Disusun Oleh :
DILLA NURSARI
NIM : 105101003269
JAKARTA
2010 M/ 1431 H
i
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli sya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima snksi
yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dilla Nursari
ii
Skripsi, walaupun hanya satu kata, namun banyak arti dan makna
sometimes, we confuse..
sometimes, we scared..
sometimes, we fall..
sometimes, we hurt..
sometimes, we angry..
but, dont ever give up, cuz live must go on..
Semua dilla rasa dalam penyusunannya, dari ragu (mencari judul dan memilih metodologi),
takut (judul yang diajukan tidak disetujui pembimbing), jatuh (saat sulit menemui pembimbing
dan mendapatkan persetujuan), bosan (mencari referensi dari sana kesini, sampai kemana-
mana), sedih bahkan bercampur satu dengan senang (melihat teman-teman yang sudah lulus
lebih dulu), gugup (menghadapi seminar dan sidang), dan akhirnya perasaan bahagia
bercampur tidak percaya (setelah sidang dan ketika wisuda)..
Kalau datang perasaan ragu, takut, jatuh, bosan, bahkan sedih, dilla ingat bapak dan mae,
karena skripsi ini adalah Amanah buat dilla dari mereka. Dan amanah dari Allah untuk
membahagiakan mereka..
and finally
ALHAMDULILLAAHIROBBILAALAMIIN
Skripsi ini khusus dilla persembahkan untuk bapak dan mae yang tidak pernah putus
mendoakan dilla.. LOVE BOTH OF U (^^,)
iii
ABSTRAK
Gizi merupakan salah satu faktor penentu untuk mencapai kesehatan yang prima
dan optimal. Anemia masih merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar
Hemoglobin (Hb) seseorang dalam darah lebih rendah dari normal. Remaja putri
merupakan salah satu kelompok yang berisiko menderita anemia. Beberapa hasil
penelitian di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan masih tingginya prevalensi
anemia pada remaja putri. Berdasarkan hasil penjaringan status Hb yang dilakukan
oleh petugas Puskesmas Bogor Timur pada remaja putri kelas I di wilayah kerja
Puskesmas Bogor Timur diketahui bahwa kejadian anemia di tingkat SMP/MTs
sebesar 47,87 %. Adapun prevalensi anemia terbesar terdapat di SMPN 18, yaitu
59,3 %. Berdasarkan kriteria WHO (2008), tingginya angka kejadian anemia di
sekolah tersebut merupakan suatu masalah kesehatan tingkat berat (> 40 %).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia pada remaja
putri SMPN 18 Kota Bogor.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara FGD,
wawancara mendalam dan observasi secara aktif. Disamping menggunakan metode
kualitatif, penelitian ini juga didukung dengan data kuantitatif untuk menggambarkan
status gizi dan asupan zat gizi para informan. Informan dalam penelitian terdiri dari
informan utama yaitu siswi yang berjumlah 15 orang, dan informan pendukung, yaitu
orangtua siswi enam orang serta teman dekat siswi enam orang, sehingga jumlah
informan secara keseluruhan adalah 27 orang.
Seluruh informan menderita anemia tingkat sedang dengan kadar Hb antara 8,7
gr/dl sampai 10,8 gr/dl memiliki beberapa gejala atau tanda-tanda anemia, yaitu 5L,
pusing, mudah mengantuk, pucat pada kuku, bibir, dan kelopak mata. Kurangnya
makanan yang mengandung zat besi dan kehadiran teh dalam menu sarapan pagi
informan merupakan salah satu faktor yang membuat informan menderita anemia,
karena terganggunya penyerapan zat besi oleh zat tanin yang terkandung dalam teh.
Sebagian besar informan memiliki pola menstruasi yang abnormal dan ini
merupakan salah satu faktor penentu kejadian anemia yang dialami para informan.
Pengetahuan yang kurang mengenai anemia dan zat gizi membuat informan kurang
iv
tepat dalam memilih makanan yang mengandung zat gizi, dan pada akhirnya
menyebabkan ketidakcukupan zat gizi khususnya zat besi.
Pendidikan orangtua informan bervariasi, baik rendah maupun tinggi antara SD
sampai dengan S2. Sebagian besar pekerjaan ayah informan adalah wiraswasta,
sedangkan sebagian besar ibu informan adalah ibu rumah tangga (IRT). Pendapatan
orangtua informan setiap bulannya bervariasi, antara Rp.525.000 Rp.
Rp.3.632.000,-. Sebagian besar informan memiliki status gizi normal, hanya satu
informan status gizinya lebih.
Asupan beberapa zat gizi seperti energi, protein, dan vitamin C yang kurang dari
AKG serta asupan zat besi yang defisit pada masing-masing informan merupakan
faktor utama yang menentukan informan menderita anemia tingkat sedang. Sebagian
besar informan memiliki perilaku jajan makanan yang tidak memenuhi kecukupan zat
gizi, secara tidak langsung perilaku jajan tersebut merupakan penyebab para informan
menderita anemia karena kurangnya asupan beberapa zat gizi, khususnya zat besi.
Sebaiknya instansi terkait seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas,
serta pihak sekolah setempat lebih meningkatkan pendidikan gizi dan kesehatan. UKS
dan PMR melalui kader remaja dapat dijadikan sarana untuk memberikan penyuluhan
tentang anemia kepada para siswa khususnya remaja putri. Untuk mengantisipasi
ketidakcukupan asupan zat gizi pada siswa khususnya remaja putri, sebaiknya
dilakukan komunikasi antara guru dengan orang tua siswa agar memperhatikan
makanan, status gizi dan kesehatan putra-putrinya. Pihak sekolah sebaiknya lebih
memperhatikan, membina, dan mengarahkan kualitas makanan yang dijual di kantin
sekolah, agar tercapainya pemenuhan asupan zat gizi para siswa khususnya remaja
putri.
ABSTRACT
Nutrition is one key factor to achieve good and optimal health. Anemia remains a
nutritional problem in the world, especially in developing countries, including
Indonesia. Anemia is a condition in which the levels of hemoglobin (Hb) someone in
the blood is lower than normal. Adolescent Girls are one of the groups at risk of
suffering from anemia. Some research in several areas in Indonesia showed the high
prevalence of anemia in adolescent girls. Based on the results of Hb status crawl by
officials from the East Bogor Health Center at the first class of Adolescent Girls in
the working area of East Bogor Health Center is known that the incidence of anemia
at the level of SMP / MTs by 47.87%. The greatest prevalence of anemia found in
SMP 18, which is 59.3%. Based on WHO criteria (2008), the high incidence of
anemia in these schools is a serious health problem levels (> 40%). This study aims to
know the description of anemia in Adolescent girls SMPN 18 City of Bogor.
The research method is qualitative method by FGD, in-depth interviews and
observation. In addition to using qualitative methods, this study also supported with
quantitative data to describe the nutritional status and nutrient intake of the
informants. Informants in the research consisted of main informants are female
students who totaled 15 people, supporting informants are the parents and close
friends of six female students, so the number of informants as a whole is 27 persons.
The study shows all informants suffering from moderate anemia with Hb levels
between 8.7 g / dl to 10.8 g / dl had a few symptoms or signs of anemia, namely 5L,
dizziness, easy sleepy, pale on nails, lips and eyelids. Lack of foods that contain iron
and the presence of tea in the breakfast menu informant is one factor that made the
informants suffered from anemia, due to disruption of iron absorption by the
substance contained in tea tannin. Most of the informants have an abnormal menstrual
pattern, and this is one of the determinants of anemia experienced by the informants.
Lack of knowledge about anemia and nutrients to make the informant is not quite
right in choosing foods that contain nutrients, and ultimately leading to insufficient
nutrients, especially iron.
vi
Education of informants parents are both low and high among elementary school
up to doctor. Most of the work of the informant's father was entrepreneur, while most
of the informant's mother is a housewife. Parental income varies every month,
between Rp.525.000 - Rp. Rp.3.632.000, -. Most of the informants have normal
nutritional status, only one informant is more nutritional status.
Intake of some nutrients such as energy, protein, and vitamin C are less than the
RDA and iron intake that deficits in each of the informants are the main factors that
determine the informant suffered from moderate anemia. Most of the informants have
behavioral snack foods that do not meet the nutritional adequacy, indirect spending
behavior is the cause of the informant suffered from anemia due to lack of intake of
some nutrients, particularly iron.
We recommend that relevant agencies such as the education department, health
department, health center, as well as the local schools improve nutrition and health
education. UKS and PMR through a cadre of teenagers can be a means for providing
information about the anemia to students, especially adolescent girls. In anticipation
of insufficient intake of nutrients in students, especially adolescent girls, should do
the communication between teachers and parents to pay attention to food, nutrition
and health status of their child. The school should pay more attention, foster, and
direct the quality of food sold in school canteens, in order to achieve compliance with
nutrient intake of the students, especially adolescent girls.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
Mengetahui,
Penguji I,
Penguji II
Penguji III
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Email : dillanursari_87@yahoo.com
Riwayat Pendidikan
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam salalu tercurahkan
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
1. dr. Yuli Prapanca Satar, MARS, selaku Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat.
2. Bapak Drs. M. Farid Hamzens, M.Si selaku pembimbing 1 yang telah bersedia
memberikan konsultasi, bimbingan dan segala arahan serta sarannya.
4. Ibu Febriyanti, M.Si selaku penguji seminar proposal skripsi dan Ibu Dra. Rina
Anggorodi, M.Si selaku penguji sidang skripsi.
6. Ibu drg. Lindawati, M.K.M selaku Kepala Puskesmas Bogor Timur atas
kesempatannya mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian. Seluruh staf
dan karyawan Puskesmas Bogor Timur yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
7. Kepala sekolah, seluruh guru, staf, karyawan, dan penjaga kantin serta siswa/i
SMPN 18 Kota Bogor.
xi
8. Bapak dan Mae atas kasih sayangnya selama ini dan juga doa yang tidak pernah
putus untuk anak-anaknya. Kadiah yang terus memotivasi, bang iji dan dimas
yang bersedia nganter dilla kemana-mana, ade yang tidak berkontribusi
langsung tapi slalu mendoakan kakaknya, serta semua keluarga dan saudara atas
doanya untuk dilla.
9. Mas roy yang ada untuk dengarkan segala keluh kesah dan bersedia mengantar
dilla sampai tempat tujuan, terimakasih untuk semua yang udah diberikan, serta
untuk dua Ibu hebatku, terimakasih atas doa kalian.
10. Sahabat terbaikku Cancute galz, Sempax Boyz, Espul fans club (Ity, Yuni, Titin,
Lies, Itie, dan Rasti), terima kasih untuk segalanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan mohon
maaf apabila dalam penyusunan skripsi ini terdapat kekurangan dan kesalahan baik
sengaja maupun tidak sengaja. Kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan penulis untuk peningkatan kualitas skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan mengenai
anemia bagi penulis dan pembaca pada umumnya serta dapat dijadikan masukan
dalam menyelesaikan masalah anemia pada remaja putri.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tujuan......................................................................................................7
1.5.2 Bagi Puskesmas Bogor Timur dan SMPN 18 Kota Bogor ..............8
2.2 Anemia...................................................................................................13
5.3.2 Gambaran Perilaku Sarapan Pagi Pada Remaja Putri SMP Negeri
18 Kota Bogor ................................................................................70
5.3.8 Gambaran Asupan Zat Gizi Pada Remaja Putri SMP Negeri 18
Kota Bogor ...................................................................................106
BAB VI PEMBAHASAN
6.3 Gambaran Perilaku Sarapan Pagi Pada Remaja Putri SMP Negeri
18 Kota Bogor ...................................................................................124
6.4 Gambaran Perilaku Minum The/Kopi Pada Remaja Putri SMP Negeri
18 Kota Bogor ...................................................................................126
6.9 Gambaran Asupan Zat Gizi Pada Remaja Putri SMP Negeri
18 Kota Bogor ...................................................................................136
6.10 Gambaran Perilaku Jajan di Sekolah Pada Remaja Putri SMP Negeri
18 Kota Bogor ...................................................................................142
7.1 Simpulan..............................................................................................144
DAFTAR TABEL
5.1 Data Siswa SMPN 18 Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun ...........
5.9 Status Gizi Siswi Kelas VII SMPN 18 Kota Bogor .........................................
xviii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima di samping
merupakan salah satu faktor penentu untuk mencapai kesehatan yang prima dan
Pada dasarnya anemia sama halnya dengan masalah Kurang Energi Protein
(KVA), yaitu suatu keadaan yang salah satu penyebabnya adalah ketidakcukupan
beberapa zat gizi yang dikonsumsi seseorang. Ketidakcukupan energi dan protein
pada KEP, Yodium pada GAKY, Vitamin A pada KVA, serta tidak adekuatnya
asupan beberapa zat gizi seperti zat besi, folat, dan vitamin B12 pada anemia
(Arisman, 2004). Oleh karena ketidakcukupan asupan zat gizi tersebut anemia
dikatakan sebagai salah satu masalah gizi. Tidak hanya di Indonesia, anemia masih
merupakan masalah gizi di dunia, terutama di negara berkembang, hal ini terlihat dari
data yang menunjukkan sepertiga dari populasi dunia (McLean, 2008) atau 30 %
2
(Siswono, 2008) yaitu sekitar lebih dari 1,5 milyar penduduk dunia menderita anemia
(Casey, 2009).
Hemoglobin (Hb) seseorang dalam darah lebih rendah dari normal sesuai dengan nilai
batas ambang menurut umur dan jenis kelamin. Anemia Gizi Besi (AGB) merupakan
anemia yang paling sering terjadi. Dari seluruh total kasus anemia, 50 % disebabkan
oleh kekurangan zat besi (WHO, 2008). Menurut Suharno (1983), status gizi
merupakan faktor penyebab terjadinya anemia, status gizi ini dipengaruhi oleh pola
makan, keadaan sosial, ekonomi, budaya, kesehatan lingkungan, daya tahan tubuh,
fasilitas kesehatan, infeksi, infestasi cacing dalam tubuh, serta pendidikan yang saling
dari paru-paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang diperlukan tidak cukup, maka
akan berakibat pada sulitnya berkonsentrasi, sehingga prestasi belajar menurun, daya
tahan fisik rendah sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun, mudah sakit karena
daya tahan tubuh rendah, akibatnya jarang masuk sekolah atau bekerja (Depkes,
2008). Akibat dari anemia ini jika tidak diberi intervensi dalam waktu lama akan
hamil, wanita muda, dan miskin (Scholl, 1992). Hal ini sesuai dengan kebutuhan
fisiologis wanita yang meningkat saat hamil, dan juga faktor perdarahan melalui
menstruasi yang terjadi setiap bulan (Depkes, 2003). 45,7 % wanita usia subur
3
(WUS) di Asia Tenggara dan 47,5 % di Afrika dilaporkan menderita anemia (WHO,
anemia tahun 1993-2005 pada WUS di Indonesia mencapai 33,1 %, angka ini lebih
tinggi di bandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Brunei (20,4 %),
Malaysia (30,1 %), Vietnam (24,3 %), dan Thailand (17,8 %). Dari hasil Riskesdas
tahun 2007, diketahui bahwa prevalensi anemia pada perempuan dewasa sebesar
Remaja putri juga merupakan salah satu kelompok yang berisiko menderita
anemia. Remaja putri adalah calon mahasiswi yang merupakan calon pemimpin di
masa datang, calon tenaga kerja yang akan menjadi tulang punggung produktivitas
nasional, serta sebagai calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus dan
merupakan kunci perawatan anak di masa datang. Oleh karena itu, kualitas remaja
putri perlu mendapat perhatian khusus. Remaja putri mempunyai risiko tinggi untuk
anemia karena pada usia ini terjadi peningkatan kebutuhan zat besi akibat
terkena infeksi, tidak aktif, malas, cepat lelah, di sekolah sulit berkonsentrasi dalam
belajar, mengantuk, akibat lebih lanjutnya akan mempengaruhi kecerdasan dan daya
tangkap anak (Wirakusumah, 1999). Selain itu, akan semakin berat kondisinya bila
wanita tersebut menikah dan hamil, karena kehamilan membutuhkan lebih banyak
4
jumlah zat besi untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya, maka akan
berdampak pada kematian bayi, bayi lahir abnormal, kematian premature, berat badan
Kenya, prevalensi anemia pada remaja putri umur 12-18 tahun sebesar 21,1 %
pada remaja putri umur 11-17 tahun sebesar 42 % (Kinabo, et al, 2003). Di India, 60-
70 % remaja putri menderita anemia (Pande, 2004). Tahun 2006, berdasarkan hasil
masih tingginya prevalensi anemia pada remaja putri. Pada tahun 1996, penelitian
Bandung sebesar 41,54 %, penelitian Budiman (1997) pada remaja putri SMU dan
sebesar 40,4 %, penelitian Susanto tahun 2000 mendapatkan prevalensi anemia pada
remaja putri SLTP 14 Semarang sebesar 50,12 %, hasil penelitian Saidin, Permaesih,
dan Leginem pada tahun 2002 mendapatkan prevalensi anemia pada remaja putri
Permaesih, dkk, di dapatkan prevalensi anemia pada remaja putri di Indonesia sebesar
anemia pada remaja putri, yaitu asupan energi, asupan protein, asupan zat besi,
asupan vitamin C, kebiasaan minum teh atau kopi, investasi cacing, pengetahuan,
pendidikan dan jenis pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga, dan pola menstruasi.
Pada tahun 2008, berdasarkan hasil penjaringan status Hb yang dilakukan oleh
petugas Puskesmas Bogor Timur pada remaja putri kelas I di wilayah kerja
sebesar 47,87 %. Adapun prevalensi anemia terbesar terdapat di SMPN 18, yaitu
sekolah tersebut merupakan suatu masalah kesehatan tingkat berat (> 40 %).
Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih dihadapi dunia sampai
saat ini terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Anemia gizi besi
merupakan yang terbanyak dijumpai dari seluruh kejadian anemia. Remaja putri
merupakan salah satu kelompok berisiko tinggi menderita anemia. Hal ini
tetangga lainnya. Beberapa penelitian mengenai anemia pada remaja putri yang
putri merupakan masalah kesehatan yang sampai saat ini masih terjadi di Indonesia.
tahun 2009 diketahui bahwa prevalensi anemia pada siswi kelas I tingkat SMP/MTs
6
wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur, dan berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional,
lainnya yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur. Siswi kelas I
merupakan remaja putri yang tergolong masa remaja awal, yang memiliki minat
sangat besar terhadap dunia luar, sehingga memiliki keinginan untuk lebih bebas
termasuk dalam hal memilih makanan yang dikonsumsi terutama di luar sekolah,
selain itu remaja putri identik dengan menjaga penampilan, ingin terlihat kurus
dengan diet yang tidak seimbang, sehingga tidak menutup kemungkinan makanan
yang dikonsumsi kurang memenuhi kebutuhan akan zat gizi seperti zat besi. Dari
kondisi tersebut serta belum adanya informasi mengenai gambaran kejadian anemia
3. Bagaimana gambaran perilaku mium teh atau kopi pada remaja putri SMPN
7. Bagaimana gambaran status gizi remaja putri SMPN 18 di Kota Bogor Tahun
2009?
8. Bagaimana gambaran asupan zat gizi (energi, protein, zat besi, dan vitamin C)
2. Diketahuinya gambaran perilaku mium teh atau kopi pada remaja putri SMPN
6. Diketahuinya gambaran status gizi pada remaja putri SMPN 18 di Kota Bogor
Tahun 2009.
7. Diketahuinya gambaran asupan zat gizi (energi, protein, zat besi, dan vitamin
sekolah.
kesehatan tingkat berat di SMPN 18 (59,3 %). Penelitian dilakukan untuk mengetahui
gambaran kejadian anemia pada remaja putri. Mahasiswi peminatan gizi Program
subyek dalam penelitian ini, sedangkan yang menjadi obyek adalah remaja putri
kelas 1 di SMPN 18 Kota Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober Tahun
2009 sampai dengan Febuari 2010, menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Menurut Kartono (1990) masa remaja adalah masa penghubung atau masa
peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah remaja atau
adolescence berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh atau
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan
Batasan usia remaja diungkapkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Monks,
dkk (1999) yang membagi fase-fase masa remaja menjadi tiga tahap, yaitu :
Pada rentang usia ini remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang sangat
pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak
pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap
(Kartono, 1990).
unsur baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri.
Pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri yang lebih
11
berbobot. Pada masa ini remaja mulai menemukan diri sendiri atau jati dirinya
(Kartono, 1990).
Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah
mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri,
tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditentukannya (Kartono,
1990).
kebutuhan zat gizi, dan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan ini akan
dan kesibukan pada remaja, akan mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Pola
konsumsi makanan sering tidak teratur, sering jajan, sering tidak makan pagi, dan
seringkali terlalu ketat dalam pengaturan pola makannya karena enggan menjadi
gemuk, sehingga dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi (Sayogo, 2006). Jumlah
waktu makan yang ditunda dan makan diluar rumah meningkat mulai awal remaja
sampai remaja akhir. Terdapat peningkatan asupan makanan siap saji yang cenderung
mengandung lemak, kalori, natrium tingi, dan rendah asam folat, serat, dan
vitamin A.
12
Seorang remaja dapat mengalami peningkatan risiko defisiensi zat besi, karena
membutuhkan makanan dengan kandungan zat besi yang tinggi terlebih yang sudah
mengalami haid setiap bulan. Remaja yang berasal dari sosial ekonomi rendah,
sumber makanan yang adekuat tidak terpenuhi, mempunyai risiko defisiensi zat besi
sebelum hamil.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan pada remaja, yaitu
pola makan keluarga, teman sebaya, dan media (Arisman, 2004). Remaja yang sering
makan bersama dengan keluarganya memiliki pola makan lebih baik dengan
makanan yang lebih sehat dibandingkan dengan mereka yang jarang makan bersama
memperlihatkan peran teman sebaya menjadi tampak jelas. Di kota besar sering kita
menyajikan makanan siap saji (fast food). Masa remaja merupakan target utama iklan
restoran cepat saji, makanan ringan, dan minuman manis, yang akan mempengaruhi
pilihan makanan. Dengan kemudahan akses terhadap media, akan memiliki pengaruh
jangka panjang terhadap pilihan makanan dan menghasilkan kebiasaan makan yang
masa transisi dari kontrol eksternal (paling sering ornagtua) ke kontrol internal. Masa
ini merupakan periode yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perkembangan
pola tingkah laku, yang meliputi pola makan dan perawatan diri. Sumber-sumber
informasi di luar keluarga, seperti media (TV dan radio) dapat menjadi lebih
13
bermakna. Oleh sebab itu, masa remaja merupakan masa yang tepat untuk intervensi
2.2 Anemia
sel darah merah dan hemoglobin, peningkatan pengrusakan sel-sel merah (hemolisis)
atau kehilangan darah karena perdarahan berat. Anemia didefinisikan suatu keadaan
yang mana nilai Hb dalam darah lebih rendah dari keadaan normal (WHO, 2001).
Batas kadar normal Hb untuk kelompok orang ditentukan menurut umur dan jenis
Tabel 2.1
Batas Normal Kadar Hb Menurut Umur dan Jenis Kelamin
menjadi dua. Penyebab utama adalah meningkatnya kehilangan sel darah merah dan
merah dapat disebabkan oleh perdarahan dan penghancuran sel. Perdarahan dapat
14
disebabkan oleh trauma atau luka, perdarahan kronik karena polip pada kolon,
penyakit keganasan, hemoroid, dan menstruasi yang abnormal. Etiologi yang kedua
adalah pembantukan sel darah merah yang terganggu. Setiap keadaan yang
keganasan yang tersebar seperti kanker, obat dan zat toksik, serta radiasi; (2) penyakit
menahun melibatkan ginjal dan hati, infeksi dan defisiensi endokrin. Kekurangan
vitamin-vitamin penting seperti vitamin B12, vitamin C dan zat besi juga dapat
anemia.
anemia, yaitu :
1. Sebab langsung, yaitu karena ketidakcukupan zat besi dan infeksi penyakit.
Kurangnya zat besi dalam tubuh disebabkan karena kurangnya asupan makanan
Infeksi penyakit yang umumnya memperbesar resiko anemia adalah cacing dan
malaria.
aktifitas wanita tinggi, pola distribusi makanan dalam keluarga dimana ibu dan
redahnya pendapatan, status sosial yang rendah dan lokasi geografis yang sulit.
15
Menurut Depkes (2003), penyebab anemia pada remaja putri dan wanita adalah:
1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan wania tinggi,
3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yag membutuhkan
Tabel 2.2
Ketentuan Masalah Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan Prevalensi Anemia
Kategori Masalah
Prevalensi Anemia
Kesehatan Masyarakat
Tidak masalah < 4,9
Ringan 5,0 19,9
Sedang 20,0 39,9
Berat >40,0
WHO (2001)
anemia, yaitu normal atau tidak anemia, anemia ringan, anemia sedang, anemia berat,
dan anemia sangat berat. Batasan hemoglobin untuk setiap klasifikasi, dapat dilihat
Tabel 2.3
Klasifikasi Anemia
Berdasarkan Batasan Hemoglobin
Klasifikasi Anemia Batasan Hemoglobin
Normal 12 14 gr/dl
Ringan 11 11,9 gr/dl
Sedang 8 10,9 gr dl
Berat 5 7,9 gr/dl
Sangat Berat < 5 gr/dl
WHO (2001)
Anemia yang disebabkan karena kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi
esensial seperti zat besi atau zat gizi mikro lainnya seperti asam folat dan vtamin B12
disebut anemia gizi. Kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang digunakan
untuk pembentukan sel darah merah, merupakan penyebab sebagan besar anemi baik
besi pada populasi. Hal ini dapat diibaratkan sebagai puncak gunung es dalam air
dimana anemia merupakan puncak sementara defisiensi zat besi adalah kaki gunung
yang berada dalam air (Hallberg, 1988). Menurut WHO (2001) apabila prevalensi
anemia lebih dari 20 % pada populasi dengan umur dan jenis kelamin sama, maka
prevalensi anemia lebih dari 40 % maka diasumsikan defisiensi besi terdapat pada
seluruh populasi.
17
Husaini (1980), bahwa kadar Hb yang kurang dari standar dapat digunakan
sebagai indikator anemia gizi sepanjang pevalensi anemia pada masyarakat tersebut
masih tinggi. Kekurangan (defisiensi) zat besi dan anemia kekurangan zat besi adalah
suatu keadaan yang berbeda. Defisiensi zat besi merupakan kondisi kekurangan
cadangan zat besi dalam tubuh ditandai dengan kurangnya pembentukan sel darah
merah. Sedangkan anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan karena
defisiensi zat besi ekstrim dengan karakteristik sel darah merah berkurang dan kadar
Hb yang rendah dengan gejala kelelahan, lesu, sakit kepala, pucat, tidak tahan dingin,
Gejala anemia menurut Arisman (2004) biasanya tidak khas dan sering tidak
jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, dan sesak nafas. sedangkan menurut
Depkes (1998) dan Supariasa (2002), gejala/tanda-tanda anemia antara lain 5 L (lelah,
lesu, lemah, letih, lalai), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung
meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing,
Dampak yang ditimbulkan akibat anemia terjadi pada perkembangan fisik dan
psikis yang terganggu, penurunan kerja fisik dan daya pendapatan, penurunan daya
tahan terhadap keletihan, peningkatan angka kesakitan dan kematian (WHO, 1996).
Anemia yang diderita oleh remaja putri dapat menyebabkan menurunya prestasi
18
belajar, menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi.
Selain itu pada remaja putri yang anemia, tingkat kebugarannyapun akan turun yang
tercapainya tinggi badan maksimal karena pada masa ini terjadi puncak pertumbuhan
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel
darah merah. Selain itu zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam
tubuh, yaitu: sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai
Pada wanita, zat besi yang dikeluarkan dari badan lebih banyak dari laki-
laki. Selain dari kehilangan basal, masih ada kehilangan lewat jalur lain. Setiap
terjadi satu kali dalam satu bulan, maka banyaknya zat besi yang dikeluarkan
demikian wanita mengeluarkan zat besi dari tubuhnya hampir dua kali lebih
banyak dari laki-laki dewasa. Meningkatnya kebutuhan zat besi, bila diiringi
19
dengan kurangnya asupan zat besi dapat berakibat remaja putri rawan terhadap
Zat besi yang berasal dari bahan makanan hewani (zat besi heme)
mempunyai tingkat absorpsi 20-30 % sedangkan zat besi non heme hanya 10-
15 %. Zat besi heme lebih mudah diserap dan penyerapannya tidak tergantung
dengan zat makanan lainnya, tapi zat besi heme ini dapat berubah menjadi zat
besi non heme jika dimasak dengan suhu yang tinggi dan dalam waktu yang
lama. Sedangkan zat besi non heme lebih sulit diserap dan penyerapannya
sangat tergantung pada zat makanan lainnya baik secara positif maupun
penyerapan zat besi non heme dan zat besi heme yang terdapat dalam daging,
unggas, dan ikan serta makanan hasil laut, dapat meningkatkan penyerapan zat
besi non heme. Sedangkan yang berperan negative dalam penyerapan zat besi
adalah tannin dalam teh, phosvitin dalam kuning telur, protein kedelai, phytat,
yaitu :
a. Absorpsi besi rendah atau sama dengan 5 %, yang berasal dari makanan
yang monoton. Makanan yang monoton umumnya hanya terdiri dari beras
atau ubi, atau jagung dengan hanya sedikit atau jarang sekali makan
20
daging, ikan, dan vitamin C, dan banyak mengandung serat atau bahan
makanan yang menghambat absorpsi besi, maka absorpsi besi dari menu
Makanan yang terdiri dari beras atau serelia lainnya, dengan daging dan
makanan berasal dari hewani lainnya serta vitamin C yang sering ada setiap
sedang (moderat).
lainnya tinggi di dalam menu sehari-hari, maka absorpsi besi dari makanan
Jumlah zat besi yang dibutuhkan setiap hari untuk mempertahankan kadar
pertumbuhan yang normal, berbeda menurut kelompok umur dan jenis kelamin.
Tabel 2.4
Kebutuhan Besi Manusia (mg/Hari)
Kehilangan Kebutuhan
Kelompok Urine, Total
umur Faeces keringat, Menstruasi Pertumbuhan Hamil kebutuhan
desquamasi
Dewasa
Pria 0,7 0,2-0,5 0,9-1,2
Wanita 0,7 0,2-0,5 0,5-1,0 1,4-2,2
Ibuhamil 0,7 0,2-0,5 1,0-2,0 1,9-3,2
Anak-anak 0,7 0,2-0,5 0,2 1,1-1,4
Remaja putri 0,7 0,2-0,5 0,5-1,4 0,5-1,0 1,9-3,7
Guthrie (1989)
mendapatkan hasil yang berhubungan antara asupan zat besi dengan anemia
pada remaja putri. Pada tahun 2007 penelitian Satyaningsih mendapakan hasil
yang bermakna secara statistik antara asupan zat besi dengan kejadian pada
remaja putri di SMUN Bayah Kabupaten Lebak. Feriani (2004) dan Safyanti
dengan resiko masing-masing 5 kali dan 6 kali lebih tinggi pada remaja putri
2. Vitamin C
Zat gizi yang telah dikenal luas sangat berperanan dalam meningkatkan
absorpsi zar besi adalah Vitamin C (Husaini, 1989; Almatsier, 2001). Vitamin
C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non hem sampai empat kali lipat, yaitu
dengan merubah besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
umumnya hanya terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama
yang asam seperti jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat
(Almatsier, 2001).
kejadian anemia, yaitu pada tahun 2001, Safyanti menemukan remaja putri
yang konsumsi Vitamin C kurang dari 100 % AKG memiliki resiko 3,5 kali
(2007) juga menemukan hal yang sama, yaitu resiko mengalami anemia lebih
tinggi 4 kali pada remaja putri yang konsumsi Vitamin C kurang dari AKG.
3. Energi
Krummel (1996), menyatakan bahwa energi merupakan zat gizi utama, jika
asupan energi tidak terpenuhi sesuai kebutuhan maka kebutuhan akan zat gizi
adalah dengan menilai kecukupan konsumsi energi dan protein. Pada umumnya
jika kecukupan energi dan protein sudah terpenuhi dan dikonsumsi dari
beragam jenis pangan, maka kecukupan zat gizi lainnya biasanya juga akan
terpenuhi.
Kekurangan satu zat gizi sering diikuti dengan kekurangan zat gizi lainnya
dan begitu pula dengan penyerapan dan metabolism zat gizi saling terkait antara
satu zat gizi dengan zat gizi lainnya. Rendahnya asupan energi dan protein
dapat menimbulkan masalah kurang energi dan protein (KEP). KEP dapat
menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Penyakit infeksi yang sering
terjadi pada penderita kurang gizi adalah penyakit saluran pernafasan dan
penyerapan zat gizi makanan, salah satunya Fe, bila terdapat gangguan
menyebabkan anemia, hal ini terjadi karena pemecahan protein tidak lagi
beberapa penelitian, yang mana remaja putri dengan asupan energi < 100 %
AKG memiliki resiko mengalami anemia 3,13 (Lestari, 1996), 3,2 (Safyanti,
24
2002), 6,962 (Kwatrin, 2007), 5,066 (Satyaningsih, 2007) kali lebih tinggi
4. Protein
bagi transportasi zat besi pada sel mukosa. Protein itu disebut transferring yang
disintesa di dalam hati dan transferin akan membawa zat besi dalam darah
transportasi zat besi tidak dapat berjalan dengan baik, akibatnya kadar Hb akan
penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya asupan protein
defisiensi zat besi, disamping itu makanan yang tinggi protein terutama berasal
dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung zat besi.
proteinnya kurang dari AKG memiliki resiko lebih tinggi terkena anemia
AKG. Safyanti (2002) mendapatkan hasil bahwa remaja putri yang asupan
proteinnya kurang dari AKG memiliki resiko lebih 5,3 kali terkena anemia
dibandingkan dengan remaja putri yang asupannya cukup, begitu juga dengan
25
asupan protein dan anemia dengan masing-masing nilai OR nilai OR 4,255 dan
4,380.
yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. Jumlah
yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Sedangkan menurut
Menurut Effendi (1993) dalam Afifah (2003), kebiasaan tidak makan pagi
antara lain dapat disebabkan karena tidak adanya nafsu makan, terbiasa tidak
makan pagi dan tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukannya.
Selain itu, dapat juga disebabkan oleh hidangan yang kurang menarik seehingga
Kebiasaan makan pagi sangat penting bagi remaja karena dapat membantu
makan pagi kadar gula darah akan meningkat karena lambung terisi kembali
agar dapat bekerja atau belajar dengan baik, membantu memusatkan pikiran
zat gizi. Akibat tidak makan pagi, yaitu : badan terasa lemah karena kekurangan
zat gizi yang diperlukan untuk tenaga, tidak dapat melakukan kegiatan atau
pekerjaan pagi hari dengan baik, anak sekolah tidak dapat berpikir dengan baik
signifikan antara kebiasaan sarapan pagi setiap hari dengan kejadian anemia,
yang mana remaja putri yang tidak mempunyai kebiasaan sarapan pagi setiap
hari memiliki resiko 3,421 kali menderita anemia dibandingkan dengan remaja
penelitian Permaesih (2005), didapatkan hasil bahwa remaja putri yang tidak
terbiasa sarapan pagi setiap hari memiliki resiko menderita anemia 1,6 kali
setiap hari. Penelitian Wijiastuti (2006) pada remaja putri Tsnawiyah Negeri
sarapan pagi dengan kejadian anemia, yang mana remaja putri yang tidak
terbiasa sarapan pagi setiap hari memiliki resiko menderita anemia 4,88 kali
setiap hari.
27
Kebiasaan minum teh sudah menjadi budaya bagi penduduk dunia. Selain
air putih, teh merupakan minuman paling banyak yang dikonsumsi manusia.
Rata-rata konsumsi teh penduduk dunia adalah 120 mL/hari per kapita (Besral,
dkk, 2007). Tannin yang merupakan polifenol dan terdapat dalam teh, kopi, dan
beberapa jenis sayuran dan buah menghambat absorbsi besi dengan cara
mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak minum teh
Menurut Morck, et al (1983) minum teh paling tidak sejam sebelum atau
setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi 64
persen. Pengurangan daya serap akibat teh ini lebih tinggi daripada akibat sama
yang ditimbulkan oleh konsumsi segelas kopi usai makan. Kopi, mengurangi
daya serap hanya 39 persen. Pada teh, pengurangan daya serap zat besi itu
diakibatkan oleh zat tanin. Selain mengandung tanin, teh juga mengandung
beberapa zat, antara lain kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa
kacangan.
1. Penyakit Infeksi
penyakit infeksi, yaitu cacingan, TBC, dan malaria. Menurut Husaini (1989),
anemia gizi dapat diperberat oleh investasi cacing tambang. cacing tambang
yang menempel pada dinding usus dan menghisap darah. Darah penderita
sebagian akan hilang karena gigitan dan hisapan cacing tambang. Setiap hari 1
ekor cacing dapat memakan darah 0,03 ml sampai 0,15 ml, sehingga untuk
cacing tambang, cacing gelang secara langsung maupun tidak langsung juga
dapat menimbulkan kekurangan zat besi, karena berkurangnya nafsu makan dan
terinvestasi cacing. Pada tahun 2006, penelitian Wijiastuti pada remaja putri di
bermakna antara investasi cacing dengan kejadian anemia. Hal yang sama juga
tahun 2006, remaja putri dengan investasi cacing memiliki resiko menderita
anemia 4,11 kali dibandingkan dengan remaja putri yang tidak memiliki
investasi cacing.
29
2. Menstruasi
Perdarahan haid terjadi secara ritmis mengikuti pola siklus yang normalnya
dalam satu siklus berkisar 25-31 hari (Hestiantoro, dkk, 2008). Siklus
menstruasi normal muncul satu kali dalam sebulan, karena itu dapat dikatakan
frekuensi atau siklus menstruasi perempuan usia reproduksi adalah satu kali
sebulan. Bila frekuensi menstruasi lebih dari satu kali sebulan sehingga siklus
perdarahan, dan lama menstruasi. Biran (1990) menyatakan bahwa sangat sulit
wanitapun sulit untuk mengukur sendiri ataupun menyadari apakah aliran darah
tidak normal jika perdarahan yang terjadi lebih dari enam hari dan pembalut
yang digunakan perperiode lebih dari 12 potong. Kehilangan zat besi di atas
rata-rata dapat terjadi pada remaja putri dengan pola menstruasi yang lebih
15,5 tahun dan pergeseran usia menarche lebih dini akan mengakibatkan
pengeluaran zat besi melalui menstruasi menjadi lebih awal. Selain itu Biran
(1990) menyatakan bahwa pada remaja putri siklus haid biasanya akan
30
terbentuk dalam waktu 4-6 tahun sejak usia haid pertama dengan lamanya haid
pada setiap wanita juga bervariasi, biasanya berkisar 3-6 hari namun ada juga
hanya 1-2 hari dan diikuti dengan darah yang keluar sedikit-sedikit pada hari
berikutnya.
dikelompokkan menjadi :
a. Ritme (irama) haid, dimana normalnya adalah 25-31 hari, sedangkan yang
abnormal seperti :
Haid terlalu sering dengan interval < 21 hari, yang disebut polimenorea.
Haid terlalu jarang dengan interval > 35 hari, yang disebut oligomenore.
b. Banyaknya darah haid yang keluar, dimana normalnya ganti pembalut 2-5
Bila darah haid yang keluar terlalu sedikit, disebut hipomeorea dengan
c. Lamanya darah haid yang keluar, dimana normalnya 2-5 hari, abnormal
jika:
(53,8 %) pada remaja putri dengan lama haid lebih dari 6 hari dibandingkan
dengan yang lama haidnya 3-6 hari. Satyaningsih (2007) mendapatkan hasil
penelitian bahwa remaja putri dengan frekuensi haid yang tidak normal
memiliki resiko 2,6 kali menderita anemia dibandingkan dengan remaja putri
menstruasai mempunyai risiko 1,842 kali lebih besar untuk mengalami kejadian
anemia.
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih baik daripada perilaku yang tidak
kandungan gizi makanan, sumber serta kegunaan zat gizi tersebut didalam
tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang dibutuhkan untuk
1992).
Kelompok remaja masih berada pada proses belajar sehingga lebih mudah
yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian pada remaja putri, yang
mana remaja putri dengan pengetahuan gizi rendah memiliki resiko 2,86 kali
2. Pendidikan Orangtua
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bila sakit dan
pengetahuan dan informasi tentang gizi yang lebih baik dibandingkan seseorang
pengetahuan gizi ibu, maka makin positif sikap ibu terhadap kualitas gizi
hari. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal diharapkan semakin tinggi pula
yaitu :
keluarga.
Hasil penelitian analisis sekunder yang dilakukan oleh Basuki (1996) pada
lebih banyak terjadi pada responden yang mempunyai ibu dengan pendidikan
rendah (tidak tamat SD) yaitu 67,4 %, sedangkan responden dengan pendidikan
ibu yang tinggi (tamat SD) proporsi anemia hanya 32,6 %, maka dapat
dikatakan semakin tinggi pendidikan ibu, maka kejadian anemia akan semakin
Brebes (p=0.040). Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri yang mempunyai
ibu dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 1,778 kali lebih besar
3. Pekerjaan Orangtua
juga lamanya waktu yang dipergunakan seseorang ibu untuk bekerja di dalam
dan di luar rumah, jarak tempat kerja dapat mempengaruhi makanan dalam
4. Pendapatan Orangtua
akan meningkat juga. Menurut Berg (1985) jumlah pengeluaran orangtua yang
mungkin diketahui secara pasti oleh si anak dicerminkan melalui uang saku
tubuh akan zat gizi, salah satunya tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan zat
orangtua dengan kejadian anemia pada remaja putri, yang mana remaja putri
SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes (p= 0,035). Hal ini
rendah memiliki risiko 1,707 kali lebih besar untuk mengalami kejadian
anemia.
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu atau perwujudan dari zat gizi dalam bentuk variabel tertentu. Indeks Massa
Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
(Supariasa, 2002). Menurut Riyadi (2003), IMT merupakan indeks berat badan
membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan kuadrat tinggi dalam satuan
meter kuadrat. Status gizi penduduk umur 10-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT
yang dibedakan menurut umur dan jenis kelamin. Rujukan untuk menentukan kurus,
apabila nilai IMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata, dan berat badan
lebih jika nilai IMT lebih dari 2 SD nilai rerata standar WHO 2007. Standar
penentuan kurus dan berat badan lebih menurut nilai rerata IMT untuk perempuan
umur 10-14 tahun dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini.
Tabel 2.5
Standar Penentuan Status Gizi Perempuan Umur 10-14 Tahun
Umur (Tahun) Rerata IMT -2 SD +2 SD
korelasi positif dengan konsentrasi Hemoglobin, artinya semakin buruk status gizi
(2005), ditemukan hubungan yang bermakna antara IMT anemia, yang mana remaja
putri dengan IMT tergolong kurus memiliki resiko 1,4 kali menderita anemia
dibandingkan remaja putri dengan IMT normal. Berdasarkan hasil uji statistik
dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Kecamatan Jatibarang,
Kabupaten Brebes (p= 0,002). Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri dengan status
gizi tidak normal mempunyai risiko 2,175 kali lebih besar untuk mengalami kejadian
anemia.
yang telah dikonsumsi oleh responden. Biasanya dipergunakan recall tiga kali
selama tiga hari berturut-turut yang baru lalu (Sediaoetama, 2006). Prinsip dari
metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Hal penting yang perlu diketahui
39
adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung bersifat kualititaif.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitaif, maka jumlah konsumsi makanan
individu ditanyakan secara teliti menggunakan alat URT (sendok, gelas, piring, dan
lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. (Supariasa, 2002)
berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan makanan zat gizi lebih optimal
dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur, 1997
petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi respoden dalam ukuran rumah tangga selam kurun waktu
24 jam. Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran gram. Kemudian
petugas menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar
Supariasa (2002), klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat, dengan cut of
Kurang : 70-80 %
Gambar 2.1
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Anemia
- Zat besi
Perilaku Makan/Minum
- Energi
- Perilaku sarapan pagi
- Protein
Perilaku minum teh/kopi
- Vitamin C
BAB III
Kerangka pikir dalam penelitian ini disusun berdasarkan pada teori Husaini
(1989) mengenai penyebab tidak langsung terjadinya anemia gizi besi, yang terdiri
dari ketersediaan Fe dalam bahan makanan rendah (asupan zat gizi), praktek
parasit dan infeksi tidak diteliti dalam penelitian ini karena lokasi penelitian bukan
(2005) disebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan anatara anemia dan
status gizi. Sedangkan untuk variabel kebiasaan minum teh, sarapan, dan menstruasi
3.2.1 Anemia
Anemia didefinisikan suatu keadaan yang mana nilai Hb dalam darah lebih
rendah dari keadaan normal (WHO, 2001). Untuk mendapatkan nilai Hb, dilakukan
42
pemeriksaan darah, juga dilakukan pemeriksaan klinis dengan melihat gejala yang
diderita melalui FGD dan wawancara mendalam. Gejala anemia menurut Arisman
(2004) biasanya tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar,
dan sesak nafas. sedangkan menurut Depkes (1998) dan Supariasa (2002),
gejala/tanda-tanda anemia antara lain 5 L (lelah, lesu, lemah, letih, lalai), bibir
tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung meningkat, susah buang air
Asupan zat gizi adalah tingkat kecukupan bahan makanan yang dikonsumsi
dalam 24 jam terakhir dilihat dari total zat gizi dibandingkan dengan AKG, Baik jika
> 100 % AKG, sedang 80-90 % AKG, kurang 70-80 %, dan defisit jika < 70 % AKG
dengan AKG siswi, maka dilakukan recall 24 jam dengan menggunakan formulir
mendalam juga dilakukan observasi secara aktif. Adapun zat gizi yang dinilai yaitu
Fe, Vitamin C, Energi, dan Protein. Untuk membandingkan informasi dari siswi,
terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan kudapan. jumlah yang
dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari. Dilakukan dengan cara FGD dan
43
jumlah, dan alasan makan pagi. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui perilaku
ditanyakan mengenai jumlah dan frekuensi, serta alasan diminumnya teh/kopi oleh
informan.
3.2.5 Menstruasi
Pengertian menstruasi (haid) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
ini, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai menarche, frekuensi menstruasi,
lama hari, dan jumlah pembalut yang digunakan oleh siswi dengan cara FGD dan
wawancara mendalam.
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
makanan sumber zat gizi. Dilakukan dengan dua metode, yaitu FGD dan wawancara
mendalam.
dan pendapatan. Pendidikan orangtua yaitu jenjang pendidikan terakhir yang dilalui
oleh orangtua siswi. Pekerjaan adalah yang dilakukan oleh orangtua untuk menambah
siswi.
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau
perwujudan dari zat gizi dalam bentuk variabel tertentu. Indeks Massa Tubuh
merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi (Supariasa, 2002).
Variabel status gizi dilakukan dengan cara pengukuran langsung berat badan dan
tinggi badan informan dengan menggunakan timbangan berat badan dan microtoa.
45
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
formatif yang secara khusus memberikan teknik untuk memperoleh jawaban atau
menggunakan metode kualitatif, penelitian ini juga didukung dengan data kuantitatif
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 18, yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Bogor Timur, Kota Bogor. Waktu penelitian pada bulan Oktober tahun
sampling (non probability) yaitu pengambilan sampel yang bersifat tidak acak dan
kadar Hb siswi kelas I di SMPN 18 yang dilakukan pada bulan Agustus oleh Petugas
Puskesmas Bogor Timur. Adapun kriteria informan yaitu siswi yang memiliki kadar
Hb terendah dibawah 11,0 gr/dl dibandingkan dengan siswi lainnya dan bersedia
Mengacu pada prinsip tersebut maka sumber informasi atau informan dalam
1. Informan Utama
Bogor, yang mana 12 siswi akan dilakukan FGD, dari hasil FGD, dilakukan
signifikan, yaitu memiliki jawaban yang berbeda dari jawaban informan lain.
Disamping itu, juga dilakukan wawancara mendalam terhadap tiga orang siswi
berbeda yang dipilih sebagai pembanding agar informasi yang dikumpulkan lebih
beragam. Selain siswi, orangtua siswi juga merupakan informan utama dalam
2. Informan Pendukung
Informan pendukung dalam penelitian ini berjumlah dua belas orang, yaitu
enam orang teman dekat dan enam orangtua dari informan utama yang mengikuti
Untuk lebih jelasnya, daftar informan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini :
Tabel 4.1
Daftar Informan Penelitian
2000). Namun, untuk memperoleh data yang dibutuhkan dibantu dengan instrumen
timbangan berat badan serta alat pengukur tinggi badan (microtoa). Disamping itu,
1. Data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari
informan. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara
berupa hasil penimbangan berat badan dan hasil pengukuran tinggi badan
2. Data sekunder, yaitu data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari
siswi.
direkam dengan menggunakan tape recorder dan hal-hal penting yang diucapkan
oleh informan dicatat oleh peneliti. Untuk observasi, peneliti melihat bagaimana
perilaku makan siswi baik dirumah maupun disekolah dan didokumentasikan dalam
bentuk gambar. Sedangkan data kuantitatif untuk variabel anemia dilakukan dengan
teman dekat dan enam orangtua siswi. Wawancara terhadap siswi sebagai
2. FGD
FGD dilakukan pada 12 orang siswi, FGD dilakukan dua kali yang masing-
mengundang para informan untuk hadir pada pelaksanaan FGD yang akan
pertama suasana kurang kondusif karena ruang PMR berada dekat lapangan
sehingga membuat hasil rekaman menjadi tidak begitu jelas. Dari kondisi
tersbut, maka peneliti merubah tempat untuk pelaksanaan FGD kedua yaitu di
sebelumnya.
50
3. Observasi
the, serta perilaku jajan siswi tersebut tanpa diintervensi oleh peneliti.
Observasi untuk mengetahui perilaku sarapan pagi dan minum the dilakukan
sekolah.
Untuk lebih jelasnya, teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut ini :
Tabel 4.2
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data
Data Informan
FGD WM Observasi Kuantitatif
Anemia : kadar Hb dalam darah dan gejala
Siswi
yang dialami.
Asupan zat gizi : bagaimana asupan energi,
Siswi
protein, Fe dan Vitamin C dibandingkan -
Orangtua
dengan AKG.
Perilaku sarapan pagi : frekuensi dan jenis Siswi
-
makanan yang dimakan saat sarapan. Orangtua
Perilaku minum the/kopi : frekuensi dan Siswi
-
jumlah the/kopi Orangtua
Kehilangan darah (menstruasi) : lama hari
- - Siswi
menstruasi, lama hari darah keluar banyak,
51
pemakaian pembalut.
Teknik Pengumpulan Data
Data Informan
FGD WM Observasi Kuantitatif
Pengetahuan : definisi, gejala, dan dampak
Siswi
anemia, makanan mengandung Fe, zat _ -
penghambat dan peningkat absorpsi Fe.
Karakteristik ortu : pekerjaan, pendapatan,
- - Orangtua
pendidikan orangtua siswi
Status Gizi : IMT siswi dibandingkan baku
mutu yang berlaku dan sikap terhadap - - - Siswi
status gizi.
Perilaku jajan : jenis makanan yang biasa
Siswi
dimakan selama informan berada di -
Teman
sekolah.
Tujuan validasi data dengan menggunakan sumber informan dan metode yang
beragam diharapkan mendapatkan analisis yang tepat, akurat, dan terpercaya. Untuk
lebih jelas mengenai validitas data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat
Tabel 4.3
Validitas Data
Triangulasi Triangulasi Metode
Sumber Wawancara Observasi FGD
Mendalam
Siswi
Orangtua - -
Teman - -
53
Analisis data yang digunakan adalah content analysis atau analisis isi yaitu
suatu teknik mengumpulkan atau menghimpun data dan kemudian dilakukan analisa
terhadap isi naskah atau hasil data yang diperoleh tersebut (Neuman, 2000). Hasil
BAB V
HASIL PENELITIAN
Negeri di wilayah Kota Bogor. Pada dua tahun pertama setelah dibentuk, bangunan
tahun 2003, kegiatan belajar mengajar mulai dilaksanakan di bangunan baru SMPN
1. Visi SMPN 18
2. Misi SMPN 18
dimiliki.
warga sekolah.
Puskesmas Bogor Timur. Jika dilihat dari nilai rata-rata Ujian Nasional Tahun ajaran
yang berada di kota Bogor. SMPN 18 terletak di Jl. Jatiluhur Komplek Baranangsiang
Indah Blok H.4 Kelurahan Katulampa Bogor Timur. Berdasarkan profil sekolah pada
tahun 2008/2009, jumlah keseluruhan siswa SMPN 18 Kota Bogor adalah 1021
orang, yang mana kelas VII terdiri dari sembilan rombongan belajar, kelas VIII terdiri
dari 8 rombongan belajar, dan kelas IX terdiri dari tujuh rombongan belajar. Untuk
data siswa berdasarkan jeis kelamin, dapat dilihat pada tabel 5.1 di bawah ini.
56
Tabel 5.1
Data Siswa SMPN 18 Kota Bogor Berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun Ajaran 2009/2010
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Keseluruhan
L P L P L P L P
183 190 178 151 170 149 531 490
Sumber : Profil SMPN 18 Kota Bogor
Lima belas siswi yang menjadi informan utama merupakan siswi yang berdasarkan
pemeriksaan kadar Hb memiliki Hb antara 8-11 gr/dl. FGD dilakukan dua kali, yang
mana masing-masing FGD terdiri dari enam orang informan, sehingga jumlah
informan peserta FGD adalah dua belas siswi. Sedangkan untuk wawancara
mendalam dilakukan terhadap enam informan, yang mana tiga informan merupakan
siswi lain yang tidak mengikuti FGD, satu orang merupakan informan peserta FGD
pertama, dan dua orang lain merupakan informan peserta FGD kedua. Gambaran
umum informan peserta FGD pertama dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini :
Tabel 5.2
Gambaran Umum Informan Utama
Peserta FGD Pertama
No. Nama Siswi Kelas Umur
1. Nf VII-I 13 Tahun
2. Sp VII-I 12 Tahun
3. Is VII-C 12 Tahun
4. Ssa VII-H 14 Tahun
5. Rs VII-D 12 Tahun
6. Ta VII-H 12 Tahun
57
Sedangkan untuk gambaran umum informan peserta FGD kedua dapat dilihat
Tabel 5.3
Gambaran Umum Informan Utama
Peserta FGD Kedua
No. Nama Siswi Kelas Umur
1. Sn VII-I 12 Tahun
2. Di VII-H 13 Tahun
3. Ss VII-G 13 Tahun
4. Sa VII-G 12 Tahun
5. Ms VII-D 12 Tahun
6. Hs VII-A 12 Tahun
dari FGD pertama dan Sn serta Ms yang merupakan informan dari FGD kedua. Ssa
dipilih untuk wawancara mendalam karena pada saat FGD pertama didapatkan
informasi mengenai perilaku jajan Ssa selama di sekolah sangat berbeda dengan
teman-teman lainnya, ia tidak pernah jajan di sekolah. Begitu pula dengan Sn dan Ms,
mereka dipilih untuk wawancara mendalam karena informasi yang mereka berikan
berbeda dengan empat informan lainnya saat FGD kedua. Sn menyatakan bahwa
setiap hari di rumahnya selalu tersedia sayur, dan setiap hari Ms membawa bekal ke
sekolah. Informasi yang berbeda dari Ssa, Sn, dan Ms membuat peneliti tertarik untuk
dipilih berdasarkan kadar Hb mereka yang paling rendah diantara siswi lainnya, dapat
Tabel 5.4
Gambaran Umum Informan Utama
Peserta Wawancara Mendalam
No. Nama Siswi Kelas Umur
1. Nfc VII-A 13 Tahun
2. In VII-G 13 Tahun
3. Aa VII-G 13 Tahun
Dari lima belas informan, dua orang merupakan siswi kelas VII-A, satu orang
kelas VII-C, dua orang kelas VII-D, empat orang kelas VII-G, tiga orang kelas VII-H,
dan tiga orang kelas VII-I. Sedangkan berdasarkan umur, delapan informan berumur
12 tahun, enam orang berumur 13 tahun, dan hanya satu orang yang berumur 14
tahun.
Informan pendukung dalam penelitian ini adalah keluarga dan teman dekat
informan utama, yang masing-masing terdiri dari enam orang, sehingga jumlah
Tabel 5.5
Gambaran Umum
Informan Pendukung
No. Informan Keluarga Hubungan Umur Teman Kelas Umur
utama dekat
1. Ssa En Ibu 43 Tahun Po VII-H 13 Tahun
2. Sn Nh Ibu 44 Tahun Fb VII-I 13 Tahun
3. Ms Ir Ibu 50 Tahun Krn VII-D 12 Tahun
4. Nfc Aap Ibu 37 Tahun Ds VII-A 12 Tahun
5. In Ww Bibi 38 Tahun Sa VII-G 13 Tahun
6. Aa Yn Ibu 40 Tahun Sv VII-G 13 Tahun
59
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa, sebagian besar informan pendukung
(keluarga) merupakan ibu dari informan utama, hanya satu informan pendukung yang
merupakan bibi dari informan utama, hal ini dikarenakan ibu dari informan utama
sudah meninggal dan dengan bibinya informan utama tinggal dan dirawat. Umur
Sedangkan untuk umur teman dekat informan utama, sebagian besar berumur 13
tahun.
Hasil penelitian ini meliputi gambaran kejadian anemia pada remaja putri di
SMPN 18 Kota Bogor, yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bogor Timur dan
gambaran hal-hal yang berkaitan dengan kejadian anemia pada remaja putri tersebut.
Gambaran hal-hal yang berkaitan dengan kejadian anemia pada remaja putri di
SMPN 18 Kota Bogor meliputi gambaran asupan zat gizi siswi, perilaku sarapan
pagi, perilaku minum teh/kopi, menstruasi, pengetahuan gizi, karakteristik orang tua,
5.3.1 Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
1. Kadar Hb
Anemia adalah suatu keadaan yang mana nilai Hb dalam darah lebih rendah dari
keadaan normal (WHO, 2001). Adapun untuk remaja usia 12-14 tahun, kadar Hb
dalam darah yang normal adalah 12 gr/dl. Maka, jika seseorang memiliki kadar Hb
kurang dari 12 gr/dl, maka orang tersebut dikatakan anemia. Informan utama dalam
60
penelitian ini dipilih berdasarkan hasil penjaringan kadar Hb pada siswi kelas VII di
Bogor Timur. Seluruh informan utama memiliki kadar Hb dibawah 12 gr/dl. Dari
lima belas informan yang diteliti, hanya tiga orang yang memiliki kadar Hb dibawah
10 gr/dl, 12 orang lainnya memiliki kadar Hb 10-11 gr/dl. Hasil pemeriksaan Hb ini
sedang. Untuk lebih jelasnya, dapat di lihat pada tabel 5.6 di bawah ini :
Tabel 5.6
Kadar Hb Siswi Kelas VII SMPN 18 Kota Bogor
Sebagai Informan Utama
No. Nama Siswi Kadar Hb (gr/dl)
1. Nf 10,6
2. Sp 10,5
3. Is 9,2
4. Ssa 10,1
5. Rs 10,6
6. Ta 10,3
7. Sn 10,6
8. Di 10,6
9. Ss 10,5
10. Sa 10,6
11. Ms 10,8
12. Hs 10,5
13. Nfc 8,7
14. In 10,3
15. Aa 9,5
Disamping kadar Hb, penelitian ini juga mencakup informasi mengenai keluhan
gejala anemia yang dirasakan informan untuk mengambarkan kejadian anemia. Untuk
melakukannya dengan cara FGD, wawancara mendalam, dan observasi. Keluhan atau
gejala anemia yang digambarkan meliputi 5L (lelah, letih, lesu, lemas, lunglai),
pusing, mudah mengantuk, dan susah buang air besar. Sedangkan gejala pucat di
bibir, kuku, dan kelopak mata bagian bawah dilakukan dengan cara observasi
langsung.
Hanya sebagian kecil informan penelitian yang merasakan 5L. Nf, Rs, dan Ta
merasakan gejala 5L sejak kelas enam SD, hanya Nfc yang merasakannya sejak
lemas dan malas gerak, dari penjelasan Ta diketahui bahwa selain lemas, ia juga
sering merasa cepat letih. Sama seperti Rs, Nfc juga mengatakan bahwa ia merasa
sangat malas bergerak ataupun beraktivitas, dan sering merasa letih. Is pernah
merasakan ketika kelas enam, namun ketika peneliti melakukan probing seperti apa
gejala yang ia rasakan, Is mengatakan bahwa ia hanya pusing, namun jika dilihat dari
fisknya, Is terlihat memiliki gejala 5L dan hal ini didukung dari penjesalan yang
diberikan oleh gurunya. Selain dari jawaban para informan, peneliti juga melihat dari
fisik, hanya Nf, Rs, Ta, Is dan Nfc yang terlihat lesu, lunglai, dan tidak bersemangat.
Sebagian besar informan lain menyatakan jarang merasa 5L. Sp hanya merasa lemas
jika ia merasa pusing ketika belajar pelajaran yang ia anggap sangat susah, Ssa
mengatakan, hanya merasa letih jika pulang sekolah dan tidak pernah merasa lemas.
Sn, Ss, dan Sa merasakan 5L jika mereka sedang sakit, dan kurang tidur. Di merasa
5L jika melakukan banyak kegiatan, Ms tidak jauh berbeda dengan Di yang merasa
62
iya, waktu kelas enam ga sih. itu Cuma agak-agak pusing aja. (Is)
pas waktu SMPkalo lagi di kelas ya, ngerasa suka lemes.. sekarang mah
kayaknya, enggak deh..jarang kalo sekarang..kalo misalnya kecapean, gitu..kalo
misalnya pulang sekolah, kan pulang sore, kadang suka capek gitu..enggak sih
kalo lemes mah.. (Ssa)
iya, dari kelas enam sampe sekaranglemes aja..iya, males gerak.. (Rs)
sering banget.. capek..udah gitu tu males gerak banget.. dari SMP.. (Nfc)
Dari seluruh informan, hanya sebagian kecil yang memiliki keluhan 5L, hal ini
juga terlihat dari fisik mereka yang terlihat lesu dan lunglai serta tidak bersemangat.
Disamping itu, juga didukung dari penjelasan guru yang memperhatikan informan
selama berada di sekolah. Sebagian besar informan lainnya mengatakan jarang dan
hanya merasa 5L dalam keadaan tertentu yang lazim juga dirasakan oleh orang yang
63
tidak anemia. 5L yang dirasakan oleh sebagian kecil informan merupakan salah satu
gejala anemia.
3. Gejala Pusing
Nf merasa pusing ketika berdiri setelah jongkok. Ia, Rs, dan Ta mengatakan
merasa pusing saat bangun dari tidur, Ssa dan Sp mengatakan bahwa merasa pusing
ketika bangun dari tidur maupun jongkok. Ms hanya merasa pusing jika ia sedang
sakit. Dari Nfc didapatkan informasi bahwa ia sering merasa pusing ketika belajar,
jika sedang mengerjakan tugas, ia merasa pusing dan kepalanya sangat sakit, selain
itu ia juga merasa pusing jika bangun dari tidur, merasa gelap ketika bangun. Di, Ss,
suka kalo abis tidur, terus bangun..sama kalo lama jongkoknya (Sp)
ssa mah, kalo abis tidur terus bangun suka pusing gitu..iya..sama juga kalo
abis jongkok mah.. (Ssa)
suka..kalo lagi bingung belajar.. yaa..kalo lagi ngerjain sesuatu pasti pusing..
enggak..pertama tuh..gimana ya?merasa gak enak badannya..udah gitu langsung
pusing..pusingnya tuh bukan pusing biasa..ininya tuh kayak yang sakit banget
gitu.. kalo lagi belajar sering..kayak ngeleyeng-ngeleyeng gitu kak.. dari SD
sih.. kelas enam.. waktu itu sih gak tau..engak sih kalo gak lagi dapet suka kayak
gitu.. heeh..bangun suka kayak ngeleyeng-ngeleyeng,puyeng gitu.. langsung
kayak gelap gitu.. sering.. (Nfc)
64
Hanya satu informan yang merasa pusing ketika belajar, sebagian besar informan
jarang merasakan pusing, tiga informan merasa pusing ketika berdiri dari jongkok,
tiga informan merasa pusing ketika bangun dari tidur, dan dua lainnya merasa pusing
baik pada saat berdiri setelah jongkok, maupun bangun setelah tidur. Pusing
merupakan salah satu tanda seseorang anemia, dalam penelitian ini, pusing yang
dirasakan informan adalah ketika belajar, berdiri setelah jongkok, ataupun ketika
4. Mudah mengantuk
mengatakan kadang-kadang merasa ingin tidur jika guru sedang menjelaskan, dan
biasanya pada pelajaran kedua, sekitar jam tiga sore, hal yang sama juga dirasakan
oleh Sp, selain merasa mengantuk saat guru menjelaskan, ia juga kadang-kadang
merasa mengantuk saat sedang mengerjakan tugas. Ssa mengatakan bahwa merasa
mengatakan bahwa ia merasa mengantuk setelah jam istirahat, hal ini menurutnya
wajar karena sekolah siang, dan tergantung jam tidur yang ia jalani pada pagi harinya.
Hanya Di yang menyatakan jarang merasa mengantuk. Dari tiga informan lain yang
diwawancara mendalam, diketahui bahwa Nfc merasa mengantuk jika guru sedang
menjelaskan pelajaran yang ia tidak sukai, biasanya sekitar jam setengah tiga, ia
65
merasa mengantuk karena pada saat SD sering tidur siang. In mengatakan bahwa ia
sering merasa mengantuk karena sekolah siang, setelah jam istirahat. Sedangkan Aa
menyatakan bahwa ia mengantuk pada saat guru menjelaskan pelajaran di papan tulis,
sama, kalo di kelas suka pengen tidur gitukadang-kadang juga kak.. (Is)
suka, kan sekolah siang.. paling tuh..pas mau..pas abis istirahat aja.. sering..
(In)
Dari jawaban seluruh informan, diketahui bahwa mereka mengantuk pada saat di
sekolah, karena sekolah siang dan sebagian besar pada saat guru menjelaskan
sulit dimengerti ataupun pelajaran yang tidak disukai, serta karena teman-teman
mereka yang juga mengantuk. Namun dari hasil observasi, hanya sebagian kecil yang
sering terlihat mengantuk, yaitu Sa, Ss, dan Di. Hasil observasi ini juga didukung
oleh penjelasan guru mereka yang membenarkan bahwa mereka sering terlihat
mengantuk selama mengikuti pelajaran di kelas. Salah satu gejala anemia selain 5L
dan pusing adalah mudah mengantuk, dan gejala ini dirasakan oleh sebagian kecil
informan penelitian saat berada di sekolah dan ketika guru menjelaskan pelajaran.
5. Lidah
Dari seluruh informan didapatkan informasi bahwa lidah mereka kasar. Berikut
kutipannya :
Lidah yang kasar juga merupakan salah satu tanda atau gejala anemia. Namun
gejala anemia ini tidak ditemukan pada semua informan. Walaupun seluruh informan
menyatakan bahwa lidah mereka kasar, namun gejala 5L, pusing, dan mudah
menderita anemia.
Seluruh informan diketahui tidak memiliki kesulitan buang air besar (BAB),
karena sebagian besar menyatakan hampir setiap hari BAB. Ssa mengatakan bahwa
ia BAB setiap hari jika perutnya mulas, terutama jika ia makan pedas. Sn menyatakan
BAB setiap dua hari sekali waktunya tidak tentu, namun paling sering sesudah
sarapan, Di setiap bangun tidur, Ss sehari sekali paling sering pagi, sekitar jam tujuh,
sedangkan Ms setiap pagi setelah sarapan, Hs sering sekali sehari, namun pernah juga
dua kali sehari, waktunya tidak tentu. In mengatakan bahwa paling sering BAB dua
hari sekali, sedangkan Aa menjawab kadang-kadang sekali sehari, kadang juga tidak
BAB dalam sehari, namun paling sering sehari sekali. Berikut kutipannya :
ga tentu, tergantung sakit perut gitu iya, setiap hari kalo pagi
bisatergantung sakit perut aja (Sp)
gimana kalo maunya ajasama, setiap hari.. kalo perutnya mules aja,
gituapalagi kalo makan pedes, langsung aja gitu.. (Ssa)
dua hari sekali kak..kadang tiga kali sehari..paling sering yang dua kali..gak
tentu..pagi-pagi, sesudah sarapan.. (Sn)
sehari sekali, kadang dua kali..sekali..gak tentu juga kak.. (Hs) sekali..
enggak juga.. yaa..paling..lebih sering dua hari sekali.. (In)
Sebagian besar informan BAB setiap hari sekali, hanya dua informan yang
menyatakan BAB dua hari sekali. Salah satu gejala anemia adalah kesulitan BAB,
namun dari jawaban para informan diketahui bahwa seluruhnya tidak memiliki
kesulitan BAB, walaupun begitu gejala lain tetap dirasakan oleh para informan yang
menandakan bahwa mereka anemia, seperti 5L, pusing, dan mudah mengantuk.
7. Pucat
Gejala/tanda pucat dilihat dari bibir, kuku, dan kelopak mata. Nf, Is, Ta, Sn, dan
Ss terlihat pucat pada bibir, kuku, dan kelopak mata. Sp, Rs, dan Nfc terlihat pucat
69
pada bibir dan kelopak mata. Ssa, Hs, Ms, In, dan Aa hanya terlihat pucat pada
kelopak mata, sedangkan Di dan Sa terlihat pucat hanya pada bibir. Untuk lebih
Tabel 5.7
Hasil Pengamatan Langsung
Gejala/Tanda Anemia Pada Informan Utama
No. Nama Informan Kuku Bibir Kelopak Mata
1. Nf + + +
2. Sp - + +
3. Is + + +
4. Ssa - - +
5. Rs - + +
6. Ta + + +
7. Sn + + +
8. Di - + -
9. Ss + + +
10. Sa - + -
11. Ms - - +
12. Hs - - +
13. Nfc - + +
14. In - - +
15. Aa - - +
Keterangan :
( + ) : pucat
( ) : tidak pucat
Sebagian besar kelopak mata dan bibir informan terlihat pucat, sebagian kecil yang
terlihat pucat kukunya. Hanya lima orang informan yang bagian kuku, bibir, dan
kelopak matanya terlihat pucat. Bibir, kuku, dan kelopak mata yang pucat pada
70
informan merupakan salah satu gejala atau tanda fisik bahwa mereka menderita
anemia.
5L, pusing, mudah mengantuk, lidah licin, sulit BAB, dan pucat pada kuku, bibir
serta kelopak mata merupakan beberapa gejala atau tanda fisik anemia. Disamping
hasil dari pemeriksaan kadar Hb yang dibawah 12 gr/dl, beberapa gejala yang
dirasakan oleh informan seperti 5L, pusing, mudah mengantuk, dan pucat pada kuku,
5.3.2 Gambaran Perilaku Sarapan Pagi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota
Bogor
seberapa sering informan sarapan, waktunya, dan makanan yang dimakan saat
sarapan. Seluruh informan terbiasa melakukan sarapan pagi setiap hari, dan sebagian
besar sarapan sebelum berangkat sekolah. Nf sarapan sekitar jam delapan, Is dan Rs
sarapan jam enam pagi, namun Is hanya kadang-kadang, jika tidak sarapan jam enam,
maka Is sarapan sekitar jam sepuluh, sama dengan Ssa sarapan jika merasa lapar, jika
hari sekolah ia makan sebelum berangkat sekolah, sekitar jam sepuluh. Sp dan Ta
menyatakan sarapan sekitar jam sembilan. Untuk makanan yang dimakan saat
sarapan, Nf dan Rs lebih sering makan nasi goreng yang dimasak oleh ibu mereka, Sp
lebih sering sarapan mie, Is menyatakan makan nasi dengan telur mata sapi, Ssa
makan nasi dengan lauk seadanya, biasanya ikan, sayur ataupun keduanya yang
sarapan juga sekitar jam sepuluh, sedangkan Ta lebih sering makan roti. Sn dan Ss
71
sarapan setiap hari sekitar jam sepuluh, Di dan Sa sarapan sekitar jam Sembilan, Ms
sarapan antara jam 05.30 sampai sekitar jam 08.35, sedangkan Hs antara jam tujuh
atau jam delapan. Makanan yang Sn makan pada saat sarapan adalah nasi dengan
lauk, seperti ikan, telur, tahu, ataupun tempe. Selain makan nasi Sn juga sering jajan
kadang makan mie, dengan lauk biasanya adalah telur dadar. Sama halnya dengan Di,
Ss juga sarapan nasi dengan telur, Sa lebih sering sarapan roti dibandingkan mie, Ms
makan nasi dengan lauk yang dimasak hari sebelumnya, atau dengan ayam goreng,
chicken nugget, dada ayam fillet, kadang-kadang nasi goreng dengan telur mata sapi,
nasi uduk, roti tawar dengan meises, atau bubur ayam, sedangkan Hs kadang-kadang
makan nasi atau bubur. Nfc sarapan nasi dengan lauk dan sayur seperti ayam dan
sayur sop sekitar jam delapan sampai jam sembilan, selain nasi beserta lauk dan
sayur, Nfc juga kadang-kadang makan mie ataupun roti, minumnya teh manis, namun
tidak sering, kadang-kadang air putih. In mengatakan bahwa ia sarapan jika merasa
lapar, kadang makan nasi uduk, nasi dengan lauknya seperti telur, beli bakso, atau
masak mie instan, jika ada maka In makan roti tawar isi keju dan meises dan minum
susu, disamping makanan tersebut, In juga makan makanan ringan seperti biskuit atau
kue pancong. Aa sarapan antara jam delapan sampai jam setengah sepuluh, sekitar
empat hari dalam seminggu. Makanan yang dimakan oleh Aa pada saat sarapan
biasanya nasi dengan telur, mie instan, nasi goreng. Berikut ini adalah kutipan dari
jawaban informan.
sarapan jam delapankadang makan nasi, nasi goreng, ama telor, ama
gorengan, gitu aja..mie jarang..paling sering nasi goreng.. (Nf)
72
kalo sarapan, sakit perut kakmakan sih, tapi siang, jam sembilanan..pasti,
makan emi, nasi, sama telor udah..paling sering mie.. (Sp)
gak biasa sarapan kakpaling makan roti aja jam Sembilan, kadang
nasi..minum susu, jam sepuluh sebelum berangkat sekolah.. (Ta)
setiap hari..karna kan disuruh mamah kalo, emmmdisuruh mamah kalo mau,
eeeepagi itu sebelum berangkat kemana-mana tuh suruh makan dulu biar
kuatbiar gak lemes makan nasiseringnya ayam goreng..jam setengah
delapan atau jam setengah Sembilanan.. (Ms)
pasti.. jam delapan sampe jam Sembilan.. makan nasi.. paginya tuh..maksudnya
tuh makanannya tuh gak kayak nasi goreng gitu..bukan ya kayak sayur sop
sama ayam kak..minum teh manis.. enggak juga, kadang-kadang air putih..
enggak..kadang-kadang suka mie.. (Nfc)
jarang.. kalo sekolah siang, iya.. gak tentu.. kalo lagi laper aja makan.. nyari
makanan..ngemil aja.. jajan jajanan anak kecil aja..pancong.. pernah, tapi
jarang.. eee apa yang ada.. emmm.kadang bikin telor, kadang beli bakso,
kadang bikin emi.. (In)
73
Ibu En yang merupakan ibu dari Ssa memberikan keterangan yang sama dengan
jawaban Ssa, beliau mengatakan bahwa, sebelum berangkat sekolah Ssa biasanya
makan nasi dengan lauk ikan asin. Begitu juga dengan penjelasan Sn yang sesuai
dengan penjelasan Ibu Nh yang merupakan ibu dari Sn, diketahui bahwa Sn benar
sarapan sekitar jam sepuluh, makan nasi dengan lauk pauk atau sayur yang dimasak
ibunya, lauknya paling sering telur mata sapi ataupun ikan. Selain makan nasi
diketahui juga bahwa Sn beli wafer ataupun makanan ringan di warung. Jawaban Ms
juga didukung oleh hasil wawancara peneliti kepada ibunya, Ibu Ir mengatakan
bahwa Ms setiap pagi selalu sarapan dengan menu yang bervariasai, yaitu nasi
dengan lauk yang dimasak hari sebelumnya, atau dengan ayam goreng, chicken
nugget, dada ayam fillet, kadang-kadang nasi goreng dengan telur mata sapi, nasi
uduk, roti tawar dengan meises, atau bubur ayam. Dari seluruh makanan tersebut, Ms
paling suka Nasi goreng. Disamping itu, sebelum Ms berangkat sekolah, ia juga
minum susu dan teh, yang selalu disediakan oleh pembantunya atas permintaan Ibu
Ir. Tidak jauh berbeda dengan jawaban Nfc, dari Ibu Aap diketahui bahwa Nfc selalu
sarapan setiap hari, makanan yang dimakan kadang-kadang nasi goreng, mie instan,
atau roti, atau makan nasi jika Ibu Aap telah selesai masak. Ibu Ww yang merupakan
wali dari In mengatakan bahwa In setiap hari selalu sarapan, namun jam sarapan In
tidak tentu, tergantung kalau In merasa lapar. Kalau bangun tidur In merasa lapar,
maka ia langsung makan, jika tidak lapar, maka In makan sebelum berangkat sekolah,
74
sekaligus makan siang. Hal ini sama dengan jawaban yang diberikan In pada saat
kadang nasi uduk yang dibelikan oleh Ibu Ww, nasi dengan telur, kadang hanya
minum susu saja, atau jika ada roti, maka In makan roti tawar dengan keju dan
meises. Ibu Yn yang merupakan ibu dari Aa mengatakan bahwa saat sarapan Aa
kadang-kadang makan nasi dengan telur, bihun dan tempe goreng tepung yang Ibu
Yn beli di warung. Berikut kutipan dari Ibu En, Ibu Nh, Ibu Aap, Ibu Ww, dan Ibu
Yn .
iya..ada yang sarapan, ada yang enggak.. Ssa juga gitu, kalo mau..sarapan,
kalo enggak, ya enggak.. kan pagi kalo mau berangkat sekolah makan dulu, kan
sekolahnya berangkatnya jam sebelas..suka makan dulu kalo mau sekolah
mah..makan nasi.. ikan asin lah.. (Ibu En)
Ada roti, kadang mie instan, kadang nasi goreng..paling sering nasi goreng,
pake telor..didadar..dadar dua, bagi empat..kalo ada sosis, pake sosis.. Nfc apa
aja sih..indomie..enggak sih, sekarang udah jarang sih..seminggu paling dua
kali....jam enem udah sarapan dia, kalo sekolah pagi..sekolah siang..bangunnya
jam lapan..makannya jam sepuluh..kalo Nfc pasti makan sih..iya, kalo sayanya
udah masak, ya dia makan nasi... (Ibu Aap)
sarapan..kan sekolah..gitu..Ya, gak tentu sih..kalo lagi dia, kalo lagi udah
laper, bangun tidur dia langsung makan..kalo belum laper, ya..nanti mau
berangkat sekolah..sekaligus makan siang, diparet..jam sebelas dia berangkat
sekolah..Ya, kadang ada nasi uduk beli..di sini kan suka ada yang jualan..paling
untuk anak-anak aja.. kadang nasi pake telor, kadang cumin minum susu aja..ya,
kalo lagi gak sempet, susu sama roti..itu juga kalo lagi ada rotinya..gitu..roti
beli..tawar..kan kalo In sukanya harus pake keju segala..seneng keju gitu dia
mah..roti pake keju pake meses.. mie juga kadang bikin pagi.. (Ibu Ww)
75
Iya..Itu aja, sama tempe aja..sama tempe.. tempe yang digoreng.. kadang-
kadang telor aja..gitu..kalo Aa gak suka makan pagi mah..suka beliin bihun..
bihun yang pake sambel, tapi, emmm..pake itu.. tempe.. Kadang-kadang suka
beli tempe yang mateng..gitu..kan ada di warung.. (Ibu Yn)
informan dapat dilihat pada gambar 5.1, 5.2, dan 5.3 di bawah ini.
Dari informan utama, informan pendukung, hasil observasi serta hasil recall,
diketahui bahwa seluruh informan terbiasa sarapan pagi setiap hari, sebelum mereka
berangkat ke sekolah. Makanan yang dimakan informan pada saat sarapan sangat
bervariasi, antara lain nasi dengan telur, ikan, ayam, tempe ataupun tahu. Selain nasi
dengan lauknya, nasi goreng, roti, bihun, dan mie instan juga merupakan makanan
yang dikonsumsi oleh informan pada saat sarapan. Sebagian besar informan lebih
sering sarapan nasi dengan telur, mie instan, ataupun nasi goreng. Walaupun seluruh
informan sarapan pagi setiap hari sebelum mereka berangkat ke sekolah, keadaan ini
5.3.3 Gambaran Perilaku Minum Teh/Kopi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota
Bogor
frekuensi minum teh, waktu minum teh, dan jumlah teh yang dikonsumsi. Nf
mengatakan bahwa minum teh pagi sebelum sarapan, atau malam setelah makan,
sedangkan Sp hampir setiap hari minum teh saat pulang sekolah setelah makan, Is
dan Rs minum teh pagi hari setelah sarapan, Ssa jarang minum teh, karena jarang
77
tersedia teh di rumah, sedangkan Ta yang minum teh ketika bangun tidur. Hs
menyatakan bahwa biasa minum teh dengan susu. Sn menyatakan bahwa ia minum
teh empat hari dalam seminggu, namun lebih sering teh saja, tidak dicampur susu,
waktunya adalah malam hari setelah makan. Di menyatakan jarang minum teh. Sn,
Ss, Ms, dan Hs minum teh setelah makan, sedangkan Sa berbeda dengan mereka, ia
justru minum teh sebelum makan. Nfc minum teh setiap pagi setelah sarapan dan juga
malam, seminggu Nfc minum teh sebanyak lima kali. In menyatakan bahwa ia
minum teh sekali atau dua kali dalam sehari setelah makan, siang, ataupun malam. Aa
memiliki kebiasaan minum teh empat hari dalam seminggu, waktunya setiap pagi
sekitar jam tujuh, selain pagi, Aa juga pernah minum teh malam hari setelah makan.
kalo misalnya ada, diminum, kalo enggak, ya enggak kalo misalnya mau
aja biasanya pagi kalo misalnya ada tehnya, baru bikin..enggak
sih..jaranggimana adanya aja..gimana kalo mau minum aja gitu... (Ssa)
bangun tidur, trus minum air putih segelas kecil..udah gitu saya dikasih makan,
trus saya makanudah makan trus minum teh manis.. pas udah makan, baru
minum teh manis.. segelas gede, tapi Cuma setengahnya.. malem.. paling kalo
lagi nonton tv kayak gitu.. enggak sih..enggak begitu..cumannya yaa suka aja
minummaksudnya yaa..kalo lagi mood aja..yaaa..bisa sampe tiga kali..lima
kali..kopi gak pernah.. (Nfc)
pernah, kalo lagi mau bikin.. bikin sendiri.. malem, suka..kalo ada
itu..sodara..itu tetangga kan masih..suka maen, jadi..teh In pengen teh manis, ya
udah bikin..gitu.. emmmbanyak sih..sehari paling sekali, tapi..kadang enggak..
abis makan gitu langsung aja.. enak..enak aja.. (In)
eee, minum teh.. jam tujuan.. bikin sendiri.. jarang.. empat hari.. pengen aja..
(Aa)
Ibu En yang merupakan Ibu dari Ssa mengatakan bahwa di rumahnya memang
jarang sekali tersedia teh, beli teh jika ayah Ssa ingin minum teh. Ibu Nh yang
mengatakan bahwa Sn hampir setiap hari minum teh pada malam hari. Ibu Ir juga
mnyampaikan hal yang sama dengan jawaban Ms, yaitu Ms setiap pagi selalu minum
teh. Kebiasaan minum teh Nfc juga diketahui dari penjelasan Ibu Aap. Ibu Ww juga
membenarkan bahwa In memiliki kebiasaan minum teh dua kali dalam sehari, namun
lebih sering beli teh dalam kemasan gelas. Kebiasaan minum teh In sudah ada sejak
In berumur tiga tahun. Jika di luar rumah, In juga lebih sering minta dibelikan teh
daripada air mineral. Yang disampaikan oleh Aa, sesuai dengan jawaban Ibu Yn.
Berikut ini adalah kutipan jawaban Ibu En, Ibu Nh, Ibu Ir, Ibu Aap, Ibu Ww, dan Ibu
Yn.
79
Enggak sih..air putih aja..kali-kali kalo misalnya ada.. Disini mah enggak..iya,
kalo bapak mau air teh..baru, kalo beli mah.. (Ibu En)
kalo teh iya..kopi enggak..disini kopi gak laku..tiap pagi kan disiapin susu, teh,
sama air putih..teh kan buat tambah tenaga, air putih buat ginjalnya dia, kalo
susu buat energi..iya, tiap hari tuh begitu (Ibu Ir)
Ada..tiap pagi minum teh..teh anget..kalo pagi tante bikinin.. pas mau..paling
berapa..sekali..dua kali sama malem..paling nebeng..nebeng tapi ngabisin..
(Ibu Aap)
Kalo teh mah, kadang bikin sih, tapi gak ini..gak sering..gak setiap hari
lah..gitu..teh dalam kemasan gelas merek x, teh dalam kemasan botol merek
y, sering..setiap hari teh dalam kemasan gelas merek x mah minum..dua
kali.. Paling dia dari kecil sih, ini..seneng teh manis..dari umur tiga taun..kalo
dia minta aja, mah pengen teh manis..kalo dia gak minta, gak saya
kasih..makanya kalo kemana-mana kan, aer abis, beli teh dalam kemasan kotak
aja mah, beli teh dalam kemasan botol merek y.. (Ibu Ww)
Iya..heeh.. kalo Aa mah suka mau teh, gitu..iya..pagi jam tujuh, barengan
makan bihun sama tempe.. Heeh..bu enteh atuh ane mah..gitu nyak..bilangnya
gitu..heeh terserah deh..ulah seeur teuing gulana..jangan banyak-banyak
gulana, gitu..secukupnya saja..kan mau manis.. Segelas sendiri.. Tapi, ibunya
yang bikin, kan takut panas airnya, gitu..takut kena tangan..maklum lah, kalo
masih kecil, suka ibu aja yang ngerjain... (Ibu Yn)
Sebagian besar informan memiliki kebiasaan minum teh minimal sekali dalam
sehari setelah makan, namun tidak ada satu informanpun yang memiliki kebiasaan
minum kopi. Sebagian besar minum teh pada pagi hari, namun sebagian kecil lainnya
juga memiliki kebiasaan minum teh siang dan malam hari. Dua informan memiliki
kebiasaan minum teh dalam kemasan gelas yang mereka beli di warung dekat rumah.
Karena sebagian besar informan memiliki kebiasaan minum teh minimal sekali dalam
penyerapan zat besi dari makanan tersebut terhambat oleh zat tannin yang terkandung
80
dalam teh. Penyerapan zat besi yang tidak sempurna inilah yang menyebabkan zat
besi yang masuk dalam tubuh tidak sesuai dengan zat besi yang dibutuhkan oleh
5.3.4 Gambaran Pola Menstruasi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
mencakup informasi mengenai lama hari menstruasi dan lama hari saat darah keluar
banyak.
Lama hari menstruasi dari tujuh informan sangat bervariasi, antara empat sampai
sepuluh hari. Nf, Di, Sa menjawab tujuh hari atau seminggu, Ssa delapan hari, Ta
antara empat sampai enam hari, dan Hs mempunyai lam hari menstruasi terpanjang,
yaitu tujuh sampai sepuluh hari. Lama hari selama satu siklus menstruasi pada Nfc
seminggu.. (Di)
Lama hari menstruasi yang dijalani informan sangat bervariasi, antara empat
sampai sepuluh hari, namun sebagian besarnya menstruasi selama tujuh hari atau
seminggu. Menstruasi yang dialami informan dikatakan tidak normal karena lebih
Lama hari saat darah keluar terbanyak adalah antara satu sampai empat hari. Nf
dan Hs menjawab dua sampai tiga hari, Ssa tiga hari, Ta satu sampai dua hari, begitu
juga dengan Sa, darah keluar terbanyak adalah dua hari, hanya Di yang menyatakan
jika sedang menstruasi tiga sampai empat hari pertama, merupakan hari dimana darah
haid keluar lebih banyak dibandingkan hari-hari sesudahnya. Nfc dan In untuk
pertanyaan lama hari saat darah keluar lebih banyak adalah empat hari pada Nfc dan
tiga hari pada In. Berikut ini kutipan dari jawaban para informan :
yang banyak mah biasanya hari pertama sampe hari ketiga (Ssa)
kalo banyak itu pertama dapetpaling empat hari..kalo gak tiga hari (Di)
yaaa..empat.. (Nfc)
tiga..(In)
Bogor
terdapat beberapa informasi meliputi; saat pertama kali mendengar istilah anemia,
definisi anemia, cara mendeteksi anemia, gejala anemia, penyebab dari anemia,
akibat yang ditimbulkan jika seseorang menderita anemia, cara mencegah ataupun
mengobati anemia, manfaat dan sumber zat besi, manfaat dan sumber vitamin C,
Nf dan Rs mengetahui istilah anemia dari buku IPA SD Sp, Ms, Nfc, dan In
mengetahui dari televisi, Ssa dari pembina PMR saat SMP, dan Ta mengetahui dari
saudara. Sn, Di, dan Aa mengetahui saat mereka SD kelas enam, dari guru dan
pernah mendengar anemia sebelumnya. Berikut ini adalah kutipan dari jawaban
informan :
pernah waktu udah lama kelas enam SD dari orang-orang.. dari temen-
temen yang di SD..eee..cerita-cerita aja..gak tau, lupa lagi. (Sn)
di tipi iyaaa.tapi itu dah lama ya, denger aja gitu di tivi..SD, kelas
lima kelas empat, di itu..di berita..kan papah lagi nonton, terus ngeliat tuh..
(Ms)
denger sih kak, cuman gak tau itu penyakit apa?yaa..tau dari filem-filemiya,
nonton tipi.. (Nfc)
pernah.. emmmdi tipi aja.. tentang anemia..tapi gak ngerti.. udah lama..
masih SD.. (In)
di sekolah.. waktu kelas enem.. dari guru.. guru..di kelas.. gak inget.. (Aa)
Sebagian besar informan telah mendengar anemia sebelumnya, antara lain dari
televise, guru saat SD, pembina PMR SMP, teman-teman, saudara, bahkan ada yang
2. Pengertian/Definisi Anemia
Menurut Nf anemia adalah kekurangan hemoglobin, Sp, Is, Ssa, Rs, Sn, Di, Ms,
Hs, Nfc, dan In mengetahui bahwa pengertian atau definisi anemia adalah kurang
darah, sedangkan Aa menjawab anemia adalah sering letih, lesu, lunglai, dan lemas.
Ta, Ss, dan Sa tidak mengetahui pengertian atau definisi anemia. Berikut kutipannya :
ga tau (Ta)
kalo saya denger katanya kurang darah, cumin gak tau lengkap banget
(Nfc)
Hanya satu informan yang menjawab dengan benar bahwa pengertian anemia
adalah kekurangan hemoglobin, sebagian besar lainnya hanya mengetahui istilah dari
Nf, Sp, Is, Rs, Di, Sn, Hs, Ms, Nfc, dan Aa mengatakan bahwa cara untuk
mendeteksi anemia adalah dengan tes darah. Is, Ssa, dan Ta mengatakan dilihat
adalah fisik yang mudah dan sering pusing, lemas, letih, sakit-sakitan, cepat pingsan,
dan mudah lelah. Sedangkan menurut In cara mendeteksi anemia adalah dengan
melihat kelopak mata seseorang, pucat atau tidak. Ss, dan Sa tidak mengetahui cara
aku mah gak tau, soalnya aku kan taunya juga anemia tu baru SMP ini.. (Ssa)
kan soalnya waktu itu di sekolah ada yang, apa sih..yang dites.. (Ms)
kata mamah sih liat dari mata..kalo ininya gak ada darahnnya..gak tau lagi..
(In)
Sebagian besar informan mengetahui dengan benar cara mendeteksi anemia yaitu
melakukan tes atau cek darah, namun saat peneliti menanyakan lebih lanjut mengenai
4. Gejala Anemia
menjawab cukup banyak, antara lain pusing ketika berdiri setelah jongkok,
mengantuk, lemas, tidak semangat, dan selalu merasa ingin tidur. Sp, Is dan Nfc
menjawab suka pingsan dan suka pusing, Sn mengatakan bahwa pusing, lesu, lunglai,
dan mengantuk adalah gejala anemia, Ssa mengatakan bahwa yang ia tahu dari
86
saudaranya mengenai gejala anemia adalah penglihatan tidak jelas dan pusing setelah
jongkok, Ta dan In mengatakan mudah letih, 5L dan muka pucat merupakan gejala
anemia yang diketahui oleh Ms, Hs dan Aa. Sedangkan Rs, Di, Ss, dan Sa
kalo kata saudara ssa ya, anemia itu, apa namanya, kalo kita ngeliat orang tu
gak jelas, kurang jelas..gitu katanya.. eee..apa ya? Sering pusing kalo misalnya
jongkok, gitu..terus gak bisa kecapean.. (Ssa)
lemes5L.. letih, lemes, lesu, trus apa lagi yaaalelah pusing, sama yang
termasuk 5L.. (Ms)
Infomasi mengenai gejala atau tanda anemia sangat bervariasi, antara lain merasa
pusing jika berdiri setelah jongkok, mengantuk, tidak semangat, selalu ingin tidur,
sering pusing, sering pingsan, penglihatan tidak jelas, 5L, dan muka pucat. Sebagian
besar informan menjawab dengan benar bahwa gejala anemia adalah pusing, mudah
5. Penyebab Anemia
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa Nf, Ssa, dan Ta hanya mengetahui bahwa
sayur adalah jawaban Sn. Selain kurang makan, Ms juga menjawab bahwa kurang
makan buah, sering jajan makanan yang kotor dan kecelakaan merupakan hal-hal
bahwa penyebab anemia adalah banyak mengeluarkan darah seperti keguguran, dan
mengatakan bahwa kurang tidur dan terlalu letih merupakan penyebab dari anemia.
Sedangkan Rs, Di, dan Sa tidak mengetahui penyebab anemia. Berikut ini adalah
kalau kata mamah ini mah, kurang minum, kata mamah, kalo misalkan suka
pusing..(Sp)
jadi kita makannya banyak juga, gak ada vitaminnyagitu.. kan kurang
vitamin kak.. (Ssa)
Penyebab anemia yang diketahui oleh informan sangat bervariasi, antara lain
kurang vitamin, kurang minum, kurang makan, kekurangan gizi, kurang makan sayur,
kurang makan buah, sering jajan makanan yang kotor, banyak mengeluarkan darah
kurang tidur. Walaupun jawaban informan sangat bervariasi, hanya sebagian kecil
yang menjawab dengan benar bahwa salah satu penyebab anemia adalah
Nf mengetahui cukup banyak akibat atau dampak jika seseorang anemia, yaitu
lemas, mengantuk, tidak nafsu makan, pusing, dan letih. Sp mengatakan demam dan
tubuh kecil namun perut besar, Is mengatakan sakit panas, Ssa dan Rs mengatakan
kematian dan ditambahkan oleh Ssa dan In yang menjawab prestasi yang menurun.
Sn menjawab bahwa akibat atau dampak anemia adalah sakit, pusing, dan lemas, Nfc
mengatakan dengan ragu bahwa penyebab anemia adalah membuat lupa, sedangkan
89
In prestasi menurun. Di, Ss, Sa dan Aa tidak mengetahui akibat ataupun dampak dari
iya, yang tadikayak tadi.iya 5L, ama yang tadi di omonginakibatnya apa
sih tadi5L, muka pucat... (Ms)
prestasinya menurun.. kecapean aja, jadi males belajar.. gak tau..yang dikasih
tau itu doang.. kan dikasih obat yaa..sama Pembina PMR dijelasin gitu..kalo gak
mau minum obat,prestasinya jadi menurun.. (In)
Akibat atau dampak yang terjadi bila seseorang anemia yang diketahui oleh
pusing, demam, tubuhnya kecil perutnya besar, sakit panas, cepat lupa, prestasi
jawaban hanya sebagian kecil yang mengetahui dampak anemia dengan benar, yaitu
Istirahat dan minum obat atau vitamin kurang darah merupakan cara mencegegah
ataupun mengobati anemia yang diketahui oleh Nf. Karena Is mengetahui bahwa
penyebab anemia adalah kurang minum, maka cara mencegah atupun mengobati
anemia menurutnya adalah minum yang banyak. Is dan Sa memberikan jawaban yang
sama, yaitu makan makanan yang bergizi. Ssa, Di, Nfc dan Aa mengatakan untuk
mencegah atau mengobati anemia adalah dengan minum obat kurang darah. Rs
buah, dan makan nasi. Ta menjawab menjaga kesehatan dengan cara makan teratur
dan minum vitamin, tidak jauh berbeda dengan jawaban Ta, Ms juga menjawab
makan teratur ditambah makan makanan empat sehat lima sempurna yang bersih dan
minum susu, Hs menambahkan dengan banyak makan buah, In menjawab tidur yang
diketahui oleh informan sangat bervariasi, antara lain banyak makan sayur, minum
obat kekurangan darah, makan yang bervitamin, makan makanan yang bergizi, makan
makanan empat sehat lima sempurna, jangan makan yang kotor, makan teratur,
minum susu, dan banyak makan buah. Sebagian besar informan menjawab dengan
benar bahwa untuk mencegah ataupun mengobati anemia yaitu dengan makan
makanan bergizi dan minum tablet tambah darah, namun saat peneliti melakukan
probing untuk mengetahui pendapat mereka mengenai hubungan antara anemia dan
makanan sumber zat besi merupakan salah satu cara untuk mencegah atupun
mengobati anemia.
Nf mengatakan pisang, papaya, dan jambu adalah sumber zat besi, dan
kegunaannya adalah agar tidak mudah lemas, sakit, dan letih. Sp, Rs, Ta, dan Hs
92
menambahkan lauk pauk sebagai sumber zat besi. Ssa tidak mengetahui sumber zat
besi dan ia menjawab dengan ragu kegunaan zat besi adalah agar tidak mudah lemas
dan untuk menguatkan tubuh. Sn menjawab cukup banyak makanan sumber zat besi
selain nasi, yaitu buah, sayur, telur, ikan, dan ayam, sedangkan kegunaan zat besi
yang ia ketahui hanya untuk tambah darah. Sa mengatakan buah dan kegunaannya
supaya sehat. Ms menjawab nasi uduk untuk menambah kuat. Is, Di, Ss, Nfc, dan Aa
menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui sumber dan kegunaan zat besi. In
menjawab susu adalah sumber zat besi dan kegunaannya untuk menambah tenaga
dan agar tidak lemas Kutipan jawaban setiap informan adalah sebagai berikut.
taunya Cuma susu doang Untuk menambah stamina, nambah kuat,apa lagi
ya? Gak tau lagi.. (Sp)
gak inget kak agar tidak mudah lemes.. buat nguatin tubuh kali ya kak?
(Ssa)
nasi.. buah, sayur, telur, ikan, ayam..udah.. untuk tambah darah (Sn)
gak inget.. kayaknya pernah denger, tapi lupa lagi..zat besi itu
gunanyauntuk..bingung kak (Nfc)
susu. buat nambah tenaga kali.. biar gak lemes aja... (In)
93
Informan mengetahui bahwa makanan sumber zat besi adalah buah, susu, nasi,
sayur, dan lauk pauk, sedangkan kegunaan dari zat besi agar tidak mudah lemas,
sakit, dan letih, menambah kuat, menambah stamina, memperkuat tulang, untuk
tambah darah, agar sehat. Sebagian besar informan mengetahui dengan benar bahwa
sumber zat besi adalah lauk pauk, sayur, dan susu. Namun seluruh informan tidak
mengetahui bahwa salah satu kegunaan zat besi adalah untuk proses pembentukan sel
sehat dan tidak mudah letih. Sp menjawab jeruk nipis, Is belimbing, Ssa mengatakan
pisang dan sayuran, Rs mangga, Ta jambu, Sn apel, Di anggur, Ms mangga dan apel.
Sp, Is, Ssa, Rs, dan Sn menjawab bahwa kegunaan vitamin C adalah untuk
kulit, Di dan In yang menjawab kegunaan vitamin C adalah untuk mencegah panas
kutipannya.
jeruk..pepayaapa ya? Gak tau lagi.. Supaya sehat, gak gampang capek,
udah.. (Nf)
Sebagian besar informan menjawab dengan yakin bahwa sumber vitamin C adalah
jeruk, selain jeruk, jawaban informan cukup bervariasi, antara lain papaya, pisang,
apel, mangga, anggur, pir, semangka, jeruk nipis, lemon, jambu, belimbing, dan
sayuran. Sebagian besar menjawab kegunaan vitamin C adalah untuk mencegah atau
mengobati sariawan serta panas dalam. Dari jawaban tersebut, diketahui bahwa
sebagian besar informan pengetahuan cukup baik mengenai sumber dan kegunaan
vitamin C, namun tidak ada satu informanpun yang mengetahui bahwa salah satu
Nf, Sp, Is, Ssa, Ta, Nfc, In, dan Aa mengetahui bahwa tablet tambah darah untuk
tambah darah, mencegah, dan mengobati anemia. Dengan ragu Ssa menambahkan
bahwa tablet tambah darah berisi darah, karena baunya yang seperti darah. Hanya Rs
95
yang menjawab bahwa tablet tambah darah merupakan vitamin. Selain untuk tambah
darah, Nfc juga menjawab tablet tambah darah merupakan vitamin untuk kesehatan
dan stamin, dan Aa menambahkan tablet tambah untuk menghilangkan letih dan lesu.
Sn dan Sa mengatakan tidak mengetahui tentang tablet tambah darah. Kutipan dari
kan dikasih buat nambah darahbuat ini apa, penyakit anemia, buat
ngejauhin..(Sp)
pernah..ibu saya pernah nawarin..cumannya waktu itu kan saya gak tau kalo
saya anemia.. waktu kelas enam.. untuk nambah darah.. untuk kesehatan juga,
vitamin supaya apa namanya..stamina.. (Nfc)
buat..penambah darah.. biar darah kita tambah.. jadi ngilangin lesu, letih..
(Aa)
Sebagian besar informan mengetahui bahwa tablet tambah darah hanya untuk
anemia, untuk kesehatan, stamina, serta menghilangkan letih dan lesu. Sebagian besar
tidak mengetahui kandungan dari tablet tersebut, dua informan mengatakan bahwa
96
tablet tersebut berisi darah, dua informan lain mengatakan bahwa tablet tersebut
informan tidak mengetahui bahwa tablet tambah darah mengandung zat besi yang
anemia, sebagian besar hanya menjawab empat atau lima pertanyaan dengan benar.
ragu dan muka kebingungan. Menurut peneliti, seluruh informan tidak mengetahui
apakah jawaban mereka tersebut benar atau salah, padahal peneliti mengajukan
makanan mereka sehari-hari. Pemilihan makanan yang tidak tepat akan berpengaruh
pada ketidakcukupan asupan zat gizi, salah satunya adalah zat besi, sehingga tidak
menutup kemungkinan anemia yang diderita oleh para informan disebabkan oleh
pemilihan makanan yang tidak tepat karena pengetahuan yang minim yang dimiliki
ditanyakan melalui FGD maupun wawancara terhadap informan utama, namun untuk
97
wawancara.
Pendidikan ayah maupun informan utama bervariasi, dari SD hingga S2, namun
untuk pendidikan ayah sebagian besarnya adalah SMP, sedangkan pendidikan ibu
adalah SD. Sebagian besar pekerjaan ayah informan adalah wiraswasta, sebagian
kecil lainnya adalah pegawai swasta, pedagang, buruh tani, dan buruh dagang.
Sedangkan sebagian besar ibu informan adalah ibu rumah tangga (IRT), hanya Ibu
dari Is dan Hs yang bekerja swasta dan Ibu dari Rs sebagai pedagang. Untuk lebih
Tabel 5.8
Karakteristik Orangtua Informan
Variabel
Pendidikan Pendidikan Pekerjaan Pekerjaan
Informan Ayah Ibu Ayah Ibu
Nf STM SMEA Pegawai IRT
Sp SMA SMA Pegawai Swasta IRT
Is SMP SMP Swasta Swasta
Ssa SD SD Buruh Tani IRT
Rs STM S1 Pedagang Pedagang
Ta SMA SMP Buruh Dagang IRT
Sn SMP SMP Wiraswasta IRT
Di SMP SD Wiraswasta IRT
Ss SD SD Wiraswasta IRT
Sa SMP SMP Wiraswasta IRT
Ms S2 SMA Wiraswasta IRT
Hs SMP SD Swasta Swasta
Nfc S1 D3 Wiraswasta IRT
In SMP SMA Wiraswasta IRT
Aa SD SD Buruh IRT
98
Ibu En yang merupakan ibu dari Ssa mengatakan bahwa pendidikan ibu dan ayah
Ssa adalah SD, dan pekerjaan ayahnya adalah buruh tani, hal ini sesuai dengan apa
yang ditulis Ssa. Namun, untuk pekerjaan ibu, ternyata Ibu En bukan sekedar ibu
rumah tangga, ia juga bekerja sebagai buruh tani, namun hanya setengah hari. Berikut
Informasi yang didapat dari Ibu Nh yang merupakan ibu dari Sn sama dengan
informasi yang ditulis Sn, mengenai pendidikan ayah dan ibu yang SMP, dan
pekerjaan ibu rumah tangga. Namun, saat peneliti mengajukan pertanyaan mengenai
pekerjaan ayah, didapatkan informasi yang berbeda dengan informasi dari Sn.
Pekerjaan ayanh Sn adalah supir angkutan umum setengah hari, dan angkutan umum
tersebut bukan milik ayah Sn. Kutipan jawaban Ibu Nh mengenai pekerjaan suaminya
Informasi dari Ibu Ir mengenai pendidikan dan pekerjaan Ibu Ir dan suaminya
sesuai dengan informasi dari Ms. Diketahui bahwa ayah Ms memiliki usaha
perkebunan teh yang berada di Cianjur, Tasikmalaya, dan Medan. Sehingga peneliti
99
Ibu Aap yang merupakan ibu dari Nfc membenarkan informasi mengenai
pendidikan dan pekerjaan orangtua yang diberikan oleh Nfc. Peneliti melakukan
Jakarta membantu orangtua dalam mengelola toko yang menjual sembako. Berikut ini
kutipannya.
Informasi mengenai pendidikan dan pekerjaan orangtua In yang diketahui dari Ibu
Ww yang merupakan wali dari In sama dengan informasi yang diberikan In pada
peneliti. Peneliti mendapatkan informasi lebih mengenai usaha yang dijalani oleh
ayah In, yaitu berjualan nasi. Begitu juga dengan Aa, ia juga memberikan informasi
yang sesuai dengan penjelasan Ibu Yn, yang merupakan ibu dari Aa. Bahwa orangtua
Aa pendidikan terakhir adalah SD, ibunya merupakan ibu rumah tangga, dan ayahnya
Iya, kadang-kadang bapaknya, ngerjain itu di bangunan mah, apa aja.. bisa
kan bapaknya..bisa kena kayu, bisa kena temboknya..kadang-kadang suka
masang listrik..bapaknya sih gak sekolah apa..kan dari SD.. Ibu juga SD..kan ibu
dulu suka sakit kan..suka sakit ini..sakit ginjal, eh itu..emmm..apa tuh..batunya..
(Ibu Yn)
100
Berdasarkan informasi yang didapat dari informan utama dan informan pendukung
hingga S2, namun untuk pendidikan ayah sebagian besarnya adalah SMP, sedangkan
pendidikan ibu adalah SD. Sebagian besar pekerjaan ayah informan adalah
wiraswasta, sebagian kecil lainnya adalah pegawai swasta, pedagang, buruh tani,
buruh dagang, supir angkutan umum, dan pengusaha kebun teh. Sedangkan sebagian
besar ibu informan adalah ibu rumah tangga (IRT), hanya empat orang ibu yang
orangtua informan baik tetap ataupun tidak tetap tidak dapat dijadikan suatu jaminan
Dari penjelasan Ibu En diketahui bahwa dari hasil bekerja membersihkan ladang
orang lain, perhari bisa mendapatkan upah Rp.7.500 Rp.8.000. Jika di jumlahkan
sekitar Rp. 225.000 Rp. 240.000 setiap bulan. Sedangkan untuk pendapatan ayah
Ssa dalam sebulan tidak pasti, hal ini karena pekerjaan ayah Ssa seorang buruh tani
yang bekerja di sawah orang lain. Hasil panen dibagi dua dengan pemilik sawah. Jika
sedang panen, ayah Ssa bisa mendapatkan uang Rp.300.000 Rp.600.000, namun
tidak setiap bulan. Ketimun waktu panennya paling cepat, yaitu empat puluh hari,
kacang panjang dua bulan, jagung dua bulan setengah, dan padi tiga bulan. Jika
tanaman yang dipanen adalah padi, maka beras hasil panen tidak dijual melainkan
Saat peneliti berkunjung kerumah Ssa, ayah Ssa sedang panen kacang panjang,
biasanya hasil panen dijual ke pasar, uang penjualan hasil panen tersebutlah yang
101
digunakan untuk membeli lauk pauk, biasanya tempe atupun ikan tongkol. Atau hasil
panen tersebut dikonsumsi sendiri, tidak dijual. Karena penghasilan tidak pasti,
kadang-kadang keluarga ini pinjam uang untuk membeli lauk pauk. Seluruh anak
yang bersekolah tidak diberi uang jajan. Pengeluaran rumah tangga setiap bulannya
hanya untuk listrik Rp.30.000,- dan SPP kakaknya Ssa Rp.50.000. Tiga orang kakak
dari Ssa telah bekerja, namun penghasilan mereka hanya mencukupi biaya hidup
mereka sendiri. Hanya kadang-kadang jika ayah atau ibu Ssa tidak bisa membeli
beras ataupun lauk pauk, maka kakak yang pertama yang membelinya, atau jika adik-
adik mereka ada keperluan di sekolahnya seperti mengikuti ekstra kurikuler, maka
kakaknyalah yang memberikan uang. Berikut kutipan penjelasan dari Ibu En.
Pendapatan yang diperoleh keluarga Sn juga tidak pasti, karena ayahnya bekerja
sebagai supir angkutan umum. Jika sedang ramai paling banyak sehari ayahnya
membawa pulang uang Rp.50.000,- Rp.100.000,- namun jarang, lebih sering antara
sekitar Rp.32.000 Rp.35.000 dalam sehari, yaitu untuk uang jajan Sn ke sekolah
Rp.12.000 perhari, dan belanja bahan makanan sekitar Rp.20.000. setiap bulan, Ibu
102
Nh membayar listrik dan air sebesar Rp.70.000. Kutipan jawaban Ibu Nh adalah
sebagai berikut.
Suka dapet lima puluh, gitu..udah pulang ke rumah aja, gitu..lima puluh..tapi
kali-kali paling juga ya neng ya..paling seratus ribu, namanya juga supir angkot
ya, kalo sekarang-sekarang ke sini, paling tiga puluh ribu, dua puluh ribu..uang
dua puluh ribu itu kan, gak banyak kan ya neng.. mana ibu gak punya tabungan,
gak punya apa. Sn teh sama ongkos, dua belas ribu..kalo ibu dua puluh ribu
belanja aja..sehari..tiga puluh dua ribu...Perbulan itu..kadang tujuh puluh
ribu..sama air..gimana pemakean yah.. (Ibu Nh)
Menurut penjelasan Ibu Ir, pendapatan keluarga Ms dalam sebulan tidak pasti,
karena tergantung harga teh yang dijual di pasaran. Beliau menjelaskan bahwa harga
teh sama seperti harga emas, kadang-kadang tinggi, kadang-kadang rendah di bawah
Untuk belanja bulanan kebutuhan rumah tangga seperti sembako dan sebagainya,
Rp.160.000, begitu juga dengan ayam dan daging. Setiap bulan Ibu Ir membeli ayam
sebanyak delapan ekor untuk persediaan dengan harga Rp. 200.000, daging dibeli
sebanyak tiga kilogram dengan harga sekitar Rp.200.000. Untuk sayuran Ibu Ir
sebanyak dua orang Rp.750.000. listrik dan air selama sebulan bisa mencapai
Rp.700.000 Rp. 900.000. Karena telepon rumah tidak digunakan untuk panggilan
masuk, jadi Ibu Ir hanya bayar Abodemen setiap bulan sebesar Rp.22.000. Ms
merupakan anak paling bungsu dan satu-satunya yang masih bersekolah mendapatkan
103
uang jajan dan ongkos perminggu sebesar Rp.100.000. jika dijumlahkan, pengeluaran
Menurut penjelasan Ibu Aap, pendapatan keluarga Nfc setiap bulan sekitar
sekitar Rp.700.000, SPP kakak Nfc Rp.140.000, untuk belanja bahan makanan dan
keperluan rumah tangga sekitar Rp.1.000.000, biaya air serta listrik Rp.180.000. Jika
dijumlahkan, pengeluaran keluarga Nfc dalam sebulan sekitar Rp. 2.020.000,-. Lebih
Sekarang-sekarang ini sih..gak lebih dari tiga juta..paling tiga koma dua..Anak
aja..buat anak-anak jajan, tujuh ratus..ongkos..bayaran dillah mah
enggak..kakaknya doang.. seratus empat puluh..terus..paling belanja..belanja,
sejuta lah ya kalo belanja..bapaknya palingg..paling tiga juta lah..aer listrik
sebulan, seratus lapan puluh, seratus tujuh lima.. (Ibu Aap)
Pendapatan yang diterima dalam sebulan oleh keluarga In menurut penjelasan Ibu
dalam sehari, Ibu Ww mengatakan bahwa untuk belanja bahan makanan dan
keperluan rumah tangga serta uang jajan sekolah anak bisa mencapai Rp.50.000.
biaya listrik dan air sebulan adalah Rp.150.000. Jika dijumlahkan pengeluaran
bahwa pendapatan yang diterima keluarga Ibu Ww dalam sebulan bisa lebih dari
Kalo diitung penghasilan mah, kecil mungkin ya..enam ratus tujuh ratusan lah,
kalo ini mah..karna jualan mungkin ya, jadi ada muter, gitu..Kalo untuk sayur
104
aja sih, paling sepuluh ribu ya..sepuluh lima belas ribuan, lah..kalo tambah
pengen pake segala macem ayam gitu kan, ya habislah, sama resiko anak
sekolah semua, sehari lima puluh ribu mah, gitu..ongkos sekolah kan, sehari
lima puluh ribu, mah abis.. Sebulan seratus lima puluh..listrik udah sama aer..
(Ibu Ww)
Menurut penjelasan Ibu Yn, jika sedang ada borongan atau kerjaan bangunan,
ayah Aa bekerja seminggu enam hari, dan perharinya mendapat upah Rp.60.000. Jadi
pengeluaran yang digunakan dalam sehari untuk belanja bahan makanan seperti
beras, sayur, tahu atau tempe, dan ikan, bisa mencapai Rp.25.000. Uang jajan Aa
sehari Rp. 6.000,-. Untuk biaya air Ibu Yn mengeluarkan biaya Rp.45.000 perbulan.
Jika semua biaya tersebut dijumlahkan, selama sebulan, Ibu Yn mengeluarkan biaya
sekitar Rp. 1.000.000,-. Uang lebihnya disimpan oleh Ibu Yn untuk keperluan bulan
Dari informan pendukung, yaitu Ibu dari informan utama diketahui bahwa
pendapatan keluarga dalam sebulan sangat bervariasi antara lain antara Rp.525.000
Rp.3.632.000,-. Keluarga Ssa dan Sn memiliki pendapatan yang tidak tetap karena
pekerjaan ayah Ssa adalah buruh tani tergantung pada hasil panen yang tidak selalu
ada setiap bulan, dan ayah Sn yang merupakan supir angkutan umum tergantung pada
halnya dengan pendidikan dan pekerjaan orangtua, pendapatan keluarga tidak dapat
dijadikan penyebab dari anemia yang diderita oleh para informan, karena pendapatan
Gambaran status gizi dalam penelitian ini didapatkan dengan cara melakukan
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada siswi, setelah
didapatkan data berat badan dan tinggi badan masing-masing informan, kemudian
dihitung IMT, yaitu dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (cm)
dikuadratkan, dari hasil IMT ini, barulah dibandingkan dengan baku mutu yang ada
merupakan data kuantitatif, dari perhitungan IMT seluruh informan dan telah
dibandingkan dengan baku mutu yang ada, diketahui bahwa sebagian besar informan
status gizinya adalah normal, hanya satu informan yang berstatus gizi lebih, untuk
Tabel 5.9
Status Gizi Siswi Kelas VII SMPN 18 Kota Bogor
Sebagai Informan Utama
Nama Berat Tinggi IMT
No. Status Gizi
Siswi Badan (kg) Badan (m) (kg/m2)
1. Nf 40 1.54 16.87 Normal
2. Sp 33.5 1.395 17.21 Normal
3. Ia 34.5 1.40 17.6 Normal
4. Ssa 48 1.445 22.9 Normal
5. Rs 42.5 1.585 16.92 Normal
6. Ta 50 1.49 22.52 Normal
7. Sn 37.5 1.53 16.01 Normal
8. Di 41 1.49 18.47 Normal
9. Ss 31.5 1.40 16.07 Normal
10. Sa 52 1.40 26.53 Lebih
11. Ms 26.5 1.35 14.54 Normal
12. Hs 50 1.49 22.52 Normal
13. Nfc 37 1.445 17.72 Normal
14. In 49 1.53 20.93 Normal
15. Aa 32 1.44 15.43 Normal
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar informan memiliki status gizi
yang normal, karena tidak ada satu informanpun yang memiliki status gizi kurang,
maka status gizi bukan salah satu faktor yang menyebabkan informan menderita
anemia.
5.3.8 Gambaran Asupan Zat Gizi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
Untuk mengetahui gambaran secara umum asupan zat gizi informan, peneliti
melakukan wawancara mendalam kepada enam informan, observasi, serta recall 1x24
jam yang dilakukan sebanyak dua kali. Hasil recall yang dilakukan peneliti terhadap
Tabel 5.10
Gambaran Asupan Zat Gizi Informan Utama
Siswi Kelas VII SMPN 18 Kota Bogor
Nama Informan
Ssa Sn Ms Nfc In Aa
Asupan Zat Gizi
Rata-rata 1099,4 1254,6 1611,3 913,2 1097,2 1479,9
Energi (Kkal) AKG 2350 1835 1468,2 1811,5 2398,9 1566,7
% AKG 46,8 56,1 94,4 50,4 45,7 94,5
Rata-rata 22,5 34,7 33,9 35,2 18,6 36,7
Protein (gr) AKG 57 45 36 43,9 58,2 38
% AKG 39, 5 77,1 94,4 80,1 31,9 96,7
Rata-rata 7,9 16,1 24,9 9,9 6,7 4,8
Vitamin C (mg) AKG 65 51 36 50,1 66,4 43,3
% AKG 12,1 31,6 69,1 19,7 10,1 10,9
Rata-rata 4,5 12,8 12,8 8,1 5,2 10,5
Zat besi (mg) AKG 26 20 14 14,3 26,5 17,3
% AKG 17,3 63,9 91,1 56,7 19,5 60,5
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa asupan energi Ssa, Sn, Nfc, dan In <
80 %, hanya Ms dan Aa yang asupan energi > 80 %, asupan protein Ms, Nfc, dan Aa
> 80 %, sedangkan Ssa, Sn, dan In < 80 %. Untuk asupan vitamin C, seluruh
informan < 80 %. Hanya Ms yang asupan zat besinya > 80 %, Ssa, Sn, Nfc, In, dan
Ssa makan hanya dua kali sehari, pagi sekitar jam sepuluh sebelum berangkat
sekolah, dan sore setelah pulang sekolah, ataupun malam hari, dan Ssa sangat jarang
sekali makan cemilan atau kudapan diantara waktu makan. Makanan yang biasa
dikonsumsi Ssa tidak sesuai dengan menu makanan seimbang, yang mana hanya
terdiri dari nasi dan salah satu dari lauk hewani, lauk nabati atau sayur. buah juga
108
sangat jarang sekali tersedia dirumah Ssa. Hal ini dikarenakan kurangnya daya beli
keluarga Ssa.
Dua kali peneliti berkunjung kerumah Ssa, makanan yang tersedia hanya tempe
dimasak dengan kecap pada kunjungan pertama, dan ikan tongkol goreng pada
kunjungan kedua. Pada kunjungan ketiga, lebih baik, karena selain terdapat ikan
tongkol, juga ada sayur kacang panjang yang ditumis. Dari frekuensi dan kualitas
makanan yang dikonsumsi, sangat wajar bila hasil recall menunjukkan bahwa asupan
Energi, protein, zat besi, dan vitamin C Ssa kurang dari 80 % AKG.
Pada hari sekolah, Ssa hanya makan dua kali dalam sehari, pagi sebelum berangkat
sekolah, dan malam hari. Jika libur, Sn makan sebanyak tiga kali. Lauk hewani yang
sering dikonsumsinya saat dirumah adalah ikan dan ayam. Setiap hari ibunya selalu
menyediakan sayur, tahu atau tempe. Sedangkan buah, tidak selalu tersedia setiap
hari. Yang disampaikan Sn sama dengan hasil wawancara peneliti kepada Ibu Nh.
Dari Ibu Nh didapat informasi baru bahwa selain ayam dan ikan, lauk lain yang
Walaupun menu makanan yang disediakan oleh ibunya sudah cukup baik, namun
Sn memiliki kesulitan makan. Hal ini diketahui dari penjelasan Ibu Nh yang
mengatakan bahwa sejak berumur tiga tahun Sn sudah mengalami kesulitan makan,
dan hingga saat ini ia lebih sering makan jika diingatkan oleh ibunya. Tidak semua
makanan yang disediakan oleh Ibu Nh dikonsumsi oleh Sn. Jika tersedia lauk, pauk,
serta sayur, Sn lebih sering hanya makan nasi dengan salah satu dari tiga jenis
makanan tersebut. Keadaan Sn yang sulit makan inilah yang mengakibatkan asupan
Asupan Energi, protein, dan zat besi Ms cukup baik karena > 80 % AKG. Asupan
yang cukup ini karena Ms diketahui makan tiga kali dalam sehari, baik hari sekolah
seperti kacang hijau dan biskuit. Selain itu, hampir setiap hari Ms minum susu, pagi
atau malam hari. Hal tersebut dibenarkan oleh Ibu Ir. Selain itu, menurut penjelasan
Ibu Ir, setiap hari selalu tersedia lauk, pauk, serta sayur di rumahnya deangan menu
yang berbeda setiap hari. Lauk yang paling sering adalah ayam dan daging. Untuk
kudapan Ibu Ir mengatakan bahwa selalu membuatnya sendiri, antara lain kacang
hijau, ketan hitam, agar-agar, kolak, dan pisang goreng/rebus. Ms mengatakan bahwa
di rumahnya jarang tersedia buah, tergantung ibunya yang membeli, hal ini karena
berdasarkan penjelasan Ibu Ir, ia membeli buah jika sedang ke Jakarta di salah satu
toko buah terkemuka disana. Asupan vitamin C Ms yang < 80 % karena kurangnya
Saat berkunjung ke rumah Ms, peneliti memastikan bahwa menu makanan yang
tersedia sudah baik, yaitu daging semur, sayur sop, dan tumis buncis dengan tahu.
Nfc lebih sering makan dua kali dalam sehari karena sekolah, hanya jika libur ia
makan tiga kali sehari. Setiap hari ibunya selalu menyediakan lauk, pauk, serta sayur
dengan menu yang berbeda. Lauk yang paling sering adalah ayam. Selain ayam,
biasanya juga tersedia daging, telur, udang, atau cumi. Nfc selalu makan lauk, pauk,
serta sayur yang disediakan oleh ibunya. Yang disampaikan oleh Nfc dibenarkan oleh
Ibu Aap. Dari ibu Aap didapatkan informasi bahwa buah setiap hari juga selalu ada,
namun tidak suka jeruk. Asupan energi, zat besi, dan vitamin C yang kurang
disebabkan oleh frekuensi makan Nfc yang lebih sering dua kali dalam sehari, dan
110
tidak suka makan jeruk. Asupan protein > 80 %, karena pada hari libur, makanan
sumber protein yang dikonsumsi Nfc sangat baik, yaitu daging, sosis, ayam, telur,
Saat berkunjung kerumah Nfc, peneliti melihat menu serta porsi makan Nfc, dan
diketahui bahwa ia makan semua masakan ibunya, yang terdiri dari telur dadar, sayur
sop dengan ceker, dan tahu goreng tepung serta sambal. Contoh makanan yang
dikonsumsi Nfc saat di rumah dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut ini.
In mengatakan bahwa ia makan dua kali dalam sehari dan lebih sering makan
kudapan atau makanan ringan yang dibeli di warung. Jika makan nasi, ia paling
sering makan dengan lauk ayam, jarang sekali makan sayur atau tahu tempe. Begitu
juga dengan buah, In mengatakan paling suka buah kelengkeng, selain itu, ia tidak
begitu suka. Jawaban In sesuai dengan jawaban Ibu In. Asupan energi, protein, zat
besi dan vitamin C In < 80 %, hal ini dikarenakan In hanya makan dua kali dalam
sehari dan lebih sering makan makanan ringan yang ia beli di warung dan sangat
sedikit mengandung zat gizi. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa In hanya
111
makan dengan ayam goreng. Contoh makanan yang dikonsumsi In saat di rumah
Dalam sehari Aa makan dua kali jika sekolah, dan tiga kali jika hari libur. Lauk
yang sering dikonsumsi oleh Aa adalah telur. Sedangkan sayur, ia hanya suka sayur
kangkung dan bayam. Hal ini dibenarkan oleh Ibu Yn, yang mengatakan bahwa
memang lebih sering menyediakan telur dibandingkan lauk lainnya, begitu juga
dengan sayur dan tahu tempe tidak setiap hari, buah juga sangat jarang, karena
memang daya beli keluarga Ibu Yn untuk bahan makanan sehari-hari kurang
mencukupi.
Asupan energi dan protein Aa > 80 %, karena pada hari libur, Aa makan tiga kali
dalam sehari dan terdapat makanan yang mengandung protein setiap kali makan.
Sedangkan vitamin C dan zat besi yang < 80 % AKG, karena kurangnya konsumsi
112
Aa terhadap buah dan sayur serta lauk yang mengandung tinggi zat besi. Pada salah
satu kunjungan peneliti ke rumah Aa, didapatkan hasil observasi bahwa pada siang
hari Aa makan nasi dengan lauk telur mata sapi dan bakwan jagung. Contoh makanan
yang dikonsumsi Aa saat di rumah dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut ini.
Asupan zat besi seluruh informan kurang, karena < 80 % AKG. Selain itu, asupan
vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi juga < 80 % AKG. Kedua hal
ini merupakan faktor yang sangat menentukan terjadinya anemia pada seluruh
informan, yaitu kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi dan vitamin C
5.3.9 Gambaran Perilaku Jajan di Sekolah Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota
Bogor
makanan ataupun minuman yang sering dibeli informan selama berada di sekolah,
frekuensi, serta jumlahnya. Selain lewat FGD dan wawancara, peneliti juga
113
melakukan observasi secara aktif selama empat hari berturut-turut untuk melihat jenis
makanan ataupun minuman yang dibeli informan selama berada di sekolah. Hasil
Makanan yang dibeli oleh informan saat di sekolah sebagian besar adalah mie
instan. Nf kadang-kadang membawa bekal ke sekolah, sekitar dua sampai tiga kali
dalam seminggu, jika tidak membawa bekal, Nf selalu membeli coklat pasta ataupun
makanan ringan dengan minuman es mangga ataupun teh dalam kemasan gelas, jika
ia merasa lapar, maka ia membeli mie instan ataupun roti. Sp hampir sama dengan Nf
yang hanya kadang-kadang membawa bekal, namun jika tidak membawa bekal, ia
membeli nasi uduk di kantin sekolah, minuman yang ia beli adalah teh dalam
kemasan gelas dan es buah. Is mengatakan bahwa ia selalu membeli mie instan setiap
hari dan minumnya es melon, selain mie, Rs kadang-kadang juga membeli roti
dengan air mineral ataupun minuman bersoda. Ta memiliki kebiasaan jajan yang
sama dengan Rs, namun minuman yang ia beli selain air mineral adalah es mangga.
Berbeda dengan informan lainnya, Ssa justru menyatakan bahwa ia tidak pernah jajan
membawa bekal ke sekolah, hanya Ms yang setiap hari selalu membawa bekal dan
lebih sering membawa nasi dengan lauk ayam, dan tidak pernah jajan di kantin
karena tidak di izinkan oleh ibunya dan menurutnya kantin sekolah kotor. Ms jarang
sekali jajan di kantin, lebih sering jajan saat pulang sekolah di warung yang berada di
luar sekolah yaitu membeli bolu keju dan permen kenyal. Dari jawaban seluruh
114
informan, diketahui bahwa makanan yang sering mereka beli saat di sekolah adalah
mie instan. Sedangkan minuman yang dibeli antara lain minuman rasa jeruk dalam
kemasan oleh Di, Ss membeli es buah, dan Hs membeli minuman teh dalam kemasan
dan Sa menjawab bahwa untuk minuman, mereka lebih sering membawanya dari
rumah. makanan yang biasa dibeli Sn saat berada di sekolah sangat bervariasi, yaitu
tahu bulat, keripik singkong, makanan ringan (snack) berbentuk stik, es mambo,
crackers rasa abon, pisang coklat, wafer stik rasa buah, dan minuman teh dalam
kemasan kotak. Nfc tidak pernah jajan di kantin sekolah atas alasan tidak percaya
akan kebersihan makanan yang ada di kantin. Informan lebih memilih membeli roti
yang dijual di koperasi sekolah ataupun membeli makanan ringan (snack) di warung
luar sekolah. Nfc menyatakan bahwa hanya sekali, hal ini dikarenakan waktu istirahat
tidak cukup panjang untuk makan bekal yang di bawa dari rumah, karena terpakai
untuk waktu shalat. Minuman yang sering dibeli Nfc adalah air mineral, minuman teh
dalam kotak, dan minuman nata de coco dalam kemasan gelas. In tidak pernah
membeli makanan di kantin sekolah karena menurutnya kurang bersih dan ia juga
tidak pernah membawa bekal atas alasan malas karena berat. Makanan yang ia beli di
warung luar sekolah adalah teh dalam kemasan gelas merek x, air mineral, coklat
pasta, keripik singkong, wafer/biskuit rasa coklat, atau teng-teng kacang, sedangkan
makanan yang ia beli di koperasi adalah roti atau talas. Selain itu, In juga pernah
membeli cireng sebelum masuk kelas. Makanan yang dibeli Aa selama berada di
sekolah adalah mie instan, cilok, talas, roti, nasi kuning, otak-otak, coklat pasta,
kacang polong, cireng, tahu bulat dan minumannya adalah teh, minuman nata de
115
coco, atau air mineral. Aa jarang membawa bekal ke sekolah atas alasan malas karena
berat, namun hampir setiap hari ia membawa air putih ke sekolah. Kutipan jawaban
suka jajan es mangga mie.. mie rebus..teh dalam kemasan gelas X, coklat
pasta X..roti, sama...makanan snack-snack kayak gitu..kadang bawa bekel, nasi
goreng, mie..tiga kali..minggu kemaren dua kali, nasi goreng sama mie
goreng..kalo sama ikan pernah, sama ayam enggak..ikan..mas.. (Nf)
kalo saya mah kadang-kadang bekel kadang-kadang nasi goreng kalo gak
mie goreng.. kadang telorjajannya es buah di belakang, teh dalam kemasan
gelas Xkadang-kadang makanannya mah, nasi uduk..kalo mie mah,enggak..
(Sp)
gak jajan.. enggak..kan udah biasa air putih bawa dari rumah itu juga
jarang diminum..(Ssa)
jajan lagi sama, roti, kalo gak mie air mineral kalo gak minuman
bersoda merek X (Rs)
jajanroti, kalo gak mie enak aja gitu..es mangga kalo gak air
mineral(Ta)
jajan jajan emi gitu.. es itu..apaminuman rasa jeruk merek X.. (Di)
aku gak jajankan tiap hari bawa bekel..bareng makannya ma temen. kan
bawa bekel tiap hari..selalugak mau jajan di kantin..kan kotor kak..lagian
juga gak boleh sama mama..paling jajan di warung deket mushola..permen
kenyal, sama wafer... (Ms)
roti, kalo gak emi.. teh kita kalo gak fanta (Hs)
116
nyemil-nyemil aja..di sini makanannya mie gitu-gitu kak.. paling chiki zet
kayak gitu kak, trus aqua..trus yupiudah.. yaa..tergantung mudnya aja..
paling sering sih, yupi sama aqua.. karna saya suka aja.. enggak..sebenernya
kata mamah saya beli makanan tuh yang kenyang..cumannya di sini makanan
yang kenyang apaan?? nasi goreng, itu kan gak percaya kak..mendingan ibu
saya yang bikin..gak percaya dapurnya entar kayak gimana?dapurnya entar
kotor, atau minyaknya bekas apa? iya..kalo roti gitu kan masih percaya,
rotinya yang ada sosis, abon gitu..kalo bawa bekel, saya istirahatnya sebentar
kak..jadinya tuh..kan sholat, abis sholat paling lima menit doang waktunya
istirahat.. pernah sih, sekali.. bawa cah kangkung, sama cumi.. soalnya waktu
itu saya lagi dapet, jadinya gak sholat... (Nfc)
teh dalam kemasan gelas merek x, coklat pasta, keripik singkong, ama roti..
bukan..roti di koperasi.. enggak..kurang bersihkan gak boleh makan mie
banyak-banyak.. gak suka enggak sih..gak..gak suka jajan di kantin
ajaenggak, gak suka teh sisri..teh gelas itu doangair putih paling..bekel
gak pernah..males aja..berat.. (In)
Po yang merupakan teman dekat Ssa membenarkan bahwa Ssa tidak pernah jajan
jika di sekolah. Dari Fb yang merupakan teman dekat Sn diketahui bahwa selain mie
instan dan makanan ringan, Sn juga pernah membeli tahu bulat, saat pulang sekolah
Sn juga sering jajan, dan biasanya ia membeli coklat pasta, es mambo, atau krakers
rasa abon. Krn membenarkan bahwa Ms selalu bawa bekal ke sekolah, dan yang
paling sering ia bawa lauknya adalah ayam goreng, selai ayam goreng Ms pernah
membawa nasi goreng, abon, telur, dan daging sapi, namun ia tidak pernah membawa
bekal dengan sayur ataupun tahu tempe. Dari penjelasan Ds, diketahui bahwa
makanan yang pernah di beli Nfc di sekolah sesuai dengan apa yang disampaikan
Nfc, yaitu permen kenyal, minuman teh dalam kemasan gelas, minuman nata de coco
dalam kemasan gelas, air mineral, cilok, dan batagor. Paling sering adalah permen
kenyal dan air mineral. Menurut Sa, makanan yang sering dibeli oleh In di koperasi
sekolah adalah talas dan roti, sedangkan di warung In membeli teh dalam kemasan
117
gelas dan biskuit rasa coklat. Dari Sa juga didapatkan informasi baru bahwa sebelum
masuk sekolah In pernah membeli cireng namun jarang. Yang disampaikan oleh Aa
tidak jauh berbeda dengan penjelasan Sv teman dekat Aa. Berikut kutipan dari Po,
kalo jajan mah enggak..ani enggak..gak jajan ani mah..baru sekali, itu air teh
yang gopek di kantin..es teh..pernah bekel..itu, bawa ubi digoreng..keripik ubi
gitu, yang tipis..katanya teh gak dikasih uang..pernah ciki, tapi katanya buat
kakaknya nitip.. (Po)
permen kenyal merek X, pasti itu mah..kalo gak air mineral dalam kemasan
gelas merek X, minuman teh dalam kemasan gelas merek X, kalo gak teh
itu, minuman nata de coco dengan serat, paling sering mah air mineral..terus
waktu kemaren itu, Nfc beli cilok-cilok gitu, sakit perut dia..kadang-kadang
batagor kak pulangnya.. (Ds)
pernah kayaknya..gak tau sekali gak tau dua kali..eeemie, cilok..terus itu
jajanan yang di koperasi itu..kerupuk kayak gitu..terus tales..air
mineral..kadang itu kalo misalnya di sana..minuman nata de coco, teh dalam
kemasan..batagor enggak..tahu bullet pernah, baru ngeliat dua kali..kadang itu
es buah..nugget pernah, gak sering, kadang kalo temennya ngajakin baru
ikutan..heeh..sering..hampir setiap hari bawa minum..paling sering yang di
koperasi..itu kayak kerupuk, tales..pas istirahat.. (Sv)
118
Makanan yang dikonsumsi Sn di sekolah dapat dilihat pada gambar 5.7 di bawah ini.
Makanan yang dikonsumsi Ms di sekolah dapat dilihat pada gambar 5.8 di bawah ini.
Makanan yang dikonsumsi Nfc di sekolah dapat dilihat pada gambar 5.9 di bawah ini.
Makanan yang dikonsumsi In di sekolah dapat dilihat pada gambar 5.10 di bawah ini.
Makanan yang dikonsumsi Aa di sekolah dapat dilihat pada gambar 5.11 di bawah
ini.
Dari hasil FGD, wawancara dan observasi, diketahui bahwa sebagian besar
informan memiliki kebiasaan jajan di sekolah, hanya satu informan yang tidak pernah
jajan. Sebagian besar informan membeli makanan di kantin sekolah, hanya tiga
informan yang tidak pernah jajan dikantin atas alasan tidak percaya akan
adalah mie instan dan makanan ringan lain yang jika dilihat dari zat gizi yang
terkandung dalam makanan tersebut sangat sedikit, terutama untuk protein, zat besi,
120
sekolah, alasannya antara lain malas karena berat, ataupun waktu istirahat yang tidak
cukup banyak karena harus digunakan untuk shalat. Hanya satu informan yang selalu
Jika dilihat dari makanan yang biasa dimakan saat berada di sekolah, sangat besar
kemungkinan asupan zat gizi seluruh informan kurang dari angka kecukupan gizi
yang dianjurkan, hal ini dikarenakan selama lebih kurang tujuh jam berada di luar
rumah, hanya sedikit sekali makanan yang dikonsumsi mengandung zat gizi penting,
terutama protein, zat besi, dan vitamin C. Kekurangan asupan beberapa zat gizi
tersebut merupakan salah satu penyebab yang membuat para informan menderita
anemia.
BAB VI
PEMBAHASAN
mengenai kuku, bibir, dan mata yang pucat sangat tergantung pada subjekifitas
peneliti.
3. Jawaban informan saat FGD maupun wawancara sangat tergantung pada situasi
5. Metode Recall 1x24 jam yang dilakukan sangat tergantung pada daya ingat
121
6.2 Gambaran Kejadian Anemia Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
produksi sel darah merah dan hemoglobin, peningkatan pengrusakan sel-sel merah
suatu keadaan yang mana nilai Hb dalam darah lebih rendah dari keadaan normal
(WHO, 2001) yang ditentukan menurut umur dan jenis kelamin. Informan utama
dalam penelitian ini berumur 12-14 tahun, kadar Hb yang normal untuk kelompok
umur tersebur adalah 12 gr/dl. Sehingga, bila kadar Hb dibawah 12 gr/dl, maka
informan tersebut menderita anemia. WHO 2001 juga melakukan klasifikasi anemia,
yaitu normal atau tidak anemia jika kadar Hb 12-14 gr/dl, anemia ringan jika Hb 11
11,9 gr/dl, anemia sedang Hb 8 10,9 gr dl, anemia berat jika Hb 5 7,9 gr/dl, dan
Seluruh informan utama memiliki kadar Hb dibawah 12 gr/dl, yaitu 8,7 10,8
gr/dl. Tiga informan memiliki kadar Hb dibawah 10 gr/dl, 12 orang lainnya memiliki
informan menderita anemia yang tergolong anemia sedang sesuai dengan klasifikasi
Gejala anemia menurut Arisman (2004) biasanya tidak khas dan sering tidak
jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, dan sesak nafas. Sedangkan menurut
Depkes (1998) dan Supariasa (2002), gejala/tanda-tanda anemia antara lain 5 L (lelah,
lesu, lemah, letih, lalai), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung
meningkat, susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing,
122
Dari hasil penelitian diketahui bahwa setiap informan memiliki salah satu atau
lebih dari gejala anemia, seperti 5L, pusing, mudah mengantuk, dan pucat pada bibir,
kuku, serta kelopak mata. Gejala atau tanda fisik yang dirasakan oleh para informan
sesuai dengan gejala anemia dalam Depkes (1998), Arisman (2004), dan Supariasa
(2002).
atau tanda-tanda anemia, yaitu 5L, pusing, mudah mengantuk, pucat pada kuku, bibir,
dampak yang ditimbulkan akibat anemia. Anemia yang diderita oleh remaja putri
sehingga mudah terkena penyakit infeksi (Depkes, 2003). Namun hasil penelitian
menunjukkan hal yang berbeda dengan teori menurut WHO (1996) dan Depkes
(2003), karena dilihat dari absensi selama satu semester diketahui bahwa hanya
sebagian kecil informan yang sering sakit, dan tidak ada satupun informan yang
prestasinya dibawah rata-rata kelas. Hal ini dapat terjadi karena informan menderita
Namun, jika tidak segera diobati, tidak menutup kemungkinan anemia yang
diderita seluruh informan akan menjadi anemia tingkat berat dan menimbulkan
dampak yang merugikan informan, sesuai dalam WHO (1996) bahwa anemia yang
diderita oleh remaja putri akan berdampak pada perkembangan fisik dan psikis yang
terganggu, penurunan kerja fisik dan daya pendapatan, penurunan daya tahan
123
belajar, menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi
(Depkes, 2003). Selain itu pada remaja putri yang anemia, tingkat kebugarannyapun
akan turun yang berdampak pada rendahnya produktifitas dan prestasi olahraganya
dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal karena pada masa ini terjadi puncak
pertumbuhan tinggi badan (peak higth velcity). Oleh karena itu, untuk mencegah
dampak yang terjadi akibat anemia yang diderita, sebaiknya dari pihak sekolah
6.3 Gambaran Perilaku Sarapan Pagi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota
Bogor
pada waktu pagi hari sebelum berangkat atau melakukan kegiatan disekolah.
Makanan yang dimakan terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau makanan
kudapan. Jumlah yang dimakan kurang lebih 1/3 dari makanan sehari.
signifikan antara kebiasaan sarapan pagi setiap hari dengan kejadian anemia. Penelitian
Chusniaty (2002), Permaesih (2005), dan Wijiastuti (2006) mendapatkan hasil bahwa remaja
putri yang tidak mempunyai kebiasaan sarapan pagi setiap hari memiliki resiko menderita
anemia dibandingkan dengan remaja putri yang mempunyai kebiasaan sarapan pagi setiap
hari.
serta hasil recall, diketahui bahwa seluruh informan terbiasa sarapan pagi setiap hari
124
sebelum mereka berangkat ke sekolah. Makanan yang dimakan informan pada saat
sarapan sangat bervariasi, antara lain nasi dengan telur, ikan, ayam, tempe ataupun
tahu. Selain nasi dengan lauknya, nasi goreng, roti, bihun, dan mie instan juga
merupakan jenis makanan yang dikonsumsi oleh informan pada saat sarapan.
Sebagian besar informan lebih sering sarapan nasi dengan telur, mie instan, ataupun
nasi goreng. Walaupun seluruh informan sarapan pagi setiap hari sebelum mereka
berangkat ke sekolah, keadaan ini tidak membuat mereka terhindar dari anemia. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil penelitian Chusniaty (2002), Permaesih (2005), dan
Wijiastuti (2006) tidak terbukti dalam penelitian ini, karena seluruh informan memiliki
kebiasaan sarapan pagi setiap hari, namun tetap saja menderita anemia.
Walaupun seluruh informan selalu sarapan setiap hari, namun yang menjadi masalah
adalah jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dilihat dari kandungan zat gizi serta
porsinya, makanan yang dimakan kurang dari 1/3 makanan sehari, hal ini tidak sesuai dengan
Depkes (2001). Selain itu juga, sebagian informan mengkonsumsi teh setelah sarapan
pagi, teh yang mengandung tannin dapat menghambat penyerapan zat besi yang
terkandung dalam makanan. Sesuai dengan Husaini (1989), bahwa tannin yang
terkandung dalam teh merupakan salah faktor yang menghambat absorbsi zat besi.
Perilaku sarapan pagi pada informan yang tergolong anemia sedang terkait
dengan ketidakcukupan asupan zat gizi yang dikonsumsi, khususnya zat besi.
Kehadiran teh dalam menu sarapan pagi informan juga membuat terhambatnya zat
besi yang dikonsumsi. Jadi, kurangnya makanan yang mengandung zat besi dan
125
kehadiran teh dalam menu sarapan pagi informan dapat dikatakan sebagai faktor yang
6.4 Gambaran Perilaku Minum Teh Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
anemia, yaitu : sebab langsung, sebab tidak langsung, dan sebab mendasar. Sebab
langsung yaitu karena ketidakcukupan zat besi dan infeksi penyakit. Ketidakcukupan
zat besi dalam tubuh disebabkan salah satunya oleh makanan cukup, namun
absorpsi besi. Absorpsi besi tergantung pada jumlah bahan makanan yang
menghambat dan meningkatkan absorpsi, sehingga absorpsi besi dari makanan yang
dalam teh, kopi, dan beberapa jenis sayuran dan buah menghambat absorbsi besi
dengan cara mengikatnya. Bila besi tubuh tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak minum
teh atau kopi waktu makan (Almatsier, 2001). Selain itu, dari hasil penelitian
Satyaningsih (2007) didapatkan hasil bahwa remaja putri yang memiliki kebiasaan
minum teh/kopi > 1 gelas/hari memiliki resiko 2,023 menderita anemia dibandingkan
sebagian besar informan memiliki kebiasaan minum teh minimal sekali dalam sehari
setelah makan, namun tidak ada satu informanpun yang memiliki kebiasaan minum
kopi. Sebagian besar minum teh pada pagi hari, namun sebagian kecil lainnya juga
memiliki kebiasaan minum teh siang dan malam hari. Dua informan memiliki
126
kebiasaan minum teh dalam kemasan gelas yang mereka beli di warung dekat rumah.
Karena sebagian besar informan memiliki kebiasaan minum teh minimal sekali dalam
sehari setelah makan makanan yang mengandung zat besi, menyebabkan penyerapan
zat besi dari makanan tersebut terhambat oleh zat tannin yang terkandung dalam teh.
Penyerapan zat besi yang tidak sempurna inilah yang menyebabkan zat besi yang
masuk dalam tubuh tidak sesuai dengan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh, hal
bahwa minum teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi
daya serap sel darah terhadap zat besi 64 persen. Pengurangan daya serap akibat teh
ini lebih tinggi daripada akibat sama yang ditimbulkan oleh konsumsi segelas kopi
usai makan. Kopi, mengurangi daya serap hanya 39 persen. Pada teh, pengurangan
daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin. Selain mengandung tanin, teh juga
mengandung beberapa zat, antara lain kafein, polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin
bisa mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan_terutama yang masuk kategori
6.5 Gambaran Pola Menstruasi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
dua, pertama karena meningkatnya kehilangan sel darah merah, kedua karena
menstruasi normal muncul satu kali dalam sebulan, karena itu dapat dikatakan
127
frekuensi atau siklus menstruasi perempuan usia reproduksi adalah satu kali sebulan.
Pola menstruasi dapat diukur berdasarkan jumlah darah, frekuensi perdarahan, dan
lama menstruasi. Bila frekuensi menstruasi lebih dari satu kali sebulan sehingga
Menurut Hestiantoro (2008), haid yang normal adalah jika ritme (irama) haid
25 sampai 31 hari, lamanya darah haid yang keluar normalnya 2-5 hari. Maka,
masalah gangguan haid atau haid abnormal yang berhubungan dengan meningkatnya
kehilangan sel darah merah jika ritme haid lebih dari 31 hari dan lama darah keluar
menstruasi, seluruh informan memiliki siklus menstruasi yang normal sesuai dengan
Depkes (1999) karena mengalami menstruasi satu kali dalam sebulan. Lama hari
menstruasi informan antara empat sampai sepuluh hari, dan sebagian besar tujuh hari
atau seminggu, yang mana darah keluar terbanyak pada satu sampai empat hari
pertama.
telah mengalami menstruasi memiliki pola menstruasi yang abnormal, karena lama
darah keluar lebih dari enam hari atau disebut menoragia. Menurut Biran (1990),
suatu perdarahan haid disebut tidak normal jika perdarahan yang terjadi lebih dari
enam hari. Dibandingkan dengan Hestiantoro (2008), dan Biran (1990) tersebut,
menstruasi para informan tidak normal karena sebagian besar informan mengalami
128
Menstruasi yang tidak normal pada delapan dari lima belas informan
merupakan salah satu faktor penyebab kejadian anemia yang dialami para informan,
meningkat, dan peningkatan sel darah merah tersebut merupakan salah satu etiologi
informan merupakan salah satu faktor penentu dari anemia yang mereka derita sejalan
dengan hasil penelitian Satyaningsih (2007), bahwa remaja putri dengan frekuensi
haid yang tidak normal memiliki resiko 2,6 kali menderita anemia dibandingkan
6.6 Gambaran Pengetahuan Anemia Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
antara lain televisi, buku, dan orang lain. Dari sepuluh pertanyaan yang diajukan
hanya menjawab empat atau lima pertanyaan dengan benar. Berdasarkan pengamatan
peneliti, seluruh informan menjawab dengan ragu dan muka kebingungan saat
tersebut benar atau salah, padahal peneliti mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal
129
Dari hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan seluruh
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior), salah satu tindakan
Pengetahuan informan yang kurang mengenai anemia dan zat gizi tersebut
dapat menghasilkan tindakan yang kurang tepat dalam memilih makanan. Pemilihan
makanan yang tidak tepat akan berpengaruh pada ketidakcukupan asupan zat gizi,
salah satunya adalah zat besi, kurangnya asupan zat besi merupakan salah satu yang
menyebabkan seseorang menderita anemia. Hal ini sesuai dengan Irawati (1992)
makanan akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Sehingga
anemia yang diderita oleh para informan dapat disebabkan salah satunya oleh
Dadin (2006) dan Satyaningsih (2007) menguatkan hasil penelitian ini, dalam
penelitian mereka didapatkan hasil bahwa remaja putri dengan pengetahuan gizi
rendah memiliki resiko masing-masing 2,86 kali dan 2,857 kali menderita anemia
Karena pengetahuan mengenai anemia dan zat gizi pada informan kurang
merupakan salah satu penentu kejadian anemia sedang yang diderita informan, maka
instansi terkait seperti dinas pendidikan, dinas kesehatan, Puskesmas, serta pihak
pada mata pelajaran seperti IPA (Biologi) dan Penjaskes (Pendidikan Jasmani dan
130
Kesehatan). Selain itu juga, pemanfaatan kader remaja yang dibina melalui UKS dan
PMR dapat dijadikan sarana untuk memberikan penyuluhan tentang anemia kepada
pendidikan orangtua dan pola konsumsi makanan dalam keluarganya, yaitu : tingkat
pendidikan orangtua secara langsung dan tidak langsung menentukan kondisi rumah
kebiasaan makan anak, karena ibulah yang mempersiapkan makanan mulai mengatur
Pendidikan dan pengetahuan ibu sangat berpengaruh terhadap kualitas hidangan yang
utama bervariasi, dari SD hingga S2, sebagian besarnya SMP untuk pendidikan ayah
dan SD untuk pendidikan ibu. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi status anemia
131
seseorang sehubungan dengan pemilihan makanan yang dikonsumsi. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi akan mempengaruhi pengetahuan dan informasi tentang
gizi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang berpendidikan lebih rendah
(Permaesih, 2005). Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian analisis sekunder yang
dilakukan oleh Basuki (1996) pada remaja putri SMU di Kabupaten Bandung,
diketahui bahwa kejadian anemia lebih banyak terjadi pada responden yang
Gunatmaningsih (2007) yang menunjukkan bahwa remaja putri yang mempunyai ibu
dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko 1,778 kali lebih besar untuk
Dalam penelitian ini, apa yang dikemukakan dalam Permaesih (2005) dan hasil
penelitian Basuki (1996) serta Gunatmaningsih (2007) tidak dapat dibuktikan, karena
dari keseluruhan informan yang menderita anemia terdapat Sembilan informan yang
memiliki orangtua dengan pendidikan rendah (SD, SMP), dan enam informan lain
informan lebih baik pada ibu dengan pendidikan rendah dibandingkan informan yang
memiliki ibu berpendidikan tinggi. Selain itu, kebiasaan makan anak lebih baik pada
informan dengan ibu yang pendidikannya rendah. Hasil penelitian tersebut tidak
menentukan makanan keluarga serta peranan ibu biasanya paling banyak berpengaruh
132
6.7.2 Pekerjaan Orangtua
lamanya waktu yang dipergunakan seseorang ibu untuk bekerja di dalam dan di luar
(Khumaidi, 1989).
lainnya adalah pegawai swasta, pedagang, buruh tani, buruh dagang, supir angkutan
umum, dan pengusaha kebun teh. Sedangkan sebagian besar ibu informan adalah ibu
rumah tangga (IRT), hanya empat orang ibu yang bekerja antara lain sebagai pegawai
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Khumaidi
(1989) tersebut, yang mana pendapatan keluarga sangat tergantung pada pekerjaan
orangtua. Terbukti pada keluarga informan yang bekerja sebagai buruh tani atau supir
keluarga yang lebih aman jika dibandingkan dengan pekerjaan tidak tetap dengan
penghasilan tidak tetap. Namun dalam penelitian ini, hal yang disampaikan dalam
Kunanto (1992) tidak terbukti, walaupun pekerjaan ayah maupun ibu informan tetap
133
dengan penghasilan tetap, tidak menutup kemungkinan anak mereka menderita
anemia.
Hasil wawancara terhadap enam informan pendukung yang merupakan Ibu dari
bervariasi antara lain antara Rp.525.000 Rp. Rp.3.632.000,-. Keluarga Ssa dan Sn
memiliki pendapatan yang tidak tetap, tidak lebih dari Rp.1.000.000 setiap bulan.
Karena pekerjaan ayah Ssa adalah buruh tani tergantung pada hasil panen yang tidak
selalu ada setiap bulan, dan ayah Sn yang merupakan supir angkutan umum
perbulannya.
(1989), karena dilihat dari keaneka ragaman, kualitas dan kuantitas makanan, lebih
baik pada keluarga dengan pendapatan yang lebih dari Rp.3.000.000,- dibandingkan
134
Namun, hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian Rani (2004) dan
Gunatmaningsih (2007) yang mendapatkan hasil bahwa remaja putri yang pendapatan
yang pendapatan orantuanya tinggi, yang mana masing-masing risiko adalah 2,729
kali dan 1,707 kali. Karena dalam penelitian ini, seluruh informan yang menderita
Jadi, jika dilihat dari pendidikan, dan pendapatan yang bervariasi, rendah
maupun tinggi, serta pekerjaan tetap ataupun tidak tetap dari orangtua informan,
karakteristik orangtua tidak dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi (Supariasa, 2002). Menurut Riyadi (2003), IMT merupakan indeks berat
badan seseorang dalam hubungannya dengan tinggi badan, yang ditentukan dengan
membagi berat badan dalam satuan kilogram dengan kuadrat tinggi dalam satuan
meter kuadrat. Dalam penelitian ini gambaran status gizi merupakan data kuantitatif,
dan telah dilakukan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan untuk
mendapatkan IMT sesuai dengan Riyadi (2003). Dari perhitungan IMT seluruh
informan, kemudian dibandingkan dengan standar penentuan kurus dan berat badan
lebih menurut nilai rerata IMT untuk perempuan umur 10-14 tahun WHO (2007).
135
Diketahui bahwa sebagian besar informan status gizinya adalah normal, hanya satu
korelasi positif dengan konsentrasi Hemoglobin, artinya semakin buruk status gizi
seseorang maka semakin rendah kadar Hbnya. Disamping itu, berdasarkan penelitian
Permaesih (2005), ditemukan hasil bahwa remaja putri dengan IMT tergolong kurus
memiliki resiko 1,4 kali menderita anemia dibandingkan remaja putri dengan IMT
dengan status gizi tidak normal mempunyai risiko 2,175 kali lebih besar untuk
mengalami kejadian anemia. Namun hal yang dikemukakan oleh Thomphson (2007)
serta penelitian Permaesih (2005) dan Gunatmaningsih (2007) tersebut tidak terbukti
dalam penelitian ini. Jadi, status gizi bukan merupakan salah satu faktor penentu
informan menderita anemia tingkat sedang, karena tidak ada satu informanpun yang
6.9 Gambaran Asupan Zat Gizi Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota Bogor
6.9.1 Energi
Krummel (1996), menyatakan bahwa energi merupakan zat gizi utama, jika
asupan energi tidak terpenuhi sesuai kebutuhan maka kebutuhan akan zat gizi lainnya
seperti protein, vitamin, mineral juga sulit terpenuhi. Begitu pula menurut Khumaidi
(1989), untuk menilai kecukupan konsumsi pangan adalah dengan menilai kecukupan
konsumsi energi dan protein. Pada umumnya jika kecukupan energi dan protein
136
sudah terpenuhi dan dikonsumsi dari beragam jenis pangan, maka kecukupan zat gizi
Hasil recall 1x24 jam yang dilakukan dua kali menunjukkan bahwa empat dari
enam informan memiliki asupan energi jika dibandingkan dengan AKG masing-
masing adalah < 60 % dan dua informan lain > 90 %. Jika dibandingkan dengan cut
of points menurut Depkes (1992) dalam Supariasa (2002), maka empat informan
tingkat konsumsi energinya defisit, dan dua lainnya sedang. Hasil penelitian sejalan
dengan pendapat Krummel (1996) dan Khumaidi (1989), tidak terpenuhinya asupan
penelitian, yang mana remaja putri dengan asupan energi < 100 % AKG memiliki
resiko mengalami anemia 3,13 (Lestari, 1996), 3,2 (Safyanti, 2002), 6,962 (Kwatrin,
2007), 5,066 (Satyaningsih, 2007) kali lebih tinggi dibandingkan remaja putri yang
penelitian ini, yang mana seluruh informan memiliki tingkat konsumsi energi kurang
dari 100 % AKG, sehingga ketidakcukupan energi merupakan salah satu faktor yang
6.9.2 Protein
Protein dalam darah mempunyai mekanisme yang spesifik sebagai carrier bagi
transportasi zat besi pada sel mukosa. Protein itu disebut transferrin yang disintesa di
dalam hati dan transferin akan membawa zat besi dalam darah untuk digunakan pada
137
transferrin akan terganggu sehingga kadar dalam darah akan turun. Rendahnya kadar
transferrin dapat menyebabkan transportasi zat besi tidak dapat berjalan dengan baik,
Selain itu, Bridges (2008) juga menyatakan hal yang sama bahwa protein
mempunyai peranan penting dalam transportasi zat besi dalam tubuh. Kurangnya
asupan protein akan mengakibatkan transportasi zat besi terlambat sehingga akan
terjadi defisiensi zat besi, disamping itu makanan yang tinggi protein terutama berasal
dari daging, ikan dan unggas juga banyak mengandung zat besi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan protein seluruh informan < 100 %
informan tergolong sedang, satu informan tergolong kurang, dan dua informan
defisit. Karena tidak ada satupun informan yang memiliki tingkat konsumsi protein
yang baik, maka hal ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya anemia
yang mereka derita. Hasil penelitian ini, sesuai dengan Hallberg (1988) dan Bridges
transportasi zat besi dalam tubuh menjadi terlambat dan tidak berjalan baik, sehingga
akan menyebabkan timbulnya defisiensi zat besi, dari defisiensi zat besi tersebut
menyebabkan kadar Hb dalam darah menurun, Kadar Hb yang turun merupakan salah
(2006), Satyaningsih (2007), dan Kwatrin (2007) juga mendapatkan hasil yang sama,
yaitu remaja putri yang asupan proteinnya kurang dari AKG memiliki resiko lebih
138
tinggi terkena anemia dibandingkan dengan remaja putri yang asupannya cukup atau
6.9.3 Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non hem sampai empat kali
lipat, yaitu dengan merubah besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
hanya terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam seperti
informan < 60 % atau digolongkan defisit. Hal ini dikarenakan kebiasaan informan
yang jarang makan sayur dan buah, padahal menurut Almatsier (2001), vitamin C
banyak terkandung dalam sayur dan buah. Selain itu, konsumsi makanan yang
menagndung zat besi pada informan juga jarang diikuti oleh konsumsi makanan
sumber vitamin C. tingkat konsumsi vitamin C yang tergolong defisit pada seluruh
informan, merupakan salah satu faktor yang merupakan penyebab dari kejadian
anemia, karena menurut Almatsier (2001), vitamin C merupakan salah satu faktor
kejadian anemia, yaitu pada tahun 2001, Safyanti menemukan remaja putri yang
konsumsi Vitamin C kurang dari 100 % AKG memiliki resiko 3,5 kali lebih tinggi
139
> 100 % AKG. Satyaningsih (2007) dan Kwatrin (2007) juga menemukan hal yang
sama, yaitu resiko mengalami anemia lebih tinggi 4 kali pada remaja putri yang
konsumsi Vitamin C kurang dari AKG. Hasil yang didapat dalam penelitian ini
sejalan dengan hasil bebrapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah
merah. Selain itu zat besi mempunyai beberapa fungsi esensial dalam tubuh, yaitu:
sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam
Kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial yang digunakan untuk
pembentukan sel darah seperti zat besi, merupakan penyebab sebagan besar anemi
baik di Negara barat maupun di Negara timur, dengan prevalensi tertinggi di Negara-
Menurut Hallberg (1988), anemia disebabkan karena defisiensi zat besi ekstrim
dengan karakteristik sel darah merah berkurang dan kadar Hb yang rendah. Salah satu
etiologi anemia menurut Baldy (1992), adalah karena gangguan atau penurunan
pembentukan sel, kekurangan zat besi juga dapat mengakibatkan pembentukan sel
darah merah tidak efektif sehingga menimbulkan anemia. Selain itu, Junadi (1995)
juga mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi timbulnya anemia,
140
yaitu ketidakcukupan zat besi, ketidakcukupan zat besi dalam tubuh disebabkan
Sama dengan asupan vitamin C, dalam penelitian ini juga di dapatkan hasil
bahwa asupan zat besi seluruh informan tergolong defisit karena < 60 %. Asupan zat
besi yang defisit merupakan faktor yang paling mennetukan seluruh informan
menderita anemia. Hasil penelitian tersebut seuai dengan Husaini (1989), Hallberg
(1988), Baldy (1992), dan Junadi (1995) yang mengatakan bahwa anemia disebabkan
oleh ketidakcukupan zat besi, karena zat besi merupakan salah satu zat besi adalah
salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah (Almatsier,
2003).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan bebarapa penelitian yang dilakukan oleh
Feriani (2004), Safyanti (2001), Satyaningsih (2007), dan Kwatrin (2007), yang
mana mereka mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara asupan zat besi
Salah satu etiologi anemia adalah kurangnya zat besi yang mengakibatkan
pembentukan sel darah merah tidak efektif, sehingga asupan beberapa zat gizi seperti
Energi, protein, dan vitamin C yang kurang dari AKG serta asupan zat besi yang
asupan zat gizi pada informan, sebaiknya dilakukan komunikasi antara guru dengan
orang tua siswi agar memperhatikan makanan, status gizi dan kesehatan putra-
putrinya.
141
6.10 Gambaran Perilaku Jajan Di Sekolah Pada Remaja Putri SMPN 18 Kota
Bogor
Dari hasil FGD, wawancara dan observasi, diketahui bahwa sebagian besar
informan memiliki kebiasaan jajan di sekolah, hanya satu informan yang tidak pernah
jajan. Sebagian besar informan membeli makanan di kantin sekolah, hanya tiga
informan yang tidak pernah jajan dikantin atas alasan tidak percaya akan
adalah mie instan dan makanan ringan lain. Sebagian besar informan mengatakan
jarang membawa bekal ke sekolah, alasannya antara lain malas karena berat, ataupun
waktu istirahat yang tidak cukup banyak karena harus digunakan untuk shalat. Hanya
Jika dilihat dari jenis makanan yang biasa dibeli informan selama berada di
sekolah, zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut sangat sedikit, terutama
untuk protein, zat besi, dan vitamin C. Sehingga sangat besar kemungkinan asupan
zat gizi seluruh informan kurang dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan. Dan hal
ini terbukti dari hasil recall 1x24 yang dilakukan selama dua kali, seluruh informan
memiliki asupan energi, protein, vitamin C, dan zat besi < 100 % AKG. Hal ini
dikarenakan selama lebih kurang tujuh jam berada di sekolah, hanya sedikit sekali
makanan yang dikonsumsi dan mengandung zat gizi penting, terutama protein, zat
besi, dan vitamin C. Kurangnya asupan energi, protein, vitamin C, dan zat besi
142
Jadi, perilaku jajan informan selama berada di sekolah secara tidak langsung
merupakan faktor yang menentukan para informan menderita anemia sedang. Karena
143
144
BAB VII
7.1 Simpulan
8,7 gr/dl sampai 10,8 gr/dl memiliki beberapa gejala atau tanda-tanda anemia,
yaitu 5L, pusing, mudah mengantuk, pucat pada kuku, bibir, dan kelopak
mata.
2. Seluruh informan memiliki perilaku sarapan pagi setiap hari, tetapi kenyataannya
mengandung zat besi dan kehadiran teh dalam menu sarapan pagi informan
3. Sebagian besar informan memiliki perilaku minum teh minimal satu kali
dalam sehari setelah makan pada pagi hari, perilaku minum teh pada informan
terganggunya penyerapan zat besi oleh zat tanin yang terkandung dalam teh.
4. Delapan dari lima belas informan telah mengalami menstruasi, sebagian besar
informan memiliki pola menstruasi yang abnormal, karena lama darah keluar
lebih dari enam hari. Menstruasi yang tidak normal merupakan salah satu
anemia dan zat gizi, pengetahuan yang kurang membuat informan kurang
145
tepat dalam memilih makanan yang mengandung zat gizi, dan pada akhirnya
wiraswasta, sedangkan sebagian besar ibu informan adalah ibu rumah tangga
bahwa dalam karakteristik orangtua tidak dapat dijadikan sebagai salah satu
8. Sebagian besar informan memiliki status gizi normal, hanya satu informan
status gizinya lebih. Karena tidak ada satu informanpun yang memiliki status
gizi kurang, maka status gizi bukan merupakan salah satu faktor penentu
9. Asupan beberapa zat gizi seperti energi, protein, dan vitamin C yang kurang
dari AKG serta asupan zat besi yang defisit pada masing-masing informan
sedang.
10. Sebagian besar informan memiliki perilaku jajan makanan yang tidak
memenuhi kecukupan zat gizi, secara tidak langsung perilaku jajan tersebut
7.2 Saran
dan kesehatan, yang diintegrasikan pada mata pelajaran seperti IPA (Biologi)
2. Sebaiknya UKS dan PMR melalui kader remaja dapat dijadikan sarana untuk
putri.
remaja putri, sebaiknya dilakukan komunikasi antara guru dengan orang tua
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Lili. 2002. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Arimurti, Ida. 2009. Makan Bersama Keluarga Membentuk Pola Makan Remaja Lebih
Baik. Diakses pada tanggal 8 November 2009 dalam situs http://www.mail-
archive.com/idaarimurtiandfriends@yahoogroups.com/msg05063.html.
Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Arumsari, E. 2008. Faktor Risiko Anemia Pada emaja Putri Peserta Program
Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) di Kota Bekasi.
Bogor : Skripsi GMSK IPB.
Baldy CM. 1992. Sel Darah Merah. Dalam Patofisiologi Jilid 1. Alih Bahasa :
Dr.Peter Anugerah. Jakarta : EGC.
148
Biran. 1990. Gangguan Haid Pada Remaja dan Dewasa. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
Besral, dkk. 2007. Pengaruh Minum The Terhadap Kejadian Anemia Pada Usila Di
Kota Bandung. Makara Seri Kesehatan Volume 11 No.1.
Bridges, Kenneth R, at al. 2008. Anemias and Other Red Cell Disorder . New York :
Mc. Graw Hill.
Casey, GJ, et al. 2009. A Free Weekly Iron-Folic Acid Supplementation and Regular
Deworming Program is Associated with Improved Hemoglobin and Iron Status
Indicators in Vietnamese Women. BioMed Central Public Health Journal
[Online]. 55(5), [Accesed 8th October 2009], p.985-988. Available from World
Wide Web : http://www.biomedcentral.com/
Chang, Mei Ciu, et al. 2006. A study of prevalence of anaemia in adolescent girls and
reproductive-age women in Kuala Lumpur. Diakses pada tanggal 22 November
2009 dalam situs http://www.termedia.pl/magazine.php.
Creswell, J. W. 1998. Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc:
California. Diakses dalam situs : http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-
nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html
Depkes, RI. 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putrid dan
WUS. Jakarta : Depkes RI.
Depkes, RI. 2001. Buku Pintar Konseling Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi).
Jakarta : Depkes RI.
Depkes, RI. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur
(WUS). Jakarta : Depkes RI.
Depkes RI. 2008. Gizi Dalam Angka Sampai Dengan Tahun 2007. Jakarta : Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
149
Depkes, RI. 2008. Kita Bisa Lebih Berprestasi Tanpa Anemia. Jakarta : Depkes RI.
Feriani, Rani. 2004. Perbedaan Pola Konsumsi Makan, Status Menstruasi, dan Sosial
Ekonomi Terhadap Status Anemia Gizi Pada Siswa Remaja Putri Di SLTPN 5
Hallberg, Leif. 1988. Besi. Dalam Pengetahuan Gizi Mutakhir Mineral. Alih bahasa
Nasoetion, dkk. Jakarta : PT.Gramedia.
Hestiantoro, dkk. 2008. Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Husaini, dkk. 1980. Anemi Gizi. Penetapan Masalah Pencegahan dan Pengobatan.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen
Kesehatan RI.
Husaini, dkk. . 1989. Anemia Gizi Suatu Studi Kompilasi Informasi dalam Menunjang
Kebijaksanaan Nasional dan Pengembangan Program. Bogor : Pusat Penelitian
dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
Irawati, A, dkk. 1992. Pengetahuan Gizi Murid SD dan SMP di Kodya Bogor. Bogor :
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI.
Khumaidi, M. 1989. Gizi Masyarakat. Bogor : Pusat Antar Universitas Pangan dan
Gizi IPB.
Kinabo, Joyce L, et al. 2003. The Prevalence Of Anaemia Among Adolescents Girls In
Morogoro Municipality, Tanzania. Diakses pada tanggal 22 November 2009
dalam situs http://foodafrica.nri.org/nutrition/nutritionabstracts/JoyceKinabo.pdf.
Kwatrin, Eva. 2007. Fakor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada siswi SMUN
Bayah Kabupaten Lebak Propinsi Banten Tahun 2007. Depok : Thesis FKMUI.
Lestari, Sri Basuki Dwi. 1996. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian
Anemia Gizi Remaja Putri SMU di Kabupaten Bandung. Depok : Thesis FKMUI.
McLean, Erin, et al. 2008. Worldwide Prevalence of Anaemia, WHO Vitamin and
mineral Nutrition Information System, 1993-2005. Public Health Nutrition
[Online]. 12(4), [Accesed 8th October 2009], p.444-454. Available from World
Wide Web : http://www.journal.cambridge.org/
151
Morck, et al. 1983. Inhibition of Food Iron Absorption By Coffee. The American
Jornal of Clinical Nutrition [Online]. Vol.37, [Accesed 30th November 2009],
p.416-420. Available from World Wide Web : http://www.ajcn.org/
Muhilal, 2004. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Dalam Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi VI. Jakarta : LIPI.
Neuman, WL. 2000. Social Research Methods Qualitative and Quantitative Approach.
Boston: Allyn and Bacon.
Pande, Rohini, et al. 2004. Reducing Iron-Deficiency Anemia and Changing Dietary
Behaviors among Adolescent Girls in Maharashtra, India. Diakses pada tanggal
22 November 2009 dalam situs
http://www.icrw.org/docs/2004indiareprohealth8.pdf.
Safyanti, 2002. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Pada Remaja Putri
SMUN 3 Padang Provinsi Sum-Bar Tahun 2001 (Analisis Data Sekunder).
Depok : Thesis FKMUI
Saidin, S, dkk. 1991. Hubungan Kebiasaan Makan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen
Kesehatan RI.
152
Sakti, Hastaningsih, dkk. 2003. Pengaruh Suplementasi Tablet Fe Dan Pendidikan Gizi
Terhadap Pengetahuan, Sikap, Praktek Tentang Anemia Dan Kadar Hemoglobin
(Hb) Pada Remaja Putri. Media Medika Indonesia Tahun 2003 Volume 31
Nomor 1.
Saraswati, Edwi, dkk. 1997. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Anemia Remaja Putri
Sekolah Menengah Umum Anemia dan Non Anemia Di Enam Dati II Propinsi
Jawa Barat. Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan
Departemen Kesehatan RI.
Satyaningsih, Elsa. 2007. Anemia Gizi Pada Remaja Putri Smk Amaliyah Sekadau
Sayogo, Savitri. 2006. Gizi Remaja Putri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Scholl, TO, et al. 1992. Anemia vs Iron Deficiency: Increased Risk of Pertern Delivery
In A Prospective Study. The American Jornal of Clinical Nutrition [Online].
55(5), [Accesed 8th October 2009], p.985-988. Available from World Wide Web :
http://www.ajcn.org/
Sediaoetama. 2006. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat.
Siswanto, Hadi. 2001. Berapa Besar Masalah Gizi Di Indonesia dan Bagaimana
Menanggulanginya?. Jurnal Data dan Informasi Kesehatan. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Siswono. 2008. 30 Persen Penduduk Dunia Menderita Anemia. Diakses pada tanggal
28 Juli 2009 dalam situs http://www.gizinet.com
153
Suharno, D. 1983. Anemi dilihat dari segi klinis dan masalah kesehatan masyarakat.
Bogor : Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan Departemen
Kesehatan RI.
Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wirakusumah, E.S. 1996. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta : Trubus
Agriwidya.
WHO, 1996. Guidelines For The Control Of Iron Deficiency In Countries Of The
Eastern Mediterranean Middle East And North Africa. Geneva : WHO.
WHO. 2001. Iron Deficiency Anemia. Assessment, Prevention and Control. A Guide
for Programe Managers. Geneva : WHO.
A. PENGETAHUAN ANEMIA
3. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang cara mendeteksi anemia?
5. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang penyebab dari anemia?
6. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang akibat yang ditimbulkan
jika seseorang menderita anemia?
7. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang cara mencegah ataupun
mengobati anemia?
8. Tahukah kamu manfaat zat besi, sumber bahan makanan yang mengandung zat
besi? Coba ceritakan..
B. KEJADIAN ANEMIA
1. Coba kamu ceritakan, kapan kamu merasakan lelah, letih, lemas, lesu, ataupun
lalai? Jika ya, pada keadaan seperti apa? Seberapa sering?
2. Coba kamu ceritakan kapan kamu merasa pusing dan berkunang-kunang saat
bangun dari tidur ataupun duduk ? Seberapa sering?
3. Coba kamu ceritakan kapan kamu merasa mengantuk ? jika ya, pada kondisi
apakah setiap hari merasa seperti itu? Biasanya jam berapa kamu mulai
mengantuk?
4. Berapa hari sekali kamu buang air besar? Menurut kamu, apakah buang air
besar kamu teratur? Jika ya/tidak, kenapa?
C. MENSTRUASI
3. Dari setiap menstruasi, berapa harikah kamu merasa darah yang keluar paling
banyak?
1. Kalau pagi hari sebelum berangkat sekolah, apakah kamu makan? Jenis
makanan?
2. Dalam sehari, berapa kali kamu minum teh/kopi? Waktunya? Seberapa banyak?
5. Jenis makanan dan minuman apa yang biasa kamu beli? Apakah setiap hari
selalu membeli jenis makanan/minuman yang sama? Bisa tolong kamu
ceritakan kenapa?
6. Pernahkah kamu membawa bekal ke sekolah? Jenis makanannya? Kenapa?
Lampiran 2
A. PENGETAHUAN ANEMIA
3. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang cara mendeteksi anemia?
5. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang penyebab dari anemia?
6. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang akibat yang ditimbulkan
jika seseorang menderita anemia?
7. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang cara mencegah ataupun
mengobati anemia?
8. Tahukah kamu manfaat zat besi, sumber bahan makanan yang mengandung zat
besi? Coba ceritakan..
B. KEJADIAN ANEMIA
1. Coba kamu ceritakan, kapan kamu merasakan lelah, letih, lemas, lesu, ataupun
lalai? Jika ya, pada keadaan seperti apa? Seberapa sering?
2. Coba kamu ceritakan kapan kamu merasa pusing dan berkunang-kunang saat
bangun dari tidur ataupun duduk ? Seberapa sering?
3. Coba kamu ceritakan kapan kamu merasa mengantuk ? jika ya, pada kondisi
apakah setiap hari merasa seperti itu? Biasanya jam berapa kamu mulai
mengantuk?
4. Berapa hari sekali kamu buang air besar? Menurut kamu, apakah buang air
besar kamu teratur? Jika ya/tidak, kenapa?
1. Bisakah kamu ceritakan makanan yang kamu makan tadi pagi hingga saat ini?
Jam berapa kamu makan? Jenis makanan? Jumlahnya ?
2. Bisakah kamu ceritakan berapa kali kamu makan dalam sehari? Atas alasan
apa?
5. Apakah menurut kamu makanan yang tersedia dirumah sudah cukup? Bisakah
kamu ceritakan kenapa?
6. Adakah jenis2 makanan tertentu yang jarang kamu makan? Bisakah tolong
kamu ceritakan alasannya?
D. PERILAKU MAKAN DAN MINUM
2. Jika ya, apakah setiap hari, atau hanya kadang-kadang? Alasannya? Jenis
makanan apa yang biasa kamu makan saat makan pagi?
3. Jika tidak, alasan apa yang membuat kamu tidak makan pagi?
4. Kalau tidak makan pagi, apakah biasanya kamu jajan di sekolah sebelum
mulai pelajaran?
5. Jika ya, apa jenis makanan yang biasa kamu beli? Kenapa?
7. Apakah kamu suka minum teh atau kopi? Kenapa bisa suka ataupun tidak?
8. Biasanya berapa kali kamu minum teh/kopi dalam sehari ataupun seminggu?
Waktunya?
11. Jenis makanan dan minuman apa yang biasa kamu beli? Apakah setiap hari
selalu membeli jenis makanan/minuman yang sama? Bisa tolong kamu
ceritakan kenapa?
E. MENSTRUASI
6. Berapa kali biasanya kamu mengganti pembalut dalam sehari jika sedang
menstruasi? Waktunya? Kenapa?
1. Bagaimana kebiasaan sarapan teman kamu? Bisa tolong kamu ceritakan yang
kamu ketahui tentang makanan yang dimakan dan alasan temanmu itu?
4. Bisakah kamu ceritakan yang kamu ketahui tentang kebiasaan jajan temanmu ?
beli dimana ? Biasanya kapan temanmu jajan ?
5. Tahukah kamu makanan apa yang paling disukai dan tidak disukai temannmu?
Tahukah kamu alasannya? Tolong ceritakan.
Lampiran 4
1. Apakah ibu bekerja? Jika ya, pekerjaannya? Berangkat dan pulang jam
berapa?
2. Jika tidak, apa kegiatan ibu dirumah sehari-hari?
8. Berapakah uang saku yang diberikan kepada anak ibu? Atas alasan apa?
9. Dalam keluarga ibu, berapa kali sehari biasanya makan? Apakah bersama-
sama? Waktunya?
10. Apakah anak ibu memiliki kebiasaan makan pagi? Ya/tidak, Kenapa?
11. Jika ya, makanan apa yang dimakan saat makan pagi?
12. Pernahkah anak ibu membawa bekal ke sekolah? Jenis makanan? Seberapa
sering?
13. Jika dirumah, apakah anak ibu masih suka jajan? Jenis jajanan?
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Nama :
Kelas :
Tanggal :
Ket.
WAKTU JENIS MAKANAN PORSI
Lokasi
Lampiran 7
VARIABEL Nf Sp Is Ssa Rs Ta
KARAKTERISTIK INFORMAN
Umur 13 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 13 Tahun 13 Tahun
Kelas VII - i VII - i VII - c VII - h VII - d VII - h
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Hb (gr/dl) 10,6 10,5 9,2 10,1 10,6 10,3
BB (kg) 40 33,5 34,5 48 42,5 50
TB (cm) 154 139,5 140 144,5 158,5 149
IMT 16,87 17,21 17,6 22,99 16,92 22,52
Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Pendidikan Ayah STM SMA SMP SD STM SMA
Pendidikan Ibu SMEA SMA SMP SD S1 SMP
Pekerjaan Ayah Pegawai Pegawai swasta Swasta Buruh tani Pedagang Buruh dagang
Pekerjaan Ibu IRT IRT Swasta IRT Pedagang IRT
Besar Uang Jajan Rp. 4.000,- Rp. 4.000,- Rp. 5.000,- - Rp. 20.000,- Rp. 3.000,-
(tidak termasuk
ongkos)
KEJADIAN ANEMIA
5L Sejak kelas enam,
Hanya ketika Tidak. Dari masuk Dari kelas enam Dari masuk
merasa ingin
pusing belajar. SMP, sampai sampai sekarang. SMP.
tidur. sekarang.
Pusing Ketika berdiri
Ketika bangun Ketika bangun Ketika berdiri Ketika bangun Ketika bangun
setelah jongkok.dari tidur dan dari tidur. setelah jongkok. dari tidur. dari tidur.
berdiri setelah
jongkok.
Mengantuk di Kadang-kadang, Pelajaran kedua, Kadang-kadang Jika pelajaran Kadang-kadang Jika kurang tidur.
kelas ketika guru sekitar jam tiga, ketika di kelas sulit dimengerti. sebelum
menjelaskan kadang-kadang merasa ingin istirahat.
pelajaran, ketika sedang tidur.
pelajaran kedua.mengerjakan
tugas.
Lidah Kasar. Kasar. Kasar. Kasar. Kasar. Kasar.
BAB Setiap hari, pagi, Setiap hari, jika Setiap hari, jika Setiap hari, jika Tidak tentu, Setiap hari,
kaang-kadang sakit perut. sakit perut. merasa mau biasanya pagi.. waktu tidak
malam. BAB. tentu.
Pucat Kuku, bibir, Bibir, kelopak Kuku, bibir, Kelopak mata. Bibir, kelopak Kuku, bibir,
kelopak mata. mata. kelopak mata. mata. kelopak mata.
KEBIASAAN SARAPAN, MAKAN DI RUMAH, JAJAN, MINUM TEH
Kebiasaan Setiap hari Setiap hari, jam Kadang-kadang Setiap hari jam Setiap hari, jam Makan roti atau
Sarapan sarapan, sekitar Sembilan, nasi jam delapan atau sepuluh, makan enam, paling nasi jam
jam delapan, nasi dengan telur, jam sepuluh, nasi dengan lauk sering nasi Sembilan, jam
dengan telur atau paling sering makan nasi seadanya. goring. sepuluh minum
gorengan, paling mie. dengan telur. susu.
sering nasi
goring, mie
jarang.
Kebiasaan Jajan Kadang bawa Kadang-kadang Setiap hari jajan, Tidak pernah Mie atau Mie atau
bekal, tiga hari bawa bekal, nasi mie dan es jajan. roti,minumnya roti,minumnya es
dalam seminggu, goring atau mie melon. air mineral atau mangga atau air
nasi goring atau goring, ataunnasi minuman mineral.
mie, pernah bawa dengan telur, jika bersoda.
nasi dengan jajan beli nasi
ayam. Jajan mie, uduk atau mie,
atau roti, minumnya es
makanan ringan, buah atau teh
coklat pasta, dalam kemasan
minum es gelas.
mangga atau teh
dalam kemasan
gelas.
Kebiasaan minum Sebelum makan Pulang sekolah, Setelah makan Hanya jika Setelah makan Setiap hari,
teh pagi jam tujuh setelah makan. pagi, setiap hari. tersedia di pagi, jam enam. bangun tidur jam
atau malam rumah, namun enam.
setelah makan jarang.
jam delapan.
MENSTRUASI
Lama hari Tujuh hari - - Delapan hari - Empat sampai
enam hari.
Darah keluar Dua atau tiga - - Tiga hari - Satu atau dua
terbanyak hari. pertama hari.
PENGETAHUAN ANEMIA DAN GIZI
Pertama kali Kelas V SD dari Dari televisi, Kelas enam, dari Dari sekolah, Kelas IV SD, Dari saudara.
mendengar buku IPA. sejak masuk buku Bahasa waktu dikasih dari buku IPA.
anemia SMP. Indonesia. obat.
Definisi/pengertian Kekurangan Kurang darah. Kurang darah. Kurang darah. Kekurangan sel Tidak tahu.
anemia hemoglobin. darah merah.
Cara mendeteksi Tes darah. Tes darah. Periksa darah, Tidak tahu. Tes darah. Dilihat fisiknya
anemia dan fisik yang yang cepat
lemas dan suka pingsan, mudah
sakit-sakitan. lemas, mudah
lelah,
pernafasannya,
dan dites darah,
Gejala anemia Pusing ketika Sering Pusing Sering Pingsan. Penglihatan tidak Tidak Tahu. Mudah letih.
berdiri setelah dan pingsan. jelas.
jongkok,
mengantuk,
lemas, tidak
semangat, merasa
ingin tidur.
Penyebab anemia Kurang vitamin. Kurang minum. Kurang makan. Kurang vitamin. Kekurangan gizi. Kurang vitamin.
Akibat/Dampak Lemas, ngantuk, Demam, tubuh Sakit panas. Cepat lupa, Meninggal. Kurang mengerti
anemia tidak nafsu kecil, tetapi perut prestasi pelajaran.
makan, letih. besar menurun,
kematian.
Cara mencegah Istirahat, minum Minum yang Makan makanan Minum obat Jangan jajan Menjaga
atau mengobati obat atau vitamin banyak. yang bergizi. kurang darah. sembarangan. kesehatan,
anemia kurang darah. makan teratur,
minum vitamin.
Fungsi Zat besi Agar tidak Menambah Tidak tahu. Agar tidak Menambah kuat. Memperkuat
mudah lemas, stamina dan mudah lemas. tulang.
letih, sakit, menambah kuat.
Sumber zat besi Pisang, papaya, Susu Tidak tahu Tidak ingat Susu Susu
jambu.
Fungsi Vitamin C Agar sehat dan Menyembuhkan Untuk sariawan. Tidak ingat. Untuk sariawan. Tidak ingat.
tidak mudah sariawan.
sakit.
Sumber Vitamin C Jeruk, papaya Jeruk, jeruk nipis Jeruk, belimbing. Pisang, sayuran. Jeruk, Mangga Lemon, jambu.
Tablet Tambah Untuk tambah Untuk tambah Untuk tambah Untuk tambah Mencegah dan Mencegah
darah darah. darah, mengobati darah. darah dan mengobati anemia.
anemia. menyembuhkan anemia,vitamin
anemia.
Lampiran 8
VARIABEL Sn Di Ss Sa Ms Hs
KARAKTERISTIK INFORMAN
Umur 12 Tahun 13 Tahun 13 Tahun 12 Tahun 12 Tahun 12 Tahun
Kelas VII - i VII - i VII - g VII - g VII - d VII - a
Agama Islam Islam Islam Islam Islam Islam
Hb (gr/dl) 10,6 10,6 10,6 10,8 10,5
BB (kg) 37,5 41 31,5 52 26,5 50
TB (cm) 153 149 140 140 135 149
IMT 16,01 18,47 16,07 26.53 14,54 22,52
Status Gizi Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Pendidikan Ayah SMP SMP SD S2 SMP
Pendidikan Ibu SMP SD SD SMA SD
Pekerjaan Ayah Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Swasta
Pekerjaan Ibu IRT IRT IRT IRT IRT Swasta
Besar Uang Jajan Rp. 6.000,- Rp. 5.000,- Rp. 3.500,- Rp. 3.000,- Rp. 2.000,- Rp. 14.000,-
tanpa ongkos
KEJADIAN ANEMIA
5L Jarang, hanya Jarang, jika Jarang. 5L jika Jarang. jika Jarang. Hanya Hanya ketika
jika sakit. banyak sedang sakit. kurang tidur jika sangat menjelang
kegiatan. dan sakit. letih. menstruasi.
Pusing Dari masuk Tidak pernah. Tidak pernah. Tidak pernah. Jika sedang sakit. Tidak pernah.
SMP.
Mengantuk Iya, saat guru Jarang. Iya,saat guru Iya,saat guru Iya, pelajaran Iya, saat guru
menerangkan. menerangkan. menerangkan. setelah jam menerangkan.
istirahat.
Lidah Kasar. Kasar. Kasar. Kasar. Kasar. Kasar.
BAB Dua kali sehari, Setiap hari, Sekali sehari, Tidak tentu, Setiap hari, Satu atau dua
pagi setelah bangun tidur. pagi sekitar jam tergantung jika pagi. hari sekali.
sarapan. tujuh. sakit perut.
Kuku,bibir,kelopak Kuku, bibir, Bibir. Kuku, bibir, Bibir. Kelopak mata. Kelopak mata.
mata pucat kelopak mata. kelopak mata.
KEBIASAAN SARAPAN, MAKAN DI RUMAH, JAJAN, MINUM TEH
Kebiasaan Sarapan Setiap hari nasi, Nasi dengan Sering, nasi Mie atau roti, Setiap hari, nasi Sering, nasi
sekitar jam telur dadar atau dengan telur, sekitar jam
dengan lauk, atau bubur, jam
sepuluh. mie, jam jam sepuluh. Sembilan. paling sering tujuh atau jam
sembilan. ayam goring, delapan.
jam setengah
delapan atau
setengah
Sembilan.
Kebiasaan Jajan Kadang jajan. Jajan mie, Kadang bekal, Kadang bekal, Setiap hari Jajan roti atau
Kadang bawa minuman rasa kalau jajan mie kadang jajan bawa bekal. mie, minumnya
bekal. Jajan jeruk. dan es buah. mie, minum teh atau
mie, air putih bawa sendiri. minuman
bawa sendiri. bersoda.
Kebiasaan minum Susu dicampur Tidak suka. Suka, dirumah, Suka minum Iya, setiap pagi Iya, teh dan
teh teh, setiap setelah makan teh, sehari setelah makan. susu, setelah
malam. pagi. sekali, sebelum sarapan.
makan pagi.
MENSTRUASI
Lama hari - Seminggu. - Seminggu. - Seminggu
sampai sepuluh
hari.
Darah keluar - Tiga sampai - Dua hari. - Dua atau tiga
terbanyak empat hari. hari.
PENGETAHUAN ANEMIA DAN GIZI
Pertama kali kelas enam SD Kelas enam SD Belum pernah. Belum pernah. Dari televisi Sekitar bulan
mendengar anemia dari orang-orang. dari guru. oktober, dari
saudara
Definisi/pengertian Tidak tahu. Kekurangan Tidak tahu. Tidak tahu. Kekurangan Kekurangan
anemia darah. darah merah. darah.
Cara mendeteksi Tidak tahu. Tes darah. Tidak tahu. Tidak tahu. Tes darah. Tes darah.
anemia
Gejala anemia Pusing Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu 5L. Lesu, muka
pucat.
Penyebab anemia Kurang makan Tidak tahu. Banyak Tidak tahu. Kurang/tidak Menstruasi,
sayur. mengeluarkan makan, jajan melahirkan.
darah, makanan yang
keguguran. kotor, kurang
makan buah,
kecelakaan.
Akibat/Dampak Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. Tidak tahu. 5L, mukanya Muka pucat,
anemia pucat. lemas.
Cara mencegah Banyak makan Minum obat Makan makanan Makan makanan Makan makanan Banyak makan
anemia sayur. kekurangan yang bervitamin. bergizi. empat sehat lima buah.
darah. sempurna,
makan teratur.
Fungsi Zat besi Tambah darah Tidak tahu. Tidak tahu. Agar sehat. Agar kuat. Agar tulangnya
kuat.
Sumber zat besi Nasi. Tidak tahu. Tidak tahu. Buah. Nasi uduk. Vitamin C, lauk
pauk, susu.
Fungsi Vitamin C Mencegah Mencegah panas Untuk sariawan. Untuk sariawan. Menyebutkan Untuk sariawan.
sariawan. dalam. produk
Sumber Vitamin C Jeruk, apel. Anggur. Jeruk, apel, Mangga. Jeruk, mangga, Jeruk.
anggur. apel.
Tablet Tambah Tidak tahu. Mengurangi Mengobati yang Tidak tahu. Untuk tambah Untuk tambah
darah kekurangan kekurangan darah, agar tidak darah.
darah. darah. anemia.
Lampiran 9
MENSTRUASI
Lama hari Lima sampai Lima hari. - Delapan hari. - -
tujuh hari.
Darah keluar Empat hari Tiga hari. - Tiga hari - -
terbanyak pertama pertama
PENGETAHUAN ANEMIA DAN GIZI
Pertama kali Dari kelas dua Dari televise, saat Dari guru kelas Waktu dikasih kelas enam SD Nonton berita dari
mendengar SD, pernah SD. enam SD. obat dari sekolah. dari teman-teman televise, SD kelas
anemia dirawat di RS, yang sedang empat atau kelas
dan dinyatakan bercerita. lima.
anemia.
Definisi/penger Kurang darah. Kurang darah. Suka letih, lesu, Kurang darah. Kekurangan Kekurangan
tian anemia lemas, lunglai. darah. darah.
Cara Ke dokter, di Dilihat bagian Tes darah. Sering merasa Tes Tes darah.
mendeteksi ambil darahnya. bawah kelopak pusing, lemas,
anemia mata. letih.
Gejala anemia Pusing. Cepat letih. lesu, lemes, letih, Sering pusing Lesu, lunglai, Pusing dan 5L.
lunglai. setelah jongkok, ngantuk.
tidak bisa merasa
letih.
Penyebab Kekurangan Kurang tidur, dan Kekurangan darah. Kurang vitamin. Kurang vitamin Jajan
anemia darah. terlalu letih. karena kurang sembarangan dan
makan sayur. kotor.
Akibat/Dampa Jika hamil, jadi Prestasi menurun, Tidak tahu. Cepat lupa, Sakit, pusing, 5L, mukanya
k anemia bermasalah, dan karena terlalu letih prestasi menurun, lemas. pucat.
membuat lupa. dan jadi malas kematian.
belajar.
Cara Minum obat Untuk mencegah Minum obat Mengobatinya Banyak makan Banyak minum
mencegah dan kurang darah. Tidur yang cukup. penambah darah dengan minum sayur karena susu, agar tidak
mengobati Mengobati dengan obat tambah banyak vitamin, mudah terserang
anemia minum obat untuk darah. makan buah, penyakit.
tambah darah. jeruk, pisang,
alpukat, dan
banyak makan
nasi.
Fungsi Zat besi Tidak ingat. Untuk menambah Tidak ingat. Untuk Tambah darah Agar kuat.
tenaga, dan tidak menguatkan
lemas. tubuh.
Sumber zat Tidak ingat. Susu. Tidak ingat. Tidak ingat. Buah, sayur, telur, Susu.
besi ikan, ayam
Fungsi Untuk Mencegah panas Tidak ingat. Untuk mengobati Untuk sariawan. Untuk panas
Vitamin C menyembuhkan dalam. sariawan dan dalam.
sariawan dan juga penyakit kulit.
untuk gusi.
Sumber Jeruk. Jeruk. Jeruk. Jeruk, papaya. Jeruk, apel.Anggur, apel,
vitamin C semangka, pir.
TTD untuk tambah Untuk tambah Penambah darah, Untuk tambah Untuk penambah Untuk tambah
darah, vitamin darah. menghilangkan lesu darah dan darah. darah, agar tidak
untuk stamina. dan letih. menyembuhkan anemia.
anemia, isinya
darah.
Lampiran 10
Variabel Aap Ww Yn En Nh Ir
Karakteristik informan
Hubungan dgn
Ibu Ibu Ibu Ibu Ibu Ibu
informan
Sosial ekonomi (utama)
Pendidikan D3 SMA SD SD SMP SMA
Pekerjaan IRT IRT IRT Buruh tani IRT IRT
Pendidikan suami SMP SD SD SMP S2
Pekerjaan suami Wiraswasta Wiraswasta Buruh Buruh tani Supirangkutan Pengusaha kebun
umum the.
Pendapatan Rp.3.200.000. Rp.600.000 Rp. 1.500.000 Rp. 525.000 Rp.600.000 Tidak pasti,
Rp.700.000 Rp. 840.000 Rp. 900.000. karena harga the
sama dengan
harga emas,
kadang naik,
kadang juga
turun.
Pengeluaran Rp. 2.020.000,-. Rp.1.650.000 Rp. 1.000.000,- Listrik Rp. 1.030.000 Rp.3.632.000,-.
Rp.30.000,- dan Rp. 1.120.000.
SPP kakaknya
Ssa Rp.50.000.
untuk makan
sehari-hari tidak
pasti.
Kebiasaan Makan dan Minum Anak
Ketersediaan Lauk yang Karena keadaan Makanan yang Makanan yang Menu makanan Makanan yang
makanan di tersedia cukup Ibu Ww yang tersedia di rumah tersedia di rumah yang tersedia tersedia cukup
rumah bervarisi, ayam, sedang hamil, Aa kurang Ssa sangat sudah cukup baik, bervariasi, terdiri
daging, udang, membuat ia bervariasi, hanya terbatas, lauk tersedia lauk dari lauk seperti
cumi, telur. Paling jarang masak. dengan satu seadanya, paling seperti ikan, telur, ayam, daging,
sering ayam. Jadi, untuk macam, lauk sering ikan asin cumi asin, tahu udang, cumi-
Tahu atau tempe makan di rumah ataupun sayur. ataupun ikan atau tempe, dan cumi, sayur, tahu
selalu ada setiap lebih sering beli jika ada sayur, tongkol, tahu atau sayur setiap hari, atau tempe yang
hari, paling sering lauk, dan yang maka lauk tidak tempe jarang, antara lain sayur menunya selalu
tahu digoreng paling sering ada. Lauk yang sayur jika ada wortel, kacang ganti setiap hari.
tepung. Sayur adalah ayam. paling sering hasil panen. panjang, Buah tersedia jika
juga bervariasi, Sehingga jarang adalah telur Jarang sekali ada kangkung, bayam, ibu Ir ke Jakarta,
antara lain sayur sekali tersedia karena murah, lauk, sayur, dan paling sering karena Ibu Ir
sop, sayur asem, tahu tempe mudah tahu tempe setiap sayur sop. Buah selalu membeli
sayur toge, ataupun sayur. memasaknya dan makan. Buah jarang tersedia, buah di toko buah
sayur kangkung, Jarang tersedia tahan lama. Ibu jarang beli, hanya jika ada hanya terkenal di
buah, karena In Yn jarang rambutan karena pisang. Jakarta.
sayur bayem,
dan kakaknya membeli buah, punya pohonnya.
gitu. Buah yang kurang suka karena alasan
sering tersedia buah. harus menghemat
mangga, papaya, uang belanja.
apel, atau
anggur.
Kebiasaan Setiap hari, roti, Setiap hari In Aa setiap hari Tergantung Ssa Setiap hari Setiap hari Ms
sarapan pagi atau mie instan, sarapan, namun sarapan, paling mau makan apa sebelum berangkat selalu sarapan,
nasi goring. tidak pasti sering makan tidak, tapi sekolah, sekitar jika sekolah pagi
paling sering jamnya, bihun dengan biasanya makan jam sepuluh, sarapan jam
tempe goring sebelum makan nasi enam, jika
nasi goring, tergantung jika
yang dibeli di berangkat ke dengan sayur sekolah siang
dengan telur ia merasa lapar. warung dekat sekolah, makan ataupun ikan yang sarapan jam
dadar. mie Biasa In makan rumah jam tujuh nasi dengan lauk Ibu Nh masak, tujuh. Makanan
seminggu dua nasi uduk, nasi pagi. Atau makan seadanya. ataupun dengan yang dikonsumsi
kali. Jika dengan telur, nasi goring,nasi telur dadar atau saat sarapan
sekolah pagi, jika ada roti, In dengan telur, telur mata sapi. antara lain nasi
sarapan jam makan roti yang dimasak goring, nasi
enam, jika siang, dengan keju dan oleh Ibu Yn uduk,roti dengan
sarapan jam meises serta sebelum Aa meises, bubur
sepuluh. minum susu. berangkat ke ayam, nasi
sekolah. dengan lauk hari
sebelumnya, atau
dengan ayam
goring, chicken
nugget.
Bekal ke sekolah Jarang. sebulan Tidak pernah Aa jarang sekali Tidak pernah Sn jarang Ms selalu
hanya dua kali. membawa bekal membawa bekal membawa bekal membawa bekal membawa bekal
ke sekolah, ke sekolah, ke sekolah. ke sekolah. ke sekolah setiap
karena In tidak karena tidak mau hari, karena
mau dibawakan dibawakan bekal. alasan hemat dan
bekal. juga tidak
percaya dengan
kebersihan
makanan yang
dijual di kantin
sekolah. biasanya
Ms membawa
nasi dengan ayam
goring, chicken
nugget,
Kebiasaan minum Tiap pagi, Lebih sering beli Setiap hari jam Minum the jika Setiap pagi, selalu Setiap hari,
teh dibuatkan oleh the dalam tujuh pagi, ayah Ssa disediakan oleh setelah sarapan,
Ibu Aap. Malam kemasan gelas di setelah sarapan. meminta untuk Ibu Nh untuk Sn. dengan alasan
kadang-kadang warung depan dibuatkan the, agar memiliki
minta the Ibu rumah, dua kali namun jarang. kekuatan.
Aap. sehari.
Lampiran 11
Variabel Ds Sa Sv Po Fb Krn
Umur 12 Tahun 13 Tahun 13 Tahun 13 Tahun 13 Tahun 12 Tahun
Perilaku Jajan Nfc paling In tidak pernah Aa pernah Ssa tidak pernah Hanya dua klai Pernah membeli
ataupun sering membeli jajan di kantin, membawa membeli membawa bekal macaroni di
membawa bekal permen kenyal, hanya membeli bekal,hanya satu makanan di mie.makanan kantgin, namun
minumannya air talesatau roti di atau dua kali. sekolah untuk yang dibeli saat jarang. setelah
Makanan yang dirinya, hany satu
mineral dalam koperasi. beli di sekolah antara shalat juga
dibeli Aa antara kali membeli
kemasan teh dalam lain mie, cilok, makanan ringan
laintahu, pernah membeli
gelas,minuman kemasan gelas, tahu bulat, untuk kakaknya. makanan ringan, permen kenyal,
teh dalam biskuit rasa nugget, Beli es the hanya mie instan. wafer, minuman
kemasan coklat di minumnya air sekali. Tidak Pulang sekolah jeli.paling
gelas,minuman warung luar mineral, pernah membawa membeli coklat sering bolu
nata de coco, sekolah. tidak minuman nata de bekal nasi, hanya pasta..atau keju. Setiap hari
paling sering air pernah coco, the dalam pernah membawa krakers rasa membawa bekal
mineral. Hanya membawa kemasan gelas, keripik ubi. abon. Minum nasi dengan
satu kali bekal. Sebelum dan es buah. lebih sering ayam goring,
membawa bekal masuk sekolah, Paling sering bawa dari rumah. nasi goreng,
ke sekolah. pernah makan membeli kerupuk abon, atau telur
atau talas di
cireng tapi koperasi dan
dan juga
jarang. membawa minum membawa air
dari rumah. putih setiap
hari.
Lampiran 12
Ssa Sn Ms Nfc In Aa
Rabu, Rabu, Rabu, Rabu, Rabu,
13 Januari 2010 13 Januari 2010 13 Januari 2010 13 Januari 2010 13 Januari 2010
15.15 : 15.10 : 15.20 : 15.20 : 15.15 :
Tahu bulat 3 buah Nasi 1 centong, Minuman teh dalam Coklat pasta 1 Nasi kuning (150
+ serbuk cabe. ayam goreng kemasan kotak 250 bungkus, wafer rasa gr), bawa air putih
15.20 bagian paha dua ml. coklat satu bungkus. dari rumah.
Keripik singkong potong + sambal,
Tidak jajan.
dua bungkus, bawa air putih dari
makanan ringan rumah.
(snack) berbentuk
stik dua bungkus,
bawa air putih dari
rumah..