P3 v2 P
+ 3 = 2
g 2g g
v32 P P
= 2 - 3
2g g g
( -DP)
v3 = 2
PM = PN
P1 + gx + m gh = P2 + g ( x + h)
P2 P ( - )
- 1 = m h
g g
P2 P ( - )
- 3 = m h
g g
(-DP ) = ( m - ) gh
Sehingga,
( m - )
v3 = 2 gh
Karena ada pengabaian-pengabaian dalam penentuan v3 (Z1=Z2, F=0, dsb) maka kecepatan lokal
di titik 3 di atas perlu dikoreksi.
(-DP)
v3 = CP 2
, atau
(m - )
v3 = CP 2 gh
r=R
Q = 2p r
v( r ) dr
Debit: r =0
r =R
v=
2p r v(r )dr
r =0
Kecepatan rata-rata: p R2
r =R
m = 2p r
v(r )dr
Kecepatan alir massa: r =0
Venturimeter
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan rata-rata aliran dalam pipa.
Pada alat ini terjadi pengurangan luas tampang aliran (titik 2). Kecepatan aliran rata-rata di titik
1 dicari dengan menerapkan persamaan Bernoulli antara titik 1 dan 2 serta persamaan
kontinyunitas.
P1 v12 P v2
+ + z1 - F1- 2 - W = 2 + 2 + z 2
g 2g g 2g
P1 v12 P v2
+ = 2 + 2
g 2g g 2g
Persamaan kontinyunitas:
1 A1v1 = 2 A2 v2
1 A1
v2 = v1
2 A2
A1
v2 = v1
A2
P1 P v 2 A2
- 2 = 1 12 - 1
g g 2 g A2
2( P1 - P2 )
v1 =
A1
2
- 1
A2
2(-DP )
v1 =
A1
2
A - 1
2
v
Pengabaian-pengabaian dalam penentuan 1 dikompensasi dengan menambahkan faktor
koreksi, CV
2(-DP )
v1 = CV
A1
2
- 1
A2
Pressure drop (-DP) dicari dari perbedaan permukaan cairan dalam manometer.
DP = P1 - P2 = ( m - ) gh
2 (-DP ) A22
m = v1 A1 = CV
A 2
1 - 2
A
Aliran massa: 1
Orrifice meter
Kecepatan rerata di lokasi 1 ditentukan dengan menerapkan persamaan Bernoulli antara titik 1
dan 2 serta kontinyunitas (analog dengan venturi meter).
Diperoleh:
2( P1 - P2 ) 2(-DP)
v1 = =
A1
2
A1
2
- 1
- 1
A2 A2
Dengan,
-
DP = P1 - P2 = ( m - ) gh
Karena A2 sulit dievalusi maka digunakan luas tampang pada orrifice (Ao).
2( -DP )
v1 = CO
A1
2
- 1
AO
vO DO
ReO =
m
Area meter
Tinggi float, h
Kesetimbangan gaya yang bekerja pada float:
V f f g - V f g - A f (-DP) = 0
Vf : volum float
f : densitas float
: densitas fluida
P1 v2 P v2
+ 1 + z1 - F - W = 2 + 2 + z2
g 2g g 2g
Z1 Z2; W = 0; F0
P1 v12 P2 v22
+ = +
g 2g g 2g
Persamaan kontinyunitas:
1 A1v1 = 2 A2v2
A1v1 = A0v0
A1
v2 = v1
A0
2
P1 v P2 A1 v12
2
+ = +
1
g 2 g g A0 2 g
v12
A1
2
P1 P2
- = - 1
g g 2g A0
v12
A1
2
DP = ( P1 - P2 ) = - 1
2 A0
v2
A1
2
Vf f g -Vf g - 1 - 1A f = 0
2 A0
(9)
2 gV f ( f - )
v1 =
A1
2
- 1Af
A0
Untuk mengkompensasi penyederhanaan yang dilakukan maka ditambahkan faktor koreksi (CR)
2 gV f ( f - )
v1 = CR
A1
2
Af
- 1
A0
vO DO
Re R =
m ; Diameter ekivalen annulus; Do = Di - Df
2 gV f ( f - )
Q = v1 A1 = v0 A0 = A1CR
A1
2
Af
- 1
A0
Debit:
2 gV f ( f - )
m = v1 A1 = v0 A0 = A1C R
A1
2
Af
- 1
A0
Aliran massa:
A1 A1
2 2
- 1
A0
A
0 , atau
A 2
1 -
1
0
A
1
Contoh Soal: