Sejak Proklamasi Indonesia sampai sekarang ini telah terjadi perubahan konstitusi negara:
1. Periode 1945-1949 UUD 1945
2. Periode 1949-1950 UUD RIS 27 Desember 1949 3. Periode 1950-1959 UUD Sementara 17 Agustus 1950 4. Periode 1959-sekarang UUD 1945 dikukuhkan DPR pada 22 Juli 1959 Perkembangan Demokrasi di Indonesia secara umum dapat dibagi menjadi 3 periode: 1. Masa demokrasi parlementer yang berlangsung dari tahun 1945-1959 2. Masa demokrasi terpimpin dari tahun 1959-1965 3. Masa demokrasi Pancasila dari tahun 1965-sekarang Prinsip demokrasi paling tidak ada harus ada 7 norma yang perlu yakni: 1. Pentingnya kesadaran akan pluralism 2. Musyawarah 3. Pertimbangan moral 4. Permufakatan yang jujur dan sehat 5. Pemenuhan segi-segi ekonomi 6. Kerjasama antar warga masyarakat dan sikap mempercayai itikad baik masing-masing 7. Pandangan hidup demokratis harus menyatu dengan system Pendidikan Amandemen UUD 1945: 1. SU MPR 1999 14-21 Oktober 1999 2. ST MPR 2000 7-18 Agustus 2000 3. ST MPR 2001 1-9 November 2001 4. ST MPR 2002 1-11 Agustus 2002
Perbedaan Piagam Jakarta dan Pembukaan UUD 1945 ialah:
Pada alinea ke 4, kata hokum dasar pada Piagam Jakarta diganti dengan Undang-Undang Dasar Hukum dasar mempunyai 2 macam yakni: 1. Hukum yang tertulis disebut undang undang dasar 2. Hukum yang tidak tertulis disebut convention yaitu aturann dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara Padahal menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia harus dalam suatu hokum yang tertulis, maka hokum dasar diganti dengan UUD. Selain itu, Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya diubahdengan Ketuhanan Y.M.E Padahal kita tahu bahwa pada alinea ke 4 dari pembukaan UUD 1945 termaktub rumusan PANCASILA sebagai ideologi bangsa Indonesia Apabila Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun, maka otomatis PANCASILA juga tidak dapat diubah oleh siapapun. Dalam hali ini Pancasila disebut SUMBER DARI SEGALA SUMBER TERTIB HUKUM DI INDONESIA, artinya semua hukum, Undang-Undang Dasar, Undang-undang, peraturan- peraturan, keputusan-keputusan yang ada di NKRI tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Peraturan-peraturan hokum merupakan sAda kesatuan daerah dimana keseluruhan dimana keseluruhan peraturan-peratura w 3. Jfiad Maka Pembukaan UUD 1945 memenuhi 4 sayarat tertib hokum yaitu: 1. Denga adanya suatu pemerintah Republik Indonesia, maka ada kesatuan subyek atau penguasa 2. Dengan adanya Pancasila maka ada kesatuan asas kerokhanian 3. Dengan disebutkannya seluruh tumpah darah Indonesia berarti ada kesatuan daerah 4. Dengan disebutakannya disusunlah kemerdekaann Indonesia maka timbullah suatu masa batu yang terpisah dari waktu lampau dan merupakan jangka waktu yang berlangsung terus- menerus Ini berarti bahwa peraturan-peraturan hokum yang ada di RI mulai saat berdirinya NKRI merupakan suatu tertib hokum yakni tertib hokum Indonesia
Pokok Pikiran dalam pembukaan
1. Negara begitu bunyinya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam Pembukaan ini diterima aliran pengertian negara Persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham perseorangan, negara menurut pengertian Pembukaan itu menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan. 2. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat. 3. Pokok ketiga yang terkandung dalam Pembukaan ialah negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan/ perwakilan 4. Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam Pembukaan ialah negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Oleh Karena itu UUD harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lain unruk memelihara budi pekerti, kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur Rumusan PANCASILA Rumusan Pancasila dapat kita temukan dalam: 1. Pidato 1 Juni 1945 2. Piagam Jakarta 22 Juni 1945 3. Pembukaan UUD 1945 4. Mukaddimah K.R.I.S 5. Mukaddimah UUDS 1950 (Keadilan Sosial) PIDATO Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Berkebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa, Ketuhanan Yang Berkeadaban) Kelima Sila dapat Diperas Menjadi TRISILA 1. Sosio Nasionalisme (kebangsaan dan perikemanusiaan) 2. Sosio Demokrasi (mufakat dan kesejahteraan sosial) 3. Ketuhanan Bahkan TRISILA masih dapat diperas lagi menjadi EKASILA, yang disebut dengan GOTONG ROYONG Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia a. Kehidupan Kekeluargaan dan Gotong Royong Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya, ini tertuang di dalam Pancasila. Khusus nilai dasar yang ke 5 adalah asas kekeluargaan dan asas gotong royong. Dimulai daei asas kekeluargaan cinta dan kebersamaan sebagai satu keluarga, ayah, ibu, anak. Cinta kekeluargaan masyarakat (kampung, desa, marga, s/d negara) dengan membentuk kesatuan dan kerukunan. Asas Gotong Royong adalah kebersamaan memikul beban tanggung jawab demi kepentingan bersama. Keputusan yang telah ditetapkan atas asas musyawarah mufakat untuk kebersamaan adalah tanggung jawab Bersama, jadi dilaksanakan Bersama, jadi dilaksanakan bersama secara gotong royong, oleh dan untuk kebersamaan. Dalam filsafat Pancasila dikenal pandangan integralistik yaitu pandangan yang mengutamakan kebulatan dan kutuhan, kesatuan kekeluargaan, terutama asas bahwa bangsa Indonesia adalah satu keluarga bangsa Indonesia, dalam suatu sususan (rumah tangga) negara kesatuan yang dilandasi asas/ Dengan demikian warga atau anggota kesatuan keluarga itu sejajar dalam kebersamaan, setiap warga mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama di dalam dan demi kebersamaan, kesatuan, dan kekeluargaan itu. Pancasila bukan integralistik, tetapi pola pikirnya integralistik (persatuan hidup dan keseimbangan lahir dan batin) terdapat dalam Pancasila yang disesuaikan dengan budaya Bangsa Indonesia. Faham integralistik mewarnai Pancasila yakni pandangan hidup, dasar negara, dan ideologi negara. Integralistik adalah salah satu aliran pikiran yang terdapat dalam Pancasila. Secara terinci faham integralistik dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagian/ golongan yang terlibat dalam kehidupan Bersama berhubungan erat dan merupakan kesatuan organisasi. 2. Eksistansi tiap unsur, bagian atau golongan diakui dan berarti dalam hubungannya dengan keseluruhan. 3. Masing-masing anggota, bagian/ golongan memiliki tempat dan kewajiban hidup (dharma) sendiri-sendiri dan merupakan persatuan hidup dalam mencapai tujuan Bersama. 4. Tidak terjadi situasi yang memihak pada golongan yang kuat atau yang penting. 5. Tidak terjadi dominasi mayoritas dan tirani minoritas. 6. Tidak memberi tempat bagi faham individualism, liberalism, dan totaliterisme 7. Yang diutamakan keselamatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan keseluruhan (bangsa dan negara) 8. Mengutamakan penunaian kewajiban dari pada penuntutan hak-hak pribadi. 9. Mengutamakan memadu pendapat dari pada mencari menangnya sendiri 10. Disemangati oleh kerukunan, keutuhan, persatuan, kebersamaan, setia kawan, kekeluargaan dan gotong royong 11. Saling tolong menolong, bantu membantu, dan kerjasama 12. Berdasakan kasih saying, pengorbanan, kerelaan, dan bukan kecurigaan dan fitnah 13. Menuju keseimbangan lahir batin, baik untuk individu, masyarakat, serta lingkungan b. Bersikap dan Bertindak Adil Terhadap Sesama Hal ini berarti bahwa: 1. Kita harus menjauhkan diri dari sikap dan tindakan yang bersifat sewenang-wenang terhadap sesama. 2. Kita harus ikut berusaha agar keadilan social dapat terwujud, sehingga setiap rakyat Indonesia dapat ikut serta menikmati kemakmuran yang semakin meningkat. 3. Perlu dikembangkan dikap untuk meratakan keadilan, baik material maupun spiritual. 4. Perlu mengembangkan dan berusaha agar asas adil dan merata sebagai salah satu asas Pembangunan Nasional dapat terlaksana dengan baik. 5. Harus dapat diusahakan agar supaya disamping dapat meningkatkan pendapatan nasional juga dapat terjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan rasa keadialan dalam rangka diwujudkannya rasa keadilan social. Agar keadilan social dapat terwujud, dapat dirumuskan point-point tuntutan moral sbb: 1. Sadar akan adanya kewajiban yang sama dalam mewujudkan keadilan dalam hidup bermasyarakat 2. Sadar adanya hak yang sama dalam mewujudkan sikap adil dalam kehidupan bermasyarakat 3. Menjunjung tinggi sikap kekeluargaan 4. Menjunjung tinggi sikap gotong royong 5. Bersikap adil terhadap sesame 6. Menghormati hak orang lain 7. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 8. Tidak menggunakan hak milik kita untuk memeras orang lain 9. Menolong orang lain, sampai orang itu dapat berdiri sendiri 10. Membiasakan diri tidak hidup mewah 11. Suka bekerja keras Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercipta dengan jalan melakukan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya yang untuk dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai Delapan jalur dalam rangka usaha pemerintah di dalam pemerataan pembangunan di segala bidang, diantaranya adalah: Pemerataan kebutuhan pokok rakyat, khususnya sembako. Sembako adalah Sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat menurut keputusan Mentri Industri dan Perdagangan no. 115/mpp/kep/2/1998 tanggal 27 Februari 1998. Kesembilan bahan pokok/ sembako adalah: 1. Beras dan singkong 2. Gula pasir 3. Menyak goreng dan margarin 4. Daging sapid an ayam 5. Telur ayam 6. Susu 7. Jagung dan sagu 8. Minyak tanah atau gas ELPIJI 9. Garan beryodium Setiap formulasi Pancasial, masing-masing sila mengandung nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mengamalkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ada 36 butir pengalaman Pancasila seperti yang tertuang dalam P4 BAHANA PANCASILA