1 2006
Abstract
River is a place where people do their cleaning activities and one of drinking water source
and also where we could find fish. But nowadays river condition in Jakarta area are
seriously polluted. The reasons of water pollution are not only domestic waste but also
from industrial waste, factories take out their waste to the river without proccessing it first.
One of the pollution materials is heavy metal which could have bad effect on human body.
This paper analyses every element of heavy metal contain on rivers in DKI Jakarta area.
1
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
survey lapangan, sampel yang diambil 2) Bahan pencemar yang berkaitan dengan
dianalisa lebih lanjut di Laboratorium nilai keestetikaan (aesthetic pollutants), yaitu
Lingkungan BPLHD Provinsi DKI Jakarta, bahan pencemar yang menyebabkan
dengan metode analisa sesuai dengan terjadinya perubahan lingkungan yang tidak
Standar Nasional Indonesia (SNI). nyaman untuk indera mata, telinga atau
3) Pengolahan dan Analisis Data. Pengolahan hidung.
dan analisis data dilakukan dengan 3) Bahan pencemaran ekomorpik (echomorphic
membandingkan data hasil pemantauan pollutants), yaitu bahan pencemar yang
dengan baku mutu sungai berdasarkan SK menghasilkan perubahan-perubahan sifat-
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota sifat fsika lingkungan.
Jakarta No. 582 tahun 1995 tentang
Penetapan Peruntukan dan Baku Mutu Air 4.2 Pencemaran Logam Berat
Sungai / Badan Air serta Baku Mutu Limbah
Cair di Wilayah DKI Jakarta, baik untuk Logam berat adalah unsur logam yang
peruntukan air baku air minum (golongan B), mempunyai densitas > 5 g/cm3 dalam air laut,
peruntukan perikanan dan peternakan logam berat terdapat dalam bentuk terlarut dan
(golongan C) dan peruntukan pertanian dan tersuspensi. Dalam kondisi alami ini, logam berat
usaha perkotaan (golongan D). dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan
dan perkembangan hidupnya P ( hilips, 1980 dan
Effendi, 2000). Peningkatan kadar logam berat
4. TINJAUAN PUSTAKA dalam air sungai umumnya disebabkan oleh
masuknya limbah industri, pertambangan,
4.1 Pencemaran Air Sungai pertanian dan domestik yang banyak
mengandung logam berat. Peningkatan kadar
Air merupakan sumber daya alam yang logam berat dalam air akan mengakibatkan
diperlukan sebagai hajat hidup orang banyak. logam berat yang semula dibutuhkan untuk
Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk berbagai proses metabolisme akan berubah
kehidupannya sehingga sumber daya air perlu menjadi racun bagi organisme akuatik.
dilindungi agar tidak tercemar dan dapat tetap Menurut Nordberg., et.al (1986) logam
dimanfaatkan dengan baik. Menurut Effendi berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka
(2000) pencemaran air adalah masuknya atau tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan di dalamnya hingga nantinya dibuang melalui
komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke suatu lingkungan terutama di perairan telah
tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak terkontaminasi (tercemar) logam berat maka
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. proses pembersihannya akan sulit sekali
Sedangkan menurut Odum (1971) pencemaran dilakukan. Kontaminasi logam berat ini dapat
adalah perubahan-perubahan sifat fisik, kimia berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung
dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, berapi dan kebakaran hutan atau faktor manusia
tanah dan air. seperti pembakaran minyak bumi,
Sumber pencemaran air sungai dapat pertambangan, peleburan, proses industri,
berasal dari berbagai jenis limbah seperti limbah kegiatan pertanian, peternakan dan kehutanan,
industri, limbah domestik, serta kegiatan lainnya serta limbah buangan termasuk sampah rumah
seperti pertanian, perikanan dan pariwisata. tangga.
Tingkat pencemaran sungai menjadi semakin Selain bersifat racun, logam berat juga
tinggi dengan meningkatnya jumlah beban terakumulasi dalam sedimen dan biota melalui
pencemaran limbah yang masuk ke sungai dan proses biokonsentrasi, bioakumulasi dan
juga disebabkan oleh menurunnya debit aliran biomagnifikasi oleh biota laut. Logam-logam
sungai yang bersangkutan (BARISTAND INDAG, berat yang masuk ke dalam tubuh hewan
2000). umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh
Berkaitan dengan pengaruh bahan-bahan mereka. Karena itu logam-logam cenderung
pencemar terhadap kehidupan manusia, Williams untuk menumpuk dalam tubuh mereka. Sebagai
(1979) dan Supriharyono (2000), akibatnya, logam-logam ini akan terus ada di
mengelompokkan bahan pencemar menjadi tiga sepanjang rantai makanan. Hal ini disebabkan
tipe, yaitu : karena predator pada satu trofik level makan
mangsa mereka dari trofik level yang lebih
1) Bahan pencemar yang bersifat patogen rendah yang telah tercemar (Hutabarat dan
(pathogenics pollutants), yaitu bahan Evans, 1986).
pencemar yang dapat menyebabkan
penyakit pada manusia.
2
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
4.3 Merkuri (Hg) dengan air hujan dan jatuh ke dalam air
(Hutabarat dan Evans, 1986).
Merkuri (Hg) adalah unsur renik pada Keracunan yang disebabkan oleh merkuri
kerak bumi hanya sekitar 0,08 mg/l dan hanya ini, umumnya berawal dari kebiasaan memakan
ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil dalam makanan yang berasal dari sungai, seperti
perairan alami. Kadar merkuri pada perairan udang, ikan dan kerang yang telah
tawar alami berkisar antara 10 100 terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa
nanogram/liter (Moore, 1991 dan Efendi 2000). kontaminasi terhadap organisme akuatik adalah
Merkuri merupakan satusatunya logam yang masuknya buangan industri ke dalam badan
berada dalam bentuk cairan pada suhu normal. perairan. Selanjutnya dengan adanya proses
Merkuri terdapat di alam dalam bentuk logam, biomagnifikasi konsentrasi merkuri yang masuk
garam anorganik dan garam organik. Dalam akan terus ditingkatkan disamping penambahan
bentuk garam anorganik merkuri dapat yang terus -menerus dari buangan pabrik. Merkuri
menyebabk an kerusakan hati dan ginjal, karena yang masuk tersebut kemudian berasosiasi
timbunan Hg yang paling tinggi dalam organ dengan sistem rantai makanan, sehingga masuk
dalam manusia terjadi di hati dan ginjal. ke dalam organisme akuatik dan ikut termakan
Komponen merkuri yang paling berbahaya oleh manusia bersama makanan yang diambil
adalah metil-merkuri (merkuri organik), yang dari perairan yang tercemar oleh merkuri (Palar,
dapat menyebabkan kematian kelainan saraf 1994).
yang tidak dapat diperbaiki dan kelainan
genetika. Apabila dibandingkan dengan 4.4 Tembaga (Cu)
komponen merkuri lainnya, komponen metil
merkuri mempunyai kemungkinan paling rendah Tembaga dengan nama kimia cupprum
terkontaminasi dalam tubuh manusia dan paling dilambangkan dengan Cu merupakan unsur
lambat diekskresikan (Supriharyono, 2000). logam yang berbentuk kristal dengan warna
Merkuri terserap pada bahanbahan kemerahan. Unsur tembaga di alam, dapat
partikulat dan mengalami presipitasi. Pada dasar ditemukan dalam bentuk logam bebas akan
perairan anaerobik merkuri berikatan dengan tetapi lebih banyak ditemukan dalam bentuk
sulfur. Merkuri anorganik dapat mengalami persenyawaan atau sebagai senyawa padat
transformasi menjadi dimetil merkuri dengan dalam bentuk mineral. Pada umumnya sumber
bantuan aktivitas mikroba pada kondisi aerob masuknya unsur logam Cu dalam tatanan
dan anaerob. Pada kadar merkuri anorganik lingkungan adalah secara alamiah dan non
yang rendah akan terbentuk dimetil merkuri alamiah. Secara alamiah, Cu dapat masuk ke
sedangkan pada suhu yang tinggi akan terbentuk dalam tatanan lingkungan sebagai akibat dari
monometil merkuri. Pada perairan alami, kadar berbagai peristiwa alam, seperti pengikisan
monometil dan dimetil pada merkuri dipengaruhi (erosi) dari batuan mineral dan dari debu atau
oleh mikroba, karbon organik, kadar merkuri partikulat Cu yang terdalam dalam lapisan udara
anorganik, pH dan suhu. Kedua bentuk senyawa dan dibawa turun oleh hujan. Secara non
metil merkuri ini dapat dipecah oleh bakteri yang alamiah, Cu masuk ke dalam suatu tatanan
hidup pada sedimen. Metil merkuri dapat lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia,
mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi seperti buangan industri (contohnya industri
pada biota perairan, baik secara langsung atau galangan kapal) yang memakai Cu dalam
melalui jaring makanan (food web) (Efendi, proses produksinya. Sebagai logam berat, Cu
2000). digolongkan kedalam logam berat essensial,
Jenis logam berat air raksa (Hg) tidak artinya meskipun Cu logam berat yang beracun,
termasuk yang dibutuhkan dalam proses unsur ini sangat diperlukan oleh tubuh meski
metabolisme, peranannya belum diketahui dalam jumlah yang sedikit. Toksisitas yang
dengan jelas pada makhluk hidup. Mereka dimiliki oleh Cu baru akan bekerja dan
merupakan bahan pencemar yang berbahaya memperlihatkan pengaruhnya bila logam ini telah
akibat dari pembuangan sampah-sampah ke masuk ke tubuh organisme dalam jumlah besar
sungai secara berlebihan. Hal ini dapat terjadi atau melebihi nilai toleransi organisme terkait.
melalui tiga cara. Pertama, akibat dari
pembuangan sisa industri yang tidak terkontrol. 4.5 Khromium (Cr)
Kedua, berasal dari lumpur minyak yang kadang-
kadang juga mengandung logam berat dengan . Logam Cr murni tidak pernah ditemukan di
konsentrasi yang tinggi. Ketiga, berasal dari alam. Logam ini di alam ditemukan dalam bentuk
pembakaran minyak (hidrokarbon) dan batubara persenyawaan padat atau mineral dengan unsur-
di daratan. Mereka melepaskan logam berat ke unsur lain. Dalam badan perairan Cr dapat
dalam atmosfer dimana kemudian bercampur masuk melalui dua cara, yaitu secara alamiah
dan non alamiah. Secara alamiah dapat terjadi
3
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
4
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
selama periode tahun 1999 - 2004. Sungai Ciliwung tanpa diolah terlebih dahulu.
Ciliwung merupakan sungai dengan peruntukan Pada tahun 2000 - 2003 dilakukan dua
air baku air minum (Golongan B) dan sungai kali pemantauan yaitu pada bulan April dan Juli.
dengan peruntukan pertanian dan usaha Kandungan logam berat untuk seng (Zn) pada
perkotaan (Golongan D). Untuk golongan B tahun 2000 2003 berkisar antara 0,01 0,17
terdapat di titik pantau 1, 2, 2A, 3, 3A, 4, 5 dan mg/L dan masih memenuhi baku mutu yang
5A sedangkan untuk golongan D terdapat di titik ditetapkan oleh pemerintah. Pada tahun 2004
pantau 6, 29, 29A, 30, 31, 32. Peta lokasi dan kandungan Zn menurun dan pada bulan April
nama lokasi, dapat dilihat pada Gambar 4. hampir diseluruh lokasi pemantauan (Golongan
Kandungan logam berat pada sungai B) tidak terdapat logam ini. Untuk logam berat
Ciliwung, rata-rata tahun 1999 untuk parameter mangan (Mn) rata-rata hampir memenuhi baku
seng berkisar 0,01 0,02 mg/L dan untuk mutu yang telah ada, walaupun ada beberapa
parameter mangan berkisar 0,01 0,28 mg/L titik yang konsentrasinya agak tinggi seperti di
yang masih memenuhi baku mutu yang titik 30 pada tahun 2002. Pada tahun 2004
ditetapkan oleh Keputusan Gubernur Provinsi konsentrasinya menurun kembali. Sedangkan
DKI Jakarta Nomor 582 tahun 1995 yaitu untuk konsentrasi besi di sungai Ciliwung antara tahun
seng 1,00 mg/L dan untuk mangan 0,50 mg/L 2000 2004 cenderung tinggi pada tahun 2000
(Golongan B), 1,00 mg/L (Golongan D). Untuk di titik 1 dan 5A yang hampir mencapai 3 mg/L
parameter besi berkisar 0,30 6,63 mg/L, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya
tertinggi di titik 5A (6,63 mg/L) yang sudah konsentrasinya kembali menurun.
melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu untuk Konsentrasi logam yang berubah-ubah
besi adalah sebesar 2 mg/L. Hal ini diduga ini dapat terjadi karena adanya perubahan jumlah
karena padatnya penduduk yang tinggal di penduduk, perubahan kegiatan di sepanjang
sekitar lokasi tersebut dan banyak menghasilkan DAS dan juga karena perubahan peruntukkan
limbah domestik. Selain itu banyak terdapat lahan. Kondisi logam berat pada titik pantau di
sejumlah industri rumah tangga dan industri kecil sepanjang sungai Ciliwung dari tahun 1999 s.d.
seperti kosmetik, percetakan, bengkel las 2004, dapat dilihat pada Gambar 1-2-3.
mobil/motor, logam elektro platting dan lain-lain
yang juga mencemari sungai. Setiap limbah dari
pemukiman dan industri dibuang ke sungai
0,14
0,12
1999
0,1 2000
mg/liter
0,08 2001
0,06 2002
0,04 2003
0,02 2004
0
1
2
4
5
6
2A
3A
5A
29
30
31
32
A
29
Titik Pantau
Gambar 1 : Rata-rata Konsentrasi Seng (Zn), di Titik-titik Pantau Sepanjang Sungai Ciliwung
5
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
0,80
0,70
1999
0,60
2000
mg/liter
0,50
2001
0,40
2002
0,30
2003
0,20
2004
0,10
0,00
29
30
31
32
1
2
4
5
6
2A
3A
5A
29A
Titik Pantau
Gambar 2 : Rata-rata Konsentrasi Mangan (Mn) di Titik-titik Pantau Sepanjang Sungai Ciliwung
3,00
2,50 1999
2,00 2000
mg/liter
2001
1,50
2002
1,00 2003
0,50 2004
0,00
1
6
2A
3A
5A
29
30
31
32
A
29
Titik Pantau
Gambar 3 : Rata-rata Konsentrasi Besi (Fe) di Titik Pantau Sepanjang Sungai Ciliwung
5.2 Kandungan Logam Berat di sungai 1995 merupakan sungai dengan peruntukkan
Cipinang pertanian dan usaha perkotaan (Golongan D).
Dari data yang terkumpul, ada empat logam
Sungai Cipinang menurut Keputusan berat yang terdapat di sungai Cipinang, yaitu air
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 582 tahun raksa, tembaga, mangan dan seng.
6
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
0,06
0,05 1999
0,04 2000
mg/liter
2001
0,03
2002
0,02 2003
0,01 2004
0
8 9 8A 8B 8C 8F
Titik Pantau
Konsentrasi tembaga (Gambar 4) hanya dapat dilihat bahwa kandungan logam berat
terdapat di titik 8C dan konsentrasinya masih dengan konsentrasi tinggi terdapat di titik 8 dan
memenuhi baku mutu yang ada. Untuk logam 8C, hal ini diduga karena banyaknya industri
mangan (Gambar 5) terjadi pencemaran pada yang terdapat disekitar lokasi yang membuang
tahun 2000 2002 dengan konsentrasi tertinggi limbahnya ke sungai Cipinang tanpa diolah
di titik 8 dan 8C. Konsentrasi seng mengalami terlebih dahulu, selain itu padatnya penduduk
peningkatan pada tahun 2001 dan 2003 di titik 8 yang tinggal di sekitar DAS Cipinang. Sumber -
dan 8C yang kadarnya telah melebihi baku mutu sumber pencemar sungai Cipinang yang berasal
yang ada. Untuk air raksa hanya terdapat di titik dari proses aktifitas pabrik/industri, baik yang
8C tahun 2000 yaitu sebesar 0,03 mg/L dan skala besar maupun industri rumah tangga, juga
sudah melebihi baku mutu yang telah ditetapkan dari kawasan komersial dan perkantoran. Air
oleh pemerintah yaitu 0,005 mg/L. Hal ini sangat limbah industri tersebut mengandung zat organik,
berbahaya bagi kehidupan, baik bagi organisme anorganik, logam-logam dan logam berat yang
akuatik maupun bagi manusia bila masuk ke merupakan parameter-parameter pencemar yang
dalam rantai makanan. Dari keterangan di atas sangat berat.
2.00
1.50 1999
mg/liter
2000
1.00
2001
0.50 2002
2003
0.00
8 9 8A 8B 8C 8F 2004
Titik Pantau
7
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
Adapun lokasi-lokasi industri yang terdapat industri obat dan bahan kimia, tekstil, kosmetik,
disepanjang DAS sungai Cipinang dapat dilihat baterai, cat, logam dan masih banyak lagi. Dari
pada Tabel 1. Belum semua industri sekian banyak industri tersebut industri yang
teridentifikasi karena minimnya data, saat ini baru mempunyai potensi sebagai sumber pencemaran
teridentifikasi industri yang berada di DAS sungai adalah industri tekstil, elektronika, makanan dan
Cipinang, yang terdiri atas industri elektronika, bahan kimia.
industri makanan (biskuit, susu, makanan bayi),
0.18
0.16 1999
0.14
0.12 2000
mg/liter
0.1 2001
0.08 2002
0.06
2003
0.04
0.02 2004
0
8 9 8A 8B 8C 8F
Titik Pantau
0.035
0.03 1999
0.025 2000
mg/liter
0.02 2001
0.015 2002
0.01 2003
0.005 2004
0
8 9 8A 8B 8C 8F
Titik Pantau
Gambar 7: Rata-rata Konsentrasi Air Raksa Titik Pantau Sepanjang Kali Cipinang.
5.3 Kondisi Logam Berat di Sungai Sunter (Golongan D). Kandungan tembaga hanya
terdapat pada tahun 1999 2001 dengan
Dari hasil pemantauan dari tahun 1999 konsentrasi yang rendah yaitu 0,03 0,06 mg/L
2004, ada tiga logam berat yang terdapat di di titik 45, 10 dan 11A sedangkan di titik yang
sungai Sunter, yaitu mangan, seng dan tembaga. lainnya tidak terdapat (tidak terdeteksi).
Sungai Sunter juga merupakan sungai dengan Untuk logam mangan terlihat ada
peruntukkan pertanian dan usaha perkotaan peningkatan dari tahun ke tahunnya dan kembali
8
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
mengalami penurunan pada tahun 2004 (masih Untuk parameter logam seng dari tahun ke
dibawah baku mutu). Konsentrasi mangan tahun konsentrasinya masih tetap berada di
tertinggi terjadi pada Juli 2002 di titik 11, karena bawah baku mutu yang ada, kecuali pada tahun
titik ini merupakan pertemuan dengan aliran 2001 di titik 10 terjadi kondisi yang sangat
sungai Tarum Barat yang banyak membawa ekstrem yaitu konsentrasi sengnya mencapai
limbah limbah yang mengandung logam berat. 12,44 mg/L. Hal ini diduga karena kecilnya debit
Di titik 11A (tahun 2001) konsentrasi mangan aliran sungai karena musim kemarau sehingga
juga tinggi, disini terdapat aliran dari sungai kandungan logam beratnya tertumpuk di daerah
Cipinang yang kemungkinan juga berperan tersebut.
dalam meningkatkan kadar logam mangan.
0,07
0,06
1999
0,05 2000
mg/liter
0,04 2001
0,03 2002
0,02 2003
2004
0,01
0,00
10 11 12 13 45 10A 11A
Titik Pantau
0,50
0,45
0,40 1999
0,35 2000
mg/liter
0,30
2001
0,25
0,20 2002
0,15 2003
0,10
2004
0,05
0,00
10 11 12 13 45 10A 11A
Titik pantau
9
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
2.50
2.00
1999
2000
1.50
mg/liter
2001
2002
1.00
2003
2004
0.50
0.00
10 11 12 13 45 10A 11A
Titik Pantau
5.4 Kondisi Logam Berat di sungai Grogol pencemar menjadi tidak teralirkan karena
rendahnya debit.
Pada sungai Grogol terdapat empat lokasi Untuk logam seng kadarnya meningkat
pemantauan yang tersebar dari hulu ke hilir. dari tahun 1999 2000. Pada tahun 1999
Sungai Grogol termasuk dalam golongan C (25, kandungan seng yang tinggi terdapat di titik 25
25A, 26) dan golongan D (27). Dari hasil (0,09 mg/L) yang sudah melebihi baku mutu
pemantauan ada empat logam berat yang untuk seng yaitu 0,05 mg/L (Golongan C). Pada
terdapat di sungai Grogol yaitu Mn, Ni, Hg dan tahun 2000 mengalami peningkatan hampir di
Zn. semua titik dan telah melebihi baku mutu (pada
Dari grafik dapat dilihat bahwa kandungan bulan Juli) kecuali di titik 27 kadarnya sangat
logam mangan selalu ada di titik 27 dan kecil (0,01 mg/L). Pada tahun 2001 hanya di titik
kandungannya lebih tinggi pada bulan Juli dari 25 yang kadarnya melebihi baku mutu
pada April dan Nopember walaupun sedangkan titik yang lainnya relatif rendah. Pada
konsentrasinya masih tergolong rendah (masih tahun berikutnya (2002 2004) konsentrasinya
berada di bawah baku mutu). Hal ini tidak ada yang melebihi baku mutu di setiap titik.
dimungkinkan karena di bulan Juli yang Untuk konsentrasi Hg hanya terdapat di
merupakan musim kemarau menjadikan sungai titik 25 dan 25A pada tahun 1999 dan tergolong
mendapatkan masukan air yang sedikit sehingga tercemar ringan karena hanya sedikit melebihi
air yang terdapat di sungai hanya berasal dari baku mutu yang ditetapkan. Konsentrasi Ni
lokasi tersebut dan masukan limbah dari sumber hanya terdapat di titik 25 pada tahun 2003, tetapi
kadarnya sangat kecil yaitu 0,01 mg/L.
Konsentrasi Mangan
14.00
12.00 1999
10.00 2000
mg/liter
8.00 2001
6.00 2002
4.00 2003
2.00 2004
0.00
25 26 27 25A
Titik Pantau
Gambar 11: Rata-rata Konsentrasi Mangan di Titik Pantau Sepanjang Kali Grogol.
10
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
0,30
0,25
1999
0,20 2000
mg/liter
2001
0,15
2002
0,10 2003
2004
0,05
0,00
25 26 27 25A
Titik Pantau
0,0080
0,0070
0,0060 1999
0,0050 2000
mg/liter
2001
0,0040
2002
0,0030
2003
0,0020 2004
0,0010
0,0000
25 26 27 25A
Titik Pantau
Gambar 13 : Rata-rata Konsentrasi Air Raksa, di Titik Pantau Sepanjang Kali Grogol.
5.5. Kondisi Logam Berat di Sungai terdeteksi di dalam air sampel yang berasal dari
Mookervart air sungai Mookervart yaitu seng (Zn), tembaga
(Cu) dan khrom (Cr) (Tabel 5.).
Di sungai Mookervart terdapat lima titik Untuk logam seng, dari tahun ke tahunnya
pemantauan dan tergolong dalam sungai dengan selalu terdapat titik yang konsentrasinya melebihi
peruntukkan perikanan dan peternakan baku mutu yang ada. Konsentrasi yang ekstrem
(Golongan C). Terdapat tiga logam berat yang terjadi di titik 24B pada Juli 2001 yaitu 42,62
11
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
mg/L. Hal ini di duga terjadi karena adanya padat sering menumpuk pada tikungan sungai
industri (baik industri kecil maupun rumah bagian dalam dan dikolong jembatan. Sampah
tangga) yang membuang limbah yang banyak tersebut menggangu aliran dan pemandangan
mengandung logam seng ke sungai tanpa di olah dan secara tidak langsung menyebabkan
terlebih dahulu ditambah dengan musim kemarau pendangkalan dan banjir di beberapa tempat
yang menyebabkan aliran airnya tidak mengalir untuk itu peningkatan kinerja pengelolaan
dengan baik, sehingga logam seg tertumpuk di sampah harus terus ditingkatkan. Selain itu juga
titik tersebut. pencemaran dapat disebabkan oleh industri yang
Untuk logam tembaga hanya terdapat di berada dalam DAS baik industri kecil maupun
titik 24 pada tahun 2001 dan 2003 yang kadarnya industri rumah tangga Lokasi industri tersebut
sedikit melebihi baku mutu yang ada. Sedangkan memerlukan suatu pengolahan limbah,
konsentrasi Cr hanya terdapat di titik 24D perencanaan dan pembuatan IPAL terpadu untuk
sebesar 0,14 mg/L yang melebihi baku mutu pemukiman dan industri.
yang telah di tetapkan yaitu 0,05 mg/L. Keadaan saat ini masing-masing industri
Masalah yang dihadapi sungai-sungai membuang langsung limbahnya ke saluran
yang ada di Jakarta banyak sekali dan perlu umum, sehingga sulit untuk mengontrol
mendapat penanganan segera yaitu Pencemaran limbahnya setiap waktu. Hanya saja masing-
oleh pemukiman yang berupa limbah cair dan masing industri biasanya mempunyai limbah
sampah. Banyaknya pemukiman yang tumbuh yang spesifik, oleh karena itu setiap industri
sepanjang aliran sungai membawa masalah. sebaiknya mempunyai pengolahan awal yang
Pada umumnya limbah dari pemukiman masuk mengolah limbah spesifik, misalnya: lemak,
ke sungai tanpa pengolahan. Di beberapa tempat minyak, olie, logam berat, suspended solid tinggi.
nampak jelas sekali bahwa limbah pemukiman Dari pengolalahan awal tersebut baru masuk ke
sudah waktunya untuk ditangani atau diolah pengolahan kolektif
sebelum masuk ke dalam perairan. Sampah
Konsentrasi Seng
1.00
1999
0.80
2000
mg/liter
0.60 2001
0.40 2002
0.20 2003
2004
0.00
24 24A 24B 24C 24D
Titik Pantau
Konsentrasi Tembaga
0.14
0.12
0.10 1999
mg/liter
0.08 2000
0.06 2001
0.04 2002
0.02
2003
0.00
24 24A 24B 24C 24D 2004
Titik Pantau
12
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
LAMPIRAN :
14
Satmoko Yudo: Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai. JAI Vol. 2 , No.1 2006
15