Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan gizi remaja, relatif besar, karena remaja masih mengalami masa pertumbuhan.
Selain itu, remaja umumnya melakukan aktivitas fisik lebih tinggi di bandingkan dengan usia
lainnya, sehingga diperlukan zat gizi yang lebih banyak.

Remaja memiliki kebutuhan nutrisi yang unik apabila ditinjau dari sudut pandang biologi,
psikologi, dan dari sudut pandang social. Secara biologis kebutuhan nutrisi mereka selaras
dengan aktivitas mereka. Remaja membutuhkan lebih banyak protein, vitamin, dan mineral per
unit dari setiap energy yang mereka konsumsi di banding dengan anak yang belum mengalami
pubertas. Adapun apabila di tinjau dari sudut pandang social dan psikologis, remajaa sendiri
meyakini bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan faktor kesehatan dalam menjatuhkan
pilihan makanannya, melainkan lebih memperhatikan faktor lain seperti orang dewasa yang ada
disekitarnya, budaya hedonistic, lingkungan social, dan faktor lain yang sangat
memengaruhinya.

Pada masa remaja kebutuhan nutrisi/gizi perlu dapat perhatian karena: (a) kebutuhan
akan nutrisi yang meningkat karena adanya peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan,
(b) berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan
asupan zat gizi/nutrient, (c) kebuhan khusus nutrient perlu diperhatikan pada kelompok remaja
yang memiliki aktivitas olahraga, mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, restriksi
asupan makan,, konsumsi alcohol, obat-obatan maupun hal-hal lain yang biasa terjadi pada
remaja.

Kelompok usia ini sangat disibukan dengan berbagai macam aktivitas fisik. Atas
pertimbangan bebagai faktor tersebut, kebutuhan kolori, protein, dan mikronutrien pada
kelompok usia ini perlu di utamakan. Bagi remaja, makanan merupakan suatu kebutuhan pokok
untuk pertumbuhan tubuhnya.. kekurangan konsumsi makanan, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif akan menyebabkan terjadinya gangguan proses metabolism tubuh, yang tentunya
mengarah pada timbulnya suatu penyakit. Demikian juga sebaliknya apabila mengonsumsi

1
makanan berlebih, tanpa diimbangi suatu kegiatan fisik yang cukup, gangguan tubuh juga akan
muncul.

Kebutuhan gizi pada masa remaja sangat erat kaitannya dengan besarnya tubuh hingga
kebutuhan yang tinggi terdapat pada periode pertumbuhan yang cepat(growth spurt). Pada remaj
putrid sudah dimulai pada umur antara 10-12 tahun. Adapun pada remaja putra growth spurt
terjadi pada usia 12-14 tahun. Pada periode tertentu tinggi badan remaja putrid melebihi tinggi
badan remaja putra. Penambahan tinggi badan pada remaja putri berhenti setelah mencapai usia
17 tahun, sedangkan pada remaja putra biasanya masih berlanjut terus walaupun tidak cepat
seperti sebelumnya. Pertumbuhan yang cepat ini biasanya diiringi oleh penambahan aktivitas
fisik sehinnga kebutuhan akan zat gizi meningkat.

Kebutuhan gizi remaja di pengaruhi oleh pertumbuhan pada masa pubertas. Remaja putra
akan bertambah tinggi badannya sekitar 18 cm. Adapun remaja putrid lebih rendah dari itu.

Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada recommended
daily allowances (RDA). Untuk praktisnya RDA di susun berdasarkan perkembangan
kronologis, bukan kematangan . karena itu, jika konsumsi energy remaja kurang dari yang
dianjurkan, tidak berarti kebutuhannya belum tercukupi. Status gizi remaja harusdinilai secara
perorangan berdasarkan data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis, biokimiawi, antropometri,
diet, serta psikososial.

B. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui peran nutrisi pada remaja
2. Mengetahui kebutuhan nutrisi pada remaja
3. Mengetahui pengukuran gizi
4. Mengetahui kebutuhan menu remaja dalam sehari

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Nutrisi Pada Remaja

Nutrisi pada masa remaja berperan sebagai berikut :

1. Untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif serta maturasi seksual.


2. Memberikan cukup cadangan bila sakit atau hamil.
3. Mencegah awitan penyakit terkait makanan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes,
osteoporosis dan kanker.

B. Kebutuhan Nutrisi pada Remaja

Pada remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik pesat serta perkembangan dan
maturasi seksual, pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan hal yang mutlak dan hakiki.
Defisiensi energi dan nutrien yang terjadi pada masa ini dapat berdampak negatif yang dapat
melanjut sampai dewasa. Kebutuhan nutrisi remaja dibahas berikut ini:

1. Energi

Kebutuhan energy pada individu remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara
tepat. Faktor yang perlu di perhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas
fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan
energi yang lebih besar di bandingkan dengan remaja yang kurang aktif berolahraga.

Energi yang di gunakan untuk melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-hari di dapat oleh
tubuh dari energi yang di lepaskan di dalam tubuh pada proses pembakaran zat makanan. Akan
tetapi kita tidak memperoleh seluruh energi makanan yang kita makan, karena tidak semua
energi yang terkandung di dalam makanan dapat diubah oleh tubuh menjadi energi kerja.

Dalam proses metabolisme tubuh, energi makanan hanya sebagian di ubah ke dalam enrgi
kerja, sedangkan sebagian lagi diubah menjadi panas. Dengan demikian dapat di mengerti bila

3
habis makan atau tidak melakukan kerja, sehu badan akan meningkat. Di dalam tubuh ada tiga
golongan zat makanan yang dapat di oksidasi untuk mendapatkan energi yaitu karbohidrat,
lemak dan protein.

a) Karbohidrat

Karbohidrat adalah zat organik yang mengandung unsur karbon (C), Hidrogen (H) dan
Oksigen (O) dengan rumus molekulnya CH2O. Karbohidrat merupakan unit gula individual atau
rantai unit gula yang menyatu. Karbohidrat merupakan senyawa hasil fotosintesis tumbuhan
hijau melalui reaksi berikut :

nCO2 (karbondiokasida) + H2O (air) Cn(H2O)x (karbohidrat) + nO2 (oksigen)

Selain sebagai sumber energi utama, karbohidrat berfungsi sebagai berikut :

1) Sumber energi dengan fungsi utamanya adalah menyediakan energi bagi tubuh. Satu
gram karbohidrat mengahsilkan 4 kkal.
2) Pemberi rasa manis pada makanan. Rasa manis ini akan terasa bila kita memakan nasi
dengan mengunyah beberapa kali.
3) Penghemat protein. Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya
sebagai zat pembangun.
4) Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang
tidak sempurna.

b) Lemak

Lemak merupakan simpanan energi bagi manusia dan hewan. Lemak merupakan
senyawa organik yang mengandung unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Dalam lemak, oksigen
lebih sedikit dari pada yang terdapat pda kebohidrat. Itulah sebabnya pada waktu pembakaran,
lemak mengikat lebih banyak oksigen sehingga panas yang di hasilkan lebih banyak. Lemak
yang disimpan di bawah kulit merupakan persediaan energi jangka panjang dan merupakan
insulin dalam tubuh. Lemak merupakan bahan penting dalam membran sel dan sifatnya tidak

4
dapat larut dalam air. Setiap 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal. Lemak mempunyai fungsi yang
cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan makanan berfungsi sebagai :

1) Sumber energi, dimana tiap 1 gram lemak menghasilkan sekitar 9 kkal


2) Menghemat protein dan thiamin
3) Membuat rasa kenyang lebih lama, sehubungan dengan dicernanya lemak lebih lama
4) Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih
5) Memberi zat gizi lain yang di butuhkan tubuh

Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah sebagai berikut :

1) Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh


2) Pelindung kehilangan panas tubuh
3) Sebagai penghasil asam lemak esensial
4) Sebagai pelarut vitamin A,D,E,K
5) Sebagai pelumas di antara persendian
6) Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak keluar
masuk melalui membran sel
7) Sebagai prekursor dari prostaglandin yang berperan mengatur takanan darah, denyut
jantung dan lipolisis.

c) Protein

Protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan tarjadi dengan
cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein lebih besar pada remaja laki-laki, karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12 14 % dari pemasukan
energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan di gunakan sebagai sumber
energi dan ini akan emngakibatkan malnutrisi. Oleh karena itu anak anak yang masih dalam
masa pertumbuhan membutuhkan lebih banyak protein dari pada usia lanjut. Kurang kalori
protein (KKP) sering diderita oleh anak dengan tanda-tanda perut buncit, rambut kering, mudah
rontok, cengeng, nafsu makan berkurang, bengkak-bengkak tubuh dan bersikap acuh tak acuh.

5
Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Protein merupakan
bagian dari semua sel-sel hidup. Seperlima dari berat tubuh orang dewasa merupakan protein.
Hampir setengah jumlah protein terdapat di otot, seperlima terdapat di tulang atau tulang rawan,
sepersepuluh terdapat di kulit dan sisanya terdapat di jaringan yang lain dan cairan tubuh. Semua
enzim merupakan protein. Banyak hormon juga protein atau turunan protein. Hanya urin dan
empedu dalam kondisi normal tidak mengandung protein.

Protein mempunyai beberapa fungsi yaitu :

1) Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh


2) Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang aus, rusak atau
mati
3) Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk enzim pencernaan dan
metabolisme serta antibodi yang diperlukan
4) Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam tiga kompartemen yaitu intraseluler,
ekstraseluler dan intravaskuler
5) Mempertahankan kenetralan (asam-basa) tubuh.

2. Mineral

Kebutuhan mineral tertutama kalsium, zinc dan zat besi juga meningkat pada masa remaja.
Kalsium penting untuk kesehatan tulang, khususnya dalam menambah massa tulang.
Keterbatasan massa tulang selama remaja akan meningkatkan risiko osteoporosis pada
kehidupan selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu
dan hasil olahannya. Sumber yang lain adalah ikan, kacang-kacangan dan sayuran.

Karena ekspansi volume darah dan untuk mempertahankan produksi hemoglobin selama
pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga di
butuhkan untuk membentuk hemoglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti
kehilangan zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi di
bandingkan dengan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk proses
pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan resiko terkenan anemia
defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi akan menurun seiring dengan melambatnya

6
pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan zat besi dapat di tingkatkan oleh vitamin C dan
sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen kalsium, dan produksi susu.
Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah hati, daging merah, daging putih, kacang-
kacangan dan sayuran hijau.

Zinc di butuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama bagi remaja
laki-laki. Defisiensi Zinc dapat menimbulkan resiko retardasi mental dan hipogonadisme.

Fungsi mineral secara umum adalah :

a) Memelihara keseimbangan asam tubuh dengan jalan penggunaan mineral pembentuk


asam dan mineral pembentuk basa.
b) Mengkatalisasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein serta
pembentukan lemak dan protein tubuh.
c) Sebagai hormon (Iodium terlibat dalam hormon tiroksin, Co dalam vitamin B12, Ca dan P
untuk pembentukan tulang dan gigi) dan enzim tubuh (Fe terlibat dalam aktifitas enzim
katalase dan sitokrom).
d) Membantu memelihara keseimbangan air tubuh.
e) Menolong dalam pengiriman isyarat-isyarat keseluruh tubuh.
f) Sebagai bahan cairan usus
g) Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang, gigi dan jaringan tubuh lainnya.

C. Vitamin

Kebutuhan vitamin tiamin, ribovlafin dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat
tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan folat dan
vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya adalah vitamin D
yang di butuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot dan tulang. Vitamin A, C, dan E juga di
butuhkan untuk pembentukan dan mendukung fungsi sel baru.

Kekurangan vitamin pada remaja dapat menimbulkan masalah kesehatan dan pertumbuhan
fisiknya, seperti :

7
1) Gejala buta senja, tidak tahan terhadap cahaya
2) Terkena Rakhitis
3) Berkurangnya imunitas tubuh terhadap penyakit.

Gangguan kesehatan karena kekurangan vitamin di sebut avitaminosis. Avitaminosis


termasuk penyakit defisiensi. Penyebab avitaminosis antara lain :

1) Vitamin yang masuk dalam tubuh cukup banyak, tetapi karena gangguan dalam
penyerapan vitamin maka tubuh kita akan kekurangan vitamin juga.
2) Karena fungsi usus tidak normal, misalnya karena mencret maka vitamin tidak dapat
diserap oleh usus.
3) Karena pengaruh obat-obatan yang di pakai, misalnya obat sulfa maka bakteri usus akan
musnah, sehingga tubuh akan kekurangan vitamin.

C. Pengukuran gizi remaja

Pengukuran status gizi meliputi antropometri, biokimia, klinis, dietetic, dan data lingkungan.
Antropometri adalah ukuran dari berbagai macam dimensi tubuh manusia yang relative berbeda-
beda menurut umur, jenis kelamin, dan keadaan gizi. Ada 2 ukuran yang dianggap tepat, yang
secara internasional diakui dalam antroometri, yaitu :

1. Berat badan

Berat badan merupakan ukuran yang terpenting dan paling banyak digunakan dalam
memeriksa kesehatan. Berat badan merupakan hasil peningkatan ( penjumlahan)
seluruh jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lain. Untuk penimbangan
badan anak, remaja, dan orang dewasa menggunakan timbangan badan misalnya
timbangan injak (bathroom scale), timbangan elektrik, detecto standar, dan
timbangan health smic. Orang yang akan ditimbang memakai pakaian dari bahan
ringan dan tidak dilakukan setelah makan.

2. Tinggi badan

8
Tinggi badan memberikan gambaran pertumbuhan tylang yang sejalan dengan
pertambahan umur. Tinggi badan tidak banyar terpengaruh dengan perubahan
mendadak, karena tinggi badan merupakan hasil pertumbuhan secara akumulatif
semenjak lahir, dank arena itu memberikan gambaran riwayat status gizi masa lalu.

Pengukuan tinggi badan dan berat badan pada remaja digunakan untuk melihat
pertumbuhan jaringan dan pola kecepatan pertumbuhan. Informasi ini menunjukkan
apakah remaja apakah pertumbuhan terjadi peningkatan atau penurunan.

Penentuan status gizi dengan menggunakan indicator tinggi badan menurut berat badn
dilakukan dengan cara menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan,
kemudian dihitung berat badan (dalam kg) dibanding tinggi badan (dalam cm).

Standar yang digunakan adalah WHO NCHS dengan ketentuan sebagai berikut :

a) Gemuk, bila BMI menurut umur > 85 persentil


b) Normal, bila BMI menurut umur 5-85 persentil
c) Kurus, bila BMI menurut umur < 5 persentil

D. Menu Remaja Perhari 2500 Kalori

Pagi 436 Kalori

Pizza Kentang :

Kentang
Margarin
Daging

1 Gelas Susu :

Susu full cream


Gula

Pukul 10:00
Roti pita isi:
Roti pita
Telur

9
Ikan tuna kaleng
Mayonnaise
Selada
Tomat
Buah apel

Siang 800 kalori


Nasi
Ikan bumbu teriyaki:
Ikan
Tempura tempe:
Tempe
Minyak
Celeslaw:
Kol
Mayonnaise
Tempura sayuran:
Brokoli
Terong
Kembang kol

Sup miso tofu:


Tofu

Buah melon

Pukul 16:00
Brownies 150kalori:
Tepung terigu
Coklat bubuk
Telur
Margarine

Malam 575 kalori


Spageti saus bolognes:
Spageti
Daging
Margarine
Tomat

10
Sup bakso:
Bakso
Tomat
Buah jeruk

Martabak telur mini 325 kalori:


Tepung
Daging giling
Telur
Minyak

Lumpia basah isi sayuran 300kalori :


Tepung
Telur
Minyak
Kol
Wortel
Selada
Mayonnaise
Saus sambal

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran dan kebutuhan nutrisi pada perkembangan dan pertumbuhan remaja
sangatlah penting. Hal ini dapat dilihat ketika usia remaja, gizi yang seimbang diperlukan
untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi. Contohnya, pada
masa ini (remaja putri) sistem reproduksinya mulai berfungsi yang ditandai dengan
datangnya haid pertama.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan, pembaca dapat memahami tentang peran
dan kebutuhan nutrisi pada perkembangan usia remaja. Dan dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Meriana. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan. Jakarata: Kencana Prenada
Media Grup.

Proverawati, Atikah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Soekirman. dkk.2006. Gizi Seimbang Dalam Siklus Kehidupan Manusia. Jakarta: Primamedia
Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai