BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk : Menyelesaikan salah satu tugas agar kita
mengetahui aspek budaya yang berpengaruh terhadap program kb.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Keluarga Berencana
Gerakan Keluarga Berencana yang kita kenal sekarang ini bermula dari kepeloporan
beberapa orang tokoh, baik di dalam maupun di luar negeri. Pada awal abad ke 19, di
Inggris, upaya keluarga berencana mula mula timbul atas prakarsa sekelompok orang
yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu. Maria Stopes (1880-1950)
menganjurkan pengaturan kehamilan di kalangan kaum buruh di Inggris. Di Amerika
Serikat dikenal Margareth Sanger (1883-1966) yang dengan program birth controlnya
merupakan pelopor Keluarga Berencana Modern. Pada 1917 didirikan National Birth
Control League dan pada Nopember 1921 diadakan American National Birth Control
Conference yang pertama. Salah satu hasil konferensi tersebut adalah pendirian
American Birth Control League dengan Margareth Sanger sebagai ketuanya. Pada 1925
ia mengorganisasi Konferensi Internasional di New York yang menghasilkan
pembentukan International Federation of Birth Control League. Selanjutnya pada 1927
Margareth Sanger menyelenggarakan World Population Conference di Jenewa yang
melahirkan International Women for Scientific Study on Population dan International
Medical Group for the Investigation of Contraception. Pada 1948 Margareth Sanger ikut
mempelopori pembentukan International Committee on Planned Paranthood yang dalam
konferensinya di New Delhi pada 1952 meresmikan berdirinya International Planned
Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih Margareth Sanger dan Rama Ran
dari India sebagai pimpinannya. Sejak saat itu berdirilah perkumpulan perkumpulan
Keluarga Berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang mendirikan
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Komponen komunikator
Komponen pesan
Komponen media
Komponen komunikan
Komponen effek
Komunikasi personal yang dapat menolong para Bidan dalam usahanya
mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti program KB, yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan dalam pembangunan sosial dan budaya adalah sebagian keluarga terutama
yang tergolong Pra-Keluarga Sejahtera (Pra-KS) dan SejahteraI (KS I), belum berdaya dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pendidikan dan kesehatan termasuk keluarga
berencana (KB). Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk,
umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Indonesia menerapkan program
pengendalian penduduk, yang dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB), meski
program ini cenderung bersifat persuasif ketimbang dipaksakan. Program ini dinilai berhasil
menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia.
B. Saran
Demikian makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas sosiologi tentang Aspek
Sosial Budaya yang Berpengaruh Terhadap Program KB. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penyusun sendiri dan masyarakat pada umumnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
memperbaiki makalah ini.