Anda di halaman 1dari 1

Secangkir Kopi untuk Masa Depan Bangsa

Pertanyaan rakyat mengenai tidak beresnya rencana kerja negara Indonesia seolah
terjawab oleh foto-foto tidur anggota DPR saat rapat. Apalagi, bombardir media terhadap masalah
ini tak kunjung surut.
Kasus DPR tidur tidak hanya terjadi sekali. Sebut saja Adrian Napitupulu, yang
tertangkap kamera tidur saat Rapat Paripurna DPR Koalisi Indonesia Hebat pada tanggal 4
November 2014. Bahkan, SBY pun sempat geram ketika mendapati anggota DPR yang tertidur saat
pidatonya(16/8/2012).
Melihat hal ini, rasanya miris bagi rakyat yang memberikan kepercayaan dan
menggantungkan masa depan bangsa kepada wakil-wakil rakyat ini. Pembangunan dan legislasi
RUU menjadi tersendat karena kinerja DPR yang tidak maksimal. Sebenarnya, apa alasan
maraknya bobo siang di kalangan anggota DPR ini?
Sistem yang kurang memadai
Pemilu yang berlangsung ternyata tidak menjamin integritas dari wakil rakyat yang
dicalonkan. Meski bisa memilih, rakyat tidak bisa mengukur kompetensi dari calon wakil rakyat
yang akan dicoblos. Selain itu, informasi dan pengetahuan mengenai calon wakil rakyat masih
sangat terbatas. Para calon pun menjadi orang asing bagi rakyat Indonesia. Dalam hal ini, Parpol
perlu mengadakan seleksi yang ketat terhadap calon yang diusungnya.
Suasana mendukung, sanksi tidak tegas
Kursi besar nan empuk dan hembusan AC yang sejuk merupakan gambaran suasana
ruang rapat DPR. Tidak mengherankan banyak anggota DPR yang terbawa suasana dan tertidur.
Meski begitu, wacana tentang tambahan fasilitas DPR terus bermunculan.
Di sisi lain, sanksi bagi pejabat ngantuk ini tidak cukup tegas. Terulangnya kasus ini
jelas-jelas membuktikan bahwa sanksi yang diterapkan, belum cukup untuk membuat si pelaku jera.
Berangkat dari bangku sekolah
Bukan hanya citra buruk DPR yang beredar di dunia maya, melainkan juga tindakan
memalukan pelajar Indonesia. Maraknya tawuran, mencontek saat UN, dan berbagai berita negatif
menimbulkan pertanyaan di benak kita semua: Inikah masa depan bangsa?
Sistem pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual semata dan evaluasi
tingkat nasional ternyata tidaklah cukup.Ujian nasional memang bukan tolak ukur kelulusan pada
saat esai ini ditulis. Sayangnya bagaimana pendidikan moral diimplementasikan di pendidikan
Indonesia belum banyak dibahas. Padahal, masalah karena degradasi moral di kalangan pelajar
sudah lama berlangsung.
Selain DPR, para pelajar adalah tulang punggung masa depan Indonesia. Perhatian
pemerintah seharusnya difokuskan untuk mengubah mental yang seperti ini. Sehingga kasus pejabat
molor atau pelajar begajul tidak menghambat pembangunan negara kita.
Namun, apa yang terjadi kini membutuhkan penanganan serius. Budaya kedisiplinan
yang luntur harus dipoles kembali mulai dari para pemangku jabatan.
Sanksi pemotongan gaji dan pencabutan fasilitas akan menjadi alarm bagi tidur siang para
pejabat. Rehat sejenak di tengah rapat panjang juga akan menyegarkan kembali anggota DPR yang
lelah. Dan mungkin, sedikit kafein dari kopi akan membantu menyadarkan wakil rakyat akan
tanggung jawab dan rintihan rakyat kecil di luar sana. Semoga saja kita semua tidak mengantuk
ketika berbicara soal masa depan Indonesia.
JESSICA 12A3/11

Anda mungkin juga menyukai