Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orangorang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu perlu dipelajari. Telah
banyak aspek budaya yang turut menentukan perilaku dalam berkomunikasi. Terdapat beberapa alasan
mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam
definisi budaya yaitu: Budaya adalah suatu perangkat yang rumit dimana nilai nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaan tersendiri.

Komunikasi dan antropologi saling berkaitan, Karena jika sudah memahami latar belakang budaya,
maka akan mudah memahami komunikasi secara keseluruhan, mulai dari budaya masa lalu sampai
budaya baru. Jika kita sudah memahami tingkat, minat dan kebutuhan untuk pengetahuan tentang
bagaimana orang-orang dari berbagai budaya dapat berkomunikasi dengan efektif. Maka dari itu,
manusia selalu berusaha untuk menimbulkan kesadaran dan sensitivitas terhadap berbagai budaya.

B. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan kita tentang diri kita sendiri dalam berkomunikasi
2. Dapat mengatasi kendala terhadap proses lintas budaya
3. Menambah pengetahuan pembaca tentang keterkaitan antara antropologi dengan komunikasi
4. Memahami fungsi komunikasi antar budaya
5. Mengetahui konsep dasar komunikasi antar budaya

C. Masalah
1. Keterkaitan antropologi dengan komunikasi
2. Menganalisa kasus yang terjadi antara budaya dan komunikasi

1
1. Keterkaitan Antropologi dengan Ilmu Komunikasi

Pengertian komunikasi Menurut Aristoteles Komunikasi merupakan proses


penyampaian pesan dari komunikator (pembicara) kepada komunikan (pendengar), sedangkan
menurut Carl I Hovland dan Jenis Komunikasi adalah proses dimana seorang individu
menyampaikan stimulus untuk merubah tingkah laku orang lain. Sehingga dari pernyataan
diatas dapat simpulkan bahwa komunikasi ialah suatu proses penyampaian pesan dari
komunikan kepada komunikator yang bertujuan untuk mempengaruhi seseorang dengan ide
atau pikiran yang disampaikan sedangkan antropologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat yang hidup dari manusia dahulu
sampai sekarang dari cara berfikir yang sangat sederhana sampai modern. Antropologi biasanya
dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang manusia dan aspek
kebudayaannya guna membangun suku bangsa yang ada. Antropologi dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu : antropologi fisik dan antropologi budaya. Antropologi budaya cenderung
menitikberatkan pada perilaku biologis manusia sebagai kesatuan yang konstan atau tetap
dalam suatu budaya yang berbeda-beda. Menurut Nina Syam, mengemukakan konsep budaya
yang relevan atau sesuai dengan komunikasi, yakni masalah symbol, bahasa, dan pemaknaan.
Jadi, dalam kaitannya komunikasi dengan kebudayaan terdapat beberapa masalah, diantaranya
symbol, bahasa,dan pemaknaan. Kebudayaan berasal dari kata sansakerta budhyah, yaitu
bentuk jamak dari budhhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan sebagai hasil dari cipta, rasa dan karya. Menurut ilmu Antropologi, kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

Komunikasi antar budaya adalah suatu bentuk komunikasi dimana sumber pesan dan
penerimanya berasal dari budaya yang berbeda[2]. Antropologi komunikasi adalah ranah dalam
antropologi yang mempelajari cara kebudayaan yang melingkupi masyarakat melalui proses
komunikasi. Antropologi komunikasi merupakan sebuah perspektif yang mengatakan
ketertarikan kita pada bagaimana sebuah kebudayaan ditransmisikan kepada orang-orang
melalui proses komunikasi. Sebuah antropologi dari komunikasi harus mengikuti penelitian
lintas budaya dalam sebuah negara kebangsaan, grup mionoritas, masyarakat asli, dan berbagai
bentuk organisasi sosial yang berkembang selama abad 21. Dalam masyarakat dimana belum
menjadi alat transmisi kebudayaan, maka tidak akan ada tempat untuk antropologi
komunikasi. Hubungan langsung antara antropologi dan komunikasi massa dimulai. Carey
(1989) menerangkan proses ini dalam Communication as a Culture. Sebagai seorang sarjana
komunikasi, dia mampu menghubungkan konsep klasik, seperti ritual ke dalam sebuah teori
baru, seperti simbol antropologi dan memasukkan ke dalam definisi komunikasi. Sehingga
dapat dibedakan terdapat dua cara dalam memandang komunikasi yaitu transmission
view dan ritual view.

2
Contoh Kasus 1

Kasus :

Di Amerika Latin, anda tidak perlu kaget bila harus menunggu berjam-jam di luar kantor.
Bila Anda menafsirkan ketepatan waktu dengan cara Amerika di sebuah kantor Amerika Latin,
anda akan tegang dan tekanan darah Anda akan meninggi. Menunggu selama 45 menit tidaklah
luar biasa, tidak lebih luar biasa daripada menunggu selama lima menit di Amerika Serikat.
Perlakuan ini tidak bermaksud menghina atau meremehkan si penunggu. Bila di Amerika Serikat
anda tidak marah karena harus menunggu selama lima menit, maka anda pun tidak perlu
marah karena harus menunggu selama 45 menit di Amerika Latin. Ini hanya salah perbedaan
konsep tentang waktu. Itu saja.

Alasan :

Kasus ini dapat menjadi contoh antara keterkaitan antropologi dengan komunikasi,
dalam kasus ini, sebenarnya keterlambatan mereka adalah hal yang di sengaja, bagi orang yang
menunggu, dia tetap sabar menunggu lebih dari 30 menit karena dia ingin memberitahukan
pada rekannya bahwa dia menghargai rekannya dengan memberi toleransi keterlambatan yang
cukup lama . sebaliknya, orang yang ditunggu ketika sudah datangpun tidak langsung
membicarakan hal pokok yang akan dibicarakan. Dia memilih membicarakan hal yang diluar hal
pokok (basa basi) untuk menunjukan pada rekannya, bahwa dia adalah orang yang humble dan
friendly .

Budaya ini pun, melambangkan dan menginformasikan pada warga dunia lain, bahwa
warga warga amerika latin adalah orang orang yang sangat bertoleransi dan cukup sabar, dan
memiliki cara sendiri dalam meluapkan rasa menghargai, berbeda dengan warga jepang
misalnya, yang sangat tidak suka dengan orang orang yang tidak disiplin akan waktu . dalam hal
ini juga kita dapat melihat perbedaan dalam berkomunikasi antar budaya.

3
Contoh Kasus 2

Warga yang tinggal di pesisir pantai cenderung berkomunikasi dengan nada bicara yang
lebih tinggi dibandingkan dengan warga yang tidak tinggal di pesisir pantai, hal ini
menyebabkan sering terjadi miss communication antara warga di dataran tinggi dengan warga
di dataran rendah.

Alasan :

Pada kasus ini , terlihat perbedaan cara berkomunikasi satu daerah dengan yang lain
yaitu dari factor geografisyang berbeda karena di daerah pantai tingkat kerapatan udaranya
sangat tinggi sehingga menyebabkan gelombang suara yang dikeluarkan akan mengecil dan
mengakibatkan orang dipesisir pantai harus berbicara dengan kencang kepada lawan bicaranya
dan juga di daerah pesisir pantai masyarakatnya bersuara lantang, dikarenakan kebiasaan para
nelayan tersebut yang menghabiskan waktunya dilaut untuk mencari ikan sehingga jika mereka
berbicara dengan nelayan lainnya, suaranya akan hilang ditelan angin maka mereka pun harus
mengeraskan suaranya. Selain itu juga nelayan yang sering menyelam sehingga mengganggu
pendengarannya.

Contoh Kasus 3

Ketika acara-acara besar berlangsung, orang-orang memiliki kebiasaan untuk


berkunjung dan berkumpul bersama keluarga besar. Begitu juga dengan warga Indonesia. Di
Indonesia, ketika keluarga-keluarga itu berkumpul, selalu ada tradisi yang mana anggota
keluarga saling berjabat tangan dan menanyakan kabar masing-masing bahkan ada tradisi yang
dikenal dengan sebutan sungkeman . Negara Barat pun tak luput dari kebiasaan ini, mereka
juga melakukan tradisi yang sama yaitu saling menanyakan kabar antar anggota keluarga.
Namun bedanya, di Barat tidak di haruskan untuk berjabat tangan seperti Indonesia. Karena
mereka menganggap, bahwa menanyakan kabar tanpa berjabat tangan pun sudah cukup.

Alasan :

Dari kasus diatas, dapat kita lihat bahwa budaya ketika kumpul antar keluarga di
Indonesia syarat dengan nilai komunikasi . contohnya adalah tradisi sungkeman. dengan
sungkeman orang indonesia, memperlihatkan pada orang lain atau bahkan orang orang dari
negara lain bahwa orang Indonesia adalah orang yang sangat menghargai dan menghormati
saudara dan keluarganya, dengan berjabat tangan dengan sopan, maupun dengan melakukan
tradisi sungkeman . Di lain pihak, orang barat memiliki cara lain untuk memperlihatkan rasa
menghargai dan menghormati antar saudara dan keluarga . mereka beranggapan bahwa
dengan menyapa dan berjabat tangan pada saudara dan keluarga, sudah menunjukan rasa
menghargai dan rasa menghormati antar saudara dan keluarga . lagi lagi ini juga adalah
cerminan bahwa terdapat komunikasi yang berbeda antar negara, karena di pengaruhi oleh
budaya .

4
Kesimpulan:

Budaya adalah suatu cara hidup yang berekembang dan di miliki oleh suatu kelompok
atau orang dan diwariskan dari generasi ke generasi . kebudayaan pun dilakukan karena
beberapa alasan, ada yang dilakukan karena sudah menjadi warisan dari generasi sebelumnya,
ada juga budaya yang dilakukan karena sebagai penunjukkan jati diri suatu kelompok .

Tidak hanya itu kami pun menemukan adanya alasan lain dalam melakukan suatu
kebiasaan atau kebudayaan . Melihat dari tiga kasus di atas kebudayaan pun dilakukan sebagai
suatu sarana dalam berkomunikasi . Ada yang di pengaruhi oleh ruang dan waktu, kebiasaan
orang setempat dll .

Namun pada intinya kebudayaan jelas sangat berhubungan dengan komunikasi, bahkan
mempunyai sebuah hubungan timbal balik, dan salah satunya komunikasi menjadi alasan
penting dalam terjadinya atau dilakukannya suatu kebudayaan atau budaya itu sendiri . Jadi,
antropologi dan komunikasi merupakan sebuah perspektif yang mengatakan ketertarikan kita
pada bagaimana sebuah kebudayaan ditransmisikan kepada orang-orang melalui proses
komunikasi

5
Daftar Pustaka

1. 8 Oktober 2014, jam:10:20, Komunikasi Antar Budaya.


http://indark7.blogspot.com/2009/04/komunikasi-dan-budaya.html
2. 20 Oktober 2014, jam:15:03, Komunikasi Antar Budaya.
http://mfazrul99.blogspot.com/2013/07/komunikasi-dan-budaya.html
3. Mulyana Deddy dan Rakhmat Jalaluddin. 2008. Komunikasi Antarbudaya. 2008. Rosda

Anda mungkin juga menyukai