Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

OTOMATIS TRANSFER PYRITE BOX DENGAN


SENSOR LEVEL SWITCH DAN PLC SEBAGAI
KONTROLLER
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik tenaga
uap adalah Generator yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari uap
panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan bahan bakar terutama batu bara dan
minyak bakar serta (solar) untuk start up awal. Di PLTU tanjung Jati B power services unit 1&2
2x660MW nett Sebelum batu bara digunakan pembakaran, terlebih dahulu dihaluskan oleh
pulverizer dan di pulverizer tidak semua batu baru dapat dihaluskan, batu bara yang tidak bisa
dihaluskan tersebut akan terbuang ke Pyrite box.

Pyrite box berfungsi sebagai bahan penyimpanan sementara batu bara yang tidak bisa
digiling oleh pulverizer, Pyrite box memiliki gerbang atas untuk bahan transferasi ke Pyrite box
dan gerbang bawah untuk transferasi ke Submerget scrapper chain conveyor (SSCC).
Pengoperasian Pyrite box ssecara manual field operator, saat transfer manual Field operator
menginformasikan ke ruang kontrol Fly ash jika transfer Pyrite box secara manual, kemudian di
local diplih manual, tekan tombol dan jika selesai pilih otomatis. Jika Otomatis Transfer Pyrite
box berdasarkan pada waktu melalui ruang kontrol Fly ash dengan nilai waktu yang ditetapkan,
keseluruhan proses pengiriman kotak Pyrite box sekarang dengan transfer manual dan otomatis
berdasarkan waktu.

Terkadang transfer batubara / material yang tidak bisa dihaluskan yang terdapat pada
Pyrite box tidak dapat di transfer ke sscc karena Pyrite box beroperasi berdasarkan waktu dan
manual, sehingga batubara / material yang tidak bisa dihaluskan yang terdapat pada Pyrite box
tidak bisa diketahui levelnya, akhirnya terjadi plug(tersumbat) dan tidak bisa transfer. Jika tidak
bisa di transfer dalam waktu lama, air dari transferasi pompa akan naik ke pulverizer. Akibatnya
suhu pulverizer turun dan kemudian bisa trip(mati).

Salah satu aternatif solusi yaitu pada Pyrite box ditambahkan sensor Level untuk
otomatis transfer, sensor suhu agar lebih aman dan Progammable Logic controller(PLC) sebagai
kontrolnya. Tujuanya agar tidak terjadi plug (tersumbat) yang bisa mengakibatkan pulverizer
mati. Air tidak akan naik ke pulverizer jika menutup gerbang atas secara otomatis ketika Pyrite
box gagal transfer, pompa mati dan jika batu bara terbakar di pulverizar gerbang atas bisa
menutup secara otomatis.

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu :
1.1 Bagaimana agar tidak terjadi plug (tersumbat) pada Pyrite box?
1.2 Bagaiman merancang sistem pengendalian level pyrite box secara otomatis?
1.3 Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penyelesaian masalah pada penelitian ini maka batasan masalah yang
diangkat adalah sebagai berikut :
1.1 Transfer Pyrite box menggunakan sensor level dan sensor suhu
1.2 Kontrol yang digunakan yaitu Progammable logic control (PLC)
1.3 Design peletakan sensor

1.4 Tujuan
Tujuan dari Penelitian ini adalah
1.1 Level pada pyrite box dapat diketahui dengan sensor level
1.2 Otomatis transfer
1.3 Air dari sump pump tidak dapat naik ke pulverizer
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pyrite box


Pyrite box terletak disis luar pulverizer tepatnya di bawah sisi samping, pyrite box
untuk tempat penyimpnan sementara batu bara / material yang tidak bisa di haluskan oleh
pulverizer, pyrite box memiliki gerbang atas dan bawah untuk transfer
Pyrite Plows berfungsi untuk menghilangkan atau menyapu jika ada bahan asing seperti
besi, batu, batu bara dan lain-lain atau bahan yang tidak bisa diratakan agar diarahkan ke pyrite
box. Pyrite plows juga digunakan untuk membersihkan pulverizer batubara pada saat perawatan.

Gambar 2.1 letak pyrite box

Gambar 2.2 gambar pyrite box

2.2 Sensor Vegacap62

Sensor vegacap62 adalah sensor level berjenis capasitive denga sinyal digital
ouput, penggunaanya untuk cairan dan padatan, vegacap dapat bekerja pada suhu (-50 C -
+200 C), dengan tekanan (-1bar - +64bar)
Gambar 2.3 Datasheet Vegacap62
2.3 Temperature Sensor

Thermocouple Tipe K (nikel-Chorium/Nickel-Alumel) : Tipe K adalah jenis


termokopel yang paling umum. Ini murah, akurat, andal, dan memiliki rentang suhu yang lebar.
Tipe K umumnya ditemukan pada aplikasi nuklir karena kekerasan radiasi relatifnya.
Temperatur kontinu maksimum sekitar 1.100C.

Gambar 2.4 thermocouple tipe K

2.4 Temperatur Transmitter

Tempaerature transmitter berfungsi untuk merubah volt /C ke arus 4-20ma, dan


kemudian arus dari inputan transmitter ke analog input controller
Gambar 2.5 datasheet Trasnmitter Temperature

2.5 PLC OMRON - CJ1M

Kartu Memori berkapasitas tinggi hingga 128 MB dapat dipasang, dan digunakan untuk
membackup pengaturan program dan sistem, atau mencatat data pelanggan. Set instruksi yang
besar dapat mendukung beragam aplikasi. Empat jenis pemrograman didukung (tangga, teks
terstruktur, bagan fungsi berurutan, dan daftar instruksi), dengan sekitar 400 instruksi dan 800
variasi instruksi.

Unit CPU CJ-series ini mendukung pemrograman terstruktur dengan menggunakan


blok fungsi, yang dapat meningkatkan sumber pengembangan program pelanggan. Berbagai
fungsi perlindungan memberikan keamanan yang lebih baik untuk melindungi sumber daya dan
properti perangkat lunak yang berharga. Unit CPU kompatibel dengan Paket Alat Terpadu CX-
One. Informasi untuk masing-masing komponen dapat dihubungkan, dan data sistem dapat
diintegrasikan ke dalam satu database. Perangkat lunak ini dapat memberikan dukungan total
dari pengaturan PLC ke startup jaringan.

Gambar 2.6 PLC Omron CJ1M dan Software CX-one

2.6 HMI (Humman Machine Interface)

(Human Machine Interface) Antarmuka pengguna dalam sistem kontrol manufaktur atau
proses. Ini menyediakan visualisasi berbasis grafis dari sistem kontrol dan pemantauan industri.
Sebelumnya disebut "MMI" (mesin induk), HMI biasanya berada di komputer Windows
berbasis kantor yang berkomunikasi dengan komputer khusus di pabrik seperti pengendali
otomatisasi yang dapat diprogram (PAC), pengendali logika programmable (PLC) atau
didistribusikan Sistem kontrol (DCS). Kontras dengan OI. Lihat PAC, PLC, DCS, GUI dan
antarmuka pengguna.

Gambar 2.7 HMI


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Design

Gambar 3.1 Design sistem

Suhu operasi = 110 C


Volume persegi= p x L x t
= 114cm x 114cm x 51cm
= 662.796 cm
Volume piramid = 1/3 x sisi x sisi x t
=1/3 x 114cm x 114cm x 54cm
=233.928 cm
Volume total pyrite = 662.796 + 233.928
= 896.724 cm
Sekali transfer pyrite box yang dibuang sekitar 233.9284 cm
bahan box = carbon steel
Pyrite box bergetar saat beroperasi
3.2 Alat dan Bahan

Control :
1. PLC (omron-CJ1M)

Input :
1. Sensor vagacap62
2. Sensor Conductivity
3. Thermocouple Type K

Output :
1. Pump 2x100%
2. Lower Gate
3. Upper Gate
4. Solenoid Valve

3.3 Prosedur

Alat dan bahan dirangkai sebagai berikut :

Gambar 3.2 Rangakaian


3.3 Flow chart diagram program

Gambar 3.3 Flow diagram Program


Keterangan :

1. Pilih otomatis atau manual. Jika manual langsng ke PLC


2. Jika Auto :
a. Jika sensor level mendeteksi batu bara pada pyrite box kemudaina pompa akan
aktif, setelah 5 detik gerbang atas akan menutup dan gerbang bawah akan terbuka,
setelah 3 detik solenoid valve akan terbuka kemudian pyrite box transfer, jika
proses selesai, jika sensor level tengah mendeteksi selama 2 menit maka fail alarm
akan aktif, ika tidak ada 2 menit maka solenoid valve akan menutup, setelah 3 detik
kemudian gerbang atas akan membuka dan gerbang bawah menutup, setelah 5 detik
kemudian pompa akan mati dan sistem akan berulang terus seperti itu.
b. Jika level mendetaksi high high air maka pompa akan otomatis mati dan gerbang
atas tertutupdan gerbang bawah tetap terbuka and indicator aktif
c. Jika temperature >325 C maka gerbang atas akan tertutup dan gerbang bawah
terbuka
3. HMI memudahkan pengguna untuk mengoperasikan dan memantau proses.
BAB IV
Analysis

Programmable logic control (PLC) user friendly for control automation, PLC
programming languages there are five kinds, Ladder Diagram (LD), Function Block
Diagram (FBD), Sequential Function Chart (SFC), Structured Text (ST), Instruction
List (IL). I use PLC omron-CJ1M and Ladder diagram (LD) programming language and
HMI for user friendly with software CX-programmer and CX-Designer.

4.1 Logic Automatic transfer Pyrite box


This Logic with Ladder diagram (LD) programming for automatic transfer
pyrite box, safety when burned mill. The logic example for one pyrite box.

Rung 0 for active pump A or B manual and automatic


Rung 1 for auto change operate pump base on time

Rung 2 time 5s to close upper gate and open lower gate when middle level
detection
Rung 3 close or open upper gate
Rung 4 close or open Lower gate

Rung 5 time 3s to open solenoid valve


Rung 6 close or open solenoid valve
Rung 7 Time with set value for transfer pyrite box after level middle detection

Rung 8 Memory move for set value time


Rung 9 time 3s after transfer to open upper gate and close lower gate
Rung 10 Last time for looping
Rung 11 If level middle detection level and level cant decrease until 2 minute so
fail alarm active and pump off upper gate close
Rung 12 indicator fail alarm
Rung 13 For water Level HH detection so fail alarm active and pump off upper gate
close
Rung 14 Just indicator at HMI pipe line if water flow in pipe

Rung 15 For indicator level middle detection with inter lock


Rung 16 For Scaling read temperature, Compare with set point if greater than
325C so output 1.07 active

Anda mungkin juga menyukai