2012 2 54243 631409044 Bab2 30012013023713 PDF
2012 2 54243 631409044 Bab2 30012013023713 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
atau carped cod, nama lokal (Gorontalo) Goropa. Berdasarkan Standar Nasional
Indonesia (SNI) 01-6488. 1-2000, (2005) klasifikasi ikan kerapu macan sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Osteichtyes
Subclassis : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidae
Familia : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus,Forskal
Nama lain ikan kerapu macan berdasarkan Food Agricultural Organization (FAO)
(2005) :
Inggris : Marbled brown grouper
Prancis : Merau marron
Spanyol : Mero manchado
Menurut Subyakto dan Cahyaningsih (2005) bahwa ikan kerapu macan ini
kadang-kadang ada juga agak bulat. Mulutnya lebar serong ke atas dan bibir
bawahnya menonjol ke atas. Rahang bawah dan atas dilengkapi gigi-gigi geratan
yang berderet dua baris, ujungnya lancip, dan kuat. Sementara itu, ujung luar
bagian depan dari gigi baris luar adalah gigi - gigi yang besar. Badan kerapu
macan ditutupi oleh sisik yang mengkilap dan bercak loreng mirip bulu macan.
Menurut Kordi (2001), bentuk tubuh ikan kerapu macan menyerupai kerapu
4
lumpur, tetapi tubuh kerapu macan lebih tinggi. Kulit tubuh ikan kerapu macan
Pada garis rusuknya, terdapat 110 - 114 buah sisik. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 1.
perairan di Indonesia yang memiliki jumlah populasi kerapu cukup banyak adalah
adalah Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Pulau Buru, dan Ambon. Salah satu
cukup luas sehingga potensial sumber daya ikannya sangat besar (Tampubolon
kedalaman 0,5 - 3,0 m. Habitat yang paling disenangi adalah perairan pantai di
5
yang lebih dalam, yaitu di kedalaman 7 - 40 m, biasanya perpindahan ini
berlangsung pada siang dan sore hari. Habitat benih ikan kerapu macan adalah
pantai yang banyak ditumbuhi algae jenis reticulate dan Gracillaria sp. Setelah
dewasa hidup di perairan yang lebih dalam dengan dasar pasir berlumpur
30 - 33 ppt, oksigen terlarut lebih besar dari 3,5 ppm dan pH antara7,8 - 8,0 (Chua
C. Kebiasaan Makan
dan hewan-hewan kecil lainnya (Kordi, 2001). Ikan kerapu macan termasuk jenis
karnivora dan cara makannya memangsa satu per satu makanan yang diberikan
sebelum makanan sampai ke dasar, sedangkan larva ikan kerapu pemakan larva
memiliki pertumbuhan yang cepat. Hal ini disebabkan oleh aktifitas dan kebiasaan
dalam tingkat pemilihan jenis makanan. Panjang usus relative ikan kerapu sebagai
ikan karnivor berkisar 0,26 - 1,54 meter, selain itu usus ikan kerapu yang diamati
memiliki lipatan-lip;atan yang dapat menambah luas permukaan usus ikan dan
6
Antoro et al. (1998) menyatakan bahwa kapasitas penyerapan makanan
pengembangan klep spiral lipatan usus. Nybakken dalam Antoro dkk, (1998)
bergerak di dalam kolam air. Selain itu mereka juga mempunyai sifat buruk, yakni
kanibalisme yang muncul pada larva kerapu macan akibat pasokan makanan yang
tidak mencukupi.
Persyaratan lokasi pembenihan yang baik meliputi faktor teknis dan non
teknis. Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) beberapa aspek penting yang harus
perolehan sumber air laut. Pantai yang tidak terlalu landai dengan kondisi dasar
laut yang tidak berlumpur dan mudah dijangkau untuk memperlancar transportasi.
Air laut harus bersih, tidak tercemar dengan salinitas 28 - 35 ppt. Sumber air laut
dapat dipompa minimal 20 jam per hari. Sumber air tawar tersedia dengan
salinitas maksimal 5 ppt. peruntukan lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata
7
komunikasi, instalasi listrik (PLN), tenaga kerja, pemasaran, laboratorium,
asrama, tempat ibadah dan pelayanan kesehatan. Selain itu, hal lain yang dapat
Cahyaningsih, 2005).
E. Pemeliharaan Benih
1. Persiapan Bak
berbentuk segi empat atau bulat dengan kedalaman air 1 - 1,5 m. Umumnya bak
bertujuan untuk mengurangi fluktuasi suhu, khususnya pada waktu larva masih
berumur 0 - 10 hari. Terlebih dahulu, bak dibersihkan lalu dikeringkan dan dibilas
dengan kaporit.
Padat penebaran benih yaitu banyaknya jumlah ikan yang ditebarkan per
satuan luas atau volume. Apabila populasi atau padat penebaran terlalu padat, ikan
sangat rentan untuk terserang penyakit. Penebaran benih yang terlalu padat bisa
(Sudradjat, 2008). Selain itu, kepadatan yang tinggi akan menyebabkan kematian
yang cukup tinggi pula. Kematian terjadi dikarenakan tingkat kompetisi yang
(Subyakto dan Cahyaningsih, 2003). Padat penebaran ikan yang terlalu tinggi
juga akan menyebabkan konsumsi makanan yang lebih rendah karena akan
8
mengurangi keleluasaan ikan untuk bergerak ke arah makanan, sehingga
pertambahan panjang dan berat benih ikan tidak diperoleh dengan optimal
40 x 40 x 60 cm, dengan media air laut 10 liter. Larva ikan kerapu yang
digunakan berumur 4 minggu dengan panjang awal 2,33 cm dan berat 0,25 gram.
menunjukkan bahwa rata rata pertambahan bobot dan panjang terbaik dicapai
5 ekor/wadah dengan berat 3,67 gram dan panjang 0.63 cm. Pertambahan bobot
dan panjang terendah pada perlakuan 15 ekor/wadah sebesar 2,16 gram dan
0,5 cm. Hal ini menunjukkan adanya persaingan dan kanibalisme. Dalam
ekor dalam bak beton ukuran 4 m3, dengan bobot awal 33 43 gr dan panjang
dan bobot yang baik dari pada ikan yang di pelihara dengan kepadatan 100 ekor
9
3. Pakan
Ikan kerapu merupakan ikan laut yang buas (karnivora) dan sifat
kanibalisme akan muncul bila kekurangan pakan. Oleh sebab itu pakan yang
diberikan harus cukup baik kuantitas maupun kualitasnya. Pemilihan jenis dan
ukuran pakan yang tepat akan mempengaruhi efisiensi pemanfaatan pakan. Pakan
yang digunakan dapat berupa pakan alami/pakan segar atau pakan buatan. Ikan
rucah merupakan pakan segar yang biasa digunakan untuk ikan kerapu yang
dalam keadaan segar. Pakan ikan segar harus dicacah hingga ukurannya sesuai
dengan bukaan mulut ikan. Apabila telah busuk atau rusak jangan dipakai karena
yaitu dimana memberi makan secara sedikit sedikit sampai ikan tersebut
cangkang dan telur yang menetas. Minjoyo dkk, (1998) menyatakan larva umur
2 - 7 hari tidak dilakukan penyifonan kerena masih dalam masa kritis sehingga
larva umur 8 - 20 hari tiap 3 hari sekali, larva umur 21 hari penyifonan dilakukan
setiap 2 hari sekali. Pergantian air mulai dilakukan pada larva umur 8 - 15 hari
sebanyak 5 - 10% tiap 3 hari sekali. Pada larva umur 15 - 25 hari sebanyak
10 - 25% dan umur 25 - 35 hari sebanyak 20 - 30% tiap hari sekali. Pada larva
10
5. Penyeragaman Ukuran (Grading)
cara yang paling tepat untuk menguranginya adalah menyediakan pakan secara
optimal. Grading pada ikan dilakukan pada waktu larva berumur 35 hari diman
F. Hipotesa Penelitian
(Epinephelus fuscoguttatus).
(Epinephelus fuscoguttatus).
Jika Fhitung< Ftabel pada taraf 0,05 maka terima H0 atau tolak H1.
Jika Fhitung > Ftabel pada taraf 0,05 maka terima H1 atau tolak H0.
11
G. Kerangka Pikir
Analisis
Tebar
Laju Laju
Pertumbuhan Pertumbuhan Sintasan
Mutlak Harian (DGR)
ANOVA
Tebar
12