Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN TEORI MEDIS

EKLAMSIA
1. Definisi
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa
nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah
menunjukkan gejala-gejala pre eklamsia. ( Hipertensi, edema, proteinuria).
Eklamsia adalah preeklamsia yang disertai kejang dan atau koma yang timbul bukan
akibat kelainan neurology.

2. ETIOLOGI
Penyebab eklamsia dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori
yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
a. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,
dan mola hidatidosa.
b. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
c. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
d. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan kehamilan berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma

3. PATOFISIOLOGI
Sama dengan pre-eklampsia, dengan akibat yang lebih serius pada organ-organ hati,
ginjal, otak, paru dan jantung,yakni terjadinya nekrosis dan perdarahan pada organ-organ
tersebut. Peredarah dinding rahim berkurang(ischaemia rahim)
Placenta atau decidua mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan spasme (ischaemia
uteroplacenta) dan hipertensi Eklamsia Mata terpaku Kepala dipalingkan ke satu sisi
Kejang-kejang halus terlihat pada muka (Invasi) |Badan kaku Kadang episthotonus
(Kontraksi/Kejang Tonis) Kejang hilang timbul Rahang membuka dan menutup Mata
membuka dan menutup Otot-otot badan dan muka berkontraksi dan berelaksasi Kejang
kuat terjadi dan kadang lidah tergigit Ludah berbuih bercampur darah keluar dari mulut
Mata merah, muka biru (Konvulsi/KejangClonis) Tensi tinggisekitar 180/110 mmHg
Nadi kuat berisi-keadaan buruk nadi menjadi kecil dan cepat Demam,Pernafasan cepat,
sianosisProteinuria dan oedema Coma Amnesia retrigrad post koma .

4. GEJALA KLINIS
1. Kehamilan > 20 minggu, atau saat persalinan atau masa nifas
2. Tanda-tanda pre eklamsia (hipertensi,nyeri kepala,kaku kuduk,muntah,nyeri
epigastrium edema dan proteinuria)
3. Kejang-kejang dan/atau koma
4. Kadang-kadang disertai dengan gangguan fungsi organ-organ

5. PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS


1. Berdasarkan gejala klinis di atas

2. Pemeriksaan laboratorium
- Adanya protein dalam air seni
- Fungsi organ, hepar, ginjal, jantung
- Fungsi Hematologi Hemostasis
3. Konsultasi dengan disiplin lain kalau dipandang perlu
- Kardiologi
- Optalmologi
- Anestesiologi
- Neonatologi dan lain-lain

6. DIAGNOSIS BANDING
Kehamilan disertai kejang oleh karena sebab-sebab yang lain , misal:
Febrile convulsion ( panas + )
Epilepsi ( anamnesa epilepsi + )
Tetanus ( kejang tonik/kaku kuduk )
Meningitis/ensefalitis ( pungsi lumbal )

7. PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan
1. Menghentikan kejang-kejang yang terjadi dan mencegah kejang-kejang ulangan
2. Mencegah dan mengatasi komplikasi
3. Memperbaiki keadaan umum ibu maupun anak seoptimal mungkin
4. Pengakhiran kehamilan / persalinan mempertimbangkan keadaan ibu

Obat obat untuk anti kejang


a. MgS04 (Magnesium Sulfat)
1. Dosis awal: 4 gr 20% iv pelan-pelan selama 3 menit atau lebih, disusul 10 gr
50% i.m. terbagi pada bokong kanan dan kiri
2. Dosis ulangan: tiap 6 jam diberikan 5 gr 50% i.m diteruskan sampai 6 jam
pasca persalinan atau 6 jam bebas kejang
Syarat:
- reflek patela harus positif
- tidak ada tanda-tanda depresi pernapasan (respirasi > 16 kali/menit)
- produksi urine tidak kurang dari 25 cc/jam atau 600 cc/hari

3. Apabila ada kejang-kejang lagi, diberikan MgS04 20%, 2 gr i.v pelan-pelan.


Pemberian i.v ulangan ini hanya sekali saja, apabila masih timbul kejang lagi,
maka diberikan Pentotal 5 mg/kg BB /i.v pelan pelan
4. Bila ada tanda-tanda keracunan, MgS04 diberikan antidotum Glukonas
Kalsikus 10 g%.l0cc i.v pelan-pelan selama 3 menit atau lebih
5. Apabila sudah diberi pengobatan diazepam sebelumnya tetapi tidak adekuat,
maka dilanjutkan pengobatan dengan MgS04.

Diazepam:dosis awal 20 mg intramuscular atau 10 mg IV perlahan dalam 1 menit atau lebih.


Dosis pemeliharaan dekstrose 5 % 500ml +40mg diazepam 20tts/mnt
B. Mencegah komplikasi
1. Obat obat anti hipertensi
Bila sistole > 180 mmHg atau diastole > 110 mmHg digunakan injeksi 1 ampul Klonidin
(lihat preeklamsia berat)
Captopril 25 mg 2x1/hari
2. Diuretika
Obat obat diuretika hanya diberikan atas indikasi:
- Edema paru-paru
- Kelainan fungsi ginjal (apabila faktor pre renal sudah diatasi) diberikan furosemid inj. 40
mg/i.m
3. Kardiotonika
Diberikan atas indikasi :
- Adanya tanda-tanda payah jantung
- Edema paru
Diberikan digitalisasi cepat dengan Cedilanid
4. Antibiotik
Di berikan Ampisilin 3 x 1 gr/iv
5. Antipiretik
Xylomidon 2 ccc/im dan/atau kompres dingin

C. Memperbaiki keadaan umum ibu


1. Infus RD5% / Dextran
2. Pasang CVP untuk:
- pemantauan keseimbangan cairan (pertimbangan pemberian Low Mol Dextran)
- pemberian kalori (Dekstrosa 10%)
- koreksi keseimbangan asam-basa (pada keadaan asidosis maka diberikan Na.bic/Meylon 50
mm eq/i.v)

D. Pengakhiran kehamilan/persalinan
Setelah penderita tenang lebih kurang 15 menit setelah pemberian obat anti kejang dilakukan
pemeriksaan sebagai berikut:
- monitoring kesadaran dan dalamnya koma memakai 'Glasgow - Pitts burg Coma Scale'
- diukur suhu rectal dan kadar hemoglobin/hematokrit
- dipasang kateter tetap dan diukur jumlah urine dan dilakukan pemeriksaan albumin
- palpasi dan auskultasi, serta pemeriksaan dalam (VT) untuk evaluasi
- pemberian obat-obatan lainnya yang diperlukan

Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilitasi (pemulihan) hemodinamika dan metabolisme ibu
yang dicapai dalam 44 jam setelah salah satu keadaan dibawah ini:
- setelah pemberian obat anti kejang terakhir
- setelah pemberian obat anti hipertensi seyogyanya dilakukan penelitian "vital sign"

Skor Vital Sign :


- Bila skor total 10 atau lebih, saat yang optimal untuk mengakhiri persalinan / tindakan
persalinan.
- Bila skor total 9 atau ada nilai (1 ) sebanyak dua atau lebih, dimohon konsul pada staf untuk
penentuan tenninasi atau tidak.
- Bila skor 8 atau kurang, persalinan ditunda, kalau selama 6 jam tdak ada perbaikan maka
persalinan pervaginam dipertimbangkan untung ruginya.

Score Vital Sign

Pemeriksaan obstetrik yang lain


1. Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan pervaginam dipenuhi
maka dilakukan persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
2. Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif langsung dilakukan amniotomi selanjutnya
diikuti sesuai dengan kurva dari Friedman, bila ada kemacetan dilakukan seksio sesar.
3. Tindakan seksio sesar dikerjakan pada keadaan-keadaan:
- Penderita belum inpartu
- Fase laten
- Gawat janin
Tindakan seksio sesar dikerjakan dengan mempertimbangkan keadaan kondisi ibu.

KOMPLIKASI
A. Ibu:
1. CVA ( Cerebro Vascular Accident )
2. Edema paru
3. Gagal ginjal
4. Gagal hepar
5. Gangguan fungsi adrenai
6. DIC ( Dissemined Intrevasculer Coagulopaathy )
7. Payah jantung
B. Anak:
1. Prematuritas
2. Gawat janin
3. IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)
4. Kematianjanin dalam rahim

C. Perawatan selanjutnya adalah sebagai berikut :


1. Dilakukan observasi dan tekanan darah,Nadi, Suhu rektal, Pernapasan (frekwensi),tingkat
kesadaran.
2. Pada 1 jam pertama diperiksa setiap 15 menit untuk selanjutnya tiap 1 jam sekali
3. Pemeriksaan Laboratorium . (lihat preeklamsi)
4. Setelah persalinan dicatat tingkat kesadaran pada 15 menit, 1 jam, dan 6 jam.
LANDASAN TEORI KEPERAWATAN

EKLAMSIA

Pengkajian dasar data klien


Tinjau ulang catatan prenatal dan intra operatif dan adanya indikasi untuk kelahiran sesarea.

1. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600 800 ml.
2. Integritas ego
Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau
menarik diri. Klien/pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam
pengalaman kelahiran. mungkin mengekspresikan ketidaknyamanan untuk menghadapi
situasi baru.
3. Eliminasi :

Kateter urinarius mungkin terpasang, urine jernih pucat, bising usus tidak ada, samar atau
jelas.

4. Makanan / cairan

Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal

5. Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anastesi spiral epidural.
6. Nyeri / ketidaknyaman
Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber, misalnya trauma bedah /
insisi, nyeri penyerta, distensi kandung kemih / abdomen, efek-efek anastesia, mulut
mungkin kering.
7. Pernafasan

Bunyi paru jelas dan vesikuler.


8. Keamanan
Balutan abdomen dapat tampak sedikit noda atau kering dan utuh. Jalur parenteral bila
digunakan paten, dan sisi bebas eritema, bengkak dan nyeri tekan.
9. Seksualitas
Fundus kontraksi dan terletak di umbilikus. Aliran lokhia sedang dan bebas bekuan
.berlebihan / banyak.

Diagnosa Keperawatan

1. Kejang b/d Infeksi pada uterus

PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
Kejang dapat teratasi 1. Pantau TD Perbandingan dari tekanan darah
dengan criteria sebagai memberikan gambaran yang lebih
berikut : lengkap tentang keteribatan/bidang
Kejang hilang masalah vascular
Tidak sesak
KU baik 2. Pantau status janin dan Untuk mengetahui keadaan janin.
Kesadaran CM rahim
Membran mukosa tidak
sianosis 3. Pertahankan bantalan Mengurangi traumah saat kejang
Nadi normal lunak pada penghalang selama .pasien berada di vtempat
tempat tidur yang tidur.
TD normal
terpasang dengan posisi
tempat tidur yang rendah

4. Jaga jalan nafas pasien Mencegah terjadinya henti nafas

5. Beri HE kepada keluarga Memberikan info mengenai


pasien penyakit yang sedang dialami

6. Kolaborasi dengan dokter


untuk pemberian therapy
Obat antikejang (MgSO4) 1. MgSO4 untuk mengatasi kejang
O2 5 liter/menit yang diaamioleh pasien
2. Untuk memenuhi keb O2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan YME yang teah memberikan kami kekuatan dan kesehatan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah hyang sederhana ini dengan judul
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN EKLAMSIA DERAJAT II. Dengan baik
setelah mengalami perubahan pada beberapa tempat. Perlu diketahui bahwa masalah
dalam eklamsia mempunyai beberapa tahapan namun daam penyusunan makalah ini
hanya kami fokuskan pada masalah dengan pasien ekamsia atau kehamilan, sehingga
para pembaca dapat mengetahui secara pasti tentang masalah yang ditemui dalam
makalah ini. Tanpa harus memilah lagi masalah yang telah ada.

Dalam penyusunan makalah asuhan keperawatan ini kami hanya memprioritaskan


beberapa masalah keperawatan yang terjadi saat itu sehingga dalam pengembangan
diagnose keperawatan kami tidak mencantumkan sebagian masalh lain pada pasien,
mengingat bahwa masalah yang kami ramkum ini yang merupakan hal-hal yang memang
biasanya terjadi dalam masyarakat pada umumnya, terkhususnya wilayah kota Ambon.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tidak luput dari kesalahan
para pembaca namun kami mencoba meminimalisir kesalahan yang terdapat di dalamnya,
semoga apa yang kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Ambon, 25 juni 2010

Penyusun

Kelompok
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Tugas
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan ... 1
1. Landasan Teori Medis
a. Pengertian ASUHAN KEPERAWATAN PADA BUMIL
... 1
b. Ethiologi Dengan
... 1
c. Patofisioogi Eklamsia
... 1
d. Gejala klinis ... 1
e. Pemeriksaan dignostik ... 1
f. Diagnose banding ... 2
g. Penatalaksanaan ... 2
h. Alur penyimpangan KDM ... 3
2. Landasan Teori Keperawatan Disusun oleh :
a. Pengkajian dasar data ...
Yulianti 6
b. Diagnose keperawatan ...
John Yusuf loimee 7
BAB II : Pembahasan : Tingkat IIa
a. Pengkajian ... 8
b. Diagnosa keperawatan ... 15
c. Intervensi ... 16
KESEHATAN DAERAH MILITER XVI PATTIMURA
d. Implementasi ... 17
AKADEMI KEPERAWATAN
e. Evauasi ... 17
AMBON
BAB III : penutup
2010
DAFTAR PUSTAKA ... 18

Anda mungkin juga menyukai