Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN KAMAR ISOLASI

Penyakit infeksi/menular selalu menjadi masalah kesehatan di tanah air kita,hal ini di karenakan
belakangan ini telah terjadi peningkatan penyakit infeksi lama antara lain TB dan malaria.
Demikian juga munculnya penyakit baru, seperti HIV-AIDS,SARS,dan flu burung . Kemajuan
transfortasi dan komunikasi membuat penyakit dapat berpindah dari suatu daerah atau Negara ke
Negara lain dalam waktu relative singkat serta tidak mengenal batas wilayah administrasi.Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof.Sulianti Saroso Jakarta berperan sebagai pusat rujukan nasional
dalam penatalaksanaan penyakit menular dan penyakit infeksi lainya di Indonesia.sehubungan
dengan peran tersebut Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.Dr.Sulianti Saroso Jakarta
melaksanakan pembangunan.baik bidang sarana dan prasarana fisik, maupun penyelenggaraan
dan pengembangan kegiatan pelayanan diagnostic/deteksi penyakit, pelayanan
pengobatan,pelayanan perawatan serta pelayanan rehablitasi.khususnya bidang pelayanan
perawatan terhadap penyakit menular dan penyakit infeksi lainya telah di bangun ruang
perawatan atau bangsal khususs isolasi.Ruangan isolasi tersebut di rancang sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan nasokomial infection.Artinya pasien yang di rawat dapat di amati
secara intensif dan pasien tidak dapat menularkan penyakitnya kepada dokter,perawat dan pasien
lain serta pengunjung Rumah Sakit.Dua aspek terpenting dalam pembangunan fisik
perawatan/bangsal isolasi.Adalah bagaimana penataan ruang baik menyangkut pola ruang
maupun ruangan agar pungsi ruangan sebagai pencegahan penyakit dapat berfungsi secara
optimal.

APA YANG DI MAKSUD DENGAN RUANG ISOLASI

Ruang isolasi adalah dilakukan terhadap penderita penyakit menular ,isolasi


menggambarkan pemisahan penderita atau pemisahan orang binatang yang terinfeksi selama
masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penularan
baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan.Sebaliknya karantina
adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang yang sehat yang di duga
telah kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.

CDC telah merekomendasikan suatu Universal Precaution atau Kewaspadaan Umum


yang harus di berlakukan untuk semua penderita baik yang di rawat maupun yang tidak di rawat
di Rumah Sakit terlepas dar I apakah penyakit yang di derita penularanya melalui darah atau
tidak.

Hal ini di lakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah,sperma,cairan vagina,jaringan,liquor cerebrospinalis,cairan
synovial,pleura,peritoneum,pericardial dan amnion) dapat mengandung virus HIV,Hepatitis B
dan bibit penyakit lainta yang di tularkan melalui darah.
Macam-macam isolasi
1. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat virulen
yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung. Cirinya adalah selain
disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi mereka yang keluar masuk ruangan
diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung tangan. Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga
dengan tekanan negatif dalam ruangan.

2. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang serius,
untuk penyakit-penyakityang terutama ditularkan secara langsung sebagai tambahan terhadap hal
pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun penderita dengan penyakit yang
sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara
langsung dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah
atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.

3. Isolasi pernafasan;
Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara, diperlukan ruangan
bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang menderita penyakit yang sama boleh
dirawat dalam ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan,
pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang kontak dengan penderita, lab jas dan sarung
tangan tidak diperlukan.

4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)


Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan
ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang dibutuhkan
masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas
diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak diperlukan.

5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie


Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui tinja.
Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus
bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
terkontaminasi

Anda mungkin juga menyukai