MENINGKATKAN KENYAMANAN
LANSIA DI PUSAT KEGIATAN,
LANSIA AISYIYAH
SURAKARTA
ABSTRAK
dan rentangan dari variabel yang ada disajikan pada tabel 1. Hasil pengukuran
antropometri dan karakteristik fisik subjek tersebut, dengan uji Kolmogorov-Smirnov
(K-S) pada tingkat kemaknaan ( = 0,05) ternyata berdistribusi normal (p>0,05).
Tabel 1 Data Antropometri Wanita Lansia di Pusat Kegiatan
Lansia Aisyiyah Surakarta, tahun 2002.
No. Variabel N Rerata Simpang Rentangan
Baku (SB)
1 Umur (tahun) 13 71,5 4,9 64 - 79
3 Tinggi badan (cm) . 13 140,3 7,2 129,40 155,0
4 Tinggi bahu (cm). 13 115,5 6,6 100,1 1125,9
5 Tinggi siku (cm). 13 87,1 5,2 79,7 99,11
6 Tinggi knuckle (cm). 13 56,9 12,5 32,1 89,2
7 Tinggi popliteal (cm). 13 39,4 5,5 35,6 56,8
8 Jarak raih tangan (cm). 13 61,1 2,2 58,4 65,0
9 Diameter lingkar 13 1,2 0.08 1,1 1,5
genggaman (inch).
4.2 Rancangan Railling
Rancangan pegangan tangan (railling) dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagian dinding luar kamar mandi berdekatan dengan handle pintu, dipasang
tegak pegangan tangan (railing) terbuat dari bahan pipa baja hitam (black
steel) dengan bahan finishing cat semprot duco. Panjang pipa 70 cm.
dipasang pada ketinggian bagian tengah pipa 87,0 cm dari permukaan lantai.
Bagian dalam kamar mandi di bagian depan kiri kloset duduk,
dipasang pegangan tangan berbentuk S. Diameter pipa disesuaikan
dengan rerata genggaman tangan lansia penghuni sebesar 1,25.
Bentuk dasar rancangan railling dapat dibagi menjadi 3 (tiga) jenis.
Gambar 1 Bentuk Dasar Rancangan Railling
Kamar Mandi
Ketinggian hand railling pada dinding kamar
mandi, didasarkan pada tinggi rerata antara
knuckle height dan elbow height (Grandjean,
1988; RERC-Aging, 2000). Secara grafis dapat
dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2
Tinggi Perletakan
Railling Rancangan
5 PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian tentang pengaruh perbaikan
fasilitas kamar mandi yang dipergunakan oleh Lansia di Pusat Kegiatan
Lansia Aisyiyah Surakarta, dapat dibahas hal-hal seperti tersebut berikut ini,
5.1 Karakteristik Fisik Subjek
Hasil analisis statistik deskriptif yang meliputi rerata, simpang baku
(SB) dan rentangan dari variable berat badan dan tinggi badan. Ke 13 subjek
yang memiliki rerata umur 71,5 + 4,9 tahun, dan rentang umur 64 79 tahun.
Menurut Manuaba (1998), Morris (1996) dan Grandjean (1993), menyatakan
bahwa pada umumnya seseorang dengan usia di atas 60 tahun, kapasitas
fisiknya akan menurun 25% yang ditandai dengan penurunan kekuatan otot,
sedang kemampuan sensoris dan motorisnya turun sebesar 60%.
Dengan rerata tinggi badan 140,3 + 7,2 cm dan rentangan 129,40-155,0
cm, hampir kesemua subjek mengalami pembengkokan tulang belakang atau
bongkok. Ukuran tubuh lansia baik pria maupun wanita telah terjadi penyusutan
ukuran tinggi badannya lebih kurang 5% dibanding sewaktu berumur 20 tahun.
5.2 Kemandirian
Dengan pemasangan railling di luar dan dalam kamar mandi. Telah
meningkatkan kemandirian lansia sebesar 25%, dapat dijelaskan hal -hal sebagai
berikut. Skor rerata P0 adalah 4 + 1,08, pada P1 adalah 5 + 1,35 dan telah terjadi
peningkatan sebesar 1. Dengan nilai p-value 0,002 yaitu nilai signifikansi antara
kedua perlakuan dengan uji t-paired, pada tingkat kemaknaan ( = 0,05). Hasil
pengamatan di lapangan, penggunaan railling meningkatkan kemandirian lansia
untuk masuk dan keluar dari kamar mandi. Gemetaran pada kaki karena perasaan
khawatir, tidak tampak lagi setelah digunakannya railling pada dinding di luar dan
dala kamar mandi. Manfaat lain juga dirasakan para perawat jaga, kebiasaan untuk
mengantar lansia dan menjemput dari kamar mandi juga berkurang.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa railing
akan berfungsi seperti pengungkit dan stabilisator gerakan tubuh manusia. Dengan
memanfaatkan railing sebagai pengungkit gerakan tubuh akan menurunkan
kebutuhan energi kinetis yang harus dikeluarkan (Hadi Santosa, dkk, 2001).
Dalam sajian grafis dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
6 Pengaruh Pemasangan Railing Grafik 1 Pengaruh Pemasangan Railing
5 5 (Pre-Post Test) dalam
4 4 Kemandirian, Penggunaan Kamar
Mandi oleh Lansia di Pusat
RerataSkor
Kelegaan
Dari hasil analisis data objektif dan subjektif pada aspek kelegaan, dengan
pemasangan railling di luar dan dalam kamar mandi. Telah meningkatkan kelegaan
lansia sebesar 41,13%, dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut. Skor rerata P 0
adalah 6,54 + 1,13, pada P1 adalah 9,23 + 1,09 dan telah terjadi peningkatan sebesar
2,69. Dengan nilai p-value 0,000 peningkatan akibat penambahan railling di kamar
mandi, bermakna meningkatkan kelegaan lansia penggunanya. Dari respon subjek
pada wawancara kelegaan, penggunaan railling di luar dan dalam kamar mandi
mampu menghilangkan perasaan khawatir lansia. Dengan berpegangan pada
railling, gerak tubuh lansia saat masuk dan keluar kamar mandi menjadi lebih
mudah. Pemasangan railling di depan kloset, memudahkan lansia dalam menahan
dan mengangkat tubuhnya sewaktu akan duduk dan berdiri dari kloset (Kroemer,
1994).
Dalam sajian grafis dapat diuraikan sebagai berikut.
Pengaruh Pemasangan Railing