Anda di halaman 1dari 22

Spesifikasi

Teknis 2016 1

PE M E R I NTAH K OTA B O G O R
DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA
AIR
JL. PEMUDA NO. 30 BOGOR 16162

SPESIFIKASI TEKNIS
KEGIATAN :
PERENCANAAN TEKNIS KEBINAMARGAAN
PEKERJAAN :
DED PEMBANGUNAN TPT JL. P. ASHOGIRI

TAHUN ANGGARAN 2016

Lokasi :

JL. P. ASHOGIRI

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 2

BAB I
PENJELASAN UMUM
I. URAIAN UMUM

A. PEKERJAAN

a. Lingkup pekerjaan secara umum adalah DED Pembangunan TPT Jl. P. Ashogiri Tahun
Anggaran 2016
b. Pemberi Tugas Dinas Bina Marga Dan Pengairan Kota Bogor Jalan Pemuda No.30 A Kota Bogor.
c. Istilah Pekerjaan mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
d. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

B. BATASAN/PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :


a. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
b. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971)
c. Metoda Pengujian Slump Beton SNI - 1972 - 1990 - F
d. Metoda Pengujuan Kehalusan Semen PortlandSK SNI M - 105 - 1990 03
e. Metoda Pengujian berat jenis Semen Portland SK SNI M - 106 - 1990 03
f. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
g. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
h. Dan peraturan lainnya yang berlaku

C. DOKUMEN KONTRAK

a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :


Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
Addenda yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan

b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan /ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
2. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 3

3. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
4. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
5. Apabila dalam gambar perencanaan atau spesifikasi tidak tercantum bagian-bagian tertentu
dimana bagian-bagian tersebut merupakan suatu kelengkapan sistem maka kewajiban
Kontraktor untuk memasang bagian-bagian tersebut agar sistem bisa beroperasi dengan baik
dan sempurna tanpa ada tambahan biaya.

c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN

A. KETERANGAN UMUM

Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan.
Uraian pekerjaan lebih detail seperti di uraikan pada perencanaan dan Bill of Quantity (BoQ).

Secara teknis konstruksi, pekerjaan mencakup keseluruhan proses pembangunan dari persiapan
sampai dengan pembersihan/pemberesan halaman, dan dilanjutkan dengan masa pemeliharaan
seperti yang ditentukan, mencakup :

Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Sipil / Struktur
Pekerjaan lain-lain

B. SARANA DAN CARA KERJA

a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.

b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.

c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air,
timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dlaam kondisi baik.

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 4

f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.

h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.

j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :


Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagaunya).

k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir.

C. PEMBUATAN RENCANA JADUAL PELAKSANAAN

a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.

b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

D. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN

a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan
yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan diajukan User dan Konsultan

Spesifikasi
Teknis 2016 5
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti
disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus
segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas Lapangan berhak
meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian
Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut.

e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.

f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.

Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.

Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.

Kerikil (Kr)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.

III. PERSIAPAN

PEKERJAAN A.

SITUASI/LOKASI

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 6

a. Lokasi proyek/ Lahan akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.

b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi


tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

B. AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang
berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.

C. SALURAN PEMBUANGAN

Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan
selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan
ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Pengawas.

D. KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN

Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja ( work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta peralatannya.

E. PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan
serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi
agar tetap utuh.

b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan


bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 7

F. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas II) ukuran minimum 2/20 cm yang utuh dan
kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang pada
setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.

b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat
ukur yang disetujui Pengawas Lapangan.

c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian 0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian
permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.

G. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut sesuai dengan petunjuk
Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam
bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 8

BAB II
PEKERJAAN ARSITEKTUR

I. PEKERJAAN TANAH

A. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)

a. Sebelum pembangunan konstruksi, tanah halaman proyek dibentuk (levelling) menurut rencana
pengerukan dan pengurugan (cut and fill) sehingga diperoleh ketinggian-ketinggian permukaan
seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan. Pekerjaan tanah (grading) dan
pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai
dan dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.

b. Bahan-bahan tanah untuk pengurugan bisa berasal dari hasil pengerukan atau diangkut dari luar
proyek, dengan syarat harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan.
Pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 15 cm, dan dipadatkan
dengan menggunakan stamper dan timbris.

c. Tanah yang berhumus atau yang masih terdapat tumbuh-tumbuhan diatasnya harus dibuang
dahulu permukaan bagian atasnya (top soil) sedalam 20 cm, khususnya pada daerah bangunan
sampai dengan 3 m disekelilingnya.

d. Tanah dan brangkal bekas bongkaran bangunan (jika ada)harus dikeluarkan dari lingkungan,
kecuali brangkal tersebut dihancurkan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat untuk urugan
bagian-bagian tertentu sesuai petunjuk Pengawas dan Direktur.

B. GALIAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan, pondasi pagar, saluran air dan lain-
lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja. Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran
yang tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun panjang dan lebarnya.

b. Galian tanah untuk pondasi yang kedalamannya melebihi ukuran yang ditentukan dalam gambar
tidak boleh diurug kembali dengan tanah, tetapi harus dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa
biaya tambahan. Pada galian-galian yang dianggap mudah longsor. Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau dengan cara lain yang
disetujui Pengawas Lapangan.

c. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan selalu dalam keadaan kering
(bebas air), untuk itu harus disediakan pompa-pompa air yang siap pakai dengan daya dan jumlah
yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan, apabila ditemukan adanya kendala air tanah.

C. URUGAN TANAH

a. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk pasangan pondasi dan peninggian
untuk pembentukan tanah. Urugan harus dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 25 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
b. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dengan air, sedang tanah yang terlalu basah
harus dihampar agar cepat kering.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 9

c. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi, instalasi/pipa-pipa dan lain-lain
yang bakal tertutup tanah diperiksa oleh Pengawas Lapangan.

D. BENDA-BENDA YANG DITEMUKAN

a. Semua benda-benda yang ditemukan selama pekerjaan tanah berlangsung, terutama pada saat
pembongkaran dan penggalian tanah, menjadi milik proyek.

b. Jika diketemukan tulang belulang atau bekas kuburan pada saat pekerjaan tanah berlangsung,
Kontraktor harus memberikan perlindungan secukupnya sampai Pemberi Tugas atau wakilnya
mengadakan peninjauan. Hal-hal yang menyangkut pemindahannya dilaksanakan oleh Kontraktor
dengan petunjuk tertulis dari Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas.

E. URUGAN PASIR

a. Urugan pasir dilaksanakan untuk landasan pondasi meliputi pondasi struktur, pondasi batu kali,
pondasi rollag, pilar-pilar, dinding penahan tanah, saluran-saluran, bak-bak kontrol dan dibawah
pasangan lantai bangunan.

b. Urugan tersebut harus dipadatkan dengan stamper dan disiram dengan air. Ukuran dari ketinggian
urugan pasir yang tercantum dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah dalam keadaan padat).

II. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

A. KETERANGAN

Pekerjaan pasangan batu kali terutama untuk pondasi dinding bata bangunan dan pagar serta lantai
kerja sloof, meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan perlengkapan serta peralatan yang
diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

B. BAHAN

a. Batu belah/ batu kali


Batu belah yang digunakan adalah batu belah yang tidak poreus, bermutu tinggi, kuat, bersih tidak
bercacat yang dapat mempengaruhi mutunya. Sebelum digunakan harus dimintakan persetujuan
dari Pengawas Lapangan.

b. Adukan
Adukan yang digunakan adalah adukan semen pasir dengan komposisi adukan yaitu 1pc : 5 pasir
untuk pasangan pondasi batu kali yang tidak berbatasan dengan saluran, dan pondasi dinding
pagar yang berbatasan dengan saluran menggunakan adukan 1 pc : 3 pasir. Semen PC yang
dipakai adalah (merk Tiga Roda, Kujang, Nusantara atau yang setaraf produk lokal yang terbaik)

c. Pasir Urug
Pasir urug digunakan untuk alas/dasar pondasi batu kali dengan tebal 10 cm padat.

d. Pasir Pasang
Pasir pasang yang dipergunakan harus pasir yang berbutir (keras dan kekal, kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%)

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 10

C. PELAKSANAAN

Pasangan batu kali harus dipasang sesuai dengan gambar pelaksanaan atau addendanya. Pasangan
batu kali harus dilakukan oleh tukang batu yang berpengalaman.

a. Galian
Kedalaman pondasi dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan. Kalau ada masalah lain mengenai
keadaan tanah dasar untuk pondasi tersebut, maka Kontraktor harus memberitahukan kepada
Pengawas.
Bentuk galian untuk pondasi batu kali harus dibuat dengan kemiringan yang disesuaikan dengan
jenis/sifat tanah setempat untuk menjaga agar lobang galian tidak longsor. Galian untuk pondasi
batu kali harus dihindarkan dari genangan air.

b. Pasangan Aanstamping
Aanstamping batu belah dipasang di seluruh dasar galian untuk pondasi. Untuk dinding-dinding
bata paling sedikit setebal 15 cm, atau seperti ukuran dalam gambar. Sebelum aanstamping
dipasang, dasar lubang galian harus diberi urugan pasir urug 10 cm padat. Batu belah dipasang
vertikal (berdiri) tanpa spesi, dan celah-celahnya diisi dengan pasir sampai padat. Pemasangan
harus rapi dan kokoh, sehingga pada waktu menerima beban, pasangan tidak berubah.

c. Pasangan batu kali


Pondasi batu kali dipasang diatas pasangan aanstamping dengan ukuran sesuai dengan gambar
pelaksanaan. Batu kali dipasang dengan adukan yang cukup dan penuh pada sela-selanya untuk
mencapai kekuatan dan kesatuan. Permukaan atas pasangan batu kali harus sipat datar.

c. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding Talud, yaitu : Balok, dan kolom, Komposisi
bahan beton rangka penguat dinding (Balok dan kolom) adalah 1 pc : 2 pasir : 3 split. Semen PC yang
dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan). Pasir beton
harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya. Split dari pecahan batu keras
dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

C. PELAKSANAAN

Dinding Talud harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

a. Balok dan kolom Beton


Ukuran rangka penguat dinding Talud (struktural) Kolom 20 x 20 cm, Balok 25 x 25 cm dan 10 x
40 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai
tebal 15 cm. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 3
cm. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga
tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami proses
pengerasan.

III. PEKERJAAN PLESTERAN

A. KETERANGAN

Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan Balok dan Kolom dan adalah
plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada Balok dan
Kolom, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan peralatannya.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 11

B. BAHAN

Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :


1,5 pc : 2 pasir untuk permukaan beton, dinding & trasram 1 : 2 dan sudut dinding
1 pc : 5 pasir untuk dinding bata
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk seluruh pekerjaan).

C. PELAKSANAAN

a. Plesteran dinding/bidang beton


Permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar lebih dahulu dan disiram air, selanjutnya
pemlesteran melalui proses yang sama dengan plesteran dinding bata.

c. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan halus serta
tidak berombak.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 12

BAB III
PEKERJAAN STRUKTUR

I. URAIAN PEKERJAAN DAN


SITUASI A. Lingkup pekerjaan ini
meliputi :
Pekerjaan tanah
Pekerjaan pondasi
Pekerjaan kolom dan balok
Dan pekerjaan lainnya yang jelas-jelas terkait dengan pekerjaan struktur

B. Untuk pelaksanaan Kontraktoran hendaknya menyediakan :


Tenaga pelaksana yang terampil dalam bidang pekerjaannya.
Tenaga-tenaga pekerja harus tenaga-tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan.
Alat-alat pengukur seperti water pass dan alat-alat bantu lain yang dipergunakan untuk ketelitian,
ketetapan dan kerapihan pekerjaan.

C. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian pekerjaan dan
syarat-syarat gambar bestek dan detail gambar konstruksi serta keputusan Direksi.

II. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

A. LINGKUP PEKERJAAN

Yang termasuk pekerjan pondasi ialah :


Pembuatan urugan pasir dan lantai kerja setebal 10 cm dan dipadatkan
Pembuatan semua pondasi batu kali sesuai Gambar Kerja
Pemasangan semua stek dan angker yang diperlukan sesuai Gambar Kerja

B. PERSYARAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Persyaratan Umum
o Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.
o Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan,
maka sebelum pasangan dimulai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain
yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.
o Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan, maka ujung penghentian pondasi harus bergigi
agar penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna.
o Di dalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga-rongga udara/celah-celah.

C. PONDASI PASANGAN BATU KALI

Adukan yang dipergunakan 1 pc : 4 ps.


Adukan 1 pc : 3 ps dipergunakan untuk semua pekerjaan pondasi batu kali setinggi 20 cm dari
permukaan atas pondasi.
Penampang batu maksimum 30 cm dengan minimum tiga muka pecahan.

A. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 13

Persyaratan Umum

- Semua pekerjaan pondasi baru boleh dikerjakan apabila galian tanah telah diperiksa ukuran
dan kedalamannya dan disetujui Pengawas.

- Pondasi telapak beton diletakkan pada tanah keras dengan kedalaman seperti yang
ditunjukkan pada gambar rencana.

- Untuk mendapatkan elevasi/kedalaman tanah keras, perlu dilakukan penggalian tanah


dengan menggunakan alat yang memadai.

- Bila pada lubang-lubang galian terdapat banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan,
maka sebelum pasangan dimuai terlebih dahulu air harus dipompa dan dibuang di daerah lain
yang tidak mengganggu pekerjaan dan dasar lubang dikeringkan.

B. MUTU BETON

- Kualitas bahan yang dipersyaratkan. Kualitas campuran beton minimum harus memenuhi
syarat-syarat K-225, PBI 1971, NI-2, sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.

- Agregat beton. Semua agregat beton mengikuti syarat-syarat PBI 1971, termasuk
spesifikasi-spesifikasinya, syarat-syarat bahannya dan lain-lain.

- Campuran beton. PC-Portland Cement, dari pabrik Gresik/Cibinong atau lainnya yang
setaraf, S-Pasir (Sand) yang dimaksud pasir alam yang masuk dalam daerah gradasi 2 atau
3 dari pembagian daerah gradasi 1 sampai 4. ST-Crushed (kerikil) tergantung dari fungsi
dan bentuk beton yang dikehendaki. Campuran beton selalu dibuat untuk memenuhi syarat-
syarat minimum compressive strength dari beton K-225 untuk pondasi mesin, pondasi
sumuan dan pendukungnya.

C. BAJA TULANGAN

- Semua baja tulangan yang didisain sebagai tulangan praktis dan tidak termasuk pada gambar,
tetapi diperlukan/dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini harus diadakan pelaksanaannya.

- Pemasangan dengan pengikatan dari pekerjaan baja yang tertanam dalam beton harus
dilakukan dalam keadaan normal, tidak diselesaikan pada saat pengecoran beton berlangsung.

- Pemotongan dan pengikatan sesuai dengan kondisi yang ada pada gambar kerja.

- Pemborong harus membuat detail shop drawing dengan skala dan rencana untuk seluruh
pekerjaan untuk disetujui Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan.

- Semua baja pada pekerjaan beton ini permukaannya harus bersih dari larutan-larutan, bahan-
bahan atau material yang dapat memberi akibat pengurangan ikatan antara beton dan baja.

- Semua baja tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama dan sebelum
pengecoran tulangan tidak berubah tempat.

- Penahan-penahan jarak (spacer) berbentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang untuk


menjaga ketebalan tebal penutup (selimut) beton.

- Jumlah luas dari baja tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan jika dipergunakan
besi beton kurus, maka jumlah batang-batang harus ditambah sehingga jumlah luas yang

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 14

ditentukan terpenuhi. Dalam hal ini harus dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan terlebih dahulu.

- Pemotongan dan Pemasangan Tulangan. Pemborong diwajibkan membuat dan mengajukan


daftar dan gambar pemasangan tulangan (buigstaad) untuk mendapatkan persetujuan
Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan, selanjutnya berlaku ketentuan dalam PBI
1971, pasal 5.3 sampai dengan pasal 5.7 dan pasal 8.1 sampai pasal 8.17.

- Kualitas baja tulangan harus sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.

D. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON

Pembuatan Adukan (campuran) beton


Dalam melaksanakan beton dengan campuran yang direncanakan untuk mendapatkan mutu
yang disyaratkan K-225 untuk pondasi mesin, sumuran. Pemborong diwajibkan mengajukan
perbandingan campuran menurut hasil pemeriksaan di laboratorium.
Pengadukan, pengecoran, pemeriksaan mutu beton maupun mutu pelaksanaan beton selama masa
pelaksanaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971 bab 4 pasal
4.3 sampai dengan pasal 4.9. Pembuatan adukan beton harus dilaksanakan dengan mesin pengaduk
(beton mollen) dan harus dilengkapi dengan alat-alat pengukur yang dapat mengukur dengan tepat
jumlah air pencampur yang dimasukkan ke dalam beton mollen. Jenis timbangan atau takaran semen
agar agregat serta banyaknya putaran mesin pengaduk harus disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan. Dalam hal pengadukan beton, berlaku ketentuan dalam PBI 1971 bab 6 pasal
6.2. Disyaratkan menggunakan ready-mix concrete pada pekerjaan pondasi ini.

Pengangkutan campuran beton


Pengangkutan campuran beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara-cara dimana dapat dicegah pengesahan dan kehilangan bahan-bahan.
Arah pengangkutan harus lancar, sehingga tidak terjadi perbedaan waktu yang mencolok antara
beton yang sudah dicor dan beton yang akan dicor. Alat-alat pengangkutan beton harus
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pekerjaan Bekisting dan Perancah


Pemborong diwajibkan membuat rencana bekisting dan perancah yang sebelum dilaksanakan
perlu mendapatkan persetuan Pengawas Lapangan, bilamana dianggap perlu oleh Pengawas
Lapangan, maka gambar tersebut harus disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatannya.
Kayu untuk perancah harus memakai ukuran 6/10, 6/12 dan 5/7, sedangkan papan bekisting
digunakan bhan multiplex minimal tebal 12 mm.

Benda uji
Selama pengecoran harus dibuat benda-benda uji setiap 5 m3 beton dengan minimum satu
buah benda uji setiap harinya sesuai pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan nomor urut.

Pemeliharaan (Curing)
Selama struktur beton harus dilakukan pemeliharaan (curing) dengan air selama minimal 14 hari.

Lantai Kerja
Lantai kerja semua pekerjaan beton bertulang yang berhubungan dengan tanah harus
mempunyai lantai kerja beton tumbuk dengan ketebalan minimum 5 cm. Lantai kerja ini harus
kering dan bersih dari segala kotoran sebelum pengecoran beton bertulang dilaksanakan.
Campuran beton untuk lantai kerja mempunyai perbandingan volume 1 pc : 3 ps : 5 kr.

Tenaga Ahli Pengawas Lapangan

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 15

Pemborong harus mengajukan daftar nama tenaga ahli yang akan ditempatkan di lapangan.
Tenaga ahli tersebut harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas
Lapangan dan tenaga ahli tersebut harus kontinyu berada di lapangan untuk pengawasan.

Penggalian
Pemborong harus melakukan pengukuran untuk menetapkan lokasi dan elevasi lubang-lubang
pondasi sesuai dengan gambar kerja, hasil pengukuran harus disetujui oleh Pengawas
Lapangan sebelum melanjutkan pekerjaan berikutnya.
Penggalian lubang pondasi harus dikerjakan secara terus menerus sampai mencapai elevasi
yang dipersyaratkan dan harus mendapat persetujuan tertulis yang ditanda tangani oleh
Pengawas Lapangan.

Material lepas dan lumpur harus dibersihkan dari dalam lubang pondasi. Lubang harus bersih
setiap saat.

Pengecoran dan Pemadatan


Pelaksanaan pengecoran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting, pemasangan,
pembersihan dan campuran beton disetujui secara tertulis dari Pengawas Lapangan.
Sela-sela bekisting harus dibersihkan dengan memakai pompa-pompa udara (air compressor)
atau semburan air.
Pelaksanaan pengecoran harus memakai alat penggetar dan sejak pengecoran dimulai, maka
pekerjaan ini tidak boleh berhenti sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan
sesuai dengan PBI 1971 atau atas petunjuk Pengawas Lapangan.
Selama proses pengerasan beton, maka bidang permukaan beton harus selalu dibahasi dengan
air selama satu minggu. Selanjutnya berlaku PBI 1971 bab 6 pasal 6.1 6.6.

Perbandingan adukan harus sesuai dengan hasil percobaan dan persyaratan yang diminta dan
angka perbandingan tersebut harus menyatakan takaran dalam satuan isis yang dilaksanakan
dalam keadaan kering tanpa digetarkan. Alat penakar harus dibuat dengan baik, kuat dan harus
mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan terlebih dahulu.

Pengadukan beton tersebut harus sudah terpakai dalam waktu 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai. Bila digerakkan kontinyu secara mekanik, jangka waktu tersebut bisa
diperpanjang. Adukan beton tersebut harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan secara kontinyu
sampai mencapai syarat-syarat pelaksanaan yang disetujui Pengawas Lapangan.

Supaya dalam beton tidak terjadi rongga kosong/udara masuk selama pengecoran harus
digunakan concrete vibrator. Concrete vibrator harus ditanam tegak lurus, tidak boleh lebih dari
30 detik setiap penanaman untuk tebal lapisan 8 cm dan tidak boleh kena langsung baik pada
baja tulangan maupun cetakan.

Pengecoran harus dilakukan secara teliti dan harus selalu diperiksa sehingga dapat
menghasilkan bentuk permukaan dan ketinggian yang dibutuhkan sesuai dengan gambar kerja.

Selama pekerjaan pengecoran beton bertulang harus selalu dibuat benda uji minimal 1 buah setiap 5
m3 beton setiap hari sesuai dengan pasal 4.7 PBI 1971 dan diberi tanggal dan nomor urut yang
menerus. Jika dari hasil pengujian ternyata tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka
pekerjaan yang bersangkutan harus dibongkar dan merupakan tanggung jawab Pemborong.

Persiapan Pengecoran
- Pemborong harus membuat shop drawing
- Pembuatan cetakan harus teliti, datar dan tegak lurus, tidak bocor, sehingga kedudukannya
tidak bergetar atau bergeser pada waktunya. Sebelum pengecoran dilaksanakan, semua

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 16

cetakan beton harus bersih dari segala yang dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton.
Jika diperlukan cetakan harus dicuci dan dikeringkan terlebih dahulu.
-

E. PENYELESAIAN

Pemborong harus membersihkan kembali daerah yang telah selesai dikerjakan terhadap segala
kotoran-kotoran, sampah-sampah berkas adukan-adukan, bobokan-bobokan, tulangan-tulangan
dan lain-lain.

Pemborong harus tetap menjamin susunan tanah pada daerah di sekitar pondasi terhadap
kepadatannya maupun terhadap peil semula.

Pemborong harus menjamin kepadatan beton sehingga tidak terjadi keropos. Hal ini akan
mendapat konfirmasi dari Pengawas Lapangan.

Pada pelaksanaan pembersihan, Pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap
pekerjaan baja yang tertanam di dalam beton.

Semua akibat dari tidak terpenuhinya hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab
Pemborong, yaitu Pemborong harus menanggung semua biaya-biaya re-design dan biaya
tambahan volume pekerjaan.

III. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG

A. LINGKUP PEKERJAAN

1. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, equipment, peralatan dan bahan untuk semua
pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton telanjang berikut pembuatan dan pemasangan cetakan
bekisting/mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai dengan gambar-gambar
rencana dan persyaratannya.

2. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut pekerjaan pembetonan
yaitu seperti :
Pekerjaan tanah untuk struktur, drainase/sistem saluran plumbing.
Pekerjaan arsitektur.
Pekerjaan kayu, tembokan, logam dan lain-lain sebagainya yang ada kaitannya dengan pekerjaan
beton.

B. PERSYARATAN

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan :


Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971; NI-2.
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972; NI-8.
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi
Pengawas.
American Society for Testing and Material (ASTM).
American Concrete Institute (ACI).

Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai standar akan ditolak, kecuali bila

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 17

dilaksanakan dengan standar yang lebih tinggi mengenai kekuatan mutu bahan, cara pengerjaan
cetakan, cara pengecoran, kepadatan, textured finishing dan kualitas secara keseluruhan.

C. MUTUBETON

Mutu beton struktur adalah K-225 dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan mutu baja yang
dipakai adalah BJTD-39 dan BJTP-24. Untuk pekerjaan beton lantai kerja dipakai beton rabat dengan
campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin kesamaan
mutu beton, kontraktor dianjurkan menggunakan readymix concrete dari perusahaan terkenal yang
khusus membuat readymix, terutama untuk pekerjaan struktur dinding beton, kolom, balok, lantai dan
atap beton.

1. Lapisan penutup (protective concrete fill) di atas lapisan kedap air seperti pada lantai toilet
(screed), reservoir dan lain-lain harus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3Ps dan
harus dicor segera setelah lapisan water proofing selesai dipasang.

2. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana dianggap perlu tambahan untuk
beton dapat dipergunakan concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan persetujuan
Ahli/Pengawas.

3. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus dilakukan dengan mesin
pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus
rata hingga warna dan kekentalannya sama.

4. Takaran Perbandingan Campuran.


Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan perbandingan isi.

D. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN

1. Komposisi.
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang
ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam Pasal 5.3.

2. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971 Bab 4.7. termasuk pengujian-
pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-
syarat slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan
gagal, maka perbaikan harus dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam PBI 1971.

E. BAHAN-BAHAN.

Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang disetujui dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia untuk beton
kelas I - Z 475 atau British Standard, nomor : 12-1965. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung
dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di
gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit
30 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampau1 2 m, dan
tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut urutan pengirimannya.

1. Agregate.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 18

Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak,
umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan
besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-
ketentuan) PBI 1971. Bagian 3 dilakukan pengujian butiran.

Pasir Beton.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam
PBI 1971.

Koral Beton/Split.
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton harus
dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur
untuk mendapatkan adukan beton yang tepat.

2. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.

3. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Ahli/Pengawas.

4. Baja Tulangan.
a. Jenis penulangan.
Batang tulangan besi beton terdiri dari BJTD-39 dan BJTP-24, bahan tersebut dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan PBI 1971, standar Jepang kelas SR - 24 atau British
Standard Nomor 785 - 1938. Grade yang dipergunakan adalah ST-37 dengan kategori, BJTP
24 yang sesuai dengan tabe 3.7.1. PBI 1971.

b. Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.

c. Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat, lepas,
kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan
posisi yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada waktu adukan ditumbuk-
tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat,
dengan penahan-penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/Pengawas.

d. Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian untuk tulangan besi beton dilakukan sesuai dengan PBI 1971 yaitu
yang mempunyai kekuatan leleh minima 370 kg/cm2. Jika besi beton tersebut tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum di dalam Uraian dan Syarat-syarat yang
tercantum dalam pengujian, maka kelompok yang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak boleh
dipakai dan pemborong harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan.

e. Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya (tidak termasuk plesteran),
adalah sebagai berikut :
1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah = 3 cm.
2. Kolom dan balok-balok beton = 2,5 cm.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 19

3. Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.

5. Cetakan (bekisting).
a. B a h a n.
Bekisting harus dipakai kayu klas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing yang
diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-
kejutan lain yang diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan
yang bermutu baik atau plywood :
Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal minimum 2,5 cm.
Untuk beton exposed dipakai plywood, fibre glass atau bahan lain yang tidak reaktif terhadap
beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat cetakan tersebut.

b. Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran yang
merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor,
permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa
merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus diatas papan atau baja untuk
memudahkan pemindahan perletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau
kaso 5/7 cm. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara silang.

c. Alat untuk Membersihkan.


Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk
menyingkirkan kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-
lain.

d. U k u r a n.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar arsitektur dan sama disemua
tempat untuk bentuk dan ukuran tiang yang dikehendaki sama.

e. Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng, dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).

f. Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan menyingkirkan penutup-penutup, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik yang sudah
maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan untuk ini.

F. LINGKUP DAN MACAM PEKERJAAN

1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 20

2. Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, sloof, kolom, balok, beton pelat, pelat, dan balok beton.

G. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.


a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari plywood dengan tebal minimum 12
mm, bermutu baik yang telah disetujui oleh Pengawas. Fibre glass atau bahan lain yang tidak
reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton biasa bisa dipakai cetakan dari papan klas II
teba 2,5 - 3 cm lebar 20 cm.

b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).

c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan ayat 8.4.4. PBI.

d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus diplester dengan campuran
perekat sedemikian rupa sehingga sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan
yang berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat permukaan.

e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus diambil dari pekerjaan untuk
menjamin ketepatan antara pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.

2. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1 cm, toleransi ini tidak
boleh bertambah-tambah (kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam
-0,3 dan +0,5 cm.

3. Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan,
Pemborong harus memberi tahu Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika tidak ada
pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Pemberi
Tugas/Pengawas, maka Pemborong dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor
atas biaya sendiri.

4. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat dihindarkan adanya pemisahan
dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.

5. Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.


Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan.
Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton,
harus dibasahi dengan air sebelum dicor.

6. Pengecoran.
Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atau persetujuan Direksi/Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik
mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh pengawas.
Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 21

pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam
keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan Pengawas.

7. Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 getaran dalam 1 menit. Penggetar harus dimulai
pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan berikutnya. Dalam cetakan yang
vertikal, vibrator harus dekat dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga dihasilkan
suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24
detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan kebagian-bagian adukan
yang sudah mengeras.

8. Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari angin dan hujan, sampai beton itu
mengeras dengan baik dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-
tindakan sebagai berikut :

a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai cetakan
itu dibongkar.

b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-turut.

9. Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu kekuatan khusus yang cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi
akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab
atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada Kontraktor dan perhatian pemborong
mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal yang bersangkutan.
Pemborong harus memberi tahu Pemberi Tugas/Konsultasi Perancang bilamana ia bermaksud
akal membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan, tapi
dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Pemborong lepas dari tanggung jawab.

10. Perubahan Konstruksi Beton.


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas/Pengawas mempunyai
wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
Konstruksi beton yang sangat keropos.
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang direncanakan atau posisinya
tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti yang direncanakan.
Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

11. Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).


a. Untuk mencapai mutu beton K-225 sesuai dengan PBI 1971, Pemborong harus melakukan
percobaan-percobaan membuat design mix campuran-campuran sedemikian rupa sehingga
untuk kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm, pada umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan
hancur karakteristik minimal 225 kg/cm2, bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-
bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan
harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses
pengadukan yang tidak bersamaan waktunya. Reference pasa 4.6. PBI 1971.

CV. MARGA JAYA


Spesifikasi
Teknis 2016 22

b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit tiga buah kubus
percobaan yang waktu pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Pengawas. Pengetesan
kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan
Bangunan Resmi yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Analis kekuatan berdasarkan
pada rumus-rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI 1971, pasa 46. ayat 1 s/d 5. Biaya
pengetesan termasuk dalam penawaran Pemborong atau tanggung jawab Kontraktor.

IV. PEKERJAAN BETON KOLOM

A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yaitu beton kolom portal dan kolom praktis.

B. JENIS DAN MUTU


BAHAN Beton kolom
portal
Mutu beton K 225
Mutu baja U 39 (tulangan utama)
Mutu baja U 24 (tulangan sengkang)

Beton kolom Praktis


Mutu beton K 175

V. PEKERJAAN BETON BALOK

A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :
a. Beton balok pengikat

B. JENIS DAN MUTU BAHAN


a. Beton Sloof
Mutu beton K 225
b. Beton balok portal
Mutu beton K 225

Anda mungkin juga menyukai