Anda di halaman 1dari 42

10 JURUS MENULIS

MODUL PELATIHAN 10 JURUS MENULIS


MODUL PELATIHAN

Penulis
Rianingsih Djohani
Riza Irfani

Disain dan Tataletak


Rahadian P. Paramita

Ilustrasi Cover
Eddie B. Handono

Ilustrasi
Srudio Driya Media Bandung

Studio Driya Media Bandung


Tahun 2005

Panduan Untuk Fasilitator Jl. Ancol Timur XIV No. 1 Bandung 40254
Studio Driya Media Bandung Telp. 022-5202471 Fax. 022-5228273
2005 email: ybm-sdm@indo.net.id
Hal lain yang sering terjadi adalah perumusan tujuan

Kata Pengantar belajar dan pemilihan metode belajar yang sama sekali
tidak cocok. Misalnya, ada seorang anggota tim penulis
modul, yang suka sekali merumuskan tujuan belajar
dengan kata kunci penyadaran peserta. Tetapi,

M enulis modul merupakan keterampilan yang


melekat pada setiap fasilitator/pelatih Studio
Driya Media Bandung atau fasilitator/pelatih dari mana
metode pembelajarannya semua ceramah!! Ini adalah
teman yang biasanya membuat pamflet demonstrasi,
bukan modul dengan metodologi pembelajaran
pun. Selain meminta pelatihan kepada SDM, ternyata partisipatif.
mitra-mitra juga sering mengajak fasilitator/pelatih Modul adalah alat fasilitator dalam menyelenggarakan
SDM untuk memfasilitasi lokakarya penulisan modul suatu pelatihan. Karena itu materi-materi di dalam
pelatihan yang dibutuhkan dalam suatu program modul, sesuai dengan karakteristik suatu pelatihan,
jaringan maupun bilateral. Berdasarkan pengalaman menitikberatkan pada pengembangan keterampilan
mengembangkan modul-modul pelatihan inilah, kami peserta. Keterampilan yang dimaksudkan diartikan
menuliskan buku praktis penulisan modul ini. Teknik- secara luas, bukan hanya sekedar keterampilan teknis
teknik penulisan modul yang dipaparkan dalam buku seperti membuat kompos atau menggunakan program
kecil ini diperkaya oleh sumber-sumber referensi, aplikasi komputer tertentu. Keterampilan yang
namun lebih banyak berdasarkan pengalaman kami dimaksud di Studio Driya Media, selaku lembaga
sendiri dalam menuliskan modul, baik untuk pembelajaran, disebut dengan keterampilan hidup
kepentingan internal SDM maupun kerjasama (life-skill) yang meliputi juga kemampuan analisis kritis
multipihak. dan kemampuan interaksi sosial.
Dalam memfasilitasi lokakarya penulisan modul, kami Mudah-mudahan buku kecil ini memberi inspirasi bagi
membutuh-kan buku panduan untuk menjadi Anda yang baru mulai menulis modul. Atau sudah
pegangan peserta lokakarya (tim penulis). Sering menulis modul, tetapi belum sempat mencari sumber
terjadi, peserta yang berasal dari berbagai lembaga referensinya. Dengan rendah hati, kami menyadari
berbeda itu, menguasai substansi dan wacana dengan bahwa buku ini belum sempurna dan masih harus
sangat baik, tetapi menuliskan modul dengan buruk!! terus diperbaiki segala kekurangannya.
Sebagai contoh, pernah seorang penulis membuat satu
sesi (topik bahasan) dengan durasi 90 menit, tetapi
dengan materi belajar yang mungkin cukup untuk
kuliah 1 semester!! Ini adalah teman dari kalangan
akademisi (Perguruan Tinggi) yang memiliki banyak
pengetahuan, tetapi baru pertama kali menulis modul.

10 Jurus Menulis Modul i Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul ii Studio Driya Media Bandung
Daftar Isi
Hlm.
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii

SEBELUM MENULIS MODUL


1. Menyusun Rencana Pelatihan 1
2. Menyusun Kurikulum Pelatihan 7
3. Siap-siap!! Menulis Modul 13

JURUS JITU YANG PERLU DIKUASAI


4. Teknik Merumuskan Tujuan Belajar 21
5. Cara Memilih Metode Belajar 27
6. Cara Memilih Media Belajar 35

MULAI !! MENULIS MODUL


7. Menulis Panduan Penggunaan Modul 47
8. Menulis Satuan Acara Pembelajaran (SAP) 51
9. Menulis Lembar Bantu Belajar (LBB) 57
10. Menulis Bahan Bacaan (BB) 67

DAFTAR PUSTAKA 71

10 Jurus Menulis Modul iii Studio Driya Media Bandung


BAGIAN I

SEBELUM
MENULIS
MODUL
Menyusun Rencana
Jurus-1 Pelatihan (Training Plan)
Penjajakan kebutuhan pelatihan dapat dilakukan
dengan dua pendekatan utama:
Analisis kesenjangan PSK aktual dengan PSK yang
diharapkan -> sehingga muncul topik-topik
kebutuhan pelatihan/belajar agar kesenjangan
M enulis modul merupakan suatu proses yang
membutuhkan kajian kebutuhan belajar serta
perencanaan kegiatan belajar/pelatihan secara
kemampuan tersebut bisa diatasi. Misalnya: lembaga
program menetapkan jobdes seorang pendamping
masyarakat dan berdasarkan jobdes ini disusunlah
sistematis. Modul adalah instrumen para
PSK apa saja yang dibutuhkan agar pendamping
pelatih/fasilitator yang disusun berdasarkan suatu
masyarakat itu bisa melakukan tugasnya dengan
kurikulum pelatihan/pembelajaran agar menjadi suatu
baik.
langkah-langkah belajar yang baik. Sementara,
kurikulum sendiri merupakan suatu pengaturan Analisis masalah-masalah atau hambatan yang terjadi
rencana dan tujuan kegiatan pembelajaran yang karena perlunya peningkatan PSK tertentu ->
hendak dicapai. Kurikulum dalam pengertian yang sehingga muncul topik-topik kebutuhan
demikian, merupakan dokumen tertulis yang pelatihan/belajar agar masalah atau hambatan yang
dilengkapi dengan bahan belajar, media belajar, jadwal terjadi karena kurangnya PSK tertentu dapat diatasi.
kegiatan belajar dan evaluasi. Jadi, langkah-langkah Misalnya: lembaga program pertanian merasakan
menulis modul sendiri merupakan bagian dari langkah- bahwa dampak perubahan dari pendampingan
langkah merancang dan mengembangkan kurikulum masyarakat ternyata sangat kecil karena para
pelatihan/belajar. pendamping masyarakat tidak menguasai
tatapemerintahan desa sehingga hanya bekerja di
Penjajakan Kebutuhan Belajar/Pelatihan dalam pendampingan kelompok petani saja dan tidak
dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan di tingkat
Penjajakan kebutuhan belajar atau pelatihan (training
desa. Berdasarkan permasalahan ini, disusunlah
need assessment) merupakan tahap awal
kebutuhan belajar/pelatihan agar para pendamping
pengembangan kurikulum pelatihan yang dibutuhkan
masyarakat menguasai tatapemerintahan dan mampu
oleh suatu organisasi/lembaga. Hasil penjajakan
membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga
kebutuhan pelatihan ini adalah daftar kebutuhan
yang bekerja di desa
belajar yang kemudian dikategorikan
(dikelompokkan), disusun berdasarkan skala prioritas,
sertadijadikan bahan untuk menyusun rencana
program atau proyek pelatihan.

10 Jurus Menulis Modul 1 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 2 Studio Driya Media Bandung
Karena perjuangan kesetaraan gender berarti
Hasil Penjajakan Kebutuhan Belajar/Pelatihan suatu gerakan perubahan sosial, maka sudah
Bila penjajakan kebutuhan dilakukan untuk kategori/kelompok selayaknya jika pelatihan atau pendidikan
kebutuhan belajar yang banyak dan luas, peserta yang dijaring juga kesadaran gender dan analisis gender menjadi
banyak, dan berbagai kemampuan yang harus dikembangkan tidak bagian dari kegiatan pendampingan masyarakat,
dapat dicapai seketika -> maka hasilnya digunakan untuk menyusun atau
rencana program pelatihan (terdiri dari berbagai jenis pelatihan); Program pendampingan membutuhkan pelatihan-
Bila penjajakan kebutuhan belajar/pelatihan dibatasi pada pelatihan kesadaran gender dan analisis gender
kemampuan tertentu, dengan peserta yang tidak terlalu bagi staf lapangan dan fasilitator lokal yang
luas/beragam, serta bisa dilakukan dengan jenis pelatihan yang mendampingi proses perubahan di masyarakat,
spesifik -> maka hasilnya digunakan untuk menyusun rencana proyek atau
pelatihan yang spesifik (misalnya pelatihan x).
Otonomi Desa berarti perlunya penguatan
Merumuskan Tema Belajar/Pelatihan pemerintah desa dan BPD agar mampu
menjalankan tatapemerintahan desa yang
Tema- tema pelatihan (yang akan dituangkan ke dalam demokratis dan didukung oleh rakyatnya, dan
modul) dapat ditemukan dengan dua pendekatan sebagainya.
utama:
Analisis kebutuhan belajar (analisis PSK) seperti Menentukan Sasaran Peserta
yang disam-paikan di atas yang disusun bersama Belajar/Pelatihan
calon peserta belajar. Sebutlah Anda sudah memilih tema pelatihan,
Analisis bidang studi (keilmuan) yang menetapkan misalnya Otonomi Desa berarti perlunya penguatan
berbagai kebutuhan belajar/pelatihan berdasarkan pemerintah desa dan BPD agar mampu menjalankan
kacamata pakar atau para ahli tentang kemampuan tatapemerintahan desa yang demokratis dan didukung
(PSK) yang dibutuhkan untuk suatu tugas atau oleh rakyatnya. Berarti, Anda akan membahas
pekerjaan tertentu. tentang pemberdayaan Pemdes dan BPD dengan
Sama seperti pada penulisan lainnya (makalah, buku, otonomi daerah dan otonomi desa sebagai latar-
laporan), kita juga bisa merumuskan tema belakangnya. Siapa yang akan mendapat pelatihan ini?
pelatihan/pembelajaran (yang akan dituangkan ke Apakah pemerintah desa dan BPD yang akan dilatih.
dalam modul) dalam bentuk kalimat yang mengandung
Apakah para pendamping masyarakat yang bekerja
tesis-tesis tertentu. Misalnya:
dengan isu pertanian tetapi dengan agenda

10 Jurus Menulis Modul 3 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 4 Studio Driya Media Bandung
pengembangan otonomi desa sehingga mereka perlu Apakah pelatihan akan dilakukan berantai: pelatihan
pelatihan penguatan pemerintah desa dan BPD agar untuk pendamping masyarakat terlebih dahulu, agar
bisa menjalankannya di lapangan. mereka dapat melakukan pelatihan kepada pemdes
dan BPD?
Merumuskan Tujuan dan Keluaran Kegiatan Apakah biaya pelatihan bisa dikerjasamakan dengan
Belajar/Pelatihan pihak lain? Dan sebagainya.
Setelah mengetahui tema pelatihan dan sasarannya
(peserta pelatihannya), maka tujuan umum pelatihan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
dapat dirumuskan sebagai suatu hal yang ingin Belajar/Pelatihan
dicapai. Untuk merumuskan tujuan pelatihan, Anda Menentukan kapan waktu pelaksanaan
bisa membuat sejumlah pertanyaan kritis yang belajar/pelatihan tentunya berkaitan juga dengan
membantu mencari dasar alasannya, misal: tahun anggaran kegiatan yang tersedia. Selain itu juga
Mengapa pengembangan otonomi desa perlu menjadi terkait dengan ketersediaan waktu dari para peserta
tugas pendamping masyarakat di dalam program pelatihan yang akan direkrut.
Anda?
Mengapa program Anda (misal pertanian) terkait
dengan otonomi desa?
Pelatihan ini diharapkan menghasilkan pendamping
program yang memiliki kemampuan apa (PSAK)
sehingga dapat melaksanakan tugas apa?
Dan sebagainya.

Menentukan Cara Menyelenggarakan


Kegiatan Belajar/Pelatihan
Menyelenggarakan pelatihan merupakan pembahasan
yang meliputi bagaimana cara menjaring peserta
pelatihan dan mengorganisir pelaksanaan pelatihan:
Apakah pelatihan akan menjadi bagian dari program
pendampingan: dilakukan per desa dampingan? Atau
beberapa desa sekaligus?

10 Jurus Menulis Modul 5 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 6 Studio Driya Media Bandung
Menyusun
Jurus-2 Kurikulum Pelatihan
Merinci Topik-topik atau Pokok-pokok
Bahasan
Setelah menentukan tema pelatihan, tema kemudian
dirinci menjadi sejumlah topik atau pokok bahasan
pelatihan. Buatlah daftar (list) dengan bantuan
P engertian kurikulum mengandung tiga konsep,
yakni sebagai substansi, sistem dan bidang studi.
Sebagai substansi artinya bahwa kurikulum
sejumlah pertanyaan:
Mengapa dalam pengembangan otonomi desa, perlu
merupakan suatu pengaturan rencana dan tujuan penguatan pemdes dan BPD?
kegiatan pembelajaran yang hendak dicapai.
Apa alasannya? Apakah buktinya bahwa selama ini
Kurikulum yang demikian biasanya merupakan
pemdes dan BPD belum memiliki kemampuan?
dokumen tertulis yang dilengkapi dengan bahan
belajar, media belajar, jadwal kegiatan belajar dan Bagaimana cara atau strategi memberdayakannya?
evaluasi. Mungkinkah pemdes dan BPD diperkuat? Jelaskan.
Pengertian yang kedua adalah kurikulum sebagai Apa yang terjadi jika pemdes dan BPD menjadi
sistem, yang menempatkan kurikulum bagian dari berdaya?
sistem pendidikan atau sistem sosial tertentu. Suatu
Dan lain-lain.
sistem kurikulum mencakup struktur personalia,
prosedur kerja bagaimana menyusun kurikulum, Jawaban-jawaban dari pertanyaan ini, akan menjadi
melaksanakan, mengevaluasi dan daftar (list) topik-topik belajar/pelatihan yang akan
menyempurnakannya. Sedangkan pengertian yang dikembangkan. Gunakan dua pendekatan di halaman 3
ketiga adalah kurikulum sebagai bidang studi atau (Analisis PSK dan analisis subyek) untuk melakukan
bidang studi kurikulum, yaitu bagaimana hal ini.
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum. Biasanya hal ini dilakukan oleh perguruan
Mengembangkan Sistematika
tinggi dan pusat-pusat penelitian. (Outline) Modul
Adapun pengertian yang digunakan dalam tulisan ini Setelah menemukan sejumlah topik atau pokok
lebih mengacu pada pengertian yang pertama, yakni bahasan yang dibutuhkan dalam pengembangan
kurikulum sebagai substansi. kegiatan belajar/pelatihan, kita akan memeriksa
apakah pokok-pokok pikiran tersebut telah runtut
atau sistematis. Runtutkan pokok-pokok pikiran
tersebut dengan bantuan outline. Outline dalam

10 Jurus Menulis Modul 7 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 8 Studio Driya Media Bandung
penulisan modul berbeda dengan outline pada
penulisan buku, makalah, atau laporan karena setiap
CONTOH IKAN KURIKULUM
bagiannya merupakan suatu sesi belajar yang memiliki
tujuan khusus pembelajaran masing-masing, tetapi
topik-topik secara keseluruhan itu harus menyumbang
pada pencapaian tujuan belajar umum yang sudah
dirumuskan di atas.

METODE IKAN ASIN PENYUSUNAN OUTLINE KURIKULUM


Salah satu teknik yang mudah dan sangat menolong dalam menyusun
outline modul adalah metode ikan asin dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Buatlah gambar rangka ikan di atas kertas plano: pada tulang badan ikan
terdapat beberapa tulang-tulang cabang yang terdiri dari duri-duri;
Tuliskan tema pelatihan di tengahnya (di atas tulang badan ikan);
Tuliskan topik-topik atau pokok bahasan sebagai tulang-tulang cabang
ikan;
Tuliskan rincian topik (sub-sub topik atau sub-sub pokok bahasan)
sebagai duri-duri pada tulang cabang ikan);
Periksa kembali apakah keseluruhan topik dan sub-sub topik tersebut
sudah tersusun dengan runut (sistematis);
Periksa kembali apakah terjadi keseimbangan antara topik tersebut,
ataukah terdapat topik yang terlalu besar sehingga masih bisa dipecah
menjadi dua topik berbeda, ataukah ada topik yang sebenarnya
merupakan sub-topik lainnya;
Gunakan potongan kertas untuk menuliskan topik dan sub-topik ini dan
ditempelkan dengan selotip kertas di atas gambar ikan agar mudah
dipindah-pindahkan; apabila sudah selesai, baru disalin di atas kertas HVS
atau dikomputerisasi.

10 Jurus Menulis Modul 9 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 10 Studio Driya Media Bandung
Membuat Judul-judul Topik 4. Media. Mengacu pada ketiga komponen di atas
atau Pokok Bahasan dikembangkanlah media dengan beragam jenisnya.
Kita sudah membuat outline penulisan modul sehingga 5. Evaluasi. Merupakan komponen untuk mengetahui
topik-topik atau pokok-pokok bahasan sudah seberapa jauh peserta menguasai materi yang telah
dirumuskan. Tetapi, kita bisa mengubah kembali tertuang dalam kurikulum, sekaligus untuk
judul-judul topik atau pokok bahasan tersebut agar mengetahui apakah kurikulum tersebut relevan
lebih terukur, operasional, menarik, dan lugas. Begitu dengan kebutuhan belajarnya.
juga dengan judul pelatihan dapat kita periksa kembali
dan kembangkan beberapa alternatif judul yang lebih
menarik, tidak terlalu panjang, dan mudah dipahami. CONTOH FORMAT KURIKULUM BELAJAR

Sub-topik (SPB)

Alat dan bahan


Tujuan Khusus
Uraian materi
Menyusun Kisi-kisi Kurikulum

Topik (PB)

Evaluasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, kurikulum

Metode
(silabi)

Waktu
Media
merupakan suatu pengaturan rencana dan tujuan

No.
kegiatan pembelajaran yang hendak dicapai dalam
bentuk dokumen tertulis. Yang disebut kurikulum (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
apabila minimal memenuhi lima komponen utama:
1. Tujuan. Komponen ini sangat penting karena
menjadi arah semua kegiatan pembelajaran.
2. Materi. Merupakan penjabaran dari tujuan yang
telah ditetapkan. Materi atau isi belajar
Keterangan: PB = Pokok Bahasan; SPB = Sub Pokok Bahasan
dikembangkan menjadi beberapa topik bahasan.
3. Strategi dan metode pembelajaran. Agar tujuan
dan materi yang telah disusun dapat dipahami
peserta, maka perlu dibuat strategi pembelajarannya
yang tepat. Secara umum strategi pembelajaran yang
digunakan adalah sbb.:
sederhana menuju ke yang kompleks
mudah menuju ke yang sulit
operasional menuju ke yang abstrak.

10 Jurus Menulis Modul 11 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 12 Studio Driya Media Bandung
Siap-siap!!
Jurus-3 Menulis Modul
untuk menerjemahkan kurikulum menjadi uraian
proses belajar yang lebih operasional.
Dewasa ini kita bisa menemukan berbagai jenis modul,
baik yang dikembangkan oleh kalangan perguruan
tinggi, pemerintah, dan LSM dari dalam dan luar

M enulis modul adalah bagian dari keahlian


seorang fasilitator. Seorang fasilitator, akan
mengembangkan modul untuk menerjemahkan
negeri. Begitu banyaknya modul, sehingga seringkali
secara tidak sadar kita menyamaratakan modul dengan
buku panduan, manual, atau buku referensi.
kurikulum menjadi uraian proses belajar yang lebih
operasional. Ada dua macam modul: Modul yang kita Manual
tulis di dalam kepala kita, dan modul yang benar- Manual bisa disebut sebagai rincian langkah-langkah
benar kita tuliskan. yang harus dilakukan untuk menguasai suatu topik.
Kita akan mulai menulis modul sebagai media cetak Tujuannya agar fasilitator/pengguna manual paham
berbentuk buku. Untuk itu, kita perlu membedakan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya,
beberapa peristilahan yang kelihatannya serupa atau dan kapan melakukanya. Manual dapat dipilah
mirip. Baru kemudian kita coba rancang anatomi menjadi dua: manual untuk fasilitator/pelatih, dan
modul yang akan kita buat (komponen buku modulnya manual untuk peserta1. Manual untuk fasilitator berisi
apa saja, dan struktur penulisan modulnya bagaimana). langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang
Setelah itu, barulah kita menulis modul!! fasilitator secara rinci, mencakup:
Langkah-langkah apa yang harus dilakukan oleh
Apakah yang Kita Tulis? fasilitator dalam memfasilitasi
Modul Kapan suatu langkah dilakukan
Berbeda dengan buku pada umumnya, yang bersifat Tanggapan apa yang diharapkan dari peserta, serta
sebagai sumber informasi, modul memuat petunjuk bagaimana memfasilitasinya (termasuk tips-tips)
langkah-langkah untuk membuat penggunanya Alat bantu/bahan apa saja yang dibutuhkan oleh
terampil (sifatnya sudah siap untuk diterapkan dalam fasilitator
pelatihan atau penerapan /ready to use). Modul tidak
Sedangkan manual untuk peserta biasanya berisi:
bisa dipisahkan dari kurikulum suatu program, karena
modul merupakan kurikulum yang dipisah-pisah per Format-format kegiatan (biasanya untuk diisi dalam
topik. Tujuan dari penulisan sebuah modul adalah kerja kelompok, ataupun petunjuk suatu penugasan)

1
Mitchell, Gary, The Trainers Handbook, AMACOM, 1993.

10 Jurus Menulis Modul 13 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 14 Studio Driya Media Bandung
Bahan-bahan bacaan Bedanya dengan buku panduan, buku semacam ini
Tabel atau grafik yang dapat dijadikan acuan oleh tidak berisi modul. Jika kita membaca buku semacam
peserta dalam melakukan aktivitas ini, dan bermaksud melatihkannya, maka kita perlu
membuat kurikulum, modul dan manualnya.
Dan lembar untuk mencatat
Panduan (Handbook) Anatomi Buku Modul
Sebuah panduan pada umumnya digunakan untuk Modul artinya adalah bagian yang terpisah-pisah.
memberi pemahaman mengenai konsep serta Panduan pelatihan atau pelaksanaan kurikulum belajar
komponen dan bahan tentang bagaimana terdiri dari kumpulan modul yang bisa digunakan
melakukan/menjadi sesuatu (how to) mulai dari A terpisah-pisah per materi (topik) belajar atau disebut
sampai Z. Misalnya Handbook of Conflict Mediator juga sebagai Pokok Bahasan (PB). Seringkali kita
buku ini berisi petunjuk segala sesuatu yang berkaitan membuat dan menerbitkan panduan atau modul
dengan seorang mediator konflik. Sehingga dalam pelatihan, agar bisa digunakan bila pelatihan yang
buku tersebut dijelaskan situasi macam apa yang serupa diperlukan lagi.
biasanya menyebabkan konflik, bagaimana cara Sistematika buku modul biasanya adalah sbb.:
membuat perencanaan resolusi konflik, dan bagaimana
memfasilitasi proses resolusi konflik, dll. Buku
No Komponen Buku Modul
semacam ini memberi inspirasi (seringkali berupa
contoh-contoh) bagi pembacanya tentang bagaimana 1. Kata Pengantar
membuat kurikulum, paket-paket pelatihan, maupun 2. Daftar Isi
format yang pas berdasarkan kebutuhan si pembaca. 3. Pendahuluan (Panduan Menggunakan Modul)
Dalam buku ini seringkali kita juga menemukan 4. Modul-1: Topik atau PB Pembukaan dan Kontrak Belajar
modul-modul yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan 5. Modul-2: Topik atau PB .
kita. 6. Modul-3: Topik atau PB .
Buku Referensi (Reference Book) 7. Modul-4: Topik atau PB . dst. (sebanyak topik belajar atau pokok
Buku referensi adalah sebuah buku sumber informasi bahasan di dalam kurikulum)
tentang sebuah pokok atau bidang tertentu dari 8. Modul terakhir: Topik atau PB Evaluasi dan Penyusunan RTL
pengetahuan. Misalnya buku Berbuat Bersama
Berperan Setara. Buku ini mengupas tuntas tentang Struktur Modul
metode PRA, mulai dari sejarah, ideologi, prinsip- Modul adalah penjabaran proses pembahasan per topik
prinsip, langkah-langkah, prasyarat fasilitator, dll. atau per Pokok Bahasan (PB). Komponen modul terdiri

10 Jurus Menulis Modul 15 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 16 Studio Driya Media Bandung
dari: SAP, LLB, dan BB yang masing-masing diberi Bahan Bacaan BB adalah materi belajar yang
simbol. Anda bisa menemukan istilah (untuk (BB) ditulis per topik (PB) sebagai
penamaan komponen modul) dan simbol yang berbeda bahan serahan (hand-outs) atau
pada berbagai modul yang diterbitkan, tetapi pada bahan bacaan untuk dibagikan
dasarnya maksudnya sama. Simbol juga dimaksudkan kepada peserta (dan dibawa
sebagai pengorganisasian (penertiban) agar komponen- pulang). BB harus difotokopi
komponen itu mudah kita bedakan pada keseluruhan sebanyak peserta.
modul. Berikut ini struktur dan komponen modul serta
pengertiannya masing-masing. Menulis Buku Modul
Setelah kita memiliki kurikulum pelatihan yang
Komponen
Simbol Penjelasan disusun melalui proses penjajakan kebutuhan dan
Modul perencanaan pelatihan yang baik, barulah kita bisa
Satuan Acara SAP adalah lembar yang menyusun modul pelatihan yang akan dijadikan
Pembelajaran menguraikan tata laksana belajar pegangan para pelatih/tim pemandu dalam
(SAP) per topik atau Pokok Bahasan menyelanggarakan pelatihan tersebut. Kumpulan
(PB). Terdiri dari komponen: modul ini biasanya dicetak dan diperbanyak dalam
judul PB, SPB, tujuan belajar, bentuk buku (umumnya berukuran A4) untuk bisa
metode, media (LBB dan BB), dipergunakan pada setiap pelatihan.
alat dan bahan, waktu belajar,
dan uraian proses dengan Menuliskan Panduan Penggunaan Modul
pembagian waktu per langkah Agar modul dapat digunakan oleh tim
belajar fasilitator/pelatih, diperlukan Panduan Penggunaan
Lembar Bantu LBB adalah media untuk Modul yang menjelaskan cara menggunakan modul
Belajar (LBB) membantu melaksanakan ini. Isi dari Panduan Penggunaan Modul ini berasal
proses belajar. Jenis media dari bagian Menyusun Rencana Pelatihan (Jurus-1),
yang dijadikan LBB bisa tulisan, dan bagian Menyusun Kurikulum Pelatihan (Jurus-2)
gambar, atau kombinasi tulisan
dan gambar. Agar dapat Menuliskan Modul-modul
digunakan sebagai media Sekarang kita akan menguraikan kurikulum menjadi
diskusi, LBB perlu difotokopi modul-modul pembelajaran untuk setiap topik atau
terlebih dahulu untuk dibagikan pokok bahasan yang terdiri atas beberapa langkah
kepada peserta. sebagai berikut:

10 Jurus Menulis Modul 17 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 18 Studio Driya Media Bandung
Menulis Satuan Acara Pembelajaran (SAP)
Menulis Lembar Bantu Belajar (LBB)
Menulis Bahan Bacaan (BB) atau reading material
LBB dan BB disebut juga dengan bahan serahan (hand-
outs) karena fungsi utamanya adalah untuk dibagikan
dan dipergunakan oleh para peserta pelatihan.

10 Jurus Menulis Modul 19 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 20 Studio Driya Media Bandung
BAGIAN II

JURUS JITU
YANG PERLU
DIKUASAI
Teknik Merumuskan
Jurus-4 Tujuan Belajar
kegiatan belajar yang direncanakan dan dirancang.
Kemampuan merumuskan tujuan belajar merupakan
suatu keterampilan yang perlu latihan. Perhatikan hal-
hal sebagai berikut:
Rumusan tujuan adalah sebuah kata kerja yang
Kategori Tujuan berdasar Rana Belajar menunjukkan kemampuan yang bisa dilakukan oleh
Rana belajar adalah wilayah atau fokus belajar yang peserta belajar;
merupakan salah satu dari 3 jenis tujuan belajar Kata kerja tersebut menunjukkan rana belajar atau
sebagai berikut: aspek kognitif yaitu perubahan perubahan atau apa (P-S-K) yang bisa dilakukan
pengetahuan (P); aspek afektif yaitu perubahan sikap peserta belajar setelah kegiatan belajar berakhir;
(S); dan aspek psikomotorik yaitu
Perubahan di atas harus bisa diamati atau dinilai
perubahan/peningkatan keterampilan (K).
(dievaluasi) baik secara kuantitatif atau kualitatif.
Setiap kegiatan belajar yang Anda kerjakan, dilakukan
Berikut ini adalah beberapa kata kerja operasional
untuk mencapai salah satu dari tiga kategori utama
yang cocok untuk merumuskan setiap kategori tujuan
tujuan sbb:
dengan mengacu pada buku James R. Davis dan
Membuat peserta menjadi tahu atau lebih tahu -> Adelaide B. Davis2 seperti yang ditampilkan pada tabel
disebut rana belajar pengetahuan (P); Contoh: di bawah ini:
belajar konsep wanatani
Membuat peserta menjadi percaya dan mau
melakukan -> disebut rana belajar sikap-nilai (S); RANA PENGETAHUAN (P)
Contoh: belajar prinsip pertanian organik Perubahan model-mental (untuk pemecahan
Perubahan kognitif
Menjadi mampu/bisa melakukan -> disebut rana masalah dan pengambilan keputusan)
belajar keterampilan (K); Contoh: belajar cara Memahami Dapat menilai/mengevaluasi
membuat pupuk organik dan kompos Mengetahui Mampu merefleksikan/menarik
Dapat menyampaikan pelajaran (lesson learned)
Teknik Merumuskan Tujuan Belajar Bisa menceritakan Mampu memutuskan
Fasilitator yang mampu merumuskan tujuan belajar Bisa menjelaskan Bisa menghargai perbedaan pendapat
secara tepat, akan membantu bobot pencapaian
kegiatan belajar. Karena, tujuan belajar yang 2
Sumber: Effective Training Strategies; A Comprehensive Guide to Maximizing
dirumuskan akan menentukan strategi dan proses Learning in Organizations, James R. Davis and Adelaide B. Davis, Berret-Koehler Pub.
Inc., 1998.

10 Jurus Menulis Modul 21 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 22 Studio Driya Media Bandung
Dapat menyebutkan Bisa merumuskan masalah/tujuan Kesesuaian Tujuan, Rana, Metode
Bisa menunjukkan Dapat memecahkan masalah dan Media Belajar
Dapat memperkirakan Pada dasarnya, setiap kegiatan belajar memiliki ke-3
Perubahan kemampuan analisa/ nalar (daya kritis, kreativitas, & keterbukaan rana belajar, hanya berbeda pada bobot penekanannya
pemikiran) saja. Belajar naik sepeda, jelas berbeda dengan belajar
Daya kritis: bisa meyakinkan: bisa Kreativitas: bisa menciptakan tentang sepeda. Kita bisa belajar naik sepeda tanpa
mengembangkan pendapat (opini); hal, ide, proses, gagasan baru, belajar tentang cara membuat sepeda. Tapi, untuk bisa
dapat menyimpulkan; dapat dsb. naik sepeda perlu belajar komponen-komponen sepeda
berargumentasi (induktif dan Keterbukaan pemikiran: dapat yang berfungsi saat sepeda digunakan. Sambil belajar
deduktif); dapat menganalisa saling belajar; mengembangkan naik sepeda, kita juga mulai menghayati filosofinya:
secara logis; dsb. nilai kejujuran/keadilan; bisa kendaraan rakyat, anti macet, bebas polusi, sekaligus
mendorong/memotivasi peserta bergiat olahraga dan
lain; dsb. menjadi sehat.
RANA SIKAP-NILAI (S) RANA KETERAMPILAN (K) Mungkin juga ada
yang tertarik belajar
Perubahan sikap-nilai, pendapat, dan Perubahan psikomotorik (keterampilan
tentang sejarah
kepercayaan (dinamika kelompok) mental dan fisik)
penemuan sepeda, tapi
Menyamakan persepsi Terampil menulis
tidak bisa naik sepeda.
Merumuskan prinsip- Dapat melakukan/
prinsip/kesepakatan melaksanakan tugas/pekerjaan Jadi ada 3 hal yang saling berkaitan:
Membangun kerjasama tim Bisa menggunakan alat Kita perlu memahami bahwa setiap metode belajar,
Mengembangkan partisipasi Mampu mengerjakan/membuat memiliki rana belajar tertentu yang menjadi
Mendukung/setuju/bersepakat/ sesuatu karakteristiknya.
suka/percaya Dapat mengidentifikasi/ Kita juga perlu memahami jenis media dan fungsinya
Menolak/tidak setuju/tidak mendaftar/menyusun yang cocok dengan metode belajar tersebut.
sepakat/tidak suka/tdk percaya Dapat membedakan/ Selain itu, harus diperhatikan rana belajar mana
membandingkan yang menjadi tujuan belajar dari materi yang
bersangkutan sehingga kita bisa menentukan metode
dan media belajar yang tepat.

10 Jurus Menulis Modul 23 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 24 Studio Driya Media Bandung
Misalnya:
Belajar tentang komponen-komponen sepeda dan
fungsinya, penekanannya pada rana belajar
pengetahuan (P). Metode yang digunakan bisa
ceramah atau baca buku sendiri. Media yang
digunakan: media penjelasan (transparansi) atau
buku.
Belajar naik sepeda penekanannya pada rana belajar
keterampilan (K). Karenanya, digunakan metode
praktek. Media yang digunakan: media praktek
(sepeda).
Belajar bersepeda dengan tertib atau mentaati rambu-
rambu lalu-lintas, penekananya pada rana sikap (S).
Begitu juga dengan memperkenalkan filosofi naik
sepeda itu sehat dan bebas polusi, merupakan rana
sikap-nilai. Belajar dengan rana sikap-nilai,
memerlukan metode untuk proses penyadaran.
Media yang digunakan: permainan.

10 Jurus Menulis Modul 25 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 26 Studio Driya Media Bandung
Cara Memilih
Jurus-5 Metode Belajar
Jenis Metode Belajar
Berikut ini adalah sejumlah metode belajar yang paling
sering digunakan dalam pelatihan. Setiap metode ini
bekerja dengan cara berbeda.
Pengertian Metode Belajar No NAMA PENJELASAN
Belajar dapat diartikan dalam 1 Diskusi Metode ini bertujuan untuk tukar menukar gagasan,
kacamata proses dan hasil. pemikiran, informasi/pengalaman diantara peserta,
Sebagai proses, belajar adalah sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran
(gagasan, kesimpulan). Untuk mencapai kesepakatan
upaya-upaya untuk
tersebut, para peserta dapat saling beradu argumentasi
mengembangkan suatu untuk meyakinkan peserta lainnya. Kesepakatan
penyesuaian perilaku baru. pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil
Sebagai hasil, belajar adalah diskusi.
terjadinya perubahan perilaku Diskusi biasanya digunakan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya,
yang mencakup rana perubahan
seperti: penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi
pengetahuan (P), sikap (S), dan kelompok, diskusi, permainan, dll.
keterampilan (K). Metode 2 Curah Metode curah pendapat adalah suatu bentuk diskusi
belajar artinya adalah cara pendapat dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat,
belajar. Metode belajar adalah cara yang lebih spesifik (Brain informasi, pengetahuan, pengalaman, dari semua
(operasional) untuk mencapai tujuan belajar. storming) peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari
seseorang dapat ditanggapi (didukung, dilengkapi,
Metode belajar mengandung suatu prosedur yang dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain,
disusun secara logis, teratur dan terencana, untuk pada penggunaan metode curah pendapat pendapat
mencapai tujuan belajar. orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah
pendapat adalah untuk membuat kompilasi
Perumusan rana belajar Metode tepat Tujuan belajar (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua
(tujuan) tepat tercapai peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian
dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta
Perumusan rana belajar Metode tepat Tujuan belajar gagasan (mind-map) untuk menjadi pembelajaran
(tujuan) tidak tepat tercapai bersama.
Perumusan rana belajar Metode tidak Tujuan belajar 3 Diskusi Sama seperti diskusi, diskusi kelompok adalah
(tujuan) tepat tepat tidak tercapai kelompok pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran
antara dua orang atau lebih, dalam kelompok-
Perumusan rana belajar Metode tidak Tujuan belajar
kelompok kecil, yang direncanakan untuk mencapai
(tujuan) tidak tepat tepat tidak tercapai tujuan tertentu. Metode ini dapat membangun suasana

10 Jurus Menulis Modul 27 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 28 Studio Driya Media Bandung
No NAMA PENJELASAN No NAMA PENJELASAN
saling menghargai perbedaan pendapat dan juga peran.
meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum 6 Simulasi Metode simulasi adalah cara belajar dengan mencuplik
banyak berbicara dalam diskusi yang lebih luas. Tujuan suatu situasi kehidupan nyata yang diangkat ke dalam
penggunaan metode ini adalah mengembangkan kegiatan belajar. Metode ini dapat digunakan untuk
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari pendalaman materi yang telah disampaikan dengan
suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan. cara lain (misalnya: ceramah, diskusi kelompok).
Setelah diskusi kelompok, proses dilanjutkan dengan Hanya saja, metode ini lebih banyak mempengaruhi
diskusi pleno. Pleno adalah istilah yang digunakan rana keterampilan dari para peserta (keterampilan
untuk diskusi kelas atau diskusi umum yang mental maupun fisik).
merupakan lanjutan dari diskusi kelompok yang Dalam metode simulasi, peserta diminta berperan
dimulai dengan pemaparan hasil diskusi kelompok. seakan-akan tengah menerapkan materi yang telah
4 Ceramah Metode ceramah yang dimaksud disini adalah ceramah diperoleh kepada kelompok sasarannya. Peserta
dengan kombinasi metode yang bervariasi. Mengapa lainnya diandaikan sebagai kelompok sasaran yang
disebut demikian, sebab ceramah ditujukan sebagai benar-benar akan ditemui dalam keseharian peserta
pemicu terjadinya kegiatan yang partisipatif (curah (misalnya seorang peserta menjadi tutor, dan peserta
pendapat, disko, pleno, penugasan, studi kasus, dll). lainnya menjadi warga belajar). Dalam beberapa hal,
Selain itu, ceramah yang dimaksud disini adalah metode ini memang mirip dengan bermain peran.
ceramah yang cenderung interaktif, yaitu melibatkan Tetapi dalam simulasi, peserta lebih banyak berperan
peserta melalui adanya tanggapan balik atau sebagai dirinya sendiri.
perbandingan dengan pendapat dan pengalaman 7 Sandiwara Metode sandiwara seperti memindahkan sepenggal
peserta. Media pendukung yang digunakan, seperti cerita yang menyerupai kisah nyata atau situasi
bahan serahan (handouts), transparansi yang sehari-hari ke dalam pertunjukkan. Penggunaan
ditayangkan dengan OHP, bahan presentasi yang metode ini ditujukan untuk mengembangkan diskusi
ditayangkan dengan LCD, tulisan-tulisan di kartu dan analisa peristiwa (kasus). Tujuannya adalah
metaplan dan/kertas plano, dll. sebagai media untuk memperlihatkan berbagai
5 Bermain Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode permasalahan pada suatu tema (topik) sebagai bahan
peran (role- untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam refleksi dan analisis solusi penyelesaian masalah.
play) dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di Dengan begitu, rana penyadaran dan peningkatan
dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan kemampuan analisis dikombinasikan secara seimbang.
sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan
penilaian terhadap . Misalnya: menilai keunggulan
maupun kelemahan masing-masing peran tersebut,
dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat
bagi pengembangan peran-peran tersebut.
Metode ini lebih menekankan terhadap masalah yang
diangkat dalam pertunjukan, dan bukan pada
kemampuan pemain dalan melakukan permainan

10 Jurus Menulis Modul 29 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 30 Studio Driya Media Bandung
No NAMA PENJELASAN No NAMA PENJELASAN
8 Praktik Metode praktik lapangan bertujuan untuk melatih dan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif
lapangan meningkatkan kemampuan peserta dalam ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar
diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di lapangan, tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif
yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal
masyarakat. Keunggulan dari metode ini adalah yang sulit atau berat.
pengalaman nyata yang diperoleh bisa langsung Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari
dirasakan oleh peserta, sehingga dapat memicu proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu
kemampuan peserta dalam mengembangkan kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya
kemampuannya. Sifat metode praktek adalah dirancang menjadi suatu aksi atau kejadian yang
pengembangan keterampilan. dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam
9 Demonstrasi Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam
membelajarkan peserta dengan cara menceritakan dan (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah
memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan perubahan yang dipengaruhi adalah rana sikap-nilai.
sesuatu. Demonstrasi merupakan praktek yang
diperagakan kepada peserta. Karena itu, demonstrasi Karakteristik Rana Belajar Metode
dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses
untuk memahami langkah demi langkah; dan Kita perlu memahami bahwa setiap metode belajar,
demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memiliki rana belajar tertentu yang menjadi
memperagakan hasil dari sebuah proses.
karakteristiknya. Rana belajar adalah domain atau
Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan
praktek oleh peserta sendiri. Sebagai hasil, peserta wilayah belajar yang menjadi bagian dari tujuan
akan memperoleh pengalaman belajar langsung belajar . Rana belajar mencakup salah satu dari 3
setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri. wilayah sbb.:
Tujuan dari demonstrasi yang dikombinasikan dengan
praktek adalah membuat perubahan pada rana aspek kognitif yaitu perubahan pengetahuan (P)
keterampilan. aspek afektif yaitu perubahan sikap (S)
10 Permainan Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan
(games) antara lain pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran aspek psikomotorik yaitu perubahan/peningkatan
(energizer). Arti harfiah ice-breaker adalah pemecah keterampilan (K) yang terdiri dari keterampilan fisik
es. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah dan keterampilan mental
pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta.
Permainan juga dimaksudkan untuk membangun Berikut ini adalah karakteristik rana belajar sejumlah
suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan metode belajar:
antusiasme. Karakteristik permainan adalah
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
(fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan

10 Jurus Menulis Modul 31 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 32 Studio Driya Media Bandung
kurikulum pelatihan. Setiap metode harus dilihat
Nama Metode Rana Belajar kaitannya dengan metode-metode lainnya yang
Belajar Pengetahuan Sikap (S), Keterampilan (K), dipergunakan dalam suatu pelatihan.
(P), kognitif afektif psikomotorik
1. Diskusi
2. Curah pendapat Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode belajar:
3. Diskusi kelompok Tujuan (rana) belajar Besar kecilnya ruangan
4. Ceramah Mutu belajar Tersedianya sumber belajar
5. Penugasan Besarnya kelompok Kerakteristik peserta yang dilihat
6. Bermain peran (role- Waktu yang tersedia berdasarkan usia, latar belakang

play) Fasilitas yang tersedia pengalaman, jabatan, dll.
7. Drama/sandiwara Kemampuan fasilitator Iklim kelompok
8. Simulasi
9. Studi kasus
10. Kunjungan silang
11. Permainan

(games)
12. Praktik

laboratorium
13. Praktik lapangan
14. Ujicoba

Cara Memilih Metode


Biasanya, setiap pembahasan satu topik belajar (Pokok
Bahasan) digunakan beberapa metode sekaligus. Agar
bisa menentukan kombinasi dan merancang kombinasi
metode secara tepat, kita perlu mengenal jenis-jenis,
karakteristik dan cara kerjanya. Dalam memilih salah
satu metode, pertimbangannya tidak boleh berdiri
sendiri dari keseluruhan metode yang ada dalam

10 Jurus Menulis Modul 33 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 34 Studio Driya Media Bandung
Cara Memilih
Jurus-6 Media Belajar
Menimbulkan daya tarik belajar, artinya: media
belajar sebaiknya bervariasi, menarik, dan kalau
perlu dengan menggunakan visualisasi (gambar).
Meningkatkan pemahaman peserta, artinya: media
Pengertian Media Belajar belajar sebaiknya membantu memperjelas materi
Menurut Paulo Freire, media adalah alat kodifikasi yang sedang dibahas, khususnya hal-hal abstrak
yang dirancang untuk membantu peserta belajar yang sulit dijelaskan dengan kata.
menguraikan realita kehidupannya sehingga terjadi
proses kesadaran kritis. Sedangkan menurut teori Jenis Media Belajar
komunikasi, media adalah saluran (medium) untuk Di dalam pembahasan satu topik (materi) belajar,
menyampaikan informasi/pesan dari komunikator biasanya dipergunakan variasi metode belajar, dan
(pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan). juga variasi media belajar. Agar bisa menentukan jenis
Dalam pembelajaran partisipatif, sumber informasi dan media yang akan dipakai, tentunya kita harus
ilmupengetahuan adalah semua mengenali jenis dan nama-nama media belajar berikut
orang sehingga proses ini. Selain itu, seorang fasilitator perlu memiliki
komunikasi pembelajaran kreativitas dan keterampilan untuk membuat media
terjadi multi-arah. Dengan belajarnya sendiri. Media, yang bisa dipersiapkan atau
begitu, dalam pendidikan orang dibuat oleh fasilitator sendiri antara lain:
dewasa (POD), kebanyakan
media bukanlah alat bantu Lembar penugasan Bahan permainan/teka-teki
(kelompok/perorangan) Gambar sederhana
fasilitator untuk mengajar atau
memberi ceramah kepada Lembar kasus/cerita Plastik transparansi (yang
peserta, melainkan untuk Lembar praktek (panduan sudah diisi)
digunakan sebagai alat belajar praktek) Kartu metaplan (yang
peserta. Skenario bermain peran sudah diisi)
Tujuan penggunaan media (role play)/drama/fragmen Flipchart (yang sudah diisi)
belajar antara lain:
Gambar sederhana sebenarnya bisa dibuat oleh setiap
Meningkatkan dan mendorong partisipasi dan fasilitator, tetapi media yang membutuhkan gambar
keaktifan peserta belajar, artinya: media sebaiknya yang lebih rumit atau membutuhkan keahlian khusus
dibuat sederhana dan mudah dipergunakan oleh lain, fasilitator bisa mencari, mengumpulkan atau
peserta (tidak rumit). memanfatkan media-media yang relevan yang sudah
jadi (tersedia), antara lain:

10 Jurus Menulis Modul 35 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 36 Studio Driya Media Bandung
Komik/cerita Kaset cerita
bergambar/fotonov
NAMA MEDIA KELEBIHAN (PLUS) KELEMAHAN (MINUS)
Boneka/wayang (puppet-show)
ela (pendek) Lembar-balik (flip-chart) Plano (flipchart) Praktis untuk macam- Keterjangkauan pandangan
Gambar/foto/poster macam kebutuhan terbatas.
(diskusi kelompok, Sering salah dalam cara
Tayangan video
curah pendapat, menulis (tidak terbaca).
Catatan: Beberapa jenis media seperti modul, buklet, buku, komik, penjelasan fasilitator).
fotonovela yang isinya lebih panjang (banyak), bisa dianjurkan
Mudah disesuaikan
sebagai bahan bacaan untuk peserta belajar, apabila diperlukan.
(dibuat) lagi menurut
kebutuhan belajar.
Karakteristik (Plus-minus) Media Belajar
Cukup ruang untuk
Setelah mengenali jenis media, kita perlu mengenali menulis atau
karakteristiknya masing-masing seperti yang menggambar.
ditampilkan dalam tabel berikut ini. Bisa dipercaya, karena Untuk alat peraga yang
Peraga
barangnya terlihat ukurannya terlalu besar
NAMA MEDIA KELEBIHAN (PLUS) KELEMAHAN (MINUS) nyata. atau terlalu kecil menjadi
Transparansi Praktis untuk macam- Perlu alat bantu (bisa Mudah diingat, karena tidak praktis.
macam kebutuhan macet). bisa dilihat, dipegang. Mudah hilang atau
(diskusi kelompok, Perlu listrik (ada resiko dipindahtempatkan oleh
Tidak memerlukan
curah pendapat, padam listrik). peserta ke tempat lain.
keterampilan baca-tulis.
penjelasan fasilitator). Cenderung untuk ceramah.
Lembar Mudah disesuaikan Tetap perlu penjelasan lisan
Mudah disesuaikan
penugasan/ (dibuat) lagi menurut (verbal) karena sering salah
(dibuat) lagi menurut
kebutuhan belajar. pengertian kalau hanya
kebutuhan belajar. praktek/
dibagikan pada peserta.
Metaplan Praktis untuk macam- Terbatas isi informasinya.
macam kebutuhan Lembar kasus Mudah disesuaikan Peserta kurang menghayati
Keterjangkauan pandangan
(diskusi kelompok, dengan kebutuhan konteks soial-budaya suatu
terbatas.
curah pendapat, belajar. kasus apabila tidak berasal
Peserta sering salah dalam dari pengalamannya
penjelasan fasilitator). Memberi pemahaman
cara menulis (tidak (daerahnya)
Mudah disesuaikan mengenai realita di
terbaca).
(dibuat) lagi menurut lapangan (kongkrit).
Perlu keterampilan cara
kebutuhan belajar. Panduan Mudah disesuaikan Perlu waktu bagi
menata kartu-kartu agar
simulasi/ (dibuat) lagi menurut pelaku/pemain untuk
mudah dipahami.
kebutuhan belajar. mempelajarinya.
bermain peran/

10 Jurus Menulis Modul 37 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 38 Studio Driya Media Bandung
NAMA MEDIA KELEBIHAN (PLUS) KELEMAHAN (MINUS) NAMA MEDIA KELEBIHAN (PLUS) KELEMAHAN (MINUS)
Skenario Mudah disesuaikan Perlu waktu bagi Poster seri Mudah dibawa dan Perlu keterampilan untuk
drama/ (dibuat) lagi menurut pelaku/pemain untuk disebarluaskan. menafsirkan gambar.
kebutuhan belajar. mempelajarinya. Tidak perlu Lebih cocok digunakan
sandiwara
keterampilan membaca- dalam kelompok kecil.
Simulasi Tidak memerlukan Perlu keterampilan bagi menulis.
keterampilan membaca- pemeran.
Dapat merangsang
menulis. Perlu keterampilan fasilitasi diskusi.
Memberi pengalaman tinggi untuk analisa
Foto Tidak memerlukan Hanya efektif untuk
langsung. pertunjukan (menyusun
keterampilan membaca- kelompok kecil sampai
pertanyaan kritis).
menulis. sedang.
Pertunjukan Tidak memerlukan Perlu keterampilan bagi
Merangsang minat,
bermain peran/ keterampilan baca-tulis. pemeran.
karena mem-perlihatkan
drama/ Merangsang minat Perlu keterampilan fasilitasi hal sesungguhnya.
(menghibur). tinggi untuk analisa
sandiwara Mudah dibawa dan
Mengembangkan cerita pertunjukan (menyusun
disebarluaskan.
rakyat. pertanyaan kritis).
Kaset rekaman Menarik karena dapat Kurang efektif untuk
Lembar balik Pesan yang Ukurannya kurang efektif dibuat seperti menjangkau khalayak lebih
disampaikan dapat lebih untuk khalayak lebih dari percakapan dari 15 orang.
terperinci. 10 orang sesungguhnya. Pesan terbatas karena
Dapat menarik Agak kaku karena urutan Dapat merangsang konsentrasi pendengar &
perhatian khalayak. lembarannya sulit diubah- minat dan menarik masa tayang terbatas.
Bisa digunakan untuk ubah. perhatian khalayak. Perlu perlengkapan khusus
diskusi klpk. Mudah dibawa dan dan listrik untuk
Poster/ gambar Dapat menarik Pesan yang disampaikan dipindah-tempatkan. penggunaannya.
perhatian khalayak. terbatas. Bisa dijadikan bahan
Bisa digunakan untuk Perlu keahlian untuk diskusi.
diskusi kelompok menafsirkan. Bisa merangsang minat Memerlukan peralatan
maupun pleno. Film slide
Beberapa poster perlu dan menarik perhatian khusus dan listrik untuk
Bisa dipasang (berdiri keterampilan membaca- khalayak. menggunakannya.
sendiri). menulis. Efektif untuk kelompok Penayangan terbatas
sedang (20-25 orang). karena konsentrasi

10 Jurus Menulis Modul 39 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 40 Studio Driya Media Bandung
NAMA MEDIA KELEBIHAN (PLUS) KELEMAHAN (MINUS) Fungsi Media
Isi pesan lebih terperinci. penonton juga terbatas. Media dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk,
tujuan atau fungsi. Terkadang, sebuah media
Komik-strip/ lebih menarik perhatian Memerlukan keterampilan
dan mudah dicerna baca-tulis. dikembangkan untuk beberapa tujuan atau fungsi
foto-novela berbeda. Tetapi, sebuah media tidak selalu bisa
dibandingkan dengan Perlu keterampilan
media cetak lainnya. mencapai banyak tujuan sekaligus. Berikut ini adalah
memfasilitasi diskusi
Mudah dibawa dan pembahasan isi (dan beberapa cara menggunakan media berdasarkan fungsi
disebarluaskan. menyiapkan pertanyaan media tersebut.
Dapat digunakan untuk analisa). Media Berbagi Pengalaman (Media Diskusi)
diskusi kelompok. Fasilitator menjelaskan cara
Cerita boneka Cerita mudah disesuaikan Perlu keterampilan khusus menggunakan media sebagai bahan
(dibuat) lagi menurut bagi pembawa cerita. diskusi (misal: media gambar atau
kebutuhan belajar. lembar kasus untuk diskusi
Pertunjukan Tidak perlu Peserta hanya menjadi kelompok).
cerita boneka keterampilan baca-tulis. pendengar dan penonton
Peserta melaksanakan diskusi
Dapat merangsang
kelompok dengan menggunakan
minat khalayak
(menghibur). media tersebut.
Mengembangkan cerita Pada saat pleno, media digunakan lagi untuk
rakyat. mendukung partisipasi peserta, misalnya:
Leaflet Efektif untuk pesan Memerlukan keterampilan o gambar-gambar ditempelkan
yang singkat dan padat. baca-tulis. o hasil analisa kasus ditampilkan dengan flipchart
Mudah dibawa dan Mudah hilang dan rusak.
o pelajaran-pelajaran ditulis di atas metaplan, dsb.
disebarluaskan. Pesan yang disampaikan
terbatas.
Pengertian kunci: Media sebagai alat
Buklet Pesan yang Membutuhkan berbagi pengalaman adalah media yang
disampaikan dapat lebih keterampilan membaca-
bisa mendorong semua peserta untuk
lengkap. menulis.
berdiskusi dan bertukar
Lebih merangsang Perlu keterampilan fasilitasi pikiran/informasi (dalam diskusi
minat untuk diskusi pembahasan isi
kelompok atau pleno).
diperhatikan khalayak (terutama untuk menilai
karena bergambar. pemahaman isi).

10 Jurus Menulis Modul 41 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 42 Studio Driya Media Bandung
Media Berbagi Peran
Fasilitator menjelaskan cara menggunakan media Media Penjelasan
untuk melaksanakan suatu kegiatan (tugas tim),
Fasilitator menggunakan media untuk
misalnya:
menjelaskan, misalnya:
o Lembar praktek/kerja kelompok
o transparansi atau power point untuk
o Panduan simulasi/bermain peran menje-laskan materi belajar (metode
o Media untuk melakukan permainan (games) ceramah)
Peserta menggunakan media untuk melaksana-kan o flipchart untuk menjelaskan
suatu kegiatan dan melakukan pembagian tugas di penugasan kepada peserta (instruksional)
antara mereka (siapa mengerjakan apa). o kartu-kartu metaplan untuk menjelaskan
Pengertian kunci: Media sebagai alat berbagi peran kesimpulan diskusi pleno, dsb.
adalah media yang mendorong kegiatan bersama Media juga bisa digunakan oleh peserta untuk
(melibatkan sesama peserta atau peserta dengan menjelaskan sesuatu (misal: gambar, flipchart,
fasilitator untuk melaksanakan kegiatan bersama). metaplan, transparansi, power point, dsb.).
Media Penyadaran Fasilitator kemudian meminta semua peserta untuk
Fasilitator menjelaskan cara memberikan tanggapan, masukan, komentar, atau
menggunakan media untuk pertanyaan terhadap penjelasan.
melakukan suatu kegiatan. Pengertian kunci: Media sebagai alat bantu adalah
Peserta menarik pelajaran (lesson media yang bisa digunakan oleh fasilitator maupun
learned) dari kegiatan tersebut dan peserta untuk menjelaskan suatu pembahasan
melakukan perenungan bersama. (presentasi, ceramah, memberi instruksi, dsb.).
Fasilitator mempersiapkan pertanyaan
kunci yang bersifat refleksi sikap-
Media Analisa Masalah
nilai.
Fasilitator menjelaskan cara
Pengertian kunci: Media penyadaran adalah media yang
menggunakan media sebagai bahan
bersifat menggugah perasaan dan mendorong peserta
diskusi (misal: media gambar,
merefleksi sikap-nilai mereka. Metode yang memiliki
lembar kasus, panduan role play,
rana sikap-nilai (games, role-play, simulasi, analisa
format analisa SWOT atau analisa
kasus) diperkuat dengan media yang tepat, akan
pohon masalah, dsb.).
memperbesar efektivitas proses penyadaran.

10 Jurus Menulis Modul 43 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 44 Studio Driya Media Bandung
Peserta menggunakan media untuk melakukan
analisa masalah, sebab-akibat masalah, dan
mengembangkan alternatif pemecahan masalah dan
pilihan tindakan.
Pengertian kunci: Media analisa masalah digunakan
sebagai alat bantu untuk melihat semua sudut pandang
dan faktor yang saling berkaitan terhadap suatu
permasalahan. Media ini harus bisa menggambarkan
suatu kerangka atau sistem pemikiran agar mudah
dianalisa.
Media Berfungsi Tunggal
Fasilitator membagikan media berfungsi tunggal
(misalnya: bahan serahan, referensi, media acuan,
dsb.) dan menjelaskan topik (isinya) secara garis
besar.
Media dibawa pulang oleh peserta.
Pengertian kunci: Media berfungsi tunggal adalah
media yang digunakan peserta secara mandiri dalam
kegiatan belajarnya sendiri.

Cara Memilih Media Belajar


Dalam memilih, menyiapkan dan merancang media
belajar, fasilitator perlu menyesuaikan dengan metode
yang dipergunakan.
Sedangkan metode belajar ini, penggunaannya
disesuaikan dengan tujuan belajar. Pilihan media
ditentukan oleh beberapa hal, yaitu:
Jenis-jenisnya Cara membuatnya
Fungsinya (sifatnya) Cara kerjanya saat digunakan
(plus-minusnya)

10 Jurus Menulis Modul 45 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 46 Studio Driya Media Bandung
BAGIAN III

MULAI
MENULIS
MODUL
Menulis Panduan
Jurus-7 Penggunaan Modul
Rancangan proses pelatihan menurut modul ini;
Kisi-kisi kurikulum pelatihan yang dikembangkan
menjadi modul;
Jadwal pelatihan;
Apa yang Disebut Panduan Modul? Bagaimana menyelenggarakan pelatihannya.
Panduan Penggunaan Modul merupakan hal penting
agar para pembaca mengerti bagaimana cara Beberapa Alternatif Penulisan Panduan Penggunaan Modul
menggunakan modul ini. Pemaparan tentang
Tidak ada patokan yang baku dalam menerbitkan modul pelatihan: baik
MENGAPA, APA, SIAPA, UNTUK APA,
format maupun kelengkapannya. Namun secara umum, format modul
BAGAIMANA, dan KAPAN, merupakan inti dari
biasanya adalah A4 (kuarto) dan selain kumpulan modul, diperlukan satu
pemaparan dalam bagian Panduan Penggunaan Modul. bab khusus mengenai cara menggunakan modul (jamak: modul-modul) ini.
Selain terdapat pemaparan mengenai apa tema dan Bab tentang cara menggunakan modul bisa dikembangkan dengan
topik-topik pelatihan, juga ditampilkan tabel kisi-kisi berbagai variasi, antara lain:
kurikulum. Sedangkan dalam pemaparan mengenai Satu bab berjudul Panduan Penggunaan Modul (isinya tentang MENGAPA,
bagaimana pelatihan akan dilakukan, dijelaskan APA, SIAPA, UNTUK APA, BAGAIMANA, dan KAPAN menggunakan modul
mengenai 2 hal: rancangan proses pelatihan dan sistem pelatihan ini);
penyelenggaraan pelatihan. Satu bab berjudul Pendahuluan (Isinya sama dengan Panduan
Penggunaan Modul);
Komponen Panduan Modul Beberapa bab terpisah dengan judul-judul sebagai berikut:
Panduan Penggunaan Modul biasanya terdiri dari Panduan Bagi Lembaga Penyelenggara Pelatihan
komponen sebagai berikut: Panduan Bagi Tim Pelatih (Tim Pemandu) dan Tips Fasilitasi
Latarbelakang pengembangan modul pelatihan; Dan sebagainya.
Tujuan pengembangan modul pelatihan;
Proses Menulis Panduan Modul
Keluaran yang diharapkan dengan diterbitkannya
modul pelatihan ini; Pada tulisan Jurus-1 Menyusun Rencana Pelatihan
terdapat berbagai informasi yang diperlukan untuk
Pengguna modul (siapa tim fasilitator/pelatih yang
menyusun panduan penggunaan modul. Hasil dari
dapat menggunakannya);
penjajakan kebutuhan pelatihan biasanya dijadikan
Siapa peserta pelatihan yang dimaksudkan di dalam dokumen perencanaan pelatihan dalam bentuk
modul ini; kerangka acuan (ToR) atau proposal program/proyek

10 Jurus Menulis Modul 47 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 48 Studio Driya Media Bandung
pelatihan. Dokumen-dokumen inilah yang bisa diacu
untuk menuliskan bagian panduan ini. Proses
penulisannya adalah:
Buatlah outline penulisan panduan penggunaan
modul (tentukan judul, sub-sub judul, dan juga
point-point informasi yang akan diuraikan pada
setiap bagiannya).
Kembangkan tulisan berdasarkan outline tersebut
dengan menggunakan bahan-bahan seperti yang
disebut di atas.
Karena panduan adalah bagian buku yang
menjelaskan tentang cara (cara menggunakan modul,
cara menyelenggarakan pelatihan, cara kerja tim
fasilitator/pelatih, dsb.) maka kalimat-kalimat yang
disusun bersifat instruksional (how to do).

10 Jurus Menulis Modul 49 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 50 Studio Driya Media Bandung
Menulis Satuan Acara
Jurus-8 Pembelajaran (SAP)
Bagian ini biasa disebut session outline karena
menjabarkan bagaimana suatu sesi pembahasan akan
dilakukan, langkah demi langkah.

Proses Menulis SAP


Apa yang Disebut SAP? Langkah-langkah menulis SAP adalah sebagai berikut:
Bagian terpenting modul adalah Satuan Acara Judul PB, SPB, tujuan belajar, metode, media, alat
Pembelajaran yang disusun untuk mengoperasionalkan dan bahan, dan waktu belajar, diambil (dipindahkan)
pelaksanaan suatu topik belajar yang ada di dalam dari tabel kurikulum.
kurikulum. Perbandingannya adalah: kalau
Proses belajar diuraikan disertai pembagian waktu
kurikulum bisa dianggap sebagai dokumen
per langkah belajar (dengan menggunakan menit
perencanaan operasional kegiatan belajar atau kegiatan
atau jam). Seberapa detail penjelasan proses,
pelatihan secara utuh, sedangkan SAP merupakan
tergantung pada kebiasaan fasilitator ybs. (penulis
dokumen perencanaan operasional kegiatan belajar per
modul) tapi sebaiknya buatlah langkah-langkah
topik atau pokok bahasan.
umum agar orang lain yang menggunakan modul ini
Ada pepatah yang mengatakan Perencanaan yang mudah mempelajarinya (tidak rumit atau panjang
baik menyumbang 50% dari keberhasilan. Demikian lebar). Dalam menggunakan modul yang disusun
juga dengan SAP sebagai tahap perencanaan orang lain, biasanya fasilitator/pelatih melakukan
pelaksanaan kegiatan belajar, akan membantu modifikasi dan penyesuaian sesuai kebutuhan
membuat rancangan belajar yang baik. pelatihan atau kegiatan belajar mereka sendiri.

Komponen SAP
SAP biasanya terdiri dari komponen sebagai berikut: Tips Penulisan
Judul PB, SPB, tujuan belajar, metode, media, alat Mengembangkan Gaya Tulisan
dan bahan, dan waktu belajar ditulis pada halaman Sama saja dengan penulisan lainnya, modul bisa dikemas dengan gaya
pertama setiap modul. berbeda-beda. Kita bisa menuliskannya dengan cara sbb.:
Proses belajar diuraikan disertai pembagian waktu Menuturkan (naratif), yaitu menguraikan modul seolah-olah penulis
sedang menceritakan pengalamannya melakukan pelatihan ybs. kepada
per langkah belajar (dengan menggunakan menit
pembaca. Misalnya: Jelaskan kepada peserta cara melakukan
atau jam).
permainan (penulis seolah-olah sedang bicara kepada pembaca yang
pelatih/fasilitator).

10 Jurus Menulis Modul 51 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 52 Studio Driya Media Bandung
Menggambarkan (deskriptif), yaitu menguraikan modul dengan penjelasan melihat apakah tulisan di dalam modul ini mudah dipahami dan juga mudah
langkah-langkahnya menggunakan kalimat. Misalnya: Fasilitator dikerjakan ke dalam suatu tindakan pelaksanaan. Modul sebaiknya dibuat
menjelaskan kepada peserta, aturan permainan (penulis tidak dalam bentuk versi ujicoba terlebih dahulu dan dievaluasi berdasarkan
berbicara langsung kepada pembaca, pembaca tidak dianggap hanya pengalaman melaksanakan pelatihan berkali-kali, sehingga revisi dilakukan
para pelatih/fasilitator saja). berdasarkan ujicoba itu. Dengan demikian, penyuntingan modul yang
Menjelaskan (eksploratif), yaitu menguraikan modul dengan meminta paling utama lebih ditujukan kepada ketepatan rancangan pelatihan dan
pembaca memperhatikan hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari (Do kurikulum yang terdapat di dalamnya dengan menilai apakah proses
and Dont) seolah-olah penulis modul sangat berpengalaman sehingga pembelajaran tersebut mencapai tujuan yang diharapkan. Akan lebih baik
sudah mengetahui titik-titik kritis ini. Misalnya: Fasilitator menjelaskan apabila kita membuat modul, dilakukan pembedaan antara modul yang
kepada peserta, aturan permainan apabila peserta campuran antara masih draft dengan yang sudah dapat dijadikan acuan (sudah teruji).
laki-laki dan perempuan maka, apabila peserta sebagian besar laki-
laki maka (penulis merinci penjelasan, memberi alasan dari suatu
langkah belajar, memberikan peringatan dan alternatif, dsb.).
Contoh SAP (2 halaman)
Gaya tulisan ini juga sebaiknya ditentukan sejak awal menulis modul,
sebab penentuan ini akan mempengaruhi pada bagaimana cara menulis
kalimat dan menyusun bagian demi bagian dari modul.
Menulis Modul adalah Menyusun Siklus Belajar
Dalam menuliskan suatu modul pelatihan partisipatif, berarti kita sedang
menyusun suatu siklus (spiral) pembelajaran yang saling
berkesinambungan dan tidak berdiri sendiri. Satu langkah pembahasan ke
langkah pembahasan berikutnya merupakan proses pembelajaran yang
runtut dan sistematis. Keseluruhan materi menjadi proses aksi refleksi
aksi begitu seterusnya sehingga dengan bantuan modul, pelatih/fasilitator
bekerja sebagai pemandu proses. Prasyarata pelatihan seperti ini adalah
tim pelatih/fasilitator bekerja mendampingi seluruh proses, tidak keluar-
masuk selama pelatihan (hanya masuk kelas untuk sesinya sendiri,
meninggalkan kelas apabila pelatih lain yang bertugas), dan tidak bekerja
sendiri-sendiri.
Menyunting Modul
Lembaga biasanya meminta para pelatihnya menyusun modul agar bisa
digunakan oleh pelatih lain yang ada di lembaga tersebut atau
dipublikasikan. Karena itu, sebaiknya modul diperiksa orang lain untuk

10 Jurus Menulis Modul 53 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 54 Studio Driya Media Bandung
Contoh SAP (3 halaman) Contoh SAP (1 halaman)

10 Jurus Menulis Modul 55 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 56 Studio Driya Media Bandung
Menulis Lembar
Jurus-9 Bantu Belajar (LBB)
LBB untuk Lembar Penugasan/Skenario/Panduan
Simulasi/dsb.: biasanya didominasi dengan teks,
meskipun bisa juga ditambah gambar atau visualisasi
lainnya.
LBB media gambar: bisa merupakan gambar tunggal
Apa yang Disebut LBB? (satu halaman penuh), bisa merupakan rangkaian
Lembar Bantu Belajar gambar (satu halaman beberapa gambar), bisa juga
(LBB) dibuat sebagai rangkaian gambar (satu halaman penuh per gambar
media yang akan (jadi ada beberapa halaman gambar). Bisa saja terdapat
digunakan dalam unsur teks di dalam gambar-gambar ini.
pelaksanaan SAP. Karena
LBB ini masuk ke dalam Proses Menulis Teks LBB
modul (yang biasanya Menulis untuk LBB tidak dapat dipisahkan dengan
berupa buku berukuran proses merancang dan membuat media belajar. Jumlah
A4 atau kuarto), maka teks yang ditulis tentunya berbeda sesuai untuk setiap
media yang dikembangkan juga harus dirancang dalam LBB yang dibuat.
format/ukuran tersebut.
LBB untuk media transparansi
Komponen LBB Saat kita memikirkan LBB yang dibutuhkan untuk
Sebagai media belajar, LBB tentunya memiliki memberikan penjelasan kepada peserta (jadi,
digunakan oleh fasilitator), maka yang paling sering
komponen-komponen yang umumnya dimiliki sebuah
media, yaitu: tulisan, garis, bentuk, gambar, dan terfikir adalah jenis media tranparansi. LBB berupa
warna. LBB di dalam modul biasanya menggunakan media transpransi ini, cara menggunakannya adalah:
saat persiapan, fasilitator harus memfotokopi ke atas
warna hitam putih karena perbanyakannya melalui
fotokopi sehingga media dengan warna akan menjadi plastik (transparansi), bisa juga secara manual
kurang tepat guna (selain cetaknya mahal, juga kalau menyalinnya ke atas flipchart (tapi tidak efisien kalau
gambarnya cukup rumit atau sulit). Kendala media ini
difotokopi akan mengurangi kualitas).
adalah kita perlu alat penunjang yaitu OHP, listrik,
LBB untuk media transparansi: biasanya terdiri dari
dan ruangan yang digelapkan.
teks atau kombinasi teks dan gambar, tabel, skema,
Dengan memahami karakteristik tersebut, maka proses
diagram, dsb.
pembuatan LBB jenis media transparansi adalah:

10 Jurus Menulis Modul 57 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 58 Studio Driya Media Bandung
Pelajarilah SAP dan langkah belajar mana yang Proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
membutuhkan LBB jenis ini. Tentukan materi apa Pelajarilah SAP dan langkah belajar mana yang
yang perlu dijadikan transparansi untuk membutuhkan LBB jenis ini. Tentukan materi apa
melaksanakan langkah belajar tersebut. yang perlu dijadikan penugasan atau skenario atau
Buatlah LBB secara manual di atas kertas HVS, baik panduan simulasi untuk melaksanakan langkah
unsur tulisan, sketsa gambar, maupun tataletaknya. belajar tersebut.
Ingatlah, transparansi adalah media yang Tulislah naskah penugasan dengan menyusun
ditampilkan dengan OHP sehingga ada ketentuan kalimat langkah-langkah apa yang harus dilakukan
pemilihan huruf (ukuran huruf minimal 18 20 peserta atau kelompok.
point). Jadi, buatlah rancangan LBB ini sesuai
Apabila membuat skenario bermain peran, temukan
ketentuan ukuran huruf (dikira-kira karena masih
dahulu judul (tema) permainan peran, lalu
manual).
identifikasi dahulu pemeran-pemeran apa yang
Selain itu, gunakan jenis huruf yang sederhana dan diperlukan. Tulislah peran-peran apa yang harus
mudah dibaca (tegas) saat ditayangkan dengan dilakukan setiap pemain. Skenario ini tidak perlu
overhead projector (OHP). Jenis huruf yang lemah dan sampai menuliskan percakapan para pemainnya.
tipis akan pudar apabila ditayangkan dengan OHP
Apabila membuat panduan simulasi, tulislah
meskipun ukurannya sesuai ketentuan di atas
langkah-langkah apa yang perlu dilakukan peserta
(apabila memakai font style dan font size dari
untuk melakukan simulasi tersebut. Jangan lupa,
program komputer).
cantumlan alat bantu apa saja yang dibutuhkan
LBB untuk Lembar Penugasan/Skenario/Panduan dalam melakukan simulasi.
Simulasi/dsb.
LBB media gambar
LBB ini merupakan media yang dipergunakan oleh
LBB berupa gambar adalah media yang lebih menarik
peserta untuk melakukan suatu tahap kegiatan belajar
daripada hanya sekedar teks. Karena tidak semua
di dalam SAP. Karena itu, saat persiapan harus
fasilitator pandai menggambar, maka tersedianya
difotokopi sebanyak kebutuhan (sebanyak peserta atau
LBB gambar akan menyediakan gambar bagus untuk
sebanyak kelompok diskusi). Ukuran huruf tidak
fasilitator yang hanya mampu menggambar manual
terlalu menjadi kendala karena media ini untuk
dengan teknik anak TK. Untuk dipergunakan, media
dibagikan kepada peserta. Namun, tetap saja kita perlu
gambar ini harus difotokopi pada saat persiapan.
membatasi panjangnya karena tidak mungkin kita
membuat lembar tugas berlembar-lembar.

10 Jurus Menulis Modul 59 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 60 Studio Driya Media Bandung
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut: Contoh LBB Gambar Kecil
Pelajarilah SAP dan langkah belajar mana yang
membutuhkan LBB jenis ini. Pelajari media gambar
itu akan dipergunakan dengan cara seperti apa dalam
proses belajar tersebut;
Tentukan media gambar apa yang cocok: gambar
tunggal (satu halaman penuh), rangkaian gambar
(satu halaman beberapa gambar), bisa juga rangkaian
gambar (satu halaman penuh per gambar sehingga
membutuhkan beberapa halaman gambar);
Buatlah sketsa gambar itu di atas kertas HVS disertai
teks yang dibutuhkan untuk gambar tersebut.

10 Jurus Menulis Modul 61 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 62 Studio Driya Media Bandung
Contoh LBB Gambar Besar (1 halaman Contoh LBB Lembar Kasus
penuh)

10 Jurus Menulis Modul 63 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 64 Studio Driya Media Bandung
Contoh LBB Panduan Bermain Peran Contoh LBB Panduan Diskusi Kelompok

10 Jurus Menulis Modul 65 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 66 Studio Driya Media Bandung
Menulis
Jurus-10
(BB) Bahan Bacaan (BB) Komponen Bahan Bacaan
Komponen utama BB yang paling utama tentu saja teks
(naskah). Namun, agar tampilan BB lebih menarik,
kombinasikan dengan gambar (ilustrasi, simbol, foto)
Apa yang Disebut Bahan Bacaan? sehingga tidak hanya
Bahan Bacaan (BB) atau reading material sebenarnya berisi tulisan. Bahan
merupakan media belajar juga. Bedanya dengan LBB Bacaan dibuat dalam
lain adalah, biasanya BB tidak digunakan di dalam sesi bentuk tulisan seperti
belajar melainkan sesudah pelaksanaan sesi belajar paper dengan jumlah
sebagai media mandiri atau media yang dipergunakan halaman antara 4
oleh pserta masing-masing. Ada 3 cara menyerahkan sampai 5 halaman
BB kepada peserta yaitu: sebelum sesi (agar dibaca atau bahkan lebih.
dahulu), saat sesi berjalan (agar bisa dibuka halaman Terkadang juga
tertentu yang dibutuhkan), atau sesudah sesi selesai dibuat tulisan yang
(untuk dibaca sebagai bahan review sesi yang sudah sangat ringkas (2
dilaksanakan). Namun, pada dasarnya semua BB halaman) dengan hanya menuliskan garis besar materi
merupakan bahan yang dimaksudkan untuk dibawa pembahasannya saja sehingga disebut jugadengan
pulang oleh peserta. Agar tidak tercecer, lebih baik istilah Lembar Informasi Kunci/LIK). Penjabaran dari
apabila disediakan training kit untuk menyimpan BB LIK diserahkan kepada fasilitator/pelatih yang
dengan rapi. membawakan sesi yang bersangkutan.
Ada dua macam tujuan pembuatan BB di dalam
moduL: Proses Menulis Bahan Bacaan
Sebagai bahan serahan untuk dibagikan kepada BB atau LIK disusun per topik atau Pokok Bahasan (PB)
semua peserta. dengan cara sbb.:
Sebagai bahan acuan fasilitator saat membawakan Pelajari proses belajar yang ada di dalam SAP.
materi. Buatlah outline tulisan (per BB) berdasarkan proses
pembahasan yang ada di dalam SAP tersebut. Dalam
menentukan judul BB, biasanya disamakan dengan
judul topik atau pokok bahasan ybs.

10 Jurus Menulis Modul 67 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 68 Studio Driya Media Bandung
Kembangkan tulisan dengan mengacu pada berbagai Contoh Bahan Bacaan
referensi mengenai topik atau PB tersebut (antara 2
5 halaman per BB atau maksimal 2 halaman untuk
LIK);

Contoh Lembar Informasi Kunci (LIK)

10 Jurus Menulis Modul 69 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 70 Studio Driya Media Bandung
Sudjana S., H. Djudju, Prof.; SPd., M.Ed., PhD. (2000).

Daftar Pustaka Metode dan Teknik Pembelajaran


Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Prof, DR. (1997).
Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT
Atmodiwirio, Soebagio, Drs, M.Ed. (2002). Remaja Rosdakarya.
Manajemen Pelatihan. Jakarta: Ardadizya
VSO, IIRR dan PEPE (1998). Creative Training: A
Jaya.
Users Guide. Quezon City, Paperchase Print
Bartlett, Andrew P. (1991). A Primer on The Service.
Planning of Training. Asia and Pacific
Programme for Development Training and
Communication Planning (DTCP), UNDP.
Biech, Elaine (1994). TQM for Training. New York:
McGraw-Hill Inc.
Davis, James R dan Davis, Adelaide B. (1998). Effective
Training Strategies. San Fransisco, Berrett-
Koehler Publishers, Inc.
Forsyth, Ian, Jolliffe, Alan dan Stevens, David (1995).
Planning a Course. London: Biddles Ltd,
Guildford and Kings Lynn.
Kinlaw, Dennis. (1996). The ASTD Trainers
Sourcebook. New York: Mc.Graw-Hill.
Lynton, Rolf P. dan Pareek, Udai (1978). Training for
Development. Connecticut: Kumarian Press
Library.
Mitchell, Garry (1993). The Trainers Handbook.
New York: AMACOM.
Nadler, Leonard (..). Designing Training
Programs. London: Addison-Wesley Publishing
Company.

10 Jurus Menulis Modul 71 Studio Driya Media Bandung 10 Jurus Menulis Modul 72 Studio Driya Media Bandung

Anda mungkin juga menyukai