Anda di halaman 1dari 20

HAKIKAT ILMU

(AKSIOLOGI DAN KAITAN ILMU DENGAN MORAL)


Oleh: Emayulia Sastria, M.Pd

I. PENDAHULUAN perbedaan yang prinsipil antara ilmu-

ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial,


Pengetahuan dimulai dengan
dimana keduanya mempunyai ciri-
rasa ingin tahu, kepastian dimulai
ciri keilmuan yang sama.
dengan rasa ragu-ragu dan filsafat
Untuk apa pengetahuan yang
dimulai dengan kedua-duanya. Ilmu
berupa ilmu itu dipergunakan?
pengetahuan kita dapat sejak dari
Bagaimana kaitan antara cara
bangku sekolah dasar sampai
penggunaan tersebut dengan kaidah-
pendidikan lanjutan dan perguruan
kaidah moral? Bagaimana penentuan
tinggi. Berfilsafat tentang ilmu
objek yang ditelaah berdasarkan
berarti kita berterus terang kepada
pilihan-pilihan moral? Bagaimana
diri kita sendiri. Apakah yang
kaitan antara teknik prosedural yang
sebenarnya saya ketahui tentang
merupakan operasionalisasi metode
ilmu? Apakah ciri-cirinya hakiki
ilmiah dengan norma-norma
yang membedakan ilmu dari
moral/profesional? Metode ilmiah
pengetahuan-pengetahuan lainnya
adalah cara yang dilakukan ilmu
yang bukan ilmu.
dalam menyusun pengetahuan yang
Ilmu merupakan cabang
benar.
pengetahuan yang mempunyai ciri-
Jadi untuk membedakan jenis
ciri tertentu. Ilmu memang berbeda
pengetahuan satu dari pengetahuan-
dengan pengetahuan-pengetahuan
pengetahuan yang lainnya maka
secara filsafat, namun tidak terdapat
pertanyaan yang dapat diajukan

1
adalah: Apa yang dikaji oleh II. PEMBAHASAN
2.1 Aksiologi
pengetahuan itu (Ontologi)?
Secara etimologis, aksiologi
Bagaimana caranya mendapat
berasal dari kata axios (Yunani)
pengetahuan tersebut (epistemologi)?
yang berarti nilai, dan logos
Serta untuk apa pengetahuan tersebut
yang berarti teori. Jadi aksiologis
dipergunakan (Aksiologi).
adalah teori tentang nilai.
Setiap jenis pengetahuan
(Burhanuddin Salam, 1997).
mempunyai ciri-ciri yang spesifik
Menurut Jujun S. Sumantri
mengenai apa (ontologi), bagaimana
aksiologi adalah teori nilai yang
(epistemologi) dan untuk apa
berkaitan dengan kegunaan dari
(aksiologi) pengetahuan tersebut
pengetahuan yang diperoleh.
disusun, jadi aksiologi adalah nilai
Sejalan dengan itu Wibisono
kegunaan ilmu. Ketiga landasan ini
menyatakan aksiologi adalah nilai-
saling berkaitan; jadi ontologi ilmu
nilai (value) sebagai tolak ukur
yang berkaitan dengan epistimologi
kebenaran (ilmiah), etik, dan moral
ilmu dan epistemologi ilmu berkaitan
sebagai dasar normatif dalam
dengan aksiologi ilmu dan
penelitian dan penggalian, serta
seterusnya. Jadi kalau kita ingin
penerapan ilmu. Jadi aksiologi
membicarakan ontologi ilmu maka
adalah teori tentang nilai yang
hal ini harus dikaitkan dengan
berkaitan dengan bagaimana suatu
aksilogi ilmu dan epistemologi ilmu.
ilmu dikembangkan.

Aksiologi adalah teori

tentang nilai merupakan suatu bahan

kajian yang menarik untuk dibahas.

2
Karena di dalamnya terkandung 3. Menurut Bramel, aksiologi

nilai-nilai sebagai dasar normatif terbagi dalam tiga bagian,

dalam penggunaan atau pemanfaatan yaitu :

ilmu pengetahuan dan teknologi. a. Moral conduct, yaitu

Untuk lebih mengenal apa tindakan moral.

yang dimaksud dengan aksiologi, Bidang ini melahirkan

diantaranya: disiplin khusus yakni

1. Aksiologi berasal dari etika.

perkataan axios (Yunani) b. Esthetic expression,

yang berarti nilai dan logos yaitu ekspresi

yang berarti teori. Jadi keindahan. Bidang ini

aksiologi adalah teori melahirkan keindahan.

tentang nilai c. Sosio-political life,

(Burhanuddin Salam, 1997: yaitu kehidupan sosial

168). politik yang akan

2. Menurut Jujun S. melahirkan filsafat

Suriasumantri Filsafat Ilmu sosio politik.

Sebuah Pengantar Populer 4. Dalam Encylopedia of

bahwa aksiologi diartikan Philosophy dijelaskan,

sebagai teori nilai yang aksiologi disamakan dengan

berkaitan dengan kegunaan Value and Valuation. Ada

dari pengetahuan yang tiga bentuk Value and

diperoleh. Valuation yaitu :

3
a. Nilai. Teori nilai atau Contohnya ketika kita

aksiologi adalah berkata sebuah nilai

bagian dari etika. atau nilai-nilai, ini

Lewis menyebutkan seringkali dipakai

sebagai alat untuk untuk merujuk kepada

mencapaikan beberapa sesuatu yang bernilai,

tujuan, sebagai nilai seperti nilainya, nilai

instrumental atau dia dan sistem nilai

menjadi baik atau dia. Kemudian dipakai

suatu menjadi menarik, untuk apa-apa yang

sebagai nilai inheren memiliki nilai atau

atau kebaikan seperti bernilai sebagai mana

estetis dari sebuah berlawanan dengan

karya seni, sebagai apa-apa yang tidak

nilai instrisik atau dianggap baik atau

menjadi baik dalam bernilai.

dirinya sendiri, sebagai c. Nilai juga digunakan

nilai kontributor atau sebagai kata kerja

nilai yang merupakan dalam ekspresi

pengalaman yang menilai, memberi nilai

memberikan dan dinilai. Menilai

kontribusi. umumnya sinonim

b. Nilai sebagai kata dengan evaluasi ketika

benda kongkret. hal tersebut secara

4
aktif digunakan untuk pengetahuan lain seperti seni dan

menilai perbuatan. agama.

Dewey membedakan Secara aksiologi pengetahuan

dua hal tentang yang dimiliki manusia yang berupa

menilai, ia bisa berarti ilmu itu digunakan untuk

menghargai dan kepentingan manusia dalam rangka

mengevaluasi. memenuhi kebutuhan manusia yang

2.2 Pengetahuan terus bertambah sesuai

Pengetahuan adalah gejala perkembangan zaman.

tahunya, secara bagian perbagian,


2.3 Ilmu
seseorang baik bersumber dari
Ilmu adalah kumpulan
dirinya sendiri maupun orang lain
pengetahuan yang telah teruji
mengenai sesuatu dan dasar sesuatu
kebenarannya secara ilmiah (Umar
itu (Poedjawijatna, 2004). Segala
Solokhan, 2006). Menurut
sesuatu yang diketahui manusia
Endortomo: ilmu merupakan suatu
disebut pengetahuan. Pengetahuan
aktifitas tertentu yang menggunakan
pada hakekatnya merupakan
metode tertentu untuk menghasilkan
segenap apa yang kita ketahui
pengetahuan tertentu. Dari dua
tentang suatu objek tertentu,
pengertian di atas dapat disimpulkan
termasuk ke dalamnya adalah ilmu.
bahwa: ilmu adalah kumpulan dari
Jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diperolah melalui
pengetahuan yang diketahui oleh
kegiatan penelitian ilmiah yang
manusia disamping berbagai
hasilnya dapat

5
dipertanggungjawabkan secara Persyaratan pertama

ilmiah. mengharuskan alur pikiran kita

Sejalan dengan itu Jujun S. konsisten dengan pengetahuan ilmiah

Sumantri menyatakan: ilmu yang telah ada, sedangkan

merupakan pengetahuan yang kita persyaratan kedua mengharuskan

gumuli sejak bangku sekolah dasar kita untuk menerima pernyataan

sampai pendidikan lanjutan dan yang didukung oleh fakta-fakta

perguruan tinggi. Dalam pengertain sebagai pernyataan yang benar

lain, ilmu merupakan cara berpikir secara ilmiah.

dalam mengasilkan suatu kesimpulan Kebenaran ilmiah ini tidaklah

yang berupa pengetahuan yang dapat bersifat mutlak, sebab mungkin saja

diandalkan. Ilmu merupakan produk pernyataan yang sekarang logis

dari proses berpikir menurut kemudian akan bertentangan dengan

langkah-langkah tertentu yang secara pengetahuan ilmiah baru, atau

umum dapat disebut berpikir ilmiah pernyataan yang sekarang didukung

(Burhanuddin Salam, 1997). oleh fakta, ternyata kemudian

Berpikir ilmiah merupakan bertentangan dengan penemuan baru.

kegiatan berpikir yang memenuhi Kebenaran ilmiah terbuka bagi

persyaratan tertentu. Persyaratan koreksi dan penyempurnaannya. Dari

tersebut pada hakekatnya mencakup hakikat berpikir ilmiah tersebut maka

dua kriteria utama, yaitu: kita dapat menyimpulkan beberapa

1. Mempunyai alur jalan pikiran karakteristik dari ilmu (Burhanuddin

yang logis Salam, 1997), sebagai berikut:

2. Didukung oleh data empiris.

6
a. Ilmu mempercayai rasio dari ketiga kerangka tersebut, dengan

untuk mendapatkan memanfaatkan kerangka akal untuk

pengetahuan yang benar. memahami fenomena alam semesta

b. Alur jalan pikiran yang logis (keseluruhan ciptaan atau makhluk

yang konsisten dengan Allah) sebagai objek pemahaman

pengetahuan yang telah ada. yang pada akhirnya hasil

c. Pengujian secara empiris pemahaman tersebut dipergunakan

sebagai kriteria kebenaran untuk memberikan nilai manfaat

objektif. sebesar-besarnya bagi kemanusiaan.

d. Mekanisme yang terbuka Adapun kegunaan ilmu itu adalah

terhadap koreksi. sebagai berikut:

Dengan demikian maka 1. Mencapai nilai kebenaran

manfaat nilai yang dapat ditarik dari (ilmiah)

karakteristik ilmu ialah sifat rasional, 2. Memahami aneka kejadian

logis, objektif dan terbuka. Di 3. Meramalkan peristiwa yang

samping itu sifat kritis merupakan akan terjadi

karakteritik yang yang melandasi 4. Menguasai alam untuk

keempat sifat tersebut. memanfaatkannya.

Ilmu merupakan keseluruhan Dalam perkembangannya

bentuk upaya kemanusiaan untuk ilmu mengalami dua tahap (Jujun S.

mengetahui sesuatu dengan Suriasumantri, 1999) sebagai

memperhatikan objek (ontologi), berikut:

cara (epistemologi), dan 1. Tahap pengembangan konsep

kegunaannya (aksiologi). Berangkat 2. Tahap penerapan konsep

7
Dalam tahap pengembangan demi pemecahan persoalan-persoalan

konsep, ilmu dipelajari secara praktis yang dihadapi manusia.

metafisik, ilmuwan melakukan Hasil-hasil kegiatan keilmuan

penelitian-penelitian dalam rangka dalam tahap penerapan konsep

mempelajari alam sebagaimana ditransformasikan menjadi bahan

adanya. Pada tahap ini ilmu bersifat atau piranti, atau prosedur, atau

komtemplatif, yaitu ilmu bertujuan teknik pelaksanaan sesuatu proses

mempelajari gejala-gejala alam pengelolaan atau produksi yang

untuk tujuan pengertian dan nantinya akan menghasilkan sesuatu

pemahaman. yang kita sebut teknologi. Jadi bisa

Dalam tahap penerapanan dikatakan teknologi dikembangkan

konsep tujuan kegiatan keilmuan pada tahap ini. Ke arah mana dan

bukannya demi kemajuan ilmu itu terhadap apa teknologi digunakan,

sendiri melainkan untuk tergantung pada kepentingan si

memecahkan masalah-masalah penguasa teknologi itu dan nilai-nilai

praktis dan mengatasi masalah- moral etikanya.

masalah yang dihadapi manusia.


2.4 Teknologi
Atau dengan kata lain pada tahap ini
Beberapa pengertian
ilmu bersifat manipulatif, di mana
teknologi telah diberikan oleh David
faktor-faktor yang terkait dengan
I. Goetch: People tools, recources,
gejala-gejala alam tersebut
to solve problems of to extend their
dimanipulasi untuk dikontrol dan
capabilities, sehingga teknologi
diarahkan pada proses yang terjadi
dapat dipahami sebagai upaya

untuk mendapatkan suatu produk

8
yang dimanfaatkan oleh manusia 2. Teknologi merupakan kreasi

dengan memanfaatkan peralatan dari manusia, sehingga tidak

(tools), proses dan sumber daya alami dan bersifat artificial.

(recources). 3. Teknologi merupakan

Jujun S. Suriasumantri himpunan dari pikiran (set of

mendefinisikan teknologi adalah mind), sehingga teknologi

penerapan konsep ilmiah dalam dapat dibatasi atau bersifat

memecahkan masalah-masalah universal, tergantung dari

praktis baik yang berupa perangkat sudut pandang analisis.

keras (hardwear) maupun perangkat 4. Teknologi bertujuan untuk

lunak (softwear). memfasilitasi human

Definisi teknologi yang lain endeavor (ikhtiar manusia),

diberikan oleh Rias van Wyk sehingga teknologi harus

Technology is a set of minds mampu meningkatkan

created by people to facilitate human performansi (kinerja)

endeavor. Dari definisi tersebut, kemampuan manusia.

ada beberapa esensi yang terkandung Dari definisi di atas ada tiga

yaitu: hal pokok yang terkandung dalam

1. Teknologi terkait dengan ide teknologi yaitu: skill (keterampilan),

atau pikiran yang tidak akan algaritma (logika berpikir), dan

pernah berpikir, keberadaan hardwear (perangkat keras). Suatu

teknologi bersama dengan teknologi biasanya dimulai dari suatu

keberadaan budaya manusia. imajinasi, baik secara individual atau

kelompok dengan memanfaatkan

9
sentuhan fenomena alam dan kemaslahatan manusia malah dapat

kebutuhan-kebutuhan praktis. Dari mendatangkan kerugian yang besar

imajinasi tersebut seorang individu bagi kehidupan. Teknologi tidak lagi

atau kelompok mengembangkan berfungsi sebagai sarana yang

menjadi suatu temuan (invention). memberikan kemudahan bagi

Untuk mengembangkan temuan itu kehidupan manusia melainkan dia

menjadi suatu produk yang unggul, berada untuk tujuan eksistensinya

para ilmuwan melakukan penelitian- sendiri. Sesuatu yang harus dibayar

penelitian sehingga hasilnya nanti mahal oleh manusia yang kehilangan

dapat dimanfaatkan manusia. arti dari kemanusiaannya.

Teknologi yang telah Menurut seorang pakar tafsir

dikembangkan dari hasil penelitian kontemmporer asal Indonesia, Prof.

tersebut mempunyai fungsi sebagai Dr. Quraisy Syihab, iqra terambil

berikut: dari kata menghimpun. Dari

1. Sebagai sarana untuk menghimpun lahir aneka makna

memberikan kemudahan seperti menyampaikan, menelaah,

bagi kehidupan manusia mendalami, meneliti, mengetahui ciri

2. Meningkatkan performansi sesuatu, dan membaca baik teks

(kinerja) manusia tertulis maupun tidak. Dalam ayat

Dalam penggunaan teknologi yang lain, Allah SWT memuji

yang merupakan produk dari ilmu kepada hambanya yang memikirkan

pengetahuan seringkali terjadi penciptaan langit dan bumi. Bahkan

penyalahgunaan. Teknologi yang banyak pula ayat-ayat al-Quran

semula digunakan untuk yang menyuruh manusia untuk

10
meneliti dan memperhatikan alam Hewan-hewan dengan bentuk dan

semesta. warna yang bermacam-macam hidup

diatas bumi, memberi manfaat yang



tidak sedikit kepada manusia.

Katakanlah: Perhatikanlah apa Demikian pula keadaan bumi itu


yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfaat tanda sendiri yang terdiri dari gurun pasir,
kekuasaan Allah dan rasul-rasul
yang memberi peringatan bagi lembah yang terjal, dataran yang
orang-orang yang tidak beriman.
(QS Yunus : 101) luas, samudera yang penuh dengan

Dalam ayat ini Allah berbagai ikan yang semuanya itu

menjelaskan perintah Nya kepada terdapat tanda-tanda keesaan dan

rasul Nya agar dia menyuruh kekuasaan Allah SWT bagi orang-

kaumnya untuk memperhatikan orang yang berfikir dan yakin kepada

dengan mata kepala mereka dan penciptanya. Akan tetapi mereka

dengan akal budi mereka segala yang yang tidak percaya adanya pencipta

ada di langit dan di bumi. Mereka alam ini, membuat semua tanda-

diperintahkan agar merenungkan tanda keesaan dan kekuasaan Allah

keajaiban langit yang penuh dengan di alam ini tidak akan bermanfaat

bintang-bintang, matahari dan bulan, baginya

keindahan pergantian malam dan


2.5 Kaitan Ilmu dengan Moral
siang, air hujan yang turun ke bumi,
Ilmu merupakan sesuatu
menghidupkan bumi yang mati,
yang paling penting bagi manusia,
menumbuhkan tanam-tanaman, dan
karena dengan ilmu semua keperluan
pohon-pohonan dengan buah-buahan
dan kebutuhan manusia bisa
yang beraneka warna dan rasa.
terpenuhi secara lebih cepat dan

11
mudah. Untuk apa pengetahuan yang Perkembangan dan kemajuan

berupa ilmu itu dipergunakan? ilmu pengetahuan telah menciptakan

Bagaimana kaitan antara cara berbagai bentuk kemudahan bagi

penggunaan tersebut dengan kaidah- manusia. Namun yang menjadi

kaidah moral? Bagaimana penentuan pertanyaan bagi kita apakah hal itu

objek yang ditelaah berdasarkan selalu demikian? Dimana ilmu

pilihan-pilihan moral? Bagaimana pengetahuan dan teknologinya

kaitan antara teknik prosedural yang merupakan berkah dan penyelamat

merupakan operasionalisasi metode bagi manusia, terbebas dari kutuk

ilmiah dengan norma-norma yang membawa malapetaka dan

moral/profesional? kesengsaraan? Memang dengan jalan

Penalaran otak orang itu luar mempelajari teknologi seperti

biasa. Benarkah bahwa makin pembuatan bom atom, manusia bisa

cerdas, maka makin pandai kita memanfaatkan wujudnya sebagai

menemukan kebenaran, makin benar sumber energi bagi keselamatan

maka makin baik pula perbuatan manusia, tetapi dipihak lain hal ini

kita? Apakah manusia yang bisa berakibat sebaliknya seperti

mempunyai penalaran tinggi, lalu pemboman yang terjadi di Bali

makin berbudi, sebab moral mereka membawa manusia kepada

dilandasi analisis yang hakiki, penciptaan boom atom yang

ataukah malah sebaliknya: makin menimbulkan malapetaka.

cerdas maka makin pandai pula kita Menghadapi hal yang demikian, ilmu

berdusta? pengetahuan pada esensinya

mempelajari alam sebagaimana

12
adanya, mulai dipertanyakan untuk ajaran-ajaran di luar bidang

apa sebenarnya ilmu itu harus keilmuan, di antaranya agama.

dipergunakan? Untuk menjawab Timbullah konflik yang

pertanyaan tersebut, apakah para bersumber pada penafsiran metafisik

ilmuwan harus berpaling ke hakekat ini berkulminasi pada pengdilan

moral? Bahwa ilmu itu berkaitan erat inkuisisi Galileo pada tahun 1633.

dengan persoalan nilai-nilai moral. Galileo(1564-1642), oleh pengadilan

Keterkaitan ilmu dengan agama tersebut, dipaksa untuk

nilai-nilai moral (agama) sebenarnya mencabut pernyataannya bahwa

sejak pertumbuhannya ilmu sudah bumi berputar mengelilingi matahari.

terkait dengan masalah-masalah Pengadilan inkuisisi Galileo ini

moral namun dalam perspektif yang selama kurang lebih dua setengah

berbeda. Ketika Capernicus (1473- abad mempengaruhi proses

1543) mengajukan teorinya tentang perubahan berfikir di Eropa.

kesemestaan alam dan menemukan Dalam kurun waktu ini para

bahwa bumi yang berputar ilmuwan berjuang untuk

mengelilingi matahari sementara menegakkan ilmu yang berdasarkan

ajaran agama menilai sebaliknya, penafsiran alam sebagaimana adanya

maka timbullah interaksi antara ilmu dengan semboyan: Ilmu yang

dengan moral yang berkonotasi Bebas Nilai, setelah pertarungan

metafisik, sedangkan di pihak lain, itulah ilmuwan mendapatkan

terdapat keinginan agar ilmu kemenangan dengan memperoleh

mendasarkan kepada pernyataan- dengan keotonomian ilmu. Artinya

pernyataan yang terdapat dalam kebebasan dalam melakukan

13
penelitiannya dalam rangka proses dehumanisasi, apakah ini

mempelajari alam sebagaimana merupakan masalah kebudayaan

adanya. Ketika ilmu dapat ataukah masalah moral? Apabila

mengembangkan dirinya, yakni dari teknologi itu menimbulkan ekses

pengembangan konseptual yang yang negatif terhadap masyarakat?

bersifat komtemplatif disusul Dihadapkan dengan masalah

penerapan-penerapan konsep ilmiah moral dalam menghadapi akses ilmu

ke masalah-masalah praktis (bersifat dan teknologi yang bersifat merusak

manipulatif) atau dengan perkataan ini para ilmuwan terbagi ke dalam

lain dari konsep ilmiah yang bersifat dua golongan pendapat. Golongan

abstrak menjelma dalam bentuk pertama menginginkan bahwa ilmu

konkrit bersama teknologi, konflik harus bersifat netral terhadap nilai-

antara ilmu dan moral berlanjut. nilai baik itu secara ontologis

Setelah ilmu mendapatkan maupun aksiologis.Dalam hal ini

otonomi yang terbebas dari segenap tugas ilmuwan adalah menemukan

nilai yang bersifat dogmatik, ilmu pengetahuan dan terserah kepada

dengan leluasa dapat orang lain untuk tujuan yang baik,

mengembangkan dirinya baik dalam ataukah dipergunakan untuk tujuan

bentuk abstrak maupun kongkret yang buruk. Golongan kedua

seperti teknologi. Teknologi tidak sebaliknya berpendapat bahwa

meragukan lagi manfaatnya bagi netralitas ilmu terhadap nilai-nilai

manusia. Kemudian timbul hanyalah terbatas pada metafisik

pertanyaan, bagaimana dengan keilmuan, sedangkan dalam

teknologi yang mengakibatkan penggunaannya, bahkan pemilihan

14
objek penelitian, maka kegiatan mengetahui tentang ekses-ekses yang

keilmuan haruslah berlandaskan mungkin terjadi bila terjadi

asas-asas moral. Tahap tertinggi penyalahgunaan; dan (3) ilmu telah

dalam kebudayaan moral manusia, berkembang sedemikian rupa dimana

ujar Charles Darwin, adalah ketika terdapat kemungkinan bahwa ilmu

kita menyadari bahwa kita dapat mengubah manusia dan

seyogyanya mengontrol pikiran kita. kemanusiaan yang paling hakiki

Golongan pertama ini seperti pada kasus revolusi genetika

melanjutkan tradisi kenetralan ilmu dan teknik perubahan sosial (social

secara total seperti pada waktu era engineering). Berdasarkan ketiga hal

Galileo sedangkan golongan kedua ini maka golongan kedua

mencoba menyesuaikan kenetralan berpendapat bahwa ilmu secara

ilmu secara pragmatis berdasarkan moral harus ditujukan untuk

perkembangan ilmu dan masyarakat. kebaikan manusia tanpa

Golongan kedua mendasarkan merendahkan martabat atau

pendapatnya pada beberapa hal mengubah hakikat kemanusian.

yakni: (1) ilmu secara faktual telah Penerapan ilmu pengetahuan

dipergunakan secara destruktif oleh yang telah dihasilkan oleh para

manusia yang dibuktikan dengan ilmuwan, apakah itu berupa

adanya dua Perang Dunia yang teknologi, maupun teori-teori

mempergunakan teknologi-teknologi emansipasi masyarakat dan

keilmuan; (2) ilmu telah berkembang sebagainya itu, masalah

dengan pesat dan makin esotrik memperhatikan nilai-nilai

sehingga kaum ilmuwan lebih kemanusiaan, nilai agama, nilai adat

15
dan sebagainya. Karena ilmu sudah terhadap ilmu, ia harus berjiwa besar,

berada di tengah-tengah masyarakat bersifat terbuka untuk menerima

luas dan masyarakat akan kritikan dari masyarakat. Tugas

mengujinya. Oleh karena itu, seorang ilmuwan harus dapat

tanggung jawab lain yang berkaitan menjelaskan hasil penelitiannya

dengan penerapan teknologi di sejernih mungkin atas dasar

masyarakat yaitu menciptakan hal rasionalitas dan metodologis yang

positif. Namun tidak semua tepat.

teknologi atau ilmu pengetahuan Masalah moral tidak bisa

selalu memiliki dampak positif dilepaskan dengan tekad manusia

ketika berada di tengah masyarakat. untuk menemukan kebenaran, sebab

Kadangkala teknologi berdampak untuk menemukan kebenaran dan

negatif, misalnya masyarakat terlebih-lebih lagi untuk

menolak atau mengklaim suatu mempertahankan kebenaran,

teknologi bertentangan atau tidak diperlukan keberanian moral. Tanpa

sejalan dengan keinginan atau landasan moral maka ilmuwan

pandangan-pandangan yang telah ada mudah sekali tergelincir dalam

sebelumnya, seperti rekayasa genetik melakukan prostitusi intelektual.

(kloning manusia) yang dapat Penalaran secara rasional yang telah

bertentangan dengan kodrat manusia mencapai harkatnya seperti sekarang

atau ajaran agama. ini berganti dengan proses

Dalam persoalan ini perlu ada rasionalisasi yang bersifat

penjelasan lebih lanjut. Bagi seorang mendustakan kebenaran.

ilmuwan jika ada semacam kritikan

16
Di tengah situasi dimana nilai kemudah-mudahan material duniawi

mengalami kegoncangan ilmuwan saja.

harus tampil kedepan. Pengetahuan Kekuasaan manusia atas ilmu

yang dimilikinya merupakan pengetahuan harus mendapat tempat

kekuatan yang akan memberinya yang utuh , eksistensi ilmu

keberanian. Hal yang sama harus pengetahuan bukan melulu untuk

dilakukan pada masyarakat yang mendesak kemanusiaan, tetapi

sedang membangun, seorang kemanusianlah yang mengenggam

ilmuwan harus bersikap sebagai ilmu pengetahuan untuk kepentingan

seorang pendidik dengan dirinya dalam rangka penghambaan

memberikan contoh yang baik. dirinya kepada sang Pencipta.

Kemudian bagaimana solusi bagi


III. KESIMPULAN
ilmu yang terkait dengan nilai-nilai?

Maka ilmu pengetahuan haruslah Aksiologi adalah nilai-nilai

terbuka pada konteksnya , dan (value) sebagai tolak ukur kebenaran

agamalah yang menjadi konteksnya (ilmiah), etik, dan moral sebagai

itu. Agama mengarahkan ilmu dasar normatif dalam penelitian dan

pengetahuan pada tujuan hakikinya, penggalian, serta penerapan ilmu.

yakni memahami realitas alam, dan Jadi aksiologi adalah teori tentang

memahami eksistensi Allah, agar nilai yang berkaitan dengan

manusia menjadi sadar pada hakikat bagaimana suatu ilmu

penciptaan dirinya, dan tidak dikembangkan.

mengarahkan ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan akan

melulu pada praxis, pada menghasilkan teknologi yang

17
kemudian akan diterapkan pada suatu teknologi bertentangan atau

masyarakat. Proses ilmu menjadi tidak sejalan dengan keinginan atau

sebuah teknologi yang benar-benar pandangan-pandangan yang telah ada

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebelumnya, seperti rekayasa genetik

tentu tidaklah terlepas dari si (kloning manusia) yang dapat

ilmuwannya. Perkembangan dan bertentangan dengan kodrat manusia

kemajuan ilmu pengetahuan telah atau ajaran agama.

menciptakan berbagai bentuk Maka ilmu pengetahuan

kemudahan bagi manusia. haruslah terbuka pada konteksnya ,

Penerapan ilmu pengetahuan dan agamalah yang menjadi

yang telah dihasilkan oleh para konteksnya itu. Agama mengarahkan

ilmuwan, apakah itu berupa ilmu pengetahuan pada tujuan

teknologi, maupun teori-teori hakikinya, yakni memahami realitas

emansipasi masyarakat dan alam, dan memahami eksistensi

sebagainya itu, masalah Allah, agar manusia menjadi sadar

memperhatikan nilai-nilai pada hakikat penciptaan dirinya, dan

kemanusiaan, nilai agama, nilai adat tidak mengarahkan ilmu pengetahuan

dan sebagainya. Oleh karena itu, melulu pada praxis, pada

tanggung jawab lain yang berkaitan kemudah-mudahan material duniawi

dengan penerapan teknologi di saja.

masyarakat yaitu menciptakan hal Dalam kenyataannya tidaklah

positif. Kadangkala teknologi mudah bagi ilmuwan untuk memikul

berdampak negatif, misalnya tanggung jawab sosial di bahunya.

masyarakat menolak atau mengklaim Tetapi seorang ilmuwan yang

18
dikaruniai kecerdasan intelektual dan

memiliki nilai-nilai moral yang luhur

akan dapat menjalankan fungsi

sosialnya dengan baik demi

kelangsungan kehidupan manusia di

dunia ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Amsal, Bachtiar. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Imam Barnadib, M.A. Ph. D. 1990. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Andi offset.

Ismaliani, 2008. Aksiologi. Online, http://www.geocities.com. Diakses 11 Agustus


2016.

Jalaluddin dan Abdullah Idi. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media
Pratama.

Jalius Jama. 2008. Filsafat Ilmu. Padang: Program Pascasarjana Universitas


Negeri Padang.

Jujun , S. Suriassumantri. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:


Pustaka Sinar Harapan.

Maqbul Halim, 2004. Kaitan Antara Etika dan Ilmu Pengetahuan. Online,
http://www.geocities.com. Diakses 29 Juli 2016.

Wibisino, 2001. library.usu.ac.id

20

Anda mungkin juga menyukai