Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Nama Dokter Muda : Ahmad Fauzi


NIM : 08711157
Stase : Ilmu kesehatan mata

Identitas Pasien
Nama / Inisial : Tn. S
No RM :
Umur : 67 tahun
Jenis kelamin : Pria

Diagnosis/ kasus : OD Glaukoma absolut


OS Glaukoma primer sudut terbuka
Pengambilan kasus pada minggu ke: 3

Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-
Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian

1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/


kasus yang diambil ).
S : Mata kanan sudah tidak bisa melihat. dirasaka sejak 1 tahun
yang lalu. Awalnya merasakan penurunan penglihatan
berlahan dan pandangan semakin lama tidak luas pada mata

Page 1
kanan, sekarang mata kanan terasa tidak dapat melihat lagi.
Sekarang mata kiri didiagnosis memiliki penyakit glaukoma
dengan keluhan penurunan penglihatan serta penyempitan
lapang pandang.
O : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compous Mentis
Tekanan Darah : 140/80 mHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 19 x/menit
Visus : OD 0 dan OS 5/60
Supercilia : OD dbn dan OS dbn
Palpebra : OD dbn dan OS dbn
Conjungtiva : OD dbn dan OS dbn
Kornea : OD jernih dan OS jernih
Sklera : OD dbn dan OS dbn
COA : OD dangkal dan OS dalam
Iris : OD dbn dan OS dbn
Lensa : OD jernih dan OS jernih
Pupil : OD midriasis dan OS midriasis
TIO : OD N+2 dan OS N+1
Sistem Kanalis Lakrimalis : OD dbn dan OS dbn
A : OD glaukoma absolute
OS glaukoma primer sudut terbuka
P : Operasi glaukoma

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Glaukoma merupakan penyakit emergensi pada penyakit mata
yang bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kebutaan
dengan angka insidensi yang sangat tinggi. Pada glaukoma terjadi
peningkatan tekanan intra okular mata yang penyebabnya multifactor,
secara umum akibat adanya hambatan pada proses aliran humor aquous
pada mata. Secara garis besar glaukoma terbagi atas glaukoma primer
dan glaukoma sekunder.

Page 2
Pada kasus Tn. S, pada mata kanan (OD) terjadi glaukoma
absolute dan OS glukoma akut sudut terbuka, dan faktor resiko yang
terdapat pada pasien adalah usianya yaitu 67 tahun. Pada glaukoma
merupakan keadaan dimana pada terjadi hambatan aliran humor aquous
sehingga meyebabkan peningkatan tekanan intra ocular yang dapat
merusak saraf penglihatan mata. Hal ini dapat dikaitkan dengan proses
penuaan atau penyakit sistemik.
3. Refleksi dari aspek sosial ekonomi
Bila dilihat dari aspek sosial ekonomi, mungkin kasus glaukoma ini
akan sangat memerlukan dukungan sosial, terutama oleh keluarga dan
kerabat dekat. Hal ini dimaksudkan untuk memberi dukungan secara
psikis kepada pasien sehingga dapat memberikan pemikiran positif
terhadap penyakitnya.. Keluarga juga hendaknya selalu mendukung dan
membesarkan hati dari pasien ini.
Penyakit ini dapat mempengaruhi dari keseharian siapa saja yang
menderitanya. Untuk faktor ekonomi tentu saja glaukoma dapat
mempengaruhi dari pekerjaan seseorang yang menjadi kurang maksimal
dalam bekerja, bahkan tidak dapat bekerja sama sekali jika mengenai
pada kedua mata akibat kebutaan.
Di masyarakat, peran seorang dokter sangatlah besar
pengaruhnya untuk meningkatkan kualitas kesehatan terutama dalam
penyembuhan sebuah penyakit. Sehingga sambung rasa antara dokter
dengan pasien juga diperlukan untuk mendukung penyembuhan suatu
penyakit. Penyakit glaukoma ini dapat ditatalaksana dengan dilakukan
operasi pada mata yang terkena berarti masih ada kesempatan, bila
didiagnosis lebih cepat dan ditangani dengan baik, akan tetapi pada
pasien ini pada mata kanannya sudah mengalami kebutaan permanen,
sehingga saat ini focus untuk menjaga mata kiri agar tetap sehat dan
mampu melihat dengan baik.

4. Refleksi dari aspek ke-Islaman


Bila dipandang dari segi agama Islam, tentu yang diperlukan
dalam pengobatan terhadap suatu penyakit adalah usaha dan doa serta

Page 3
tawakal. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di dalam shahihnya, dari
shahabat Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda,



Tidaklah Allah turunkan penyakit kecuali Allah turunkan pula
obatnya

Dari riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah dia berkata
bahwa Nabi bersabda,




Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai
dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah
Subhanahu wa Taala. (HR. Muslim)

Hendaklah setiap pasien berdoa untuk penyakit yang dideritanya


agar ALLAH SWT senentiasa diberi kesabaran dan keikhlasan dengan
penyakit yang ia derita, dan menganggap bahwa itu adalah sebuah
cobaan dari ALLAH SWT untuk membentuk hambanya menjadi orang
yang tawakkal, sabar dan dekat dengan penciptanya.

Umpan balik dari pembimbing

Page 4
Ngawi , Maret 2016

Dokter Muda Dokter Pembimbing

Ahmad Fauzi dr. , Sp.M

Page 5

Anda mungkin juga menyukai