C. Pembagian
Pada pembagian bilangan bulat, berlaku :
(a + b) : c = (a : c) + (b : c), c 0
(a b) : c = (a : c) (b : c)
Misalnya:
1
6 : (6 2) = (6 : 6) (6 : 2)
D. Perpangkatan
Sifat-sifat :
am x an = am + n
am : an = am - n
(am)n = am x n
am : bm = (a : b)m
II. FAKTOR PRIMA, FAKTORISASI PRIMA, FPB DAN KPK
a. Faktor Prima
Faktor Prima adalah faktor-faktor suatu bilangan yang merupakan bilangan prima.
Bilangan Prima adalah bilangan yang hanya dapat dibagi oleh 1 dan bilangan itu sendiri,
Misalnya:
Faktor prima dari 36 adalah 2 dan 3
36
2 18
2 9
3 3
b. Faktorisasi Prima
Faktorisasi Prima adalah perkalian beberapa faktor bilangan prima.
Misalnya:
50 Faktorisasi Prima = 2 x 5 x 5 = 2 x 52
Faktor Prima = 2 dan 5
2 25
5 5
c. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
Carilah faktor prima dan bilangan dengan pangkat terendah, misalnya:
18 = 2 x 32
24 = 23 x 3
Jadi FPB dari 18 dan 24 = 2 x 3 = 6
d. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Carilah faktor prima yang ada dan pangkat yang terbesar, misalnya:
18 = 2 x 32
24 = 23 x 3
Jadi KPK dari 18 dan 24 = 23 x 32 = 72
III. BILANGAN PECAHAN
A. Penjumlahan dan pengurangan
a c a+c
+ = b ,b0
b b
a c ac
- = b
b b
Semua sifat berlaku pada penjumlahan dalam pengurangan bilangan bulat, berlaku pada
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Misalnya:
2
5 2 7
+ =
9 9 9
7 5 2
- =
11 11 11
B. Perkalian dan pembagian
a c axc
x =
b d bxd
b, c dan d = 0
a c axd
: d = bxc
b
invers perkalian dari a.b 0
Misalnya:
2 4 8
x = 15
3 5
3 2 3 3 9
3 = 5 x 2 = 10
2
C. Perpangkatan pecahan
a n an
(b ) = b n
Misalnya:
2 1 1
1. 3 5 + 4 3 2 2 adalah
Jawab :
2 1 1 12 10 15 7
3 5 + 4 3 2 2 = 3 30 + 4 30 2 30 = 5 30
3 4 2
2. Bentuk sederhana dari 4 4 2 5 : 1 5 adalah
Jawab :
3 4 2
4 2 :1
4 5 5
19 14 7
= :
4 5 5
19 14 7
= 5
4 5
1
= 92
D. Mengurutkan pecahan
Untuk pecahan yang penyebutnya berbeda dapat dibandingkan dengan aturan seperti di
bawah ini :
< jika a x d < b x c
Misalnya:
3 6
< sebab 3 x 11 < 7 x 6
7 11
3
BAB II
BENTUK ALJABAR DAN FAKTORISASI BENTUK ALJABAR
I. Bentuk Aljabar
Pada bentuk aljabar 3y + 2x + 3 :
3y, 2x dan 3 disebut suku-suku
x dan y disebut peubah/variabel
koefisien dari 3y adalah 3
koefisien dari 2x adalah 2
suku yang tidak mengamdung peubah/variabel disebut konstanta. Konstanta dari
bentuk aljabar di atas adalah 3
Pada bentuk aljabar dengan 3x2 xy2 5 dan 3xy2 + 2x2y + 3x2 1 adalah
Suku 3x2y sejenis dengan 2x2y
Suku xy2 sejenis dengan 3xy2
Suku 3x2 tidak sejenis dengan suku x
4
Syarat penyebut harus sama
Misalnya:
k 2k 3k 8k 11
+ = + = k
4 3 12 12 12
4 + 3 4 3( + ) 4 3 9 9
= = =
3 3 3 3 3 3
b. Perkalian dan pembagian
Misalnya:
9. 6. 2 93
=
4 32 2
4 16 2 4 14 2 4 3
: = =
7 14 2 7 6 2 3
5
VI. Faktorisasi Bentuk Aljabar
a. ax + bx = x(a + b)
b. a2 b2 = (a + b)(a b)
c. x2 + bx + c = (x + m)(x + n), dengan aturan m . n = c dan m + n = b
d. ax2 + bx + c = a(x + p)(x + q), dimana p + q = b dan p . q = ac
Misalnya:
Faktorkan bentuk-bentuk berikut ini :
a. 4a2b + 6a
b. 25x2 + - 9y4
c. x2 5x - 6
d. 4x2 - 8x + 3
e. 32 50x2
Jawab:
a. 4a2b + 6a = 2a (ab + 3)
b. 25x2 9y4 = (5x)2 (3y2)2
= (5x + 3y2)(5x + 3y2)
2
c. x 5x 6 = (x + 1)(x 6) karena -6 . 1 = -6 dan -6 + 1 = -5
6 2
d. 4x2 8x + 3 = 4 ( + 4 ) ( + 4 )
= (2x 3)(2x 1) karena -6 + (--2) = -8 dan -6 . (-2) = 4 . 3
e. 32 50x 2 = 2(16 25x2)
= 2(42 (5x)2)
= 2(4 + 5x)(4 5x)
6
BAB III
ARITMETIKA SOSIAL
P
U= J
100 + P
U = untung
P = persentase untung
J = harga jual
B = harga beli
Misalnya:
Seorang pedagang sepeda membeli sebuah sepeda Rp 750.000,00. Dijual laku Rp
862.500,00. Berapakah persentase keuntungannya?
Jawab:
U =JB
= 862.500 750.000
= 112.500
U
P = 100%
B
112.500
= 100%
750.000
= 15%
b. Dalam Keadaan Rugi
R 100 q
R=B-J J=B-R q=
B
100% J=
100
B
q
U= J
100 q
7
R = rugi
q = persentase rugi
B = harga beli
J = harga jual
Misalnya:
1
1. Harga jual TV 21 Rp 2.100.000. Dengan harga tersebut pedagang rugi 122%.
Tentukan harga pembelian TV!
Jawab:
100
B= J
100 q
100
= 2.100.000
1
100 12 2
= 2.400.000
Jadi harga pembeliian TV adalah Rp. 2.400.000,00
2. Seorang pedagang membeli 1 lusin pot dengan harga Rp. 168.000,00. Karena rusak
dalam perjalanan, maka setiap pot dijual dengan harga Rp. 10.500,00. Tentukan
persentase kerugiannya!
Jawab:
Harga jual = 12 x 10.500
= 126.000
Rugi = 168.000 126.000
= 42.000
42.000
Persentase rugi = 100%
168.000
= 25%
Misalnya:
1. Amira menabung di bank dengan bunga tunggal 18% setahun. Setelah satu tahun ia
menerima bunga Rp. 54.000,00. Berapa besar tabungan Amira?
Jawab:
100
M= B
P
8
100
= 54.000
18
= 300.000
Jadi tabungan Amira Rp. 300.000,00
2. Setelah 1 tahun menabung dengan bunga tunggal 12% setahun, Adin mengambil semua
tabungan beserta bunganya sebesar Rp 1.680.000,00. Tentukan besar tabungan Adin
semula!
Jawab:
100
M= Ma
100 + P
100
= 1.680.000
100 + 12
= 1.500.000
Jadi tabungan Adin semula adalah Rp 1.500.000,00.
Misalnya:
Sebuah toko member diskon sebesar 15% terhadap semua barang. Jika seseorang membeli
barang seharga Rp 200.000,00. Berapakah yang harus ia bayar?
Jawab:
Cara 1 :
15
Diskon = 100 200.000 = 30.000
Pembayaran = 200.000 30.000 = 170.000
Cara 2 :
85
Diskon 15% maka dibayar = 85% x harga = 100 200.000 = 170.000
9
BAB IV
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL
10
2x 15x = -8 5
-13x = -13
x=1
2 1
3. Penyelesaian 3 (2 1) = 2 (3 + 5)
a. -19
b. -11
c. 11
d. 19
Jawaban : A
Pembahasan :
2 1
(2 1) = (3 + 5)
3 2
2 1
6. (2 1) = 6. (3 + 5)
3 2
4.(2x 1) = 3.(3x + 5)
8x 4 = 9x + 15
8x 9x = 15 + 4
-x = 19
x = -19
11
2 18
> 2 (kedua ruas dibagi (-2) pertidaksamaan dibalik )
2
x > -9
2. Jika x {0, 1, 2, 3, , 10}, maka penyelesaian dari 3x 5(x 1) < -4x + 13 adalah
Jawab :
3x 5(x 1) -4x + 13
3x 5x + 5 -4x + 13
-2x + 5 -4x + 13
-2x + 4x 13 5
2x 8
X4
Jadi x = {0, 1, 2, 3, 4}
PERUBAHAN TANDA!!
Apabila suatu persamaan dikali/dibagi dengan (-) maka tanda akan berubah.
Misalnya :
4x + 24 < 7x + 7
4x 7x < 7 24
-3x < -17
3x > 17
x >
12
BAB V
PERBANDINGAN
A. GAMBAR BERSKALA
Skala =
Perbandingan gambar
= =
Misalnya :
1. Pada sebuah peta dengan skala 1 : 2.500.000 jarak dua kota pada peta adalah 15 cm.
Jarak sesungguhnya kedua kota tersebut adalah
Jawab :
Jarak sesungguhnya = 15 x 2.500.000
= 375 km
2. Sebuah peta dibuat sehingga jarak yang sesungguhnya 80 km dilukis pada peta dengan
jarak 16 cm. Skala peta adalah
Jawab :
()
Skala =
16
= 80.000.000
1
= 500.000
Jadi skala pada peta adalah 1 : 500.000
B. PERBANDINGAN SENILAI
Komponen I Komponen II
a c
b d
= ad = bc
Misalnya:
1. Sebuah mobil menempuh jarak 100 km dalam waktu 2 jam. Berapa jarak yang ditempuh
mobil jika berjalan selama 5 jam?
Jawab :
Lama perjalanan Jarak tempuh
2 100
5 x
2 100
= = 2 = 5.100
5
X = 250
Jadi jarak yang ditempuh adalah 250 km.
2. Harga 3 kg gula Rp. 20.250
Harga 16 kg gula yang sejenis adalah
13
Jawab :
Banyak gula (kg) Harga (Rp)
3 20.250
16 X
Dengan perkalian silang :
Cara I :
3x = 16 . 20250
3x = 324000
X = 108000
Cara II :
20250
Harga I kg gula = 3 = 6750
Harga 16 kg gula = 16 x 6750
= 108000
3. Pada sebuah percetakan kartu undangan diperoleh data sebagai berikut :
Dengan satu mesin selama 6 jam menghasilkan 4000 lembar kertas.
Banyaknya kartu undangan yang dikerjakan dengan 3 mesin selama 4 jam adalah
Jawab :
Mesin Waktu Hasil
1 6 4000
3 4 X
Maka,
Mesin Waktu Hasil
1 6 4000
3 6 M
Waktunya sama banyak
Didapatlah m = 12000
Mesin Waktu Hasil
3 6 12000
3 4 X
Banyaknya mesin sama
4
Didapatlah x = 6 12000 = 8000
Dengan menggunakan cara lain :
Mesin Waktu Hasil
1 x 6 4000
3 x 4 X
12
Didapatlah x 6 4000 = 8000
14
= ac = bd
Misalnya:
1. Dengan kecepatan 40 km/jam, jarak kota A dan B dapat ditempuh selama 15 jam. Jika
kecepatan perjalanan 50 km/jam berapa waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
kota A dan kota B?
Jawab :
Kecepatan (km/jam) Waktu (jam)
40 15
50 X
40
=
50 15
15.40
=
50
= 12
Jadi waktu yang diperlukan 12 jam.
2. Suatu proyek yang direncanakan selesai dalam waktu 24 hari dengan 6 pekerja. Jika
proyek ingin diselesaikan dalam 18 hari, berapakah tambahan pekerja yang diperlukan?
Jawab :
Banyak pekerja Lama proyek
6 24
X 18
6 18
=
24
X =8
Jadi banyaknya tambahan pekerja adalah 8 6 = 2 orang
D. GRAFIK PERBANDINGAN
komponen II
komponen I
grafik perbandingan senilai
komponen II
komponen I
15
BAB VI
HIMPUNAN
A. HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan benda-benda yang didefinisikan dengan jelas atau
kumpulan benda-benda atau obejk yang didefiniskan (diberi batasan) dengan jelas.
Misalnya :
P = himpunan bilangan bulat
M = {x|x 4, bilangan cacah}
Untuk menyatakan suatu benda (objek) yang merupakan anggota himpunan
dilambangkan dan jika bukan anggota dilambangkan , misalnya jika B = {x|x faktor dari 15}
maka 3 B, 4 B.
Himpunan terhingga adalah himpunan yang anggotanya tertentu misalnya, P = {1, 2, 3,
4, 5}. Sedangkan himpunan tak terhingga adalah himpunan yang anggotanya tak terbatas
jumlahnya, misalnya Q = Himpunan bilangan asli.
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota, misalnya P = {xx <
2, x bilangan prima}. Notasi himpunan kosong adalah { } atau . {0} bukan himpunan kosong
karena mempunyai anggota yaitu nol.
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari B, bila setiap anggota A menjadi anggota
B, ditulis dengan notasi A B, misalnya A = {1, 2, 3}, B = {1, 2, 3, 4, 5} maka A B. Jika
banyaknya anggota suatu himpunan A adalah n(A), maka banyaknya himpunan bagian dari A
adalah 2n(A). Misalnya A = {1, 2, 3}; n(A) = 3 maka banyaknya himpunan bagian dari A adalah 23 =
8.
Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua objek yang dibicarakan.
Himpunan semesta biasanya menggunakan notasi S.
Diagram Venn digunakan untuk menyatakan suatu himpunan atau hubungan antar
himpunan. Misalnya:
S = {siswa di sekolahan}
A = {siswa di kelasmu}
B = {siswa perempuan di kelasmu}
S A B
16
B = {y | 5 y 15, y bilangan ganjil}
Tentukan A B!
Jawab:
A = {2, 3, 5, 7}
B = {5, 7, 9, 11, 13, 15}
A B = {5, 7}
2. Gabungan Himpunan
A gabungan B ditulis A B = {x | x A atau x B}
Misalnya:
Jika A = {m, u, r, a, h} dan
B = {m, e, r, I, a, h}
Maka A B = {m, u, r, a, h, e, i}
3. Komplemen Himpunan
Komplemen A ditulis A1 atau Ac = {x | x S dan x A}
Misalnya:
Jika S = {x | x 10, x bilangan asli} dan
P = {2, 3, 5, 7}
Maka pc = {1, 4, 6, 8, 9, 10}
4. Pengurangan Himpunan
A B = A Bc
Misalnya:
Jika S = {1, 2, 3, 4, , 10}
A = {2, 3, 4, 5} dan
B = {4, 5, 6, 7}
Maka A B = {2, 3}
17
BAB VII
SUDUT DAN GARIS
Sudut biasanya dinyatakan dalam derajat (0), menit (), dan detik ()
Tingkatan untuk satuan sudut adalah :
10 = 60
1 = 60
10 = 3600
Besar sudut satu putaran penuh adalah 3600, besar sudut lurus/setengah putaran adalah
1800 dan besar sudut siku-siku/seperempat putaran adalah 900.
A. Jenis-jenis sudut
Jenis Sudut Besar Sudut Gambar
Sudut lancip 0
0 < < 90 0
18
Atau
29o 3245 12o4950
Jawab :
29o 3245 28o 91105
12o4950+ 12o 49 50+
16o 42 55
E. GARIS
1. Hubungan antara dua garis
- Dua garis sejajar jika kedua garis terletak pada satu bidang datar dan tidak
berpotongan.
- Dua garis berpotongan jika dua garis itu mempunyai satu titik persekutuan (titik
potong).
- Dua garis berimpit jika semua titik pada garis pertama terletak pada garis kedua atau
sebaliknya.
- Dua garis bersilangan jika kedua garis tidak sejajar dan tidak berpotongan (kedua
garis terletak pada bidang yang berbeda).
2. Perbandingan segmen garis
AP : PB = m : n
AP = + gambar
PB = +
Misalnya:
Diketahui ruas garis AB panjangnya 15 cm, titik P terletak pada AB dengan perbandingan
AP:PB = 3:2 maka,
3
AP = 5 15 = 9 cm
2
AP = 5 15 = 6 cm
3. Sifat-sifat garis sejajar
- Aksioma 1 : melalui dua titik yang berbeda dapat dibuat tepat satu garis lurus.
- Aksioma 2 : melalui sebuah titik di luar suatu garis hanya dapat dibuat tepat satu
garis yang sejajar dengan garis tersebut.
- Teorema 1 : jika sebuah garis memotong salah satu dari dua garis yang sejajar,
maka garis itu juga akan memotong garis yang kedua.
- Teorema 2 : jika sebuah garis sejajar dengan dua garis lainnya, maka kedua garis itu
sejajar.
19
BAB VIII
STATISTIKA
1. MEAN ( X )
Mean ( X ) adalah nilai rata-rata, jika terdapat data x1, x2, x3, xn, maka nilai rata-
ratanya adalah:
2. MEDIAN
Median adalah nilai tengah dari sekumpulan data yang sudah diurutkan. Dalam mencari
median, ada dua kemungkinan:
- Jika banyaknya data ganjil, maka median dari kumpulan data tersebut adalah data yang
terletak di tengah-tengah. Misalnya, data yang sudah diurutkan tersebut adalah x1, x2, x3, x4,
x5 maka mediannya adalah x3.
- Jika banyaknya data genap, maka median dari kumpulan data tersebut adalah jumlah data
yang di tengah dibagi dua. Misalkan data yang sudah diurutkan itu ada 6 yaitu x 1, x2, x3, x4,
x5, x6 maka mediannya adalah x3 + x4
2
Contoh :
- Tentukan median dari data 5, 8, 4, 6, 6, 7, 9, 8, 6.
Data diurutkan sebagai berikut:
4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 9
Median
Jadi mediannya = 6
- Tentukan median dari data : 8, 6, 8, 4, 5, 7, 4, 6, 8, 6
Jawab :
20
Data diurutkan sebagai berikut:
4, 4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 8
Median
Jadi mediannya = 6 + 6 = 6
2
3. MODUS
Modus adalah data yang sering muncul, misalnya dari data hasil ulangan Matematika dari
40 anak, maka modusnya adalah 6.
4. QUARTIL
Quartil berarti pengelompokkan empat-empat, membagi data yang telah diurutkan menjadi
empat bagian yang sama. Untuk menyatakan quartil digunakan huruf Q.
Q1 = quartil awal/quartil bawah
Q2 = quartil tengah/median
Q3 = quartil atas
Misalnya, tentukan Q1, Q2, Q3 dari data 12, 12, 13, 15, 16, 16, 18, 19, 21, 21, 21, 21, 28
Maka :
13+15
Q1 = 2 = 14
16+18
Q2 = = 17
2
21+21
Q3 = = 21
2
5. PENYAJIAN DATA
Tabel Frekuensi
Nilai 4 5 6 7 8
Frekuensi 6 7 4 5 2
Hal diatas berarti :
Terdapat 6 anak mendapat nilai 4
Terdapat 7 anak mendapat nilai 5
Terdapat 4 anak mendapat nilai 6 dst.
Diagram Batang
21
Column1
8
6
frekuensi
0
4 5 6 7
nilai
Diagram Lingkaran
Dengan mengambil data di atas sebelum dibuat diagram lingkaran terlebih dahulu kita
harus menghitung besar sudut pusat pada setiap juring lingkaran sebagai penempatan
setiap bagian data.
Nilai Frekuensi Besar sudut pusat
6
4 6 x 360o =
22
7
5 7 x 360o =
22
4
6 4 x 360o =
22
5
7 5 x 360o =
22
Total 22
Maka diagram lingkarannya adalah :
1st Qtr
2nd Qtr
3rd Qtr
4th Qtr
Contoh soal :
1. Diagram lingkaran di bawah adalah data tentang pekerjaan orang tua murid..
22
1st Qtr
2nd Qtr
3rd Qtr
4th Qtr
2. Nilai rata-rata ulangan 12 siswa putra 6,5 sedangkan nilai rata-rata 8 siswa putri 8,0.
Tentukan nilai rata-rata gabungan siswa tersebut!
Jawab :
+
Nilai rata-rata gabungan = +
12 6,5 +8 8,0
= 12+8
142
= 20
= 7,1
Jadi nilai rata-rata gabungan siswa adalah 7,1
23
BAB IX
RELASI DAN FUNGSI
A. RELASI
1. Definisi
Relasi adalah hubungan antara dua himpunan yang berbeda. Dua himpunan A ke
himpunan B adalah pemasangan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B. fungsi (pemetaan) setiap anggota daerah asal (domain) semuanya
terpasangkan tepat ke anggota daerah kawan (kodomain).
2. Relasi biasa dinyatakan oleh :
a. Diagram panah
b. Grafik Cartesius
c. Himpunan pasangan berurutan
Misalnya:
Jika A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {6, 8}, maka tunjukkan relasi dari A ke B yang menyatakan
faktor dari dengan ; diagram panah, grafik cartesius, dan himpunan pasangan
berurutan.
Jawab:
a.
1
6
2
3
4
8
5
b.
c. Himpunan pasangan berurutan {(1,6), (1,8), (2,6), (2, 8), (3,6), (4, 8)}
B. FUNGSI
Fungsi f dari A ke B adalah relasi yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu
anggota B
F:AB
Misalkan
1
2
3 A
B
c
Fungsi linier adalah fungsi yang peuba bebasnya paling tinggi berpangkat satu. Misalnya,
Fungsi f : x 3 x 1 dengan x R, maka ini berarti fungsi f pada himpunan R
ditentukan oleh f(x) = 3x 1, dimana x disebut peubah/variabel bebas.
24
Cara yang mudah untuk menggambar grafik fungsi pada koordinat cartesius yaitu
dengan membuat tabel fungsi. Misalnya, bagaimana menggambar fungsi f(x) = 2x 3
untuk x R pada bidang cartesius adalah :
X 0 1
f(x) -3 0
Dari tabel, ini didapatkan dua titik pada bidang cartesius yang memenuhi fungsi
tersebut, yaitu (0, -3) dan (1, 0)
Y f(x) = 2x - 3
1 x
-3
Kemudian, nilai suatu fungsi dapat dihitung dengan menstubtitusikan bilangan ke dalam
rumus fungsi. Misalnya, diketahui fungsi f(x) = 4 3x, tentukan nilai fungsi f untuk x = 5
Dan jika f(m) = 10 tentukan m!
Jawab :
f(x) = 4 3m = 10
f(5) = 4 3.5
= 4 15
= - 11
f(m) = 4 3m = 10
-3m = 10 4
-3m = 6
m = -3
Selanjutnya banyak fungsi dari A ke B adalah ba misalnya jika A = {a, b, c} dan B = {x | x <
10, x bilangan prima} maka tentukan banyaknya pemetaan dari A ke B, maka N(A) = 3
dan n(B) = 4, maka banyaknya pemetaan dari A ke B = 43 = 64.
25
BAB X
POLA BILANGAN, BARISAN DAN DERET
1 3 5 7
+2 +2 +2
Pola ke n = 2n 1
2. Pola bilangan persegi
1 4 9 16
1 2 2 2 3 2 42
Pola ke n = n2
3. Pola bilangan segitiga
1 3 6 10
12 23 34 45
2 2 2 2
(+1)
Pola ke n = 2
4. Pola bilangan persegi panjang
2 6 12 20
1x2 2x3 3x4 4x5
Pola ke n = n(n+1)
5. Pola bilangan segitiga paskal
1 baris 1
1 1 baris 2
1 2 1 baris 3
1 3 3 1 baris 4
1 4 6 4 1 baris 5
26
Misalnya :
Gambar berikut menunjukkan pola suatu barisan bilangan. Banyaknya garis batang pada
pola ke 10 adalah
Jawab :
Banyaknya garis batang pada pola ke 1 = 3
Banyaknya garis batang pada pola ke 2 = 7
Banyaknya garis batang pada pola ke 3 = 11
Banyaknya garis batang pada pola ke 4 = 15, dst
3, 7, 11, 15, 19, 23,
+4 +4 +4 +4 +4
Jadi banyaknya garis batang pada pola ke 10 adalah 39 buah.
Un = a + (n 1) b
27
Deret aritmetika
Adalah jumlah dari suku-suku barisan aritmetika. Jumlah n suku pertama deret
aritmetika adalah:
Sn = n (a + Un)
Sn = n (2a + (n 1)b)
Misalnya:
Diketahui deret aritmetika 3 + 7 + 11 + 15 + 19 + 23 + 27 + 31 + 35 + 39. Tentukan jumlah
suku dari deret tersebut!
Jawab:
Banyak suku n = 10 U10 = 34
a =3
1
Sn = 2 ( + )
1
= 2 10 (3 + 39)
= 5(42)
= 210]
Contoh soal!
1. Tentukan jumlah dari 1 + 3 + 5 + 7 + + 99
Jawab:
1
Sn = 2 ( + )
1
= 2 50 (1 + 99)
1
= 2 50.100 = 2500
2. Diketahui deret aritmetika dimana suku pertamanya 4 dan bedanya 3
Tentukan :
a) Rumus suku ke n
b) Jumlah 20 suku pertama
Jawab :
a) Rumus suku ke n
Un = a + (n 1) b
= 4 + (n 1) 3
= 3n 1
b) Jumlah 20 suku pertama
1
Sn = 2 ( + )
1
= 2 20 (4 + 61)
= 650
Barisan geometri
Barisan geometri memili ciri yaitu perbandingan antara dua suku yang berurutan selalu
tetap, misalnya :
2, 4 , 8, 16 , 32 ,
28
Suku ke 1 = (a)
Suku ke 4 = U4
2 3 4
= = = 2, jadi rasio r barisan = 2
1 2 2
Untuk menentukan suku ke n digunakan rumus :
Un = arn-1
Deret geometri
Deret geometri adalah jumlah dari suku-suku barisan geometri. Rumus jumlah n suku
pertama deret geometri :
1
Sn = 1
, < 1
1
Sn = 1 , > 1
Misalnya :
Tentukan jumlah dari 2 + 4 + 6 + 8 + 16 + 32 + 64 + 128
Jawab :
1. Jumlah n suku pertama pada deret geometri dicari dengan rumus :
1
Sn = , 1rumus ini digunakan jika r < 1
1
1
Sn = 1 , 1 rumus ini digunakan jika r > 1
Dari penjelasan di atas didapat :
a = 2, r = 2 ( r > 1), n = 7
1
Sn = 1
2(27 1)
S7 = 21
2(1281)
= 21
= 2 . 127
= 254
NB : mencari rumus suku ke n dengan beda yang tidak tetap.
2. Tentukan rumus suku ke n dari barisan bilangan
3 7 13 21 31 a + b + c
4 6 8 10 a + 3b
2 2 2 2a
Secara umum rumus suku ke n dari barisan bilangan tersebut dapat ditulis:
Un = an2 + bn + c
Selanjutnya untuk menentukan nilai a, b, dan c dilakukan sebagai berikut :
2a = 2
a =1
a + 3b =4
1 + 3b =4
29
3b =3
b =1
a+b+c =3
1+1+c =3
c =1
Jadi rumus suku ke n dari 3, 7, 13, 21, 31, adalah Un = n2 + n + 1
30
BAB XI
PELUANG
3. Jika sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar sekali. Tentukan banyaknya sampel
yang ada!
Jawab :
1 2 3 4 5 6
A (A, 1) (A, 2) (A, 3) (A, 4) (A, 5) (A, 6)
G (G, 1) (G, 2) (G, 3) (G, 4) (G, 5) (G, 6)
Angka = Dadu
Huruf = Uang
Maka banyaknya ruang sampel yang ada adalah 12.
B. Menghitung Peluang
()
Rumus = P(A) =
()
31
n(S) = banyaknya anggota sampel
n(A) = banyaknya kejadian pada percobaan yang bersangkutan
p(A) = nilai peluang munculnya kejadian A
misalnya :
1. Sebuah dadu dilempar sekali. Tentukan peluang munculnya mata dadu genap dan mata
dadu bilangan prima!
Jawab :
Kejadian muncul mata dadu genap adalah {2, 4, 6}
Jadi n (A) =3
3 1
P(A) =6=2
Kejadian banyak muncul mata dadu bilangan prima adalah {2, 3, 5}
Jadi banyaknya kejadian = 3
3 1
Peluang muncul mata dadu bilangan prima 6 = 2
2. Tiga uang logam yang sama dilempar sekali bersama-sama. Tentukan peluang
munculnya :
- Dua angka dan satu gambar!
- Ketiganya angka!
Jawab :
Ruang sampel = {GGG, AGG, GAG, GGA, AAG, AGA, GAA, AAA}
3
- Peluang munculnya dua angka dan satu gambar = 8
1
- Peluang muncul ketiganya adalah = 8
3. Dua dadu yang sama dilempar sekali bersama-sama. Tentukan peluang muncul :
- Mata dadu berjumlah 10
- Mata dadu berjumlah 12
Jawab :
Banyaknya ruang sampel adalah 36
3 1
- Peluang muncul mata dadu berjumlah 10 = 36 = 12
1
- Peluang muncul mata dadu berjumlah 12 = 36
C. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan kejadian A ditulis E(A) dari n kali percobaan dirumuskan :
E(A) = P(A) x n
Misalnya :
Sebuah dadu dilempar 120 kali. Tentukan frekuensi harapan munculnya mata dadu bilangan
prima!
Jawab :
E(prima) = P(Prima) x n
1
= 2 x 120
= 60
32
BAB XII
BILANGAN BERPANGKAT DAN BENTUK AKAR
A. Pengertian
a pangkat n atau ditulis an diartikan sebagai :
an = a x a x x a sebanyak n factor
misalnya :
53 = 5 x 5 x 5 sebanyak 3 faktor
(2x3) = 2x . 2x . 2x
Misalnya :
3
4
a. 23 = 24
1
b. 5 = 52
1
3
c. 8 = 83
33
3
d. 273 = 272
E. Akar Kuadrat
Untuk a, b bilangan nyata positif
= b a = b2
Misalnya:
16 = 4 16 = 42
24 = 6 36 = 62
100 = 10 100 = 102
Sifat :
= x
=
Misalnya :
121 36 = 121 x 36
= 11 x 6 = 66
48 = 16 x 3 = 43
72 = 36 x 2 = 62
75 = 25 x 3 = 53
1
1 2 1
- 2 = (2 ) = 24
2
1
1 2
1 2 1
- = (( ) ) = 8
2
Misalnya :
1. 34 x 32 = 34 + 2 = 36
2. (3 x 5)2 = 32 x 52 = 9 x 25 = 225
34
46
3. = 46 4 = 42 = 16
44
8 3 83 512
4. (2) = 23 = 8 = 64
5. (33)2 = 33 x 2 = 36
1 1
6. 2-3 = 23 = 8
7. (-4)2 = -4 x (-4) = 16
1 1 1
8. (3a)-3 = (3)3 = 3 3 3 = 273
Contoh Soal!
1. Bentuk sederhana dari 75 + 12 - 48 adalah
Pembahasan :
75 + 12 - 48 = 255 + 43 - 163
= 53 + 23 43
= 33
3
2. Nilai dari 5 + 4 = 2 adalah
Pembahasan :
3
5 + 4 = 2
5(y + 4) = 2
5y + 4 = 26
5y + 4 = 64
5y = 60
y = 12
3. Diketahui 2 = a dan 3 = b
Nilai dari 12 + 32 adalah
Pembahasan :
12 + 32 = 43 + 162
= 23 + 42
= 2b + 4a = 2(b + 2a)
35
BAB XIII
SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL
A. Bentuk Umum
a1x + b1y = c1
a2x + b2y = c2
misalnya :
2x 3y = 4
X + y = -5
B. Penyelesaian
Pasangan nilai x dan y yang memenuhi semua persamaan dalam sistem tersebut disebut
penyelesaian dari sistem persamaan linier dua variabel.
- Metode Eliminasi
Misalnya:
Tentukan HP dari 2x y = 4 dan x + 3y = -5
Menentukan nilai x, maka ya dieliminasi dengan cara sebagai berikut :
2x y = 4 |x 3 6x 3y = 12
x + 3y = -5 |x 1 x + 3y = -5 +
7x =7
x =1
Menentukan nilai y, maka x dieliminasi dengan cara sebagai berikut :
2x y = 4 |x 1 2x y = 4
x + 3y = -5 |x 2 2x + 6y = -10 -
-7y = 14
y = -2
Jadi HP = {(1, -2)}
- Metode Substitusi
Dari contoh di atas, bentuk x + 3y = -5 dapat diubah menjadi : x = -5 3y
Nilai x = -5 3y disubstitusikan ke persamaan 2x y = 4 sehingga diperoleh :
2 (-5 3y) y = 4
-10 6y y = 4
-10 7y = 4
-7y = 4 + 10
-7y = 14
y = -2
36
- Metode Grafik
Untuk menyelesaikan sistem persamaan
2x y = 4
x + 3y = -5
Kedua persamaan dapat digambar pada grafik kartesius :
Garis 2x y = 4
x 0 2
y -4 0
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2
Garis x + 3y = -5 2 (1,2)
x 0 2
y -1 0
C. Model Matematika
Adalah terjemahan soal cerita dalam bentuk sistem persamaan linier matematika.
Misalnya :
Jumlah umur Wawan dan Asep 30 tahun. Selisih umur mereka 6 tahun. Jika Wawan lebih
tua dari Asep tentukan :
a. Model matematikanya
b. Umur masing-masing
Jawab :
a. Misal umur Wawan = x dan umur Asep = y
Jumlah umur = 30 x + y = 30
Selisih umur = 6 xy=6
Jadi model matematikanya :
x + y = 30
xy =6
b. x + y = 30
x y = 6_ +
2x = 36
x = 18
x + y = 30
x y = 6_ -
2y = 24
y = 12
jadi umur Wawan adalah 18 tahun dan Asep adalah 12 tahun.
37
BAB XIV
TEOREMA PYTHAGORAS
A. Rumus Pythagoras
Jika segitiga ABC siku-siku di A, maka berlaku :
a2 = b2 + c2
b2 = a2 c2
c2 = a2 b2
B. Tripel Pythagoras
Tripel pythagoras merupakan rangkaian tiga bilangan bulat positif yang ketiganya masing-
masing merupakan panjang dari sisi-sisi suatu segitiga siku-siku.
Rumus Tripel Pythagoras
Jika a dan b bilangan bulat positif dan a > b, maka 2ab, a 2 b2, a2 + b2 merupakan tripel
pythagoras.
Misalnya:
a b 2ab a2 b2 a2 + b2 Bentuk tripel pythagoras
2 1 2 3 5 3, 4, 5
3 2 12 5 13 5, 12, 13
4 3 24 7 24 7, 24, 25
38
BAB XV
PERSAMAAN GARIS LURUS
A. Gradien Garis
Persamaan garis lurus dengan satu variabel adalah ax + b = c
Persamaan garis lurus dengan dua variabel adalah y = mx + c
Gradien garis g =
=
Misalnya:
misalnya :
Tetapkan gradien garis yang melalui A(-5, 2) dan B(4, -1)!
39
Jawab :
m = 2 1
2 1
12
= 4(5)
3
= 9
1
=-3
m=
misalnya :
Tentukan gradien garis dengan persamaan 2x 3y + 5 = 0!
Jawab :
2x - 3y + 5 = 0
3y = 2x + 5
2 5
y = 3 + 3
2 5 2
Gradien garis y = 3 + 3 adalah 3
Jika gradien garis m adalah x1 dan gradien garis n adalah x2, maka :
- Agar garis m dan n sejajar harus dipenuhi syarat : x1 x2
- Agar garis m dan n saling tegak lurus, maka harus dipenuhi syarat : x1.x2 1
Misalnya pasangan garis yang sejajar
- Garis h dengan persamaan 3x + 2y 5 = 0 dengan
- Garis I dengan persamaan 3x + 2y + 2 = 0
Misalnya pasangan garis yang saling tegak lurus
- Garis m dengan persamaan 5x y + 8 = 0 dengan
- Garis n dengan persamaan x + 5y 3 = 0
Generally :
a. Garis yang melalui (x1, y1) dan tegak lurus garis ax + by + c = 0, persamaanya adalah
bx ay = bx1 = ay1
b. Garis yang melalui (x1, y1) dan sejajar garis ax + by + c = 0, persamaannya adalah
ax by = ax1 by1
40
Contoh!
1. Tentukan persamaan garis melalui (-5, 2) dan tegak lurus dengan garis 3x -5y + 2 = 0.
Jawab :
3y + 5x = 3(2) + 5(-5)
3y + 5x = -19
3y + 5x + 19 = 0
Contoh!
1. Tentukan persamaan garis yang melalui titik A(-3, 5) dan bergradien 2!
Jawab :
Persamaan umum : y = mx + c
Karena m = 2, maka : y = 2x + c
Melalui A(-3,5) y = 2x + c
5 = 2(-3) + c
c = 11
Jadi, persamaan garis yang dicari y = 2x + 11
2. Tentukan persamaan garis melalui A(5,2) dan B(-3,4)
Jawab :
y y1 = 2 1 (x x1)
2 1
42
y 2 = 35 (x 5)
2
y 2 = 8 (x 5)
-8(y 2) = 2(x 5)
-8y + 16 = 2x 10
2x + 8y 26 = 0
x + 4y 13 = 0
41
3. Tentukan persamaan garis melalui (3,5) dan bergradien 2.
Jawab :
y = mx + c
y = 2x + c
Karena garis melalui (3,5) maka harus dipenuhi :
5 = 2.3 + c
5=6+c
C = -1
Jadi persamaan garisnya y = 2x - 1
42
BAB XVI
LINGKARAN
Jawab :
1
Luas = 4 r2
1
= 4 .3,14 . 10 . 10
= 78,5
43
Keliling = OA + OB + BA
1
= 10 + 10 + 4 + 3,14 . 20
= 35,7
Panjang busur AB = 360 x Sudut a adalah sudut pusat = =
keliling lingkaran Sudut b adalah sudut keliling
Maka berlaku :
Luas juring = 360 x luas
ao = 2bo
lingkaran
Contoh!
Dari gambar di samping, luas juring AOB = 96 cm2 dan AOB = 40 . Jika luas
juring DOC = 84 cm2, berapakah besar sudut COD!
Jawab:
96 84
= x = = 35
40
Atau
D. Segi n Beraturan
3600
Besar sudut pusat segi n adalah
3600 2 180
Besar tiap-tiap sudut segi n adalah 1800 - atau
Jumlah sudut-sudut segi n = 180n - 3600
Misalnya :
Tentukan besar sudut segi n beraturan jika besar sudut pusat segi n tersebut 720!
44
Jawab :
Besar sudut segi n = 1800 720
= 1080
Misalnya :
Pada gambar di samping, jika ABC = (4x 10)0 dan ADC = (x + 5).
Tentukan nilai x!
Jawab :
B + D = 1800
4x 10 + x + 5 = 1800 5x 5 = 1800
5x = 185
x = 37
1 1
Besar AEB = 2( + ) Besar ABC = 2( + )
Misalnya :
Diketahui busur PS = 1400 dan busur QR = 600
Hitunglah besar sudut QTR!
Jawab :
1
QTR = (busur PS + busur QR)
2
1
=2 (1400 + 600)
= 1000
G. Garis Singgung
45
Panjang garis singgung persekutuan luar = Panjang garis singgung persekutuan dalam
2
PL = ( ) 2 PD = 2 ( + )2
Misalnya :
Dua buah lingkaran masing-masing berjari-jari 7 cm dan 5 cm. panjang garis singgung
persekutuan dalamnya 16 cm. tentukan jarak kedua pusat lingkaran!
Jawab :
Jarak kedua pusat lingkaran = x, maka
x = 2 + ( + )2
= 162 + 122
= 400
= 20
Jadi, jarak kedua pusat lingkaran adalah 20 cm.
Misalnya :
Dalam segitiga siku-siku PQR panjang sisi QR = 15 cm, PQ = 9 cm, dan PR = 12 cm. Tentukan
panjang jari-jari lingkaran luarnya!
Jawab :
PQ = 9, PR = 12, QR = 15
Luas PQR = 2
9 12
= 2
= 54
. .
L = 4
9 . 12 . 15
= 4. 54
= 7,5
46
BAB XVII
KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN
1. Kesebangunan
Dua bangun datar dikatakan sebangun yaitu bentuk kedua bangun sesuai dengan bentuk
aslinya dengan ukuran diperbesar atau diperkecil, jika :
- Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
- Sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.
Gambar
Misalnya :
1. Panjang PS adalah
Jawab :
Gambar =
8 20
=
10
BPS = 200
PS = 25
Jadi panjang PS adalah 25 cm.
2. Sebuah foto ditempel pada karton sehingga pada sebelah kiri, kanan dan atas foto
masih tersisa karton dengan lebar 6 cm. Jika panjang dan lebar foto berturut-turut 12
cm dan 10 cm, maka lebar karton di bawah foto adalah
Jawab :
=
47
12 18 +
=
10 22
10(18 + x) = 12 . 28
180 + 10x = 264
10x = 84
X = 8,4
Jadi lebar karton di sebelah bawah foto adalah 8,4 cm.
Dua segitiga dikatakan sebangun yaitu bentuk kedua bangun sesuai dengan bentuk aslinya
dengan ukuran diperbesar atau diperkecil, jika :
- Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
- Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama.
Misalnya :
Segitiga PQR sebangun dengan segitiga KLM, karena memenuhi syarat :
P=K
GAMBAR R=L
Q=M
Dan berlaku = =
Untuk menghitung panjang sisi pada bangun segitiga yang sebangun dapat digunakan
rumus berikut :
1. = = = = +
+
GAMBAR
GAMBAR
3. Jika sudut EBC dan sudut EDC saling berpelurus, maka berlaku rumus :
= =
48
GAMBAR
4. Untuk bangun trapesium maka berlaku rumus berikut :
. + .
= x= +
GAMBAR
Contoh Soal!
1. Pada gambar di samping besarnya x adalah
Jawab :
12 12+
= 18
8
8(12 + x) = 12 . 18
96 + 8x = 116
8x = 120
x = 15
Jadi, x = 15
49
b. Cara 2
. + .
EF = +
2 .4 + 8 .6
=
6+4
EF = 5,6 cm
2. Kekongruenan
Syarat dua segitiga dikatakan kongruen yaitu bangun-bangun mempunyai bentuk dan
ukuran yang sama adalah :
1. Satu sisi dan dua sudut pada sisi itu sama.
A = P (sudut)
AB = PQ
B=Q
50
BAB XVIII
BANGUN RUANG SISI LENGKUNG, BANGUN RUANG SISI DATAR DAN BANGUN DATAR
V = t
Contoh Soal!
1. Sebuah drum berbentuk tabung dengan jari-jari 24 cm dan tinggi 70 cm berisi penuh air.
Kemudian air dalam drum tersebut seluruhnya akan ditaruh dalam kaleng-kaleng kecil
masing-masing memiliki jari-jari 6 cm dan tinggi 10 cm, sehingga kaleng penuh dengan
air. Tentukan banyaknya kaleng kecil yang diperlukan!
Pembahasan:
1
=
2
2 t
= 2 t1
2
242 . 70
= 62 . 10
= 112 buah
2. 10 kaleng susu terbuat dari alumunium. Jari-jari kaleng 10 cm dan tingginya 15 cm ( =
3,14). Jika harga 1 m2 alumunium Rp. 210.000, tentukan biaya pembelian kaleng!
Pembahasan :
Luas 10 kaleng susu adalah :
10 L = 10 . 2 r (r + t)
= 20 . 3,14 . 10 (10 + 15)
= 628 . 25
= 15700 cm2
Biaya pembelian kaleng :
51
15700
210000 = 329700
10000
Jadi biaya pembelian bahan kaleng adalah Rp. 329.000
B. KERUCUT
- Selimut kerucut
L = rs
- Alas kerucut
L = r2
Contoh Soal!
1. Sebuah benda berbentuk kerucut dengan tinggi 3 m dan alasnya berjari-jari 4 m. Untuk
membuat tenda digunakan kain dengan harga Rp 5.000 tiap meter persegi. Tentukan
besarnya dana yang diperlukan untuk pembelian bahan tenda!
Pembahasan :
Luas tenda = luas selimut kerucut
L=rs
Dana yang diperlukan = 5000 . L
= 5000 . r s
= 5000 . 3,14 . 4 . 5
= 314.000
Jadi dana yang diperlukan untuk membeli bahan tenda adalah Rp. 314.000
2. Sebuah tempat air berbentuk kerucut berdiameter 70 cm dan tingginya 60 cm penuh
berisi air. Tentukan Volum tempat tersebut!
Pembahasan :
1
Rumus volum kerucut = 3 r2 t
1 22 70 70
= 3 . 7 . 2 . 2 . 60
= 77.000
Jadi volum air ditempat tersebut adalah 77000 ml = 77 L
52
C. BOLA
Unsur-unsur bola
- Pusat bola
- Jari-jari bola GAMBAR
- Diameter bola
L = 4 r2
V = r3
Contoh Soal!
1. Sebuah benda berbentuk belahan bola padat dengan jari-jari 14 cm. Tentukan luas dan
volum benda tersebut!
Pembahasan :
a. Luas benda = 3 x luas lingkaran
= 3 r2
= 3 . 3,14 . 14 . 14
= 1848
Jadi luas benda adalah 1848 cm2
1
b. Volum benda = 2 volum bola
1 3 22
=2.4. . 14 . 14 . 14
7
1
= 57493 cm3
2. Sebuah bola berada di dalam tabung sehingga bola menyinggung setiap sisi tabung. Jika
volum tabung 200 cm3, tentukan volum bola tersebut!
Pembahasan :
3
=
2
2
Sehingga Vbola = Vtab x 3
2
= 369 x 3 = 264 cm3
53
BANGUN RUANG SISI DATAR
A. KUBUS
Ciri-ciri kubus adalah :
- Mempunyai 6 sisi berbentuk persegi.
- Mempunyai 8 buah titik sudut.
- Setiap sisi kubus mempunyai 2 buah diagonal sisi, misalnya diagonal sisi CF, EB, BD dsb.
- Mempunyai 4 buah diagonal ruang yaitu HB, DF, EC, dan AG.
- Mempunyai 6 bidang diagonal, misalnya ACGE.
GAMBAR
Contoh Soal!
1. Luas permukaan kubus adalah 150 cm2. Tentukan volum kubus!
Pembahasan :
L = 6a2
150 = 6a2
25 = a2
a = 25
a =5
V = a3
= 53
= 125
Jadi volum kubus adalah 125 cm3
54
B. BALOK
Contoh Soal!
1. Perbandingan panjang, lebar dan tingg sebuah balok 5 : 2 : 1. Jika volum balok 270 m 3.
Tentukan ukuran balok!
Pembahasan :
V =pxlxt
270 = 5x . 2x . x
270 = 10x3
27 = x3
X = 27
X =3
2. Sebuah ruangan berbentuk balok berukuran p = 4 m, l = 3 m, dan t = 12 m. Tentukan
pipa terpanjang yang dapat masuk ke dalam ruangan tersebut!
Pembahasan :
Misalnya panjang pipa yang dapat masuk ke ruangan adalah r, maka :
r = 2 + 2 + 2
= 42 +32 + 122
= 169
= 13
C. PRISMA
Di bawah ini adalah prisma segitiga ABCDEF
Contoh Soal!
Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi siku-siku masing-
masing 6 cm dan 8 cm. jika tinggi prisma 5 cm, tentukan luas permukaan prisma!
55
Jawab :
Sisi miring alas = 62 +82 = 10
L = 2 luas alas + keliling alas x tinggi
68
= 2 x 2 + (6 + 8 + 10) x 5
= 48 + 120
= 168
Jadi luas permukaan prisma adalah 168 cm2
D. LIMAS
Rumus menghitung Limas adalah :
Volum Limas = luas alas x tinggi
Luas Limas = luas alas + jumlah luas sisi atas
Contoh Soal!
Sebuah limas alasnya berbentuk persegi dengan panjang sisi 12 cm. Jika tinggi limas 8 cm,
tentukan luas permukaan limas!
Pembahasan :
Tinggi segitiga sisi atas = 62 +82 = 10 (pakai rumus phythagoras)
L = luas alas + jumlah luas sisi atas
1
= 12 . 12 + 4 . 2 . 12 . 10
= 144 + 240
= 384
Jadi luas permukaan limas adalah 384 cm2
BANGUN DATAR
A. SEGITIGA
Contoh Soal!
Segitiga ABC siku-siku dengan sisi AB = 15 cm, BC = 20 cm dan AC = 25 cm. Tentukan keliling
dan luasnya!
Pembahasan :
a. K =a+b+c
= 15 + 20 + 25
56
= 60 cm
1
b. L = 2 x alas x tinggi
1
= 2 x 15 x 20
= 150 cm2
Atau
1
L = 2 (30 15)(30 20)(30 25
= 30 15 10 5
= 22500
= 150
Jadi luas segitiga = 150 cm2
2 C2 = A + B
57
8 Jika Pa garis berat ke sisi a, maka :
1 1 1
Pa2 = 2 2 + 2 2 4 2
Jika Pb dan Pc masing-masing garis berat ke sisi b dan c,
maka :
1 1 1
(Pb)2 = 2 2 + 2 2 4 2
1 1 1
(Pc)2 = 2 2 + 2 2 4
B. SEGIEMPAT
Rumus
No Nama Gambar
Keliling luas
1 Persegi K = 4s L = s2
1
L = 2 D2
1
3 Belah ketupat K = 4a L = 2 x D1 x D2
1
5 Layang-layang K = 2 x (a + b) L = 2 (D1 x D2)
1
6 Trapesium K=a+b+c+d L = 2 (a + b) x t
58
BAB XIX
PERSAMAAN KUADRAT
A. Bentuk Umum
ax2 + bx + c = 0
Misalnya :
2 1
+ +3 = 2, x 3 dan x 2
3
2 (x + 3) + 1 (x 2) = 2 (x 2)(x + 3)
2x + 6 + x 2 = 2 (x2 + x 6)
3x + 4 = 2x2 + 2x 12
2
2x x 16 = 0
(x + p)(x + q) = (x + 8)(x 2) = 0
x+8 =0 atau x 2 =0
x1 = -8
x2 = 2
Hp = {-8, 2}
59
b. Rumus ABC
2 4
x1, 2 = , misalnya :
2
x2 4x + 2 = 0
dimana a = 1, b = -4 dan c = 2, maka :
(4)(4)2 4(1)(2)
x1,2 = 2(1)
48 422
= = 2 2
2 2
x1 = 2 2
x1 = 2 + 2
60