Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI PERSALINAN NORMAL


1. Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal,
namun apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi
abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
2. Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
3. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

PERSALINAN NORMAL

1
B. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim, sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang
otot otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan
pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
5. Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.
6. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin
drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

2
C. PATOFISIOLOGI

D. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN


Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri
turun. Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit
diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus
(fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan
sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva,
2011).

3
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar

Persalinan Normal

E. FAKTOR PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar
janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan,
maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b. Bagian lunak: otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

4
Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica,
disebut midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara
inlet dan outlet.
Bidang-bidang :
a. Bidang Hodge I: dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas symphisis dan promontorium
b. Bidang Hodge II: sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c. Bidang Hodge III: sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV: sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan
oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari:
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot otot
rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum
rotundum

5
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat:
a. Kontraksi simetris
b. Fundus dominan
c. Relaksasi
d. Involuntir: terjadi di luar kehendak
e. Intermitten: terjadi secara berkala (berselang-seling)
f. Terasa sakit
g. Terkoordinasi
h. Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan
psikis

Perubahan-perubahan akibat his :


a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena
kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan
intrauterin naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar
(effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim.
Juga ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter
kurang, maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin
melambat (bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal


yang harus diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya
permenit atau persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas
dan frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan,
semakin meningkat waktu persalinan semakin maju.
Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar jika
wanita tersebut berjalan jalan sewaktu persalinan masih dini.

6
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur
dengan detik, misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya
his datang tiap 2 sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit
Montevideo.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa
nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum
kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan
membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan
mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.

Kelainan kontraksi otot rahim


a. Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang
normal yang terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila
sejak semula kekuatannya sudah lemah
2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada
pembukaan, bagian terendah terdapat kaput dan mungkin
ketuban telah pecah. His yang lemah dapat menimbulkan
bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga memerlukan
konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit,
puskesmas atau ke dokter spesialis.

7
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat
terjadi:
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam
persalinanT
Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan
perdarahan inversion uteri
Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin dalam rahim
c. Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan
pembukaan atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab
inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:
1) Faktor usia penderita relative tua
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas
3. PASSANGER
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah
kepala karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah
kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan
persalinan. Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak
passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak
muka atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti
kedudukan lintang atau letak sungsang.

8
4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya
rasa bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka
seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula
dianggap sebagai suatu keadaan yang belum pasti sekarang
menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi:
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi
pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

F. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006)
yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.

9
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) Periode akselerasi: berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
2) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan
vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur,
kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk
setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum
meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada
multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum
dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat
sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina

10
(toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala
masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang.
Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam
presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil
melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan
ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan
ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus
menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul,
supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam
arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan
mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah
ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah
panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah:
1. Penurunan kepala.
2. Fleksi.
3. Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
4. Ekstensi.
5. Ekspulsi.
6. Rotasi luar (putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan
tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu
persatu.

Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi
pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis

11
melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati
pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu
bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak
ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala
dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
1. Asinklitismus posterior: Bila sutura sagitalis mendekati
simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal
depan.
2. Asinklitismus anterior: Bila sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os
parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,
Tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi
dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung
fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi
relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan
dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam
jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan
cairan intra uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-
otot abdomen dan melurusnya badan anak.
1. Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simpisis dan promontorium.
2. Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang
lebih rendah dari os parietal depan
3. Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal
depan lebih rendah dari os parietal belakang

12
Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini
disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding
pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11
cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam
keadaan fleksi maksimal.
Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin
memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi
dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala
janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu
bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala
harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang
fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan
ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat
menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan
menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-
turut pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.

13
Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam
rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala
bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu
(diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu
kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala
berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis
dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah
kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan
searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang
posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar
panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi
pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini
tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna
atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin
besar.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)


Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal
2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu
5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina
dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari

14
atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan
obat-obat oksitosin.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Pemeriksaan Hb

H. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya
yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila
fetus masih premature

15
PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu:
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas
kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses
persalinan akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki
pencahayaan atau penerangan yang cukup. Tempat tidur
dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal,
dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan
pamas), harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan
mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.
c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal
25oC, pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. Dua klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat

16
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. Dua psang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. Empat kain bersih
m. Tiga handuk atau kain untuk mengeringkan bayi

Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80
Bayi:
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg

17
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda
kecoklatan atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d
kurang mengingat informasi yang diberikan, kesalahan
interpretasi informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan
vagina berulang dan kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d Setelah dilakukan asuhan 1) Orientasikan klien pada
krisis situasi keperawatan selama lingkungan, staf dan
kebutuhan tidak ..diharapkan ansietas prosedur
terpenuhi. pasien berkurang dengan 2) Berikan informasi tentang
criteria hasil: perubahan psikologis dan
TTV dbn fisiologis pada persalinan

18
Pasien dapat 3) Kaji tingkat dan penyebab
mengungkapkan ansietas
perasaan cemasnya 4) Pantau tekanan darah dan
Lingkungan sekitar nadi sesuai indikasi
pasien tenang dan 5) Anjurkan klien
kondusif mengungkapkan
perasaannya
6) Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan 1) Kaji persiapan, tingkat
pengetahuan keperawatan pengetahuan dan harapan
tentang kemajuan selama.,pengetahuan klien
persalinan b/d pasien tentang persalinan 2) Beri informasi dan kemajuan
kurang mengingat meningkat dengan criteria persalinan normal
informasi yang hasil: 3) Demonstrasikan teknik
diberikan, Pasien dapat pernapasan atau relaksasi
kesalahan mendemonstrasikan dengan tepat untuk setiap
interpretasi teknik pernafasan dan fase persalinan
informasi. posisi yang tepat untuk
fase persalinan
3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1) Kaji latar belakang budaya
terhadap infeksi keperawatan klien.
maternal b/d selama.diharapkan 2) Kaji sekresi vagina, pantau
pemeriksaan infeksi maternal dapat tanda-tanda vital.
vagina berulang terkontrol dengan criteria 3) Tekankan pentingnya
dan kontaminasi hasil: mencuci tangan yang baik.
fekal. TTV dbn 4) Gunakan teknik aseptic saat
Tidak terdapat tanda- pemeriksaan vagina.
tanda infeksi 5) Lakukan perawatan perineal
setelah eliminasi.

19
4. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1) Pantau masukan dan
terhadap keperawatan haluaran.
kekurangan selama,diharapkan 2) Pantau suhu setiap 4 jam
cairan b/d cairan seimbang dengan atau lebih sering bila suhu
masukan dan kriterian hasil: tinggi, pantau tanda-tanda
peningkatan TTV dbn vital. DJJ sesuai indikasi.
kehilangan cairan Input dan output cairan 3) Kaji produksi mucus dan
melalui seimbang turgor kulit.
pernafasan Turgor kulit baik 4) Kolaborasi pemberian cairan
mulut. parenteral.
5) Pantau kadar hematokrit.
5. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan 1) Tentukan pemahaman dan
terhadap koping keperawatan harapan terhadap proses
individu tidak selama..,diharapkan persalinan
efektif b/d koping pasien efektif 2) Anjurkan mengungkapkan
ketidakadekuatan dengan criteria hasil: perasaan
system Pasien dapat 3) Beri anjuran kuat thd
pendukung. mengungkapkan mekanisme koping positif
perasaannya dan
4) Bantu relaksasi

2. KALA I (fase aktif)


a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2) Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan
ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40
detik.

20
4) Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada
posisi vertexs.
5) Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan
1,2/ jam pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan
kompresi mekanik kandung kemih.
3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis
situasi.
4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
5) Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan
suplay oksigen dan aliran darah

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1) Kaji derajat
dengan tekanan mekanik asuhan keperawatan ketidaknyamanan
dari bagian presentasi. selama..,diharapkan secara verbal dan
nyeri terkontrol dengan nonverbal
criteria hasil: 2) Pantau dilatasi servik
TTV dbn 3) Pantau tanda vital dan
Pasien dapat DJJ
mendemonstrasikan 4) Bantu penggunaan
kontrol nyeri teknik pernapasan dan
relaksasi
5) Bantu tindakan

21
kenyamanan spt; gosok
punggung, kaki
6) Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
7) Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
8) Dukung keputusan
klien menggunakan
obat-obatan/tidak
9) Berikan lingkungan
yang tenang
2. Perubahan eliminasi urin Setelah dilakukan 1) Palpasi di atas
b/d perubahan masukan asuhan keperawatan simpisis pubis
dan kompresi mekanik selama.,diharapkan 2) Monitor masukan dan
kandung kemih. eliminasi urine pasien haluaran
normal dengan criteria 3) Anjurkan upaya
hasil: berkemih sedikitnya
Cairan seimbang 1-2 jam
Berkemih teratur 4) Posisikan klien tegak
dan cucurkan air
hangat di atas
perineum
5) Ukur suhu dan nadi,
kaji adanya
peningkatan
6) Kaji kekeringan kulit
dan membrane
mukosa

22
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Tentukan pemahaman
koping individu tidak asuhan keperawatan dan harapan terhadap
efektif b/d krisis situasi. selama.,diharapkan proses persalinan
koping pasien efektif 2) Anjurkan
dengan criteria hasil: mengungkapkan
Pasien dapat perasaan
mengungkapkan 3) Beri anjuran kuat
peraannya terhadap mekanisme
koping positif dan
bantu relaksasi
4. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Pantau aktivitas
cedera maternal b/d efek asuhan keperawatan uterus secara manual
obat-obatan pertambahan selama.,diharapkan 2) Lakukan tirah baring
mobilitas gastrik. cidera terkontrol dengan saat persalinan
criteria hasil: menjadi intensif
TTV dbn 3) Hindari meninggikan
Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
Posisi pasien nyaman 4) Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke
kiri
5) Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
6) Pantau suhu dan nadi
7) Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan 1) Kaji adanya kondisi
kerusakan gas janin b/d keperawatan yang menurunkan
perubahan suplay oksigen selama.,diharapkan situasi uteri plasenta
dan aliran darah janin dalam kondisi baik 2) Pantau DJJ dengan
dengan criteria hasil: segera bila pecah
DJJ dbn ketuban
Presentasi kepala (+) 3) Instuksikan untuk

23
Kontraksi uterus tirah baring bila
teratur presentasi tidak
masuk pelvis
4) Pantau turunnya
janin pada jalan lahir
5) Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri/teknik relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi
kandung kemih
5) Nyeri /ketidaknyamanan
Dapat merintih/menangis selama kontraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina

24
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan 1) Identifikasi derajat
mekanis pada bagian asuhan keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama.,diharapkan 2) Berikan tanda/
nyeri terkontrol dengan tindakan kenyamanan
criteria hasil: seperti perawatan
TTV dbn kulit, mulut, perineal
Pasien dapat dan alat-alat tenun
mendemostrasikan yang kering
nafas dalam dan teknik 3) Bantu pasien memilih
mengejan posisi yang nyaman
untuk mengedan
4) Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
5) Kolaborasi
pemasangan kateter
dan anastesi
2. Perubahan curah jantung Setelah dilakukan 1) Pantau tekanan darah
b/d fluktasi aliran balik asuhan keperawatan dan nadi tiap 5 15
vena selama..,diharapkan menit
kondisi cardiovaskuler 2) Anjurkan pasien untuk
pasien membaik dengan inhalasi dan ekhalasi
criteria hasil: selama upaya

25
TD dan nadi dbn mengedan
Suplay O2 tersedia 3) Anjurkan
klien/pasangan
memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan 1) Bantu klien dan
kerusakan integritas kulit keperawatan pasangan pada posisi
b/d pada interaksi selama.,diharapkan tepat
hipertonik integritas kulit terkontrol 2) Bantu klien sesuai
dengan kriteria hasil: kebutuhan
Luka perineum tertutup 3) Kolaborasi epiostomi
(epiostomi) garis tengah atau
media lateral
4) Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung
kemih dan kateterisasi

4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
dan kembali normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

26
5) Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama
persalinan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Instruksikan klien
kekurangan volume cairan asuhan keperawatan untuk mendorong pada
b/d kurang masukan oral, selama.,diharapkan kontraksi
muntah. cairan seimbang denngan 2) Kaji tanda vital setelah
criteria hasil: pemberian oksitosin
TV dbn 3) Palpasi uterus
Darah yang keluar 4) Kaji tanda dan gejala
200 300 cc shock
5) Massase uterus dengan
perlahan setelah
pengeluaran plasenta
6) Kolaborasi pemberian
cairan parentral
2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan 1) Bantu penggunaan
jaringan setelah asuhan keperawatan teknik pernapasan
melahirkan selama.,diharapkan 2) Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum setelah
kriteria hasil: melahirkan
Pasien dapat mengontrol
3) Ganti pakaian dan
nyeri

27
liner basah
4) Berikan selimut
penghangat
5) Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Palpasi fundus uteri
cedera maternal b/d posisi asuhan keperawatan dan massase dengan
selama persalinan selama.,diharapkan perlahan
cidera terkontrol dengan 2) Kaji irama pernafasan
criteria hasil: 3) Bersihkan vulva dan
Plasenta keluar utuh perineum dengan air
TTV dbn dan larutan antiseptic
4) Kaji perilaku klien dan
perubahan system
saraf pusat
5) Dapatkan sampel
darah tali pusat, kirim
ke laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
6) Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,
mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon pemberian
oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama

28
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800
ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada
adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau
perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan
dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak
setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema,
ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan
payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan,
kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d
kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan
anggota leluarga

29
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek Setelah dilakukan 1) Kaji sifat dan derajat
hormone, trauma,edema asuhan keperawatan ketidaknyamanan
jaringan, kelelahan fisik selama.,diharapkan 2) Beri informasi yang
dan psikologis, ansietas nyeri terkontrol dengan tepat tentang
criteria hasil: perawatan selama
Pasien dapat control periode pascapartum
nyeri 3) Lakukan tindakan
kenyamanan
4) Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
5) Beri analgesic sesuai
kemampuan
2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan 1) Tempatkan klien pada
volume cairan b/d asuhan keperawatan posisi rekumben
kelelahan/ketegangan selama.,diharapkan 2) Kaji hal yang
miometri cairan simbang dengan memperberat kejadian
criteria hasil: intrapartal
TD dbn 3) Kaji masukan dan
Jumlah dan warna haluaran
lokhea dbn 4) Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi, kehilangan
daripada persalinan
5) Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
6) Dengan perlahan
massase fundus bila
lunak
7) Kaji jumlah, warna dan

30
sifat aliran lokhea
8) Kolaborasi pemberian
cairan parentral
3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan 1) Anjurkan klien untuk
keluarga b/d asuhan keperawatan menggendong,
transisi/peningkatan selama..,diharapkan menyentuh bayi
anggota keluarga proses keluarga baik 2) Observasi dan catat
dengan criteria hasil: interaksi bayi
Ada kedekatan ibu 3) Anjurkan dan bantu
dengan bayi pemberian ASI,
tergantung pada
pilihan klien

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta:


USAID
2. FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius.
3. Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
4. Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal. Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20
PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses
tanggal 28 September 2016)
5. Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification
(NIC). United States of America: Mosby.
6. Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United
States of America: Mosby.
7. Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
8. Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima
pustaka Sarwana Prawirohardjo.

32
Pengkajian Intranatal
Asuhan Keperawatan Pada Ny.R. Dengan Status Obstetric G1P0A0
(Hamil 38 minggu)

Tanggal masuk : 19-8-2016


Jam : 19.00
No CM : 379297

Identitas Pasien
Nama : Ny.R
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Pandean 2/1 Rembang

Penanggung Jawab
Nama : Bp.R.
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh swata
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Pandean 2/1 Rembang

Pengkajian
Tanggal : 20-8-2016
Jam : 14.00
Nama Perawat : Juwariyah

33
A. Alasan utama datang
Pasien datang rujukan dari puskesmas Rembang I dengan G1P0A0. 38
minggu, Inpartu, Kala 1 fase laten, Pre Eklamsi Ringan
B. Keluhan Utama
Perut terasa nyeri saat kenceng-kenceng, HIS = 2-3x/10menit
C. Data umum kebidanan
1. Status obstetric
G1P0A0. 38 minggu, HPHT=10-12-2015
2. Taksiran partus
3 September 2016
3. Jumlah anak sekarang
No Cara PB/BB Keadaan Usia Jenis Penolong Tempat Ket
lahir lahir Kehamilan kelamin persalinan H/M
- - - - - - - - -

4. Mengikuti kelas prenatal = (tidak)


5. Masalah kehamilan yang lalu (-)
6. Masalah kehamilan sekarang = Tekanan darah 140/100 mmhg pada
pemeriksaan 2x berturut turut
7. Rencana KB=Pasien berencana KB suntik
8. Makanan bayi sebelumnya (-)
9. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu =suami +
orang tua
10. Masalah dalam persalinan yang lalu (-)
11. Riwayat ANC
Trimester I : 1
Trimester II : 1
Trimester III : 1

12. Reaksi dan adaptasi kehamilan


a. Apakah kehamilan sekarang direncanakan? Ya
b. Apakah merasa senang dengan kehamilan ini ? Ya

34
Karena merupakan anugerah perkawinan, anak pertama dari
perkawinan
c. Reaksi suami & keluarga
Suami dan keluarga senang dan sangat mengharapkan kelahiran
bayi
13. Riwayat penggunaan kontrasepsi (-)
Lama penggunaan kontrasepsi (-)
14. Riwayat alergi (-)
Jenis alergi (-)
Reaksi (-)

D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Data umum
Pasien tampak meringis menahan nyeri saat uterus berkontraksi
b. Status gizi:
BB sebelum hamil =49 kg
BB sekarang =55 kg
TB=155 cm
LILA= 36 cm
c. Gaya berjalan = tegap
d. Penampilan = Rapi
2. Riwayat persalinan sekarang
a. Mulai persalinan (kontraksi/pengeluaran pervaginam)
19-8-2016 Jam= 13.00
b. Keadaan kontraksi
Jarang
3. Data sistemik
a. Sistem persepsi sensori
1) Pendengaran/telinga
Daun telinga simetris
Gangguan pendengaran (-)
Membran timpani

35
Tinitus/berdenging (-)
Impaksi serumen (-)
Nyeri/sakit = berat
Paliatif : kontraksi uterus/proses persalinan

Quality : mules mules yang amat sangat


Regio : Perut depan, simpisis menjalar ke pinggang belakang
Skala : 7
Time : Waktu kontraksi

2) Penglihatan/mata
Bentuk = normal
Visus = 6/6 normal
Pupil = Isokor
Sklera = Tidak ikterik
Konjungtiva = Tidak anemis
Gerakan bola mata= normal
Buta warna = tidak
Alat bantu penglihatan (-)
3) Penghidu/hidung
Simetris (+)
Benda asing (-)
Polip (-)
Gangguan penciuman (-)
4) Pengecap
Lidah bersih
Gigi bersih
Mukosa merah muda
b. Sistem pernafasan
1) Bentuk dada simetris
2) Batuk (-)
3) Nyeri waktu bernafas (-)
4) Frekuensi nafas16x/menit, regular

36
5) Bunyi nafas: vesikuler kedua lapang paru; nada rendah dimana
inspirasi lebih panjang dari ekspirasi dan kedua fase
bersambung
6) Pergerakan dada = intercostae
7) Fremitus vocal = intensitas sama
8) Clubing finger (-)
9) Alat bantu pernafasan (-)
c. Sistem cardio vaskuler
1) Nadi = 110x/menit
2) Irama = Reguler
3) Tekanan darah = 140/100 mmhg
4) Bunyi jantung = Normal
5) Letak jantung = di ICS 5 pd midklavikula kiri sebesar 1 cm
6) Pembesaran jantung= (-)
7) Akral = Hangat
8) Edema = (-)
9) JVP = Tidak ada distensi
10) Pengisian kapiler = < 2 detik
11) Nyeri dada = (-)
d. Payudara
Inspeksi
1) Kebersihan payudara = Bersih
2) Penonjolan nipple = Bersih
3) Pembengkaan = (+)
4) Kehitaman areola = (+)
5) Lesi nipple = (-)
Palpasi
1) Nyeri tekan = (-)
2) Pengeluaran ASI = (-)
3) Massa / benjolan = (-)

37
e. Sistem syaraf pusat
1) Kesadaran= compos mentis
2) GCS E4M6V5
3) Total = 15
4) Jenis = Compos mentis
5) Bicara= terarah
6) Reflek cahaya pupil = (+)
7) Reflek patella= (+)
f. Sistem gastrointestinal
1) Nafsu makan (+)
2) Mulut dan tenggorokan
Mulut bersih
Lidah bersih
Bibir lembab
Mukosa lembab
Gigi bersih
Tenggorokan tidak ada nyeri telan
Gusi tidak ada gingivitis
Kemampuan mengunyan dan menelan (+)
3) Abdoment
Perut tegang
Peristaltik usus 14x/menit
Pembesaran hepar (-)
Pembesaran lien (-)
Asites (-)
4) Masalah usus besar dan rectum
BAB 1x/hari , tidak ada masalah
Obat pencahar (-)
g. Sistem muskulo skeletal
1) Renatng gerak = Tidak terbatas
2) Kekuatan gerak ROM =5
3) Keseimbangan dan cara jalan = normal

38
4) Kemampuan memenuhi aktifitas sehari- hari
AKTIFITAS SKOR
1 2 3 4 5
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilitas di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Belanja
Memasak
Merapikan rumah

5) Gangguan tangan (-)


6) Tulang belakang = kiposis (-). Lordosisi(-), skoliosisis (-)
h. Sistem integemen
Inspeksi
1) Cloasma gravidarum = (-)
2) Strie Gravida = (+)
3) Linea Alba = (+)
4) Linea Nigra = (+)
5) Warna kulit = Kemerahan
Palpasi
1) Akral hangat
2) Turgor elastis
i. Sistem reproduksi
1) Abdoment
L1 = Kepala
LII = Puka
LIII = Kepala
LIV = Divergen
DJJ =134x/menit
Kontraksi =2-3x/menit

39
2) Genetalia
Pemeriksaan dalam pertama jam15.00 oleh bidan puskesmas
Ketuban utuh
Hemoroid (-)
Varises (-)
Keluaran (+)
Bau = normal
j. Sistem perkemihan
1) Masalah kandung kencing (-)
2) Produksi urin = 1500cc/24 jam
3) Frekuensi= 4 jam sekali
4) Warna kuning bening
5) Bau khas
4. Data penunjang
a. Foto thorak (-)
b. EKG (-)
c. Laborat
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan
Hemoglobin 13 11,7-15,5 g/dl
Lekosit 13,9 3,6-11,0 Ribu/mm3
Eritrosit 4,45 4,0-5,2 Juta/mm3
Hematokrit 38,5 35-47 %
Trombosit 304 150-400 Ribu/mm3
CT 4 2-6 Menit
BT 2 1-3 Menit
Protein urine Negatif Negatif
HBSaG Negatif Negatif

40
5. Pengkajian Psikospiritual dan seksualitas
a. Gambaran diri
Sebelum hamil pasien sangat bangga dengan tubuhnya yang
langsing, dengan keadaan yang sekarang pasien bisa menerima
dan menyesuaikan diri karena sedang hamil
b. Ideal diri:
Pasien merasa sangat dibutuhkan oleh anaknya sesudah lahir
nanti, untuk menyusui, mengasuh dan membesarkan bayi
c. Harga diri
Hubungan pasien dengan suami, keluarga dan masyarakat sangat
baik, pasien merasa dibutuhkan dan disayang oleh lingkungan
keluarga dan tetangga sekitar
d. Identitas diri
Sehari-hari pasien sebagai anak tunggal hidup bersama suami dan
kedua orang tuanya, pasien merasa senang hidup dalam
lingkungan keluarganya sebagai anak dan sebagai istri
e. Spiritual
Pasien rajin sholat dan berdoa kepada Allah meminta kemudahan
dan kesehatan ,

6. Pengkajian lingkungan
a. Status kepemilikan rumah
Rumah milik orang tua pasien
b. Kebersihan dan kerapihan
Rumah dibersihkan, disapu 2x/hari, pagi & sore
c. Jumlah ventilasi
Tiap kamar ada jendela, ruang tamu ada jendela
d. Sirkulasi
Udara keluar masuk rumah lewat pintu utama, jendela & angin-
angin boven

41
7. Pengkajian social
a. Hubungan peran dengan sesama
Pasien sebagai istri hidup serumah dengan kedua orang tua
pasien
b. Fungsi peran
Pasien menjalankan fungsinya sebagai istri serta membantu dan
merawat kedua orang tuanya
c. Struktur peran
Pasien sadar sebagai ibu rumah tangga berkewajiban mengurus
rumah tangga, mendidik dan mengasuh anak yang akan
dilahirkan nanti
d. Konflik peran
Dalam menjalani perannya sebagai istri sekaligus anak bagi kedua
orang tua pasien, pasien tidak merasa punya masalah
e. Masalah peran & relasi
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga/masyarakat baik
f. Masalah stress & koping
Setiap ada permasalahan pasien selalu menyelesaikannya dengan
suami dan orang tua

42
LAPORAN PERSALINAN
I. KALA PERSALINAN
A. Kala I
1. Mulai persalinan tanggal 19-8-2016 jam 13.00
2. Tanda & gejala
Perut terasa mules-mules, frekuensi mules-mules jarang, keluar
lendir campur darah
3. Lama kala I = 27 jam, 30 menit
4. Observasi kemajuan persalinan
Tgl/jam Kontraksi DJJ VT Keterangan
uterus
19-8-16
22.30 Jarang 158x/mnt 1 jari Induksi meso 1/8 tab/6jam
23.30 150x/mnt 1 jari
20-8-16
04.30 2-3x/10menit 140x/mnt 2 cm
06.00 157x/mnt
07.30 150x/mnt 3 cm
08.00 1-2x/10mnt 142x/mnt
09.00 1-2x/10mnt 140x/mnt
09.30 1-2x/10mnt 142x/mnt Stimulasi oxy 5 iu 8 tts/mnt
09.45 1-2x/10mnt 156x/mnt Stimulasi oxy 5 iu 12 tts/mnt
10.00 1-2x/10mnt 150x/mnt Stimulasi oxy 5 iu 16 tts/mnt
10.15 2x/10mnt 142x/mnt Stimulasi oxy 5 iu 20 tts/mnt
10.30 2x/10mnt 140x/mnt
11.30 146x/mnt
12.30 149x/mnt
13.30 149x/mnt
14.10 144x/mnt 7 cm Ketuban pecah spontan, jernih
14.30 2-3x/10menit 149x/mnt
15.30 3-4x/10mnt 148x/mnt 10 cm Masuk kala II
16.10 Bayi lahir

43
5. Keadaan psikososial: Saat ini pasien merasa cemas dengan
persalinannya, pasien selalu menanyakan kapan bayinya akan
lahir
6. Kebutuhan khusus klien :
Relaksasi dengan tarik napas dalam
Pengosongan kandung kencing
7. Tindakan:
Memberikan support pada ibu
Menganjurkan ibu untuk miring kiri di tempat tidur
Mengajarkan ibu cara mengejan yang benar
Kateterisasi kandung kencing

B. Kala II
1. Kala II dimulai
Tanggal 20-8-16, jam 15.30
2. TTV
Tensi : 140/90 mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt

3. Lama kala II=40 menit


4. Tanda dan gejala
Kontraksi uterus semakin sering dan lama (2-3x/10menit)
mulai mengeluarkan darah
Pembukaan servik 10 cm (jam 15.30)
Perinium menonjol, vulva membuka
Ibu terasa ingin BAB dan mengejan
5. Jelaskan upaya meneran
Ibu dianjurkan untuk menarik nafas panjang lewat hidung
dan dikeluarkan sekali lewat mulut
Posisi kepala ditinggikan dan melihat kearah perut

44
menganjurkan ibu untuk mengejan pada setiap kontraksi
Istirahat jika tidak ada his
6. Kebutuhan khusus
Pendampingan psikologis pasien untuk memberikan support
Pengosongan kandung kencing
7. Tindakan
Ajarkan ibu untuk mengejan dengan baik
Anjurkan ibu untuk minum bila his berkurang

Catatan kelahiran
a. Bayi lahir jam = 16.10
b. Nilai APGAR
0 1 2 Menit I Menit V
Frek. denyut J. Tidak ada <100 >100 1 1
Usaha Nafas Tidak ada Lambat Menangis 1 2
kuat
Tonus otot Lumpuh Eks. fleksi sedikit Gerakan 2 2
sedikit
Reflek Tidak Gerakan sedikit Aksi 2 2
bereaksi melawan
Warna Biru/pucat Tubuh kemerahan Kemerahan 2 2
tangan& kaki biru
Jumlah 8 9

c. Perinium= laserasi derajat 2


d. Bonding ibu dan bayi =
Setelah plasenta lahir, bayi dibersihkan bayi diletakkan
didekat ibunya
e. Pengobatan
Stimulasi oxy 5 iu 20 tts/mnt

45
C. Kala III
1. Tanda dan gejala
Pengeluaran darah, perut terasa nyeri (mulas) uterus bundar,
darah tiba-tiba, tali pusat memanjang
Ibu tampak kelelahan
2. Plasenta lahir jam 16.20
3. Jumlah pembuluh darah= 15 arteri 12 vena
4. Perdarahan 100 cc, stosel dan darah segar
5. Karakteristik
Bentuk =oval
Panjang=15cm. Lebar=10cm, Tebal=5cm, Berat=500cm
Kulit ketuban= Segar
Infark (-)
Tali pusat panjang=30cm
6. Kebutuhan khusus
Pendampingan psikologis ibu, minum banyak
7. Tindakan
Masase pada fundus uteri
Penegangan tali pusat terkendali
Heating perinium
Anjurkan ibu untuk minum banyak
8. Pengobatan
Injeksi oksitosin 10 unit IM pada 1 menit setelah persalinan
Amoxillin 500 mg/8 jam PO
Asam mefenamat 500 mg/8 jam PO
Vit BC/C/SF 1 tab/12 jam PO
D. Kala IV
Jam TD N S TFU K. Uterus Perdarahan Tind

16.35 110/70 80 36 2 jr d atas pusat Keras -


16.50 110/70 80 36 2 jr d atas pusat Keras -
17.05 110/70 80 37 2 jr d atas pusat Keras -
17.20 110/70 80 37 2 jr d atas pusat Keras -

46
E. Bayi
1. BB = 3025 gram
2. PB = 48 cm
3. Lingkar kepala bayi = 34 cm
4. Karakteristik khusus bayi= sehat dan lengkap semua anggota
badan, jenis kelamin perempuan
5. Kaput (-)
6. Suhu=36,2C
7. Anus= berlobang
8. Perawatan tali pusat
Tali pusat diikat dengan pengikat tali pusat diolesi betadin pada
ujungnya dan dibungkus dengan kassa steril
9. Perawatan mata
Dibersihkan dengan kassa steril dan diberi salep mata
klorampenikol 1 %

SYAIR PARTUS NORMAL

Tanggal/Jam Keterangan

20-8-16 Kepala didasar panggul dan membuka pintu, perineum


15.30 tipis, anus membuka,
His semakin kuat dan sering, Ibu semakin ingin
meneran, dipimpin mengejan
Selaput ketuban menonjol/kelihatan divulva
Dilakukan amniotomi (keluar ketuban jernih, bau khas)
Alat didekatkan, duck ditaruh diperut ibu
Anjurkan ibu untuk meneran saat terjadi his kuat dan
istirahat jika tidak ada his
Persiapan kelahiran kepalaTangan kanan menahan
perineum, tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi
Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai

47
hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lendir
Kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam
guna menyesuaikan os oksiput kearah panggung
Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan
menarik curam kebawah untuk melahirkan bahu depan
Ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
Setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi
Setelah bayi lahir lseluruhnya jalan nafas dibersihkan
dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas
dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan
Dilakukan pemotongan tali pusat
Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat
20-8-16 Melahirkan plasenta
15.30

ANALISA DATA
No Tgl/Jam Data Problem Etiologi
1 20-8-16 DS= Nyeri akut Tekanan mekanik
14.00 Pasien mengatakan Perut pada presentasi,
nyeri saat kenceng- dilatasi/peregangan
kenceng, HIS = 2- jaringan, kompresi
3x/10menit syaraf, pola
Paliatif : kontraksi kontraksi semakin
uterus/proses intensif
persalinan

Quality : mules mules


yang amat
sangat
Regio : Perut depan,

48
simpisis
menjalar ke
pinggang
belakang
Skala : 7
Time : Waktu
kontraksi
D0=
Pasien tampak meringis
HIS = 2-3x/10menit
Keluar lendir & darah
TTV=
Tensi : 140/90
mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt

2 20-8-16 DS= ansietas Kurangnya


14.00 Pasien mengatakan cemas pengetahuan
menghadapi persalinan menghadapi
DO= persalinan
Riwayat persalinan yang
pertama
TTV=
Tensi : 140/90
mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt

49
3 20-8-16 DS= Resti infeksi Trauma jalan lahir
16.10 DO= (ruptur uteri)
Luka efisiotomi
Trauma jalan lahir
4 20-8-16 DS= Intoleransi energy berkurang
16.10 Pasien mengatakan lemes aktivitas dari kontraksi
D0= uterus saat
Ibu tampak kelelahan pengeluaran janin
Ibu selesai melahirkan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d Tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/peregangan
jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi semakin intensif
2. Ansietas b.d Kurangnya pengetahuan menghadapi persalinan
3. Intoleransi aktivitas b.d energy berkurang dari kontraksi uterus saat
pengeluaran janin
4. Resti infeksi b.d Trauma jalan lahir (ruptur uteri)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny.R Nama mahasiswa : Juwariyah

Ruang : Bersalin (VK)


No RM : 379297

TGL/ TTD/
Dx RENCANA
JAM NAMA
TUJUAN &
INTERVENSI RASIONAL
KRETERIA HASIL
20-8-16 1 Pain level Pain
14.00 Pain control Management 1) Pengkajian nyeri
Comfort level 1) Lakukan konfrehensif
Setelah dilakukan pengkajian untuk mengetahui
asuhan nyeri secara perkembangan
komprehensif nyeri pasien

50
keperawatan (lokasi,
selama 3x 24 jam karakteristik,
nyeri klien durasi,
berkurang, dengan frekuensi,
kriteria : kualitas&faktor
1) Mampu presipitasi/ 8
mengontrol nyeri jam atau nyeri
(tahu penyebab bertambah
nyeri, mampu 2) Observasi 2) Reaksi non verbal
menggunakan reaksi non dapat
teknik verbal dari mencerminkan
nonfarmakologi ketidaknyaman tingkat
untuk an kenyamanan
mengurangi pasien
nyeri 3) Evaluasi 3) Pengalaman nyeri
pengalaman dapat digunakan
2) Melaporkan nyeri masa lalu untuk
bahwa nyeri memanagement
berkurang nyeri yang
dengan sekarang
menggunakan 4) Ajarkan 4) Nafas dalam dapat
managemen tentang teknik menurunkan
nyeri pernafasan / stimulus internal
3) Mampu relaksasi melalui
mengenali nyeri mekanisme
(skala, peningkatan
intensitas, produksi endokrin
frekuensi, dan &enkefalin yang
tanda nyeri dapat memblok
4) Menyatakan rasa respon nyeri
nyaman setelah sehingga nyeri
nyeri berkurang tidak dikirim ke

51
5) Tanda vital korteks
dalam rentang serebri&selanjutn
normal ya akan
menurunkan
persepsi nyeri
5) Berikan 5) Pemberian
analgetik tepat Analgetik yang
waktu untuk tepat waktu akan
menguranggi mengontrol nyeri
nyeri
6) Evaluasi 6) Evaluasi
keefektifan keefektifan kontrol
kontrol nyeri nyeri untuk
7) Kolaborasi menentukan
dengan dokter tindakan
jika keluhan keperawatan
dan tindakan dilanjutkan,
nyeri tidak dimodifikasi atau
berhasil dihentikan.
20-8-16 2 Anxiety self Anxiety
14.00 control Reduksion
Anxiety level (penurunan
Coping kecemasan)
Setelah dilakukan 1) Identifikasi 1) Menentukan
tindakan tingkat penyebab
keperawatan 1x24 kecemasan kecemasan dan
jam 2) Bantu pasien tindakan
Kreteria hasil: mengenal menurunkan
1) Klien mampu situasi yang kecemasan
mengidentifikasi menimbulkan 2) Mengurangi
& cemas tingkat
mengungkapkan 3) Dorong pasien kecemasan

52
gejala cemas untuk pasien
2) Mengidentifikasi, mengungkapka
mengungkapkan, n perasaan,
menunjukkan ketakutan,
tehnik untuk persepsi
mengontrol 4) Gunakan
cemas pendekatan yg
3) Vital sighn dalam menenangkan
batas normal 5) Jelaskan
4) Postur tubuh, semua
ekspresi wajah, prosedur dan
bahasa tubuh & apa yang
tingkat aktifitas dirasakan
menunjukkan selama
berkurangnya prosedur
kecemasan 6) Instruksikan
pasien
menggunakan
tehnik
relaksasi
7) Temani pasien
untuk
memberikan
keamanan &
mengurangi
takut
8) Dorong
keluarga untuk
menemani
20-8-16 3 Self care (ADL) Activity Therapy
16.10 Activity tolerance 1) Bantu pasien 1) Mengidentifikasi
mengidentifikas aktifitas yang

53
Setelah dilakukan i aktifitas yg mampu
asuhan mampu dilakukan akan
keperawatan dilakukan& membantu
selama 3x 24 jam Mobilisasi pasien menjaga
dengan kriteria : secara kemampuan
1) Berpartisipasi bertahap tubuh
dalam aktivitas 2) Bantu pasien 2) Penghematan
fisik tanpa dalam energy &ADL
disertai pemenuhan pasien tetap
peningkatan ADL, libatkan terpenuhi walau
tekanan darah, keluarga dalam keadaan
Nadi, dan RR intoleransi
2) Mampu aktifitas
melakukan 3) Bantu pasien 3) Perencanaan
aktivitas sehari dalam aktifitas fisik &
hari secara membuat pembuatan
mandiri jadwal latihan jadwal latihan
4) Mobilisasi akan membantu
secara pasien
bertahap melakukan
aktifitas secara
bertahap
5) Monitor respon 4) Indikator
pasien kemampuan
(TD,RR,Nadi)/8 pasien dalam
jam melakukan
6) Mengukur aktifitas
kekuatan otot (toleran/tidak)
pasien/hari
20-8-16 4 Immune Status Infection control
16.10 Knowledge Infektion
:infection protection

54
Risk Control 1) Pertahankan 1) Mengurangi
Setelah dilakukan tehnik isolasi, terjadinya infeksi
tindakan batasi silang
keperawatan pengunjung
selama 3x24 jam 2) Cuci tangan 2) Tehnik aseptic
Kriteria hasil: sebelum dan
1) Tidak ada tanda- sesudah
tanda infeksi tindakan
(REEDA) keperawatan
2) Leukosit dalam 3) Observasi dan 3) Mengetahui tanda
batas normal (6- laporkan infeksi,
12 rb/mm3) tanda-tanda penyimpangan
3) Menunjukkan infeksi, secara dini
kemapuan untuk (REEDA,
mencegah pengeluaran
timbulnya infeksi lochea dan
kontraksi
uterus/TFU )

4) Monitor TTV 4) Indikator


terutama suhu terjadinya infeksi
setiap 8 jam sistemik
5) Lakukan tehnik 5) Tehnik aseptic
perawatan luka
dengan prinsip
steril/ pagi
Ganti
pembalut/3
jam (lokhea
banyak)
6) Edukasi pasien 6) Mampu mencegah
& keluarga infeksi dan

55
tentang tanda melaporkan tanda
tanda infeksi tanda infeksi jika
dan cara terjadi
mencegah 7) Antibiotik dan
infeksi Asupan nutrisi
7) Kolaborasi yang cukup akan
medis dalam mempercepat
pemberian penyembuhan
antibiotic
8) Kolaborasi ahli
gizi dalam
pemberian diet
pasien

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny.R Nama mahasiswa : Juwariyah

Ruang : Bersalin (VK)


No RM : 379297

Tgl/jam Dx Implementasi Respon TTD


20-8-16 1 Memberikan support pada S=
14.00 pasien, menganjurkan suami Pasien mengatakan
untuk mendampingi pasien masih cemas dan
sampai proses persalinan selesai khawatir
O=
Pasien menanyakan
kapan anaknya lahir
Pasien tampak cemas,
memegang tangan
suaminya

56
20-8-16 2 Menjelaskan kepada pasien S=
14.00 tentang proses persalinan Pasien mengatakan
masih cemas dan
khawatir
O=
Pasien menanyakan
kapan anaknya lahir
Pasien tampak cemas,
memegang tangan
suaminya sambil
menjerit-jerit
20-8-16 1 S=
14.15 Pasien mengatakan
Melakukan masase pada uterus
perutnya terasa mules-
pasien untuk merangsang his
mules
agar plasenta lahir
O=
Menganjurkan pasien tehnik
Pasien tampak
nafas dalam saat tidak terjadi his
kelelahan, sesekali
melakukan nafas dalam
20-8-16 4 Menjahit luka perineum dengan S=
16.20 tehnik aseptic Pasien mengatakan
nyeri pada luka jahit
O=
Telah dilakukan
penjahitan pada luka
perineum dengan tehnik
steril, luka basah
ditutup kassa betadine
20-8-16 3 Membantu pasien membersihkan S=
16.30 badan Pasien mengatakan
badannya lebih segar
setelah dimandikan

57
Pasien mengatakan
masih lemes
O=
Pasien tampak lebih
segar
ADL terpenuhi
20-8-16 2 Mendekatkan bayi kesisi ibu S=
16.45 (bonding) Pasien mengatakan
sudah tidak cemas
Pasien mengatakan
senang sekali bayinya
lahir dengan sehat dan
normal
O=
Pasien tampak senang
sekali dan menciumi
bayinya
20-8-16 1 Mengkaji keluhan pasien, S=
16.50 Pasien mengatakan
perutnya mules-mules
Pasien mengatakan nyeri
pada luka perineum
terutama saat digunakan
untuk duduk/berubah
posisi
Paliatif : Involusi
uterus

Quality : mules
mules
Regio : Perut
depan,
simpisis
Skala : 4

58
Time : Waktu
kontraksi
O=
Pasien tampak kadang-
kadang menahan nyeri
20-8-16 1 Mengukur TTV S=(-)
16.50 O=
Tensi : 140/90
mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : Ny.R Nama mahasiswa : Juwariyah

Ruang : Bersalin (VK)


No RM : 379297

Tgl Dx EVALUASI TT

20-8-16 4 S=
16.20 Pasien mengatakan nyeri pada luka jahit
O=
Telah dilakukan penjahitan pada luka perineum dengan
tehnik steril, luka basah ditutup kassa betadine
Nifas hari pertama
A= Masalah resiko infeksi belum teratasi
P=Lanjutkan intervensi dx 4
1) Infection control
2) Infektion protection

59
20-8-16 S=
16.30 Pasien mengatakan badannya lebih segar setelah
dimandikan
Pasien mengatakan masih lemes
O=
Pasien tampak lebih segar
ADL terpenuhi
A= Masalah keperawatan intoleransi aktifitas belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi keperawatan dx 3 Activity Therapy
20-8-16 S=
16.45 Pasien mengatakan sudah tidak cemas
Pasien mengatakan senang sekali bayinya lahir dengan sehat
dan normal
O=
Pasien tampak senang sekali dan menciumi bayinya
A=Masalah keperawatan ansietas sudah teratasi
P=Hentikan intervensi keperawatan dx 2

60
20-8-16 DS=
16.50 Pasien mengatakan perutnya mules-mules
Pasien mengatakan nyeri pada luka perineum terutama saat
digunakan untuk duduk/berubah posisi
Paliatif : Involusi uterus

Quality : mules mules


Regio : Perut depan, simpisis
Skala : 4
Time : Waktu kontraksi
DO=
Pasien tampak kadang-kadang menahan nyeri
TTV=
Tensi : 140/90 mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt
A=Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P=Lanjutkan intervensi dx 1=Pain Management

EVALUASI
Nama pasien : Ny.R Nama mahasiswa : Juwariyah

Ruang : Bersalin (VK)


No RM : 379297

Tgl Dx EVALUASI TT

20-8-16 4 S=
16.20 Pasien mengatakan nyeri pada luka jahit
O=
Telah dilakukan penjahitan pada luka perineum dengan
tehnik steril, luka basah ditutup kassa betadine
Nifas hari pertama

61
A= Masalah resiko infeksi belum teratasi
P=Lanjutkan intervensi dx 4
1) Infection control
2) Infektion protection
20-8-16 S=
16.30 Pasien mengatakan badannya lebih segar setelah
dimandikan
Pasien mengatakan masih lemes
O=
Pasien tampak lebih segar
ADL terpenuhi
A= Masalah keperawatan intoleransi aktifitas belum teratasi
P= Lanjutkan intervensi keperawatan dx 3 Activity Therapy
20-8-16 S=
16.45 Pasien mengatakan sudah tidak cemas
Pasien mengatakan senang sekali bayinya lahir dengan sehat
dan normal
O=
Pasien tampak senang sekali dan menciumi bayinya
A=Masalah keperawatan ansietas sudah teratasi
P=Hentikan intervensi keperawatan dx 2

62
20-8-16 DS=
16.50 Pasien mengatakan perutnya mules-mules
Pasien mengatakan nyeri pada luka perineum terutama saat
digunakan untuk duduk/berubah posisi
Paliatif : Involusi uterus

Quality : mules mules


Regio : Perut depan, simpisis
Skala : 4
Time : Waktu kontraksi
DO=
Pasien tampak kadang-kadang menahan nyeri
TTV=
Tensi : 140/90 mmhg

Nadi : 80x/mnt
Suhu : 37,2C
Pernafasan : 18x/mnt
A=Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
P=Lanjutkan intervensi dx 1=Pain Management

63

Anda mungkin juga menyukai