Wahyuddin
Wahyuddin
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
Abstract: This paper analyzes and gives alternative policies for economic rehabilitation and
reconstruction in Province of Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Data from Bappenas and other
sources are used to explain how the economic development pattern posttsunami disaster should be
done. To understand how the pattern works, some regional development theories introduce namely
economic base theory, sector theory, export base theory, centre periphery theory. After combaining
and analyzing the facts and the theories, there are some recommendation should be done to form the
economic development in Province of NAD posttsunami. First, economic development in Province of
NAD must be based on the each region core competency so that creates interregion linkage. Second,
the implementation of syariat islam must be supported by syariah banking institution and for this
reason PT BPD NAD should become a pioneer in promoting syariah banking.
1
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 2 April 2006
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat untuk program rehabilitasi dan rekonstruksi
wilayah pascabencana. wilayah Aceh khususnya di bidang ekonomi.
Sedangkan pada tahap rekonstruksi, sasaran
pemerintah yang ingin dicapai adalah Tinjauan Teoretis
membangun kembali seluruh sistem sosial Untuk menjelaskan bagaimana pola
ekonomi melalui pemulihan kondisi sumber pembangunan suatu daerah, beberapa teori
daya manusia, pembangunan kembali sistem pertumbuhan regional, meskipun sangat
ekonomi, pembangunan kembali infrastruktur sederhana, dapat diadopsi. Pertama, teori basis
regional dan lokal, revitalisasi sistem sosial ekonomi (economic base theory) menjelaskan
budaya, dan pembangunan kembali sistem bahwa dalam perekonomian regional terdapat
kelembagaan dan sistem peringatan dini dua sektor yaitu kegiatan basis (basic activities)
(Bappenas, 2 Maret 2005). Sebagaimana yang dan kegiatan bukan basis (non-basis activities).
dijelaskan pada Perpu No. 2 Tahun 2005, Bertambahnya kegiatan basis di suatu daerah
rekonstruksi adalah pembangunan kembali akan menambah arus pendapatan ke daerah
semua prasarana, sarana, kelembagaan di tersebut dan menambah permintaan barang dan
wilayah pascabencana baik di tingkat jasa sehingga menimbulkan kenaikan volume
pemerintahan maupun masyarakat, dengan kegiatan bukan basis. Sebaliknya, penurunan
sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan basis akan mengurangi arus pendapatan
kegiatan perekonomian, sosial, dan budaya, ke daerah tersebut dan mengurangi permintaan
tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya terhadap produk dari kegiatan bukan basis.
peran serta partisipasi masyarakat sipil dalam Kedua, teori sektor menyatakan bahwa kenaikan
segala aspek kehidupan masyarakat di wilayah pendapatan per kapita di berbagai daerah pada
pascabencana. berbagai waktu pada umumnya disertai oleh
Untuk mencapai semua sasaran tersebut, relokasi sumber daya, dengan penurunan
pemerintah telah menyusun rancangan rencana proporsi angkatan kerja yang dipekerjakan
induk (master plan/blue print) rehabilitasi dan dalam kegiatan-kegiatan primer (pertanian), dan
rekonstruksi wilayah Aceh dan Nias. Sedangkan kenaikan proporsi dalam kegiatan-kegiatan
dana untuk melaksanaan rencana tersebut, sekunder (manufaktur) dan kemudian disusul
pemerintah melalui APBN telah menganggarkan dengan kenaikan proprosi dalam kegiatan tersier
dana sebesar Rp 41 triliun ditambah dengan (jasa). Ketiga, teori basis ekspor (export base
dana-dana lain dari negara-negara donor theory) menjelaskan bahwa pertumbuhan suatu
(Kompas, 19 April 2005). Setelah menjalani daerah ditentukan oleh eksploitasi kemanfaatan
proses penjaringan aspirasi dari berbagai alamiah dan pertumbuhan basis ekspor daerah
kalangan termasuk pemerintah daerah, tersebut akibat peningkatan permintaan dari
universitas, ulama dayah/pesantren, dan non- daerah-daerah dan negara-negara lain. Sehingga
government organization dalam maupun luar menurut teori ini, tingkat permintaan luar
negeri, pada tanggal 26 Maret 2005 yang lalu terhadap produk dari industri ekspor suatu
master plan tersebut telah selesai disusun oleh daerah sebagai penentu yang strategis bagi
Bappenas. Berbagai pendapatan pro dan kontra pertumbuhan regional. Terakhir, teori centre
muncul untuk menanggapai hasil karya periphery yang menitikberatkan kausasi
Bappenas ini. Hasil silaturahmi dan musyawarah kumulatif dan pertumbuhan regional yang
ulama se-NAD, misalnya, menolak blue print divergen. Teori ini menekankan bahwa untuk
tersebut karena mereka menilai bahwa blue print menghidari ketidakseimbangan pembangunan
tersebut tidak mampu menampung aspirasi dan antardaerah harus didukung oleh campur tangan
melibatkan partisipasi masyarakat Aceh pemerintah.
terutama ulama dan korban tsunami (Rakyat Nazamuddin (2005) menawarkan strategi
Aceh, 11 April 2005). Mereka menghendaki untuk rekonstruksi yang berdimensi rekonsiliasi.
agar pembangunan Aceh baru harus Strategi big-push dengan melakukan investasi
menempatkan masyarakat, ulama, dan kaum secara besar-besaran dengan perencanaan yang
perempuan sebagai pelaku utama pembangunan baik dilakukan dalam berbagai sektor secara
baik dalam perumusan, pengambilan keputusan, simultan dengan sinergis. Teori big-push pada
maupun pelaksanaan pembangunan termasuk dasarnya merupakan teori investasi yang
dalam hal pengawasan. Tujuan penulisan ini menekankan pada kondisi tinggal landas. Teori
adalah untuk memberikan analisis kritis dan ini hampir sama dengan teori pertumbuhan
memberikan kebijakan-kebijakan alternatif berimbang (balanced growth theory) namun
2
Teknik Pembangunan Ekonomi Aceh ...
Wahyuddin
lebih menekankan pada kebutuhan untuk memberikan peran yang lebih besar terhadap
melakukan investasi secara big-push. Investasi masyarakat lokal.
yang dilakukan harus memenuhi kebutuhan Sedangkan Amin, et al. (2005) menjelaskan
minimum supaya memperoleh keuntungan bahwa ada beberapa prakondisi untuk
ekonomi. Hanya dengan investasi yang besar berlangsungnya proses pemulihan ekonomi.
sehingga keuntungan sosial (sosial benefit) Bidang-bidang tersebut meliputi ketata-
melebihi biaya-biaya sosial (social costs). pemerintahan, infrastruktur, kelembagaan,
Dalam teori big-push, peran usaha mikro, kecil, pendanaan, dan lain-lain (Gambar 1).
dan menengah sangat menentukan target-target Keberhasilan program-program rehabilitasi dan
ekonomi regional maupun nasional. Oleh rekonstruksi ekonomi jangka panjang sangat
karenanya, inti dari teori ini adalah perencanaan tergantung pada program-program dalam
pembangunan seharusnya mempertimbangkan bidang-bidang tersebut.
kebutuhan masyarakat di tingkat bawah dan
Physical
Infrastructure
Good Governance Institutions
Economic
Recovery
Reconciliation & Law and Order
Growth
3
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 2 April 2006
4
Teknik Pembangunan Ekonomi Aceh ...
Wahyuddin
Tabel 3. Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Provinsi NAD, 2003
No Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Yang Bekerja
%
1 Pertanian, Kehutanan, Perburuhan, dan Perikanan 1.073.454 47,62
2 Industri Pengolahan 87.636 3,89
3 Bangunan 93.705 4,16
4 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 468.057 20,76
5 Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi 101.292 4,49
6 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan, Tanah dan Jasa 12.756 0,57
7 Perusahaan 407.130 18,06
8 Jasa Kemasyarakatan 10.125 0,45
Pertambangan dan Penggalian, Listrik, dan Gas dan Air
Jumlah 2.254.155 100
Sumber: Sakernas,BPS, 2003
Persen
8
7 7.02
3
1.87 1.94
2
1.23 0.96
0.74
1
0.18 0.26
0.44
-0.56 -0.08 -0.02 -0.17
0 Tahun
Jan'04 Peb'04 Mar'04 Apr'04 Mei'04 Jun'04 Jul'04 Agt'04 Sep'04 Okt'04 Nov'04 Des'04 Jan'05 Peb'05
-1
-1.29
-2
Inflasi/Deflasi
5
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 2 April 2006
6
Teknik Pembangunan Ekonomi Aceh ...
Wahyuddin
7
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 2 April 2006