Anda di halaman 1dari 3

Dry Leg dan Wet Leg pada Level Transmitter

April 15, 2010 TeknisiInstrument 22 comments

Dry Leg level transmitter

PU = tekanan udara

PL = tekanan di sisi L transmitter

PH = tekanan di sisi H transmitter

LT = level transmitter

PCV = pressure control valve (pressure regulator)

Gambar di atas merupakan sebuah tangki bertekanan yang berfungsi untuk menekan air keluar
dari tangki tersebut. Tekanan dimaksud berasal dari tekanan udara luar yang jaga oleh dua buah
regulator, PCV1 diset pada 90 PSIG dan PCV2 pada 100 PSIG, jika tekanan di dalam tangki
turun di bawah 90 PSIG, maka PCV1 akan membuka secara proporsional memberikan tambahan
udara, jika tekanan di dalam tangki naik melebihi 100 PSIG, maka PCV2 akan membuka secara
proporsional, membuang kelebihan tekanan ke atmosfer. Konfigurasi ini biasana dipakai pada air
utility (air bahasa Indonesia, bukan air yang berarti udara), misalnya untuk keperluan air yang
demand-nya intermittent atau tidak konstan.

Air masuk berasal dari sebuah pompa. Mengapa tidak langsung saja air dari pompa disalurkan ke
utility? Hal ini disebabkan karenan pemakaian air yang tidak konstan, yang terkadang melebihi
kapasitas delivery pompa. Mengapa tidak kapasitas pompanya saja yang diperbesar? Biasa.
hal ini karena pertimbangan biaya. Semakin besar kapasitas pompa, semakin mahal biayanya.
Pada posting kali ini tidak sedang membahas mengenai pompa dan air utility. Yang akan disoroti
pada posting kali ini adalah pemasangan level transmitter untuk mengetahui ketinggian air di
dalam tangki tersebut. LT (Level Transmitter) yang dipakai untuk mengukur ketinggian air di
dalam tangki yang digunakan adalah DP transmitter. Bagaimana DP bisa mengukur level, bisa
dilihat di posting ini, atau di posting ini.

Mengapa sisi low dari LT disambung ke tangki bagian atas? Hal ini karena untuk meng-equalize
tekanan udara di sisi H dan L dari transmitter, sehingga yang terukur oleh LT adalah tekanan
hidrostatik dari air yang berbanding lurus dengan ketinggian air di dalam tangki.

Pada keadaan ketinggian air di dalam tangki nol, atau ketinggian air menyentuh titik pengukuran
sisi H-nya atau dengan kata lain tangki realtif sedang kosong, maka transmitter tidak mendeteksi
adanya tekanan hidrostatik, atau (dp= PH-PL = 95+0 95 = 0). Lihat posting ini, atau di posting
ini untuk cara hitungan dp (differential pressure) pada pengukuran level dengan prinsip dp.

Penjelasan di atas menerangkan konfigurasi transmitter dengan metode dry-leg. Mengapa disebut
dry leg? Karena sensing line transmitter dibiarkan kering. (mungkin sensing line diistilahkan
dengan leg, kaki)

Bagaimana jika gas yang berada di sisi atas dari tangki tersebut bisa berkondensasi pada
temperature kerjanya? Misalnya kondensat dari hasil separasi minyak-condensate-gas?

Bisa ditebak, gas yang berkondensasi akan masuk ke dalam sensing line sisi low, dan sudah
barang tentu akan mempengaruhi keakuratan pengukuran, karena SG (specific gravity)
kondensate akan memberikan kontribusi tekanan hidrostatik pada sisi L.

Wet Leg Level Transmitter

Untuk menanggulangi masalah ini, maka diterapkan metoda wet leg, yaitu dengan cara mengisi
kolom sensing line low side dengan liquid yang diketahui SG-nya. Dalam contoh ini misalnya
air, yang memiliki SG=1.
Ada sedikit perbedaan dalam memperlakukan dp transmitter yang diimplementasikan pada
pengukuruan level dengan wet leg. Misalnya, ketinggian kolom sensing line low side pada
contoh di atas adalah 100 inci, sehingga menghasilkan tekanan hidrostatik 100inH2O (lihat
posting ini, atau di posting ini untuk prinsip menghitungnya). Sehingga, saat tangki kosong atau
level kondensat menyentuk titik sensing high side dari LT, maka dp transmitter akan mengukur
tekanan dp=PH-PL = 0-100 = -100 inH2O. Nah saat itulah dp transmitter di trim zero, jadi zero
measurement-nya memiliki tekanan nyata sebesar minus 100inH2O. dan saat ditrim zero pada
keadaan tersebut, transmitter akan mengirim sinyal 0% (4mA misalnya).

Perhitungan jelasnya bisa dikembangkan sendiri dengan mereferensi ke posting sebelumnya (di
posting ini, atau di posting ini).

Selain untuk menghindari kesalahan pengukuran karenan kondensasi gas, wet leg juga bisa
berguna saat fluida yang diukur bersifat korsif.

Pada wet leg, nilai dp aktual yang terukur selalu negatif.

Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan pengalaman, hanya bertujuan untuk sharing bagi mereka
yang baru mengenal dunia instrumentasi, kepada para master dan insinyur, mohon koreksi atas
segala kesalahan

Anda mungkin juga menyukai