Anda di halaman 1dari 4

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai program Pemberian Makanan


tambahan (PMT) di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, dapat ditemui berbagai permasalahan
dalam pelaksanaan program PMT di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu yaitu sebagai berikut:

1. Keluaran
- Terdapat 21 balita gizi buruk di data sekunder laporan tahunan Puskesmas Kecamatan
Pasar Minggu tahun 2011, tapi ternyata terdapat 27 balita gizi buruk yang ditemukan di
lapangan.
- Berdasarkan data sekunder tersebut tidak ada balita gizi buruk yang pindah alamat, tetapi
pada lapangan ditemukan 5 balita gizi buruk yang sudah berpindah alamat.
- Data sekunder tersebut sudah mencakup seluruh balita gizi buruk pada periode tersebut,
tetapi ternyata terdapat 11 anak penderita gizi buruk yang tidak tercatat.
- Tertulis di data sekunder bahwa jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan PMT adalah
21 anak, tetapi di lapangan hanya 18 anak saja yang mendapatkan PMT.
2. Masukan
- Pada buku pedoman PMT, disebutkan komponennya berupa jadwal pelaksanaan, jumlah
peserta, metode pemberian, tenaga kerja, dana, sarana dan bahan. Tetapi pada
kenyataannya hanya didapatkan jadwal pelaksanaan, jumlah peserta, metode pemberian
dan bahan.
- Pada jadwal pelaksanaan yang tertulis pada pedoman PMT, tertulis bahwa PMT harus
diberikan selama 90 hari. Akan tetapi kenyataannya hanya 22,2% dari responden yang
mendapatkan PMT selama 90 hari.
- Tertulis jumlah peserta adalah 60 anak balita gizi buruk yang berusia 12-59 bulan, akan
tetapi hanya diberikan pada 21 anak balita gizi buruk yang berusia 12-59 bulan.
- Bahan yang diberikan seharusnya berupa susu dan biskuit, tetapi ternyata hanya susu saja
yang diberikan sebagai bahan PMT.
- Jumlah susu yang diberikan seharusnya 14 kotak Dancow Balita peranak sesuai dengan
pedoman PMT, tetapi ternyata hanya kurang dari 7 kotak Dancow Batita yang diberikan
untuk masing-masing anak.
3. Proses
- Pada pengorganisasian, tidak ada struktur organisasi dan pembagian kerja sesuai dengan
yang tertulis pada pedoman PMT.
- Kelengkapan identitas tidak sesuai dengan pedoman PMT.
- Kartu pemantauan PMT tidak ada, tetapi pada pedoman PMT disebutkan adanya kartu
pemantauan PMT yang berisi Nama Balita, Umur balita, anjuran makan sehari, hasil
anamnesis diet, PMT yang dianjurkan, Status KEP, Penyakit Penyerta.

VII.2 Saran
7.1.1 Saran Operasional

1. Keluaran:

- Karena adanya ketidak sesuaian antara jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan
PMT dengan kenyataan yang sebenarnya dan juga adanya balita gizi buruk yang
tidak tercatat, maka diperlukan peningkatan komunikasi antara petugas di
puskesmas kecamatan dengan petugas di kelurahan dan juga kader dari masing-
masing wilayah, sehingga tidak terdapat pencatatan yang kurang dan data
diperoleh secara lengkap

2. Masukan:

- Adanya perbedaan komponen PMT dengan pedoman yang seharusnya, maka


sebaiknya Puskesmas melengkapi rancangan program sesuai dengan pedoman
yaitu mencakup seluruh komponen yaitu jadwal pelaksanaan, jumlah peserta,
metode pemberian, tenaga kerja, dana, sarana dan bahan.

- Hanya 22,2% balita gizi buruk yang mengkonsumsi PMT selama 90 hari, padahal
seharusnya mencapai 100%. Maka dari itu, disarankan kepada Puskesmas untuk
memberikan penyuluhan mengenai pelaksanaan program PMT ini yang harus
dilakukan selama 90 hari oleh orang tua masing-masing balita. Selain itu,
diperlukan adanya pemahaman dan ketaatan orang tua untuk memberikan PMT
kepada anaknya.

- Di pedoman PMT seharusnya mencakup 60 anak penderita gizi buruk, tetapi


ternyata PMT itu hanya diberikan kepada 21 balita gizi buruk. Maka disarankan
untuk meningkatkan komunikasi antara petugas di puskesmas kecamatan dengan
petugas di kelurahan dan juga kader dari masing- masing wilayah, sehingga tidak
terdapat pencatatan yang kurang dan data diperoleh secara lengkap.

- Seharusnya PMT yang diberikan adalah susu dan biscuit, tapi pada lapangan hanya
susu saja yang diberikan kepada orang tua balita penderita gizi buruk. Selain itu,
jumlah susu yang diberikan di lapangan sangat berbeda dengan pedoman yang ada,
yaitu dari 14 kotak susu yang diberikan hanya terdapat kurang dari 7 kotak saja
yang benar-benar diberikan. Diharapkan agar Puskesmas mengadakan evaluasi tiap
bulan agar segera menindaklanjuti jika adanya kekeliruan jumlah susu yang
diberikan kepada sasaran balita gizi buruk. Selain itu, orang tua pasien harus
diedukasi agar mengetahui jumlah susu yang harus diterima oleh anaknya, dan
diwajibkan melaporkan pada petugas Puskesmas jika jumlah yang diterima tidak
sesuai.

3. Proses

- Karena tidak adanya pembagian kerja dan struktur organisasi program PMT ini
maka ditemukan berbagai permasalahan di atas sehingga yang disarankan kepada
Puskesmas adalah menyusun struktur organisasi yang jelas dan pembagian kerja
yang terinci agar masing-masing petugas dapat melaksanakan tugasnya masing-
masing sesuai dengan struktur organisasi serta pembagian kerjanya agar tidak
terjadi tumpang tindihnya pekerjaan atau bahkan pekerjaan yang terabaikan karena
kekurangan tenaga pelaksana.

7.1.2 Saran Bagi Institusi/Peneliti Lain

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini,


tidak semua faktor dapat diteliti dan diukur dengan parameter yang tepat karena
keterbatasan waktu, dana dan tenaga. Oleh karena itu sangat diharapkan ada
peneliti lain yang berminat melanjutkan penelitian ini berupa penelitian lanjutan
mengenai evaluasi program pemberian makanan tambahan pada balita gizi buruk,
dapat lebih mendalam melakukan evaluasi mengenai program PMT yang telah
kami lakukan, demi kesempurnaan penelitian mengenai efektifitas program PMT
dalam meningkatkan status gizi balita.

Anda mungkin juga menyukai