Teknis 2016 1
PE M E R I NTAH K OTA B O G O R
DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA
AIR
JL. PEMUDA NO. 30 BOGOR 16162
SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN :
PERENCANAAN TEKNIS KEBINAMARGAAN
PEKERJAAN :
DED PEMBANGUNAN TPT JL. P. ASHOGIRI
Lokasi :
JL. P. ASHOGIRI
BAB I
PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM
A. PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah DED Pembangunan TPT Jl. P. Ashogiri Tahun
Anggaran 2016
b. Pemberi Tugas Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bogor Jalan Pemuda No.30 A Kota Bogor.
c. Istilah Pekerjaan mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
d. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
B. BATASAN/PERATURAN
C. DOKUMEN KONTRAK
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan /ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
2. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
3. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
4. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
5. Apabila dalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum bagian-bagian tertentu
dimana bagian-bagian tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem maka kewajiban
Kontraktor untuk memasang bagian-bagian tersebut agar sistem bisa beroperasi dengan baik
dan sempurna tanpa ada tambahan biaya.
c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
A. KETERANGAN UMUM
Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan.
Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity (BoQ).
Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan
seperti yang ditentukan, mencakup :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Sipil / Struktur
Pekerjaan lain-lain
a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air,
timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dlaam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan
yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan User dan Konsultan
Spesifikasi
Teknis 2016 5
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti
disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus
segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan berhak
meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian
Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.
Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
III. PERSIAPAN
PEKERJAAN A.
SITUASI/LOKASI
a. Lokasi proyek/ Lahan akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
C. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan
selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan
ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.
D. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja ( work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya.
E. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi
agar tetap utuh.
a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas II) ukuran minimum 2/20 cm yang utuh dan
kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada
setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat
ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian
permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk
Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
BAB II
PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. PEKERJAAN TANAH
a. Sebelum pembangunan konstruksi, tanah halaman proyek dibentuk (levelling) menurut rencana
pengerukan dan pengurugan (cut and fill) sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan
seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan
pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai
dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil pengerukan atau diangkut dari luar
proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan.
Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 15 cm, dan dipadatkan
dengan menggunakan stamper dan timbris.
c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus dibuang
dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah bangunan
sampai dengan 3 m disekelilingnya.
d. Tanah dan brangkal bekas bongkaran bangunan (jika ada)harus dikeluarkan dari lingkungan,
kecuali brangkal tersebut dihancurkan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat untuk urugan
bagian-bagian tertentu sesuai petunjuk Pengawas dan Direktur.
B. GALIAN TANAH
a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan, pondasi pagar, saluran air dan lain-
lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran
yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.
b. Galian tanah untuk pondasi yang kedalamannya melebihi ukuran yang ditentukan dalam gambar
tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa
biaya tambahan. Pada galian-galian yang dianggap mudah longsor. Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau dengan cara lain yang
disetujui Pengawas Lapangan.
c. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan kering
(bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan daya dan jumlah
yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan, apabila ditemukan adanya kendala air tanah.
C. URUGAN TANAH
a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan peninggian
untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 25 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
b. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air, sedang tanah yang terlalu basah
harus dihampar agar cepat kering.
c. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan lain-lain
yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.
a. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada saat
pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.
b. Jika diketemukan tulang belulang atau bekas kuburan pada saat pekerjaan tanah berlangsung,
Kontraktor harus memberikan perlindungan secukupnya sampai Pemberi Tugas atau wakilnya
mengadakan peninjauan. Hal-hal yang menyangkut pemindahannya dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan petunjuk tertulis dari Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas.
E. URUGAN PASIR
a. Urugan pasir dilaksanakan untuk landasan pondasi meliputi pondasi struktur, pondasi batu kali,
pondasi rollag, pilar-pilar, dinding penahan tanah, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah
pasangan lantai bangunan.
b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian
urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).
A. KETERANGAN
Pekerjaan pasangan batu kali terutama untuk pondasi dinding bata bangunan dan pagar serta lantai
kerja sloof, meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan perlengkapan serta peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
B. BAHAN
b. Adukan
Adukan yang digunakan adalah adukan semen pasir dengan komposisi adukan yaitu 1pc : 5 pasir
untuk pasangan pondasi batu kali yang tidak berbatasan dengan saluran, dan pondasi dinding
pagar yang berbatasan dengan saluran menggunakan adukan 1 pc : 3 pasir. Semen PC yang
dipakai adalah (merk Tiga Roda, Kujang, Nusantara atau yang setaraf produk lokal yang terbaik)
c. Pasir Urug
Pasir urug digunakan untuk alas/dasar pondasi batu kali dengan tebal 10 cm padat.
d. Pasir Pasang
Pasir pasang yang dipergunakan harus pasir yang berbutir (keras dan kekal, kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%)
C. PELAKSANAAN
Pasangan batu kali harus dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan atau addendanya. Pasangan
batu kali harus dilakukan oleh tukang batu yang berpengalaman.
a. Galian
Kedalaman pondasi dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kalau ada masalah lain mengenai
keadaan tanah dasar untuk pondasi tersebut, maka Kontraktor harus memberitahukan kepada
Pengawas.
Bentuk galian untuk pondasi batu kali harus dibuat dengan kemiringan yang disesuaikan dengan
jenis/sifat tanah setempat untuk menjaga agar lobang galian tidak longsor. Galian untuk pondasi
batu kali harus dihindarkan dari genangan air.
b. Pasangan Aanstamping
Aanstamping batu belah dipasang di seluruh dasar galian untuk pondasi. Untuk dinding-dinding
bata paling sedikit setebal 15 cm, atau seperti ukuran dalam gambar. Sebelum aanstamping
dipasang, dasar lubang galian harus diberi urugan pasir urug 10 cm padat. Batu belah dipasang
vertikal (berdiri) tanpa spesi, dan celah-celahnya diisi dengan pasir sampai padat. Pemasangan
harus rapi dan kokoh, sehingga pada waktu menerima beban, pasangan tidak berubah.
c. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding Talud, yaitu : Balok, dan kolom, Komposisi
bahan beton rangka penguat dinding (Balok dan kolom) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 split. Semen PC yang
dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton
harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Split dari pecahan batu keras
dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
C. PELAKSANAAN
Dinding Talud harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
A. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan Balok dan Kolom dan adalah
plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada Balok dan
Kolom, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya.
B. BAHAN
C. PELAKSANAAN
c. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan halus serta
tidak berombak.
BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR
C. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan
syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Direksi.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Persyaratan Umum
o Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.
o Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan,
maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain
yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
o Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus bergigi
agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
o Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.
Persyaratan Umum
- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.
- Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana.
- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan,
maka sebelum pasangan dimuai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain
yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
B. MUTU BETON
- Kualitas bahan yang dipersyaratkan. Kualitas campuran beton minimum harus memenuhi
syarat-syarat K-225, PBI 1971, NI-2, sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
- Agregat beton. Semua agregat beton mengikuti syarat-syarat PBI 1971, termasuk
spesifikasi-spesifikasinya, syarat-syarat bahannya dan lain-lain.
- Campuran beton. PC-Portland Cement, dari pabrik Gresik/Cibinong atau lainnya yang
setaraf, S-Pasir (Sand) yang dimaksud pasir alam yang masuk dalam daerah gradasi 2 atau
3 dari pembagian daerah gradasi 1 sampai 4. ST-Crushed (kerikil) tergantung dari fungsi
dan bentuk beton yang dikehendaki. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi syarat-
syarat minimum compressive strength dari beton K-225 untuk pondasi mesin, pondasi
sumuan dan pendukungnya.
C. BAJA TULANGAN
- Semua baja tulangan yang didisain sebagai tulangan praktis dan tidak termasuk pada gambar,
tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini harus diadakan pelaksanaannya.
- Pemasangan dengan pengikatan dari pekerjaan baja yang tertanam dalam beton harus
dilakukan dalam keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran beton berlangsung.
- Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar kerja.
- Pemborong harus membuat detail shop drawing dengan skala dan rencana untuk seluruh
pekerjaan untuk disetujui Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan.
- Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan, bahan-
bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.
- Semua baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum
pengecoran tulangan tidak berubah tempat.
- Jumlah luas dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan jika dipergunakan
besi beton kurus, maka jumlah batang-batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang
ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan terlebih dahulu.
- Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
Benda uji
Selama pengecoran harus dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton dengan minimum satu
buah benda uji setiap harinya sesuai pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan nomor urut.
Pemeliharaan (Curing)
Selama struktur beton harus dilakukan pemeliharaan (curing) dengan air selama minimal 14 hari.
Lantai Kerja
Lantai kerja semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk dengan ketebalan minimum 5 cm. Lantai kerja ini harus
kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
Campuran beton untuk lantai kerja mempunyai perbandingan volume 1 pc : 3 ps : 5 kr.
Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di lapangan.
Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas
Lapangan dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk pengawasan.
Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi lubang-lubang
pondasi sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi
yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh
Pengawas Lapangan.
Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus bersih
setiap saat.
Perbandingan adukan harus sesuai dengan hasil percobaan dan persyaratan yang diminta dan
angka perbandingan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isis yang dilaksanakan
dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan baik, kuat dan harus
mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan terlebih dahulu.
Pengadukan beton tersebut harus sudah terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu
sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas Lapangan.
Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama pengecoran harus
digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari
30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh kena langsung baik pada
baja tulangan maupun cetakan.
Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga dapat
menghasilkan bentuk permukaan dan ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan gambar kerja.
Selama pekerjaan pengecoran beton bertulang harus selalu dibuat benda uji minimal 1 buah setiap 5
m3 beton setiap hari sesuai dengan pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan nomor urut yang
menerus. Jika dari hasil pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka
pekerjaan yang bersangkutan harus dibongkar dan merupakan tanggung jawab Pemborong.
Persiapan Pengecoran
- Pemborong harus membuat shop drawing
- Pembuatan cetakan harus teliti, datar dan tegak lurus, tidak bocor, sehingga kedudukannya
tidak bergetar atau bergeser pada waktunya. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua
cetakan beton harus bersih dari segala yang dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton.
Jika diperlukan cetakan harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu.
-
E. PENYELESAIAN
Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala
kotoran-kotoran, sampah-sampah berkas adukan-adukan, bobokan-bobokan, tulangan-tulangan
dan lain-lain.
Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap
kepadatannya maupun terhadap peil semula.
Pemborong harus menjamin kepadatan beton sehingga tidak terjadi keropos. Hal ini akan
mendapat konfirmasi dari Pengawas Lapangan.
Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap
pekerjaan baja yang tertanam di dalam beton.
Semua akibat dari tidak terpenuhinya hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong, yaitu Pemborong harus menanggung semua biaya-biaya re-design dan biaya
tambahan volume pekerjaan.
A. LINGKUP PEKERJAAN
1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan untuk semua
pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton telanjang berikut pembuatan dan pemasangan cetakan
bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan persyaratannya.
2. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan pembetonan
yaitu seperti :
Pekerjaan tanah untuk struktur, drainase/sistem saluran plumbing.
Pekerjaan arsitektur.
Pekerjaan kayu, tembokan, logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya dengan pekerjaan
beton.
B. PERSYARATAN
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila
dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan
cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.
C. MUTUBETON
Mutu beton struktur adalah K-225 dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang
dipakai adalah BJTD-39 dan BJTP-24. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan
campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin kesamaan
mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan readymix concrete dari perusahaan terkenal yang
khusus membuat readymix, terutama untuk pekerjaan struktur dinding beton, kolom, balok, lantai dan
atap beton.
1. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai toilet
(screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3Ps dan
harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.
2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu tambahan untuk
beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan
Ahli/Pengawas.
3. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus
rata hingga warna dan kekentalannya sama.
1. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.
2. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-
pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-
syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan
gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam PBI 1971.
E. BAHAN-BAHAN.
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia untuk beton
kelas I - Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung
dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di
gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit
30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampau1 2 m, dan
tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.
1. Agregate.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan
besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-
ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.
Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam
PBI 1971.
Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur
untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.
2. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
3. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.
4. Baja Tulangan.
a. Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTD-39 dan BJTP-24, bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR - 24 atau British
Standard Nomor 785 - 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST-37 dengan kategori, BJTP
24 yang sesuai dengan tabe 3.7.1. PBI 1971.
b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
c. Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-
tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat,
dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/Pengawas.
d. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI 1971 yaitu
yang mempunyai kekuatan leleh minima 370 kg/cm2. Jika besi beton tersebut tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang
tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh
dipakai dan pemborong harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.
e. Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran),
adalah sebagai berikut :
1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 3 cm.
2. Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.
5. Cetakan (bekisting).
a. B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-
kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan
yang bermutu baik atau plywood :
Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap
beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.
b. Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor,
permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk
memudahkan pemindahan perletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau
kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang.
d. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.
e. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang sudah
maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini.
2. Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, sloof, kolom, balok, beton pelat, pelat, dan balok beton.
G. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan
yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari pekerjaan untuk
menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.
2. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi ini tidak
boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam
-0,3 dan +0,5 cm.
4. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan
dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.
6. Pengecoran.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atau persetujuan Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas.
7. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalam 1 menit. Penggetar harus dimulai
pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang
vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan
suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24
detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan
yang sudah mengeras.
8. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan
itu dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.
9. Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi
akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab
atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian pemborong
mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan.
Pemborong harus memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud
akal membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah kubus
percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Pengawas. Pengetesan
kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan
Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analis kekuatan berdasarkan
pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI 1971, pasa 46. ayat 1 s/d 5. Biaya
pengetesan termasuk dalam penawaran Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yaitu beton kolom portal dan kolom praktis.
A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :
a. Beton balok pengikat