Anda di halaman 1dari 4

Standar Prosedur Eksplorasi

Nikel Laterit
Banyak kekuatiran yang muncul saat seorang geologist baru pertama
melakukan eksplorasipada jenis mineral tertentu. Pertanyaan yang
timbul sangat bervariasi, seperti : "apa itu mineral yang akan saya
cari?", "data apa saja yang harus saya siapkan?", "bagaimana
prosedur eksplorasinya?", "hasil akhir eksplorasinya berupa apa?",
dan masih banyak lagi. Terkadang ini membuat seorang geologist
tidak bisa tidur selama 3 hari 3 malam, bahkan sampai melakukan
puasa 1 hari hanya 4 kali makan hahahahaaa..hahaa.
Tahapan Melakukan Eksplorasi
Nikel Laterit
Studi Literatur ; Geologi Regional daerah IUP, Source rock nikel
laterit, Analisa slope (biasanya pada persen kemiringan slope <20%),
Properti IUP, infrastruktur, dan kondisi keberadaan IUP lain
disekitarnya, Status Hutan. Output : Peta IUP, peta geologi regional,
peta analisa slope, peta status hutan.

Mapping Geologi ; Identifikasi geologi lokal daerah IUP (litologi,


geomorfologi, dan struktur), Identifikasi keberadaan laterit,
Pegambilan sampel yang berhubungan dengan proses lateritisasi,
Melokalisir penyebaran laterit sesuai dengan analisa pada hasil yang
telah diperoleh sebelumnya (geologi lokal, sampel surface, slope,
dsb). Output : Peta geologi lokal (litologi, geomorfologi, & struktur),
peta sebaran laterit, peta plan pengeboran hand auger.

Hand Auger / Testpit ; Perencanaan titik auger sesuai dengan data


penyebaran laterit, Orientasi lapangan titik pengeboran hand auger,
Penetrasi pengeboran sampai pada zona saprolit, Pengambilan
sampel hand auger per 1 meter penetrasi, Analisa kimia dan
interpretasi hasil sampel pengeboran hand auger meliputi,
bagaimana Ni & Fe vs kedalaman dan karakter geokimia laterit
daerah IUP (apakah low, medium high grade, apakah ditemukan
tipe limonite ore ataukah hanya saprolite ore, dsb), Melokalisir area
untuk dilakukan pengeboran inti (core drilling). Output : Grafik Ni Vs
depth, grafik Fe Vs depth, peta penyebaran nikel laterit, peta plan
pengeboran inti.

Pengeboran Inti ; Perencanaan titik pengeboran inti, Orientasi


lapangan titik pengeboran inti, Flagging DH dan pembuatan Pad, Alat
pengeboran menggunakan jacro dengan sistem tripple tube,
penetrasi pengeboran sampai pada zona bedrock (minimal 3 meter
bedrock), block penetrasi pengeboran per 1 meter, Core recovery
>90%, Melakukan logging geologi pada sampel core (identifikasi
layer laterit, break geologi, mineral pembawa Ni, dsb), Melakukan
foto core dan preparasi sampel berdasarkan data logging (dilakukan
per break geologi fraksinasi homogenisasi quartering insert
sampel QAQC sampai menghasilkan Sampel original wet yang siap
dikirim ke LAB untuk dilakukan analisa kimia), Resurvey DH dan
topografi. Output : Peta progress pengeboran, data logging geologi
core, data preparasi core dan data sample QAQC, data koordinat
resurvey.

Gambar aktivitas pengeboran nikel laterit


Validasi Data Pengeboran Inti ; Hasil analisa kimia sampel diterima
dari laboratorium, Analisa sampel QAQC, apabila acceptable maka
dilanjutkan ke tahapan validasi berikutnya, Pada sample per break
(sesuai hasil logging dan analisa kimia sample) menghitung total wet
core, total H2O, dan total dry wet. Ini sangat penting nantinya untuk
mengetahui secara general MC dan density core, Menghitung
individual dan kumulatif fraksi. hal ini dilakukan untuk mengetahui
jenis ore type pada satu hole pengeboran, Menghitung recovery total
material. Untuk memperoleh komposisi kimia per element
berdasarkan recovery core dan pembobotan, Melakukan penentuan
layer laterit berdasarkan nilai total material element kimia mayor (Ni,
Fe, MgO, SiO2) dengan menghitung batas rata-rata batas atas,
tengah, dan bawah dari rata2 nilai element mayor tersebut.
Penentuan layer literit mengacu kepada konsep supergen enrichment
dengan mobilisasi element seperti MgO, SiO2, dan Fe. Secara
normal layer laterit terdiri atas :

1. Layer Limonit ; komposisi Fe >30%, MgO <5%, dan SiO2 <10%


(bersifat relative).
2. Layer Saprolite ; Komposisi Fe >10% <30%, MgO>5%, SiO2
>10%.
3. Layer Bedrock ; Komposisi Fe <10%, MgO >30%, SiO2 >30%.

Melakukan verifikasi layer pada diagram terner (triplot), Geostatistik


(variogram, frekuensi per element, mean, dsb), Melakukan
penentuan layer ore. Ore pada nikel laterit terbagi atas 2 jenis yaitu
limonite ore dan saprolit ore. Limonite ore berarti ore berada pada
layer limonite sedangkan saprolit ore berarti ore berada pada layer
saprolit. Terkadang zona diantara ore terdapat material yang tidak
masuk sebagai ore yang biasa kita sebut sebagai internal waste.
Syarat ore per hole terdiri atas ketebalan >= 2m, Ni total >= CoG.
Melakukan perhitungan sumberdaya nikel laterit secara individual
holes (biasa dilakukan pada spasi regional dan random, pada jenis
sumberdaya hipotetik/exploration result). Secara umum rumusnya :
Area pengaruh x density x ketebalan ore, hasil ini dalam bentuk wmt
(tonnes). Output : peta distribusi Ni, peta ketebalan ore, peta
ketebalan OB, peta ore type, final spreadsheet, analisa diagram
terner, variogram, profil laterit, estimasi sumberdaya.

Anda mungkin juga menyukai