Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI


MASYARAKAT (STM) TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN
KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATA
PELAJARAN IPA DI MTs. NEGERI PATAS
D. Agustini1, I W. Subagia2, I N. Suardana3

Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: dwi.agustini@pasca.undiksha.ac.id,wayan.subagia@pasca.undiksha.ac.id,
nyoman.suardana@pasca.undiksha.ac.id,

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis (1) perbedaan penguasaan materi
dan keterampilan pemecahan masalah antara siswa yang mengikuti model pembelajaran
sains teknologi masyarakat dan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung, (2)
perbedaan penguasaan materi antara siswa yang mengikuti model pembelajaran sains
teknologi masyarakat dan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung, dan (3)
perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran sains teknologi masyarakat dan siswa yang mengikuti model pembelajaran
langsung.Penelitian ini merupakankuasi eksperimen dengan rancangan Pretest-Posttest
Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII
MTs. Negeri Patas tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 146 siswa.Sampel penelitian
berjumlah 116 siswayang diambil dengan teknik random kelas. Variabel yang diukur dalam
penelitian ini adalah penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah. Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis MANOVA satu jalur dengan taraf
signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan penguasaan
materi dan keterampilan pemecahan masalah antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran sains teknologi masyarakat dan model pembelajaran langsung (F=26,940;
p<0,05), (2) terdapat perbedaan penguasaan materi antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran sains teknologi masyarakat dan model pembelajaran langsung (F=45,940;
p<0,05), dan (3) terdapat perbedaan keterampilan pemecahan masalah antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran sains teknologi masyarakat dan model pembelajaran langsung
(F=11,262; p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat direkomendasikan bahwa model
pembelajaran sains teknologi masyarakat dapat digunakan sebagai alternatif model
pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan materi dan keterampilan pemecahan
masalah.

Kata-kata kunci: sains teknologi masyarakat, penguasaan materi, keterampilan pemecahan


masalah

Abstract

This research aimed to describe and analyze (1) the difference of students achievement and
problem solving skill between students who weretaught using science-technology-society
model and direct-instruction model of teaching, (2) the difference of students achievement
between students who were taught using science-technology-society model and direct-
instruction model, and (3) the difference of problem solving skill between students who were
taught using science-technology-society model and direct-instruction model. This research
was quasi experimental research with pretest-posttest nonequivalent control group design.
This research involved seventh grade of MTs. Negeri Patas on 2012/2013 academic year. The
population consisted of 146 students. The sample consisted of 116 students taken by using
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

random class technique. Two main variables in this study were students achievement and
problem solving skill. The data were analyzed by using descriptive analysis and one-way
MANOVA at the significant level 5 %. The result of this study showed that: (1) there were
significant differences of students achievement and problem solving skill between the
students who were taught using science-technology-society model and direct-instruction
model (F=26,940; p<0,05); (2) there were significant differences of students achievement
between students who were taught using science-technology-society model and direct-
instruction model (F=45,940; p<0,05); and (3) there were significant differences between the
students who were taught using science-technology-society model and direct-instruction
model (F=11,262; p<0,05). Based on the result, it is recommended that science-technology-
society model of teaching could be used as an alternative learning model to improve students
achievement and problems solving skill.

Key word : science-technology-society, students achievement, problemsolving skills.

PENDAHULUAN sebesar 0,947 dengan katagori indeks


Dewasa ini ilmu pengetahuan dan pengembangan pendidikan menengah
teknlogi (IPTEK) berkembang dengan (EFA, 2010). Pada tahun 2011 ternyata
pesat. Hal tersebut dapat dilihat melalui peringkat Indonesia turun ke peringkat 69
penggunaan dan pemanfaatan produk- dari 127 negara yang disurvei dengan nilai
produk hasil teknologi dalam berbagai indeks pengembangan pendidikan sebesar
aspek kehidupan untuk memenuhi 0,934 (EFA, 2011).
kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, Rendahnya daya serap siswa dalam
produk hasil teknologi tersebut dapat mata pelajaran IPA menunjukkan masih
menimbulkan dampak yang merugikan ada kesenjangan yang cukup besar antara
bagi manusia dan lingkungannya secara tuntunan kurikulum dengan tingkat
utuh. Untuk menanggulagi dan kemampuan siswa dalam hal belajar IPA.
mengendalikan dampak negatif yang Guru dalam pembelajaran IPA di kelas
ditimbulkan, dibutuhkan sumber daya lebih berorentasi pada kuantitas
manusia yang berkualitas yang mampu pembelajaran, yaitu menyelesaikan materi
menguasai IPTEK sehingga dapat pelajaran yang termuat dalam kurikulum,
mengimbangi perkembangan kemajuan model mengajar yang diterapkan masih
sains dan teknologi. bersifat langsung, guru memakai literatur
Indonesia tergolong negara yang relevan dan berlaku secara general,
berkembang memiliki sumberdaya manusia dan tidak melakukan pengkonkretan
yang dapat dikatakan masih cukup rendah. konsep sebelum proses belajar dimulai
Rendahnya kualitas pengembangan (Wahyudi, 2002). Banyak siswa yang
sumber daya manusia Indonesia menggunakan produk hasil teknologi, tetapi
ditunjukkan dari hasil riset yang dilakukan tidak dapat menjelaskan keterkaitan
oleh beberapa lembaga riset dunia. Pada konsep sains yang telah dipelajarinya
tahun 2009, PISA mempublikasikan hasil dengan produk teknologi yang mereka
survei yang menunjukkan bahwa dari 65 gunakan (Poedjiani, 2005). Pembelajaran
negara, berdasarkan kemampuan di sekolah tidak hanya memberikan
membaca, Indonesia berada pada konsep-konsep materi tetapi memberikan
peringkat 57 dengan nilai 402, kemampuan nilai lebih berupa kecakapan hidup yang
matematika pada peringkat 61 dengan nilai dapat digunakan siswa pada kehidupan
371, dan kemampuan IPA pada peringkat sehari-hari.
60 dengan nilai 383 (OECD, 2012). Gambaran di atas menunjukkan
Selanjutnya, hasil survei Education for All betapa penting suatu upaya mencari
(EFA) Global Monitoring Report 2010 yang alternatif untuk meningkatkan hasil belajar.
dikeluarkan oleh UNESCO menilai, indeks Salah satu upaya untuk menwujudkan
pembangunan pendidikan atau Education pembelajaran tersebut adalah dengan
Development Index (EDI) Indonesia berada menerapkan model pembelajaran sains
pada peringkat ke 65 dari 128 negara teknologi masyarakat (MPSTM). MPSTM
dengan indeks pengembangan pendidikan sebagai salah satu model pembelajaran
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

inovatif yang memanfaatkan isu-isu menggunakan pendekatan ekspositori.


lingkungan dalam proses pembelajaran, Kesimpulan yang diperoleh adalah MPSTM
secara teoritis mampu membentuk individu dapat meningkatan hasil belajar siswa.
yang memiliki kemampuan berpikir kritis, Manfaat dari MPSTM adalah sebagai
kreatif, dan inovatif. Salah satu dampak berikut. a) Kegiatan belajaran menjadi lebih
siswa belajar dengan MPSTM adalah menarik dan tidak membosankan,
siswa mampu mengidentifikasi masalah, sehingga bermakna sebab siswa
dan lebih kreatif dalam mencari solusi dihadapkan pada situasi dan kaadaan yang
pemecahan masalah tersebut (Yager, sebenarnya atau bersifat alami; b) Bahan
1996). Siswa yang memiliki keterampilan yang dipelajari lebih faktual dan akurat; c)
pemecahan masalah mampu Kegiatan belajar siswa menjadi
mengaplikasikan pengetahuan yang konprenhensif dan lebih aktif sebab dapat
mereka miliki dalam konteks permasalahan dilakukan dengan berbagai cara; d)
yang mereka hadapi. Sumber belajar menjadi lebih kaya; e)
MPSTM dicirikan oleh isu-isu yang ada Siswa dapat memahami dan menghayati
di masyarakat terkait dengan sains dan aspek kehidupan yang ada di
teknologi sebagai berikut. Pertama, lingkungannya (Lestari, 2004).
diarahkan pada peningkatan pengetahuan Berdasarkan uraian di atas perlu dikaji
dan keterampilan siswa dalam membuat lebih jauh pengaruh MPSTM terhadap
keputusan yang tepat berdasarkan penguasaan materi dan keterampilan
informasi ilmiah. Kedua, tanggap terhadap pemecahan masalah siswa. Penelitian ini
karir masa depan dengan mengingat yang digunakan adalah kuasi eksperimen.
bahwa kita hidup dalam masyarakat yang Pada penelitian ini MPSTM diterapkan
bergantung pada sains dan teknologi. pada kelompok eksperimen dan MPL
Ketiga, evaluasi belajar ditekankan pada diterapkan pada kelompok kontrol. Pada
kemampuan siswa dalam memperoleh dan penelitian eksperimen ini peneliti mengkaji
menggunakan informasi ilmiah dalam materi ekosistem dalam kegiatan
memecahkan masalah (Galib, 2002). pembelajaran. Materi ekosistem
Keunggulan-keunggulan MPSTM antara merupakan salah satu materi yang
lain: a) siswa memiliki kreatifitas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
tinggi, b) kepedulian terhadap masyarakat hari, sehingga sangat tepat diajarkan
lebih besar, c) lebih mudah dengan menggunakan MPSTM. MPSTM
mengaplikasikan materi-materi yang diharapkan mampu meningkatkan hasil
dipelajari untuk kebutuhan masyarakat, belajar karena materi yang dibahas
dan d) memiliki kecenderungan untuk mau berkaitan dengan hal-hal nyata yang terjadi
berpartisifasi dalam kegiatan menyelsaikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
masalah lingkungan (Poedjiadi, 2005) meminimalis pandangan siswa bahwa
Beberapa hasil penelitian relevan yang pelajaran IPA sulit untuk dipahami. Tujuan
mendukung MPSTM adalah sebagai yang ingin dicapai pada penelitian ini
berikut. Pertama, Suryadewi (2011) sebagai berikut. 1)
melaksanakan penelitian dengan Mendeskripsikanperbedaan penguasaan
menerapkan MPSTM di SMP LAB materi dan keterampilan pemecahan
UNDIKSHA. Temuannya adalah MPSTM masalah antara siswa yang mengikuti
lebih baik dibandingkan dengan MPL MPSTM dan siswa yang mengikuti model
dalam peningkatan kecerdasan emosional pembelajaran langsung. 2)
siswa. Kedua, Bayu (2012) melaksanakan Mendeskripsikan perbedaan penguasaan
penelitian di SMAN 2 Semarapura. materi antara siswa yang belajar dengan
Temuannya adalah siswa yang belajar MPSTM dan siswa yang mengikuti model
menggunakan MPSTM menunjukkan pembelajaran langsung, dan 3)
literasi sains dan teknologi lebih baik dari mendeskripsikan perbedaan keterampilan
pada model konvensional. Ketiga, Wardani pemecahan masalah antara siswa yang
(2008) melaksanakan penelitian di SMAN 1 belajar dengan MPSTM dan siswa yang
Penebel. Temuanya adalah hasil belajar mengikuti model pembelajaran langsung.
mata pelajaran Biologi siswa yang
mengikuti MPSTM lebih baik dari pada
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

METODE keterampilan pemecahan masalah. Data


Penelitian ini merupakan penelitian yang dicari dalam penelitian inidikumpulkan
kuasi eksperimen dengan rancangan pre- dengan tes penguasaan materidalam
test post-testnon-equivalent control group bentuk pilihan ganda diperluasdan
design. Populasi dalam penelitian ini tesketerampilan pemecahan masalah
adalah seluruh siswa kelas VII di MTs. dalambentuk uraian.Sebelum dialkukan uji
Negeri Patas tahun pelajaran 2012/2013 hipotesis melalui metode statistik dengan
yang tersebar dalam lima kelas, yaitu kelas MANOVA satu jalur dengan menggunakan
VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE dengan program IBM SPSS Statistik 19 taraf
jumlah siswa 146 orang. Sample penelitian signifikan 0,05 terlebih dahulu dilakukan uji
ini diambil empat kelas, yaitu kelas VIIA prasyarat. Uji prasyarat analisis meliputi uji
dan VIIB sebagai kelas eksperimen dan normalitas data, uji homogenitas varian, uji
kelas VIIC dan VIID sebagai kelas kontrol kolinieritas dan uji homogenitas matrik
dengan jumlah sampel keseluruhan 116 varian.
orang. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran yang terdiri- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dari dua dimensi yaitu MPSTM yang Penguasaan Materi
diterapkan pada kelompok eksperimen dan Penguasaan materi siswa pada
MPL yang diterapkan pada kelompok kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Variabel terikat dalam penelitian ini kontrol disajikan pada Tabel 3.1.
adalah penguasaan materi dan

Tabel 3.1 Deskripsi Penguasaan Materi pada Kelompok Eksperimen (MPSTM) dan
Kelompok Kontrol (MPL)
MPSTM MPL
Deskripsi
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Rata-rata 40,54 65,42 37,87 55,15
Median 40,00 65,00 40,00 55,00
Varian 80,41 48,34 113,96 23,93
Daya beda 8,967 6,952 10,675 4,892
Minimum 20,00 50,00 10,00 45,00
Maksimum 58,33 80,00 53,33 65,00
Rentangan 38,33 30,00 43,33 20,00
Standar Deviasi 0,11743 0,12076
Gain skor 0,41 0,26

Gain skor rata-rata penguasaan materi Keterampilan Pemecahan Masalah


pada kelas eksperimen sebesar 0,41 Keterampilan pemecahan masalah pada
berkatagori sedang dan pada kelas kontrol kelas eksperimen dan kelas kontrol di
gain skor sebesar 0,26 berkatagori rendah. sajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2Deskripsi Keterampilan Pemecahan Masalah Sains Pada Kelompok Eksperimen


(MPSTM) dan Kelompok Kontrol (MPL)
MPSTM MPL
Deskripsi
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Rata-rata 37,29 66,81 34,94 59,80
Median 41,67 66,67 33,33 58,33
Varian 55,95 113,73 75,50 97,03
Daya beda 7,479 10,664 8,689 9,850
Minimum 25,00 50,00 16,67 41,67
Maksimun 58,33 91,67 50,00 83,33
Rentangan 33,33 41,67 33,33 41,66
Standar Deviasi 0,15664 0,14507
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

MPSTM MPL
Deskripsi
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
Gain skor 0,474 0,38

Perolehan hasil nilai rata-rata gain skor berkatagori sedang dan pada kelas kontrol
keterampilan pemecahan masalah pada nilai rata-rata gain skor sebesar 0,38
kelas eksperimen sebesar 0,474 berkatagori sedang.
Pengujian hipotesis pertama dilakukan
Uji Hipotesis dengan MANOVA uji multivariate
Pengujian hipotesis penelitian secara (multivariate tests) untuk menunjukkan
keseluruhan menggunakan uji MANOVA apakah terdapat perbedaan penguasaan
terdiri atas uji multivariate (multivariate materi dan keterampilan pemecahan
tests) dan uji efek antarsubyek (tests of masalah antara siswa yang mengikuti
between-subjects effects). MPSTM dengan siswa yang mengikuti
MPL. Disajikan ringkasan hasil uji
Hipotesis Pertama MANOVA pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Ringkasan Hasil Uji MANOVA


Pengaruh Nilai F Hipotesis db Kesalahan db Sig.
Pillais Trace 0,323 26,940a 2,000 113,000 ,000
a
Model Wilks Lambda 0,677 26,940 2,000 113,000 ,000
Hotellings 0,477 26,940a 2,000 113,000 ,000
Roys Largest Root 0,477 26,940a 2,000 113,000 ,000

a. Hipotesis Penelitian
Ho (1):tidak terdapat perbedaan 1 1 2 1
HA(1) : #
penguasaan materi dan keterampilan 1 2 2 2
pemecahan masalah antara siswa Pengujian hipotesis pertama
yang mengikuti MPSTM dan siswa menggunakan uji multivariat. Hasil uji
yang mengikuti MPL. multivariat menunjukkan bahwa harga F
HA(1) : ada perbedaan penguasaan untuk Pillais Trace, Wilks Lambda,
materi dan keterampilan pemecahan Hotellings, dan Roys Largest Root
masalah antara siswa yang mengikuti adalah sebesar 26,940 (p<0,05). Jadi,
MPSTM dan siswa yang mengikuti dapat disimpulkan terdapat perbedaan
MPL. penguasaan materi dan keterampilan
b. Hipotesis Statistik pemecahan masalah siswa antara siswa
1 1 2 1 yang mengikuti MPSTM dan siswa yang
Ho (1) : =
1 2 2 2 mengikuti MPL.

Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dan tiga test of between-subjects effects
menggunakan hasil analisis test of ditunjukkan pada Tabel 3.4.
between-subjects effects. Hasil ringkasan
Tabel 3.4 Ringkasan Hasil Test of Between-Subjects Effects
Kwadrat
Kwadrat
Sumber Variabel bebas Jumlah Db F Sig.
rata-rata
Tpe III
Mengkoreksi Penguasaan materi 0,640a 1 0,640 45,110 0,000
Model Keterampilan pemecahan 0,257b 1 0,257 11,262 0,001
masalah
Menginterupsi Penguasaan materi 13,203 1 13,203 931,164 0,000
Keterampilan pemecahan 21,099 1 21,099 924,545 0,000
masalah
Model Penguasaan materi 0,640 1 0,640 45,110 0,000
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

Kwadrat
Kwadrat
Sumber Variabel bebas Jumlah Db F Sig.
rata-rata
Tpe III
Keterampilan pemecahan 0,257 1 0,257 11,262 0,001
masalah
Kesalahan Penguasaan materi 1,616 114 0,014
Keterampilan pemecahan 2,602 114 0,023
masalah
Total Penguasaan materi 15,564 116
Keterampilan pemecahan 24,045 116
masalah
Mengkoreksi Penguasaan materi 2,256 115
Total Keterampilan pemecahan 2,859 115
masalah

a. Hipotesis Penelitian (p<0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa


Ho (2) : tidak terdapat perbedaan terdapat perbedaan keterampilan
penguasaan materi antara siswa pemecahan masalah antara siswa yang
yang mengikuti MPSTM dan siswa mengikuti MPSTM dan siswa yang
yang mengikuti MPL mengikuti MPL.
HA(2) : ada perbedaan penguasaan Pembahasan
materi antara siswa yang Hubungan antara Model Pembelajaran
mengikuti MPSTM dan siswa yang dan Penguasaan Materi
mengikuti MPL. Hasil penelitian ini menunjukkan
b. Hipotesis Statistik terdapat perbedaan penguasaan materi
Ho (2) : 1 1=2 1 antara kelompok siswa yang dibelajarkan
HA(2) : 1 1 #2 1 dengan MPSTM dan kelompok siswa yang
Hasil uji dengan test of between- dibelajarkan dengan MPL. MPSTM
subjects effects di atas diperoleh bahwa merupakan model pembelajaran yang
pengaruh model terhadap penguasaan menekankan pada pemanfaatan isu-isu
materi menunjukkan harga F = 45.110 sains yang ada di lingkungan sekitar siswa
(p<0,05). Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk dibahas dalam pembelajaran melalui
terdapat perbedaan penguasaan materi proses maupun produk sains.
antara siswa yang mengikuti MPSTM dan Temuan ini sesuai dengan hasil
siswa yang mengikuti MPL. penelitian yang dilakukan oleh Novrizal
(2010), Adiyanto (2008), dan Wardani
Hipotesis Ketiga (2008). Kesimpulan dari temuan yang
a. Hipotesis Penelitian diperoleh bahwa MPSTM lebih baik dari
Ho (3) : tidak terdapat perbedaan MPL terhadap penguasaan materi.
keterampilan pemecahan masalah MPSTM memberikan kesempatan
antara siswa yang mengikuti kepada peserta didik dalam menguasai
MPSTM dan siswa yang mengikuti setiap materi. Hal ini berdasarkan pada
MPL karakteristik MPSTM yang memiliki
HA(3) : ada perbedaan keterampilan tahapan secara sistematik untuk menuntut
pemecahan masalah antara siswa peserta didik mengkontruksi sendiri
yang mengikuti MPSTM dan siswa pengetahuan yang mereka dapatkan. Pada
yang mengikuti MPL. tahap awal, model pembelajaran ini, yaitu
b. Hipotesis Statistik tahap penyampaian pendapat berupa isu
Ho (3) : 1 2=2 2 sains dan teknologi (brainstorming an issue
HA(3) : 1 2#2 2 or topic), peserta didik dituntut untuk
Hasil uji dengan test of between- berpikir secara kreatif mengemukakan isu-
subjects effects di atas diperoleh bahwa isu sains yang diungkapkan, serta
pengaruh model terhadap penguasaan menganalisis keterkaitan dengan materi
materi menunjukkan harga F = 11,262 yang diajarkan.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

Pada tahap pembentukan pertanyaan yang diperoleh (analyze, synthesis,


terkait dengan isu yang lebih spesifik evaluate, create), peserta didik mengalisis
(define a specific question or data yang diperoleh melalui kegiatan
phenomenon), peserta didik diharuskan eksperimen dan membandingkan hasilnya
untuk menuangkan permasalahan yang dengan teori yang ada untuk mencapai
terdapat dalam isu ke dalam pertanyaan solusi yang tepat terhadap permasalahan
yang lebih spesifik untuk kemudian dicari yang ada. Penguasaan materi pada tahap
pemecahannya. Pada tahap ini, peserta ini membentuk peserta didik dalam
didik dituntut untuk menganalisis isu mengatur dan mensintesis informasi yang
sehingga peserta didik dapat menguasai mereka kembangkan dalam kehidupan
materi yang diberikan. sehari-hari. Pada tahap terakhir, yaitu
Pada tahap penyampaian pendapat tahap pengambilan tindakan (take action),
untuk mencari berbagai sumber sebagai peserta didik mencoba mengambil suatu
informasi (brainstorming resources for keputusan dalam menjawab isu-isu yang
obtaining information), peserta didik ada. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk
mencoba menggunakan berbagai sumber mengevaluasi hasil isu-isu yang
pendukung yang mereka peroleh sebagai didapatkan. Berdasarkan alur sintaknya,
dasar dalam penyampaikan pendapat MPSTM memiliki pengaruh yang baik
terkait dengan penyampaian solusi dari isu dalam meningkatkan penguasaan materi
sains yang telah dikemukakan. Pada tahap IPA.
ini, peserta didik dituntut untuk lebih
mengembangkan penguasaan materi pada Hubungan antara Model Pembelajaran
ranah kognitif yang melibatkan tiga proses dan Keterampilan Pemecahan Masalah
yang berlangsung secara bersamaan, Pada penelitian ini pencapaian
yaitu: a) memperoleh informasi baru, b) keterampilan pemecahan masalah IPA
transformasi informasi, dan c) menguji untuk kelompok siswa yang belajar dengan
relevasi ketetapan pengetahuan. Sumber menggunakan MPSTM lebih tinggi
yang digunakan boleh dari berbagai media daripada kelompok MPL. Hal ini
seperti internet, surat kabar dan buku disebabkan secara teoritis MPSTM dapat
pelajaran lainnya. meningkatkan keterampilan kognitif dan
Pada tahap berikutnya, yaitu melatih keterampilan proses yang ada
penggunaan sumberdaya untuk pada enam domain sains, sehingga siswa
memperoleh informasi (use the resources terbiasa merancang proses-proses yang
to collect information), peserta didik dituntut perlu dilakukan dalam mencapai produk-
untuk menguasai materi yang terkait produk ilmiah. Artinya, dalam kehidupan
dengan isu sains dengan melakukan sehari-haripun siswa akan merencanakan
eksperimen sederhana dan kemudian langkah-langkah yang dilakukan untuk
mencatat hasil yang diperoleh. Pada saat menyelsaikan masalah dengan berdaya
melakukan eksperimen, peserta didik guna dan berhasil guna.
dituntut untuk melakukan observasi, Temuan ini sesuai dengan hasil
kemudian melatih kemampuan untuk penelitian yang dilakukan oleh Suryadewi
mengklasifikasi obyek yang mereka amati, (2011), Aryana (2002), dan Rideng (2007).
menggunakan alat yang tepat untuk Kesimpulan dari temuan yang diperoleh
mempermudah pengamatan, menuangkan bahwa model pembelajaran STM lebih baik
hasil pengamatan ke dalam tabel dan dari model pembelajaran langsung
mengkomunikasikan tabel tersebut, dan terhadap keterampilan pemecahan
selanjutnya melakukan prediksi dan masalah.
interensi terkait dengan data yang MPSTM memberikan kesempatan
diperoleh. Berdasarkan langkah-langkah kepada siswa dalam keterampilan
eksperimen yang dilakukan dapat pemecahan masalah. Hal ini didasarkan
dikatakan peserta didik secara mandiri pada karakteristik MPSTM yang memiliki
dilatih untuk mengembangkan penguasaan sintak secara sistematik untuk menuntut
materi. siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan
Selanjutnya pada tahapan analisis, yang mereka dapatkan. Pada tahap awal
sintesis, evaluasi dan mengkreasikan data model pembelajaran ini, yaitu tahap
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

penyampaian pendapat berupa isu sains melakukan eksperimen sederhana dan


dan teknologi (brainstorming an issue or kemudian mencacat hasil yang diperoleh.
topic) siswa dituntut untuk berpikir secara Pada saat eksperimen dilakukan, siswa
kreatif mengemukakan isu-isu sains yang dituntut untuk melakukan observasi,
diungkapkan, serta menganalisis kemudian melatih kemampuan untuk
keterkaitan dengan materi yang diajarkan. mengklasifikasi obyek yang mereka amati,
Isu yang dikemukakan merupakan menggunakan alat yang tepat untuk
pernyataan yang mengandung pro dan mempermudah pengamatan, menuangkan
kontra sehingga mengharuskan siswa hasil pengamatan ke dalam tabel dan
berpikir untuk menganalisis isu tersebut. mengkomunikasikan tabel tersebut, dan
Pada tahap pembentukan pertanyaan selanjutnya melakukan prediksi dan
terkait dengan isu yang lebih spesifik interensi terkait dengan data yang
(define a specific question or diperoleh. Berdasarkan langkah-langkah
phenomenon), siswa diharuskan untuk eksperimen yang dilakukan dapat
menuangkan permasalahan yang terdapat dikatakan siswa secara mandiri dilatih
dalam isu ke dalam pertanyaan yang lebih untuk mengembangkan keterampilan
spesifik untuk kemudian dicari dalam pemecahan masalah IPA dalam
pemecahannya. Pada tahap ini, siswa kehidupan sehari-hari.
dituntut untuk mengembangkan Selanjutnya, pada tahapan analisis,
keterampilan pemecahan masalah dari isu sintesis, evaluasi dan mengkreasikan data
sains dan teknologi yang dibahas terkait yang diperoleh (analyze, synthesis,
dengan materi yang diberikan. evaluate, create), siswa mengalisis data
Pada tahap penyampaian pendapat yang diperoleh melalui kegiatan
untuk mencari berbagai sumber sebagai eksperimen dan membandingkan hasilnya
informasi (brainstorming resources for dengan teori yang ada untuk mencapai
obtaining information), siswa mencoba solusi yang tepat terdapat permasalahan
menggunakan berbagai sumber yang ada. Penguasaan materi siswa pada
pendukung yang mereka peroleh sebagai tahap ini membentuk siswa dalam
dasar dalam penyampaikan pendapat mengatur dan mensisntesis informasi yang
terkait dengan penyampaian solusi dari isu mereka kembangkan dalam kehidupan
sains yang telah dikemukakan. Pada tahap sehari-hari. Pada tahap terakhir yaitu tahap
ini, siswa dituntut untuk lebih pengambilan tindakan (take action), siswa
mengembangkan keterampilan pemecahan mencoba mengambil suatu keputusan
masalah dalam menganalisis dan pemecahan masalah terkait dengan isu
menghubungkan konsep materi yang sains yang diungkap dan diharapkan siswa
ditemukan dalam berbagai sumber yang dapat mengaplikasikannya dalam
terkait dengan materi pembelajaran yang kehidupan sehari-hari. Berdasarkan alur
mereka pelajari sebagai dasar dalam sintaknya, MPSTM memiliki pengaruh yang
memberikan solusi yang tepat terkait baik dalam meningkatkan keterampilan
dengan isu sains yang dibahas. Pada pemecahan masalah IPA.
tahap ini, sumber yang mereka gunakan Melalui MPSTM siswa telah berproses
boleh dari berbagai media, seperti internet, mengalami langsung kegiatan-kegiatan
surat kabar, buku pelajaran maupun ilmiah seperti yang diskenariokan dalam
sumber lain yang terpercaya rencana pelaksanaan pembelajaran
kebenarannya. Berdasarkan sumber- MPSTM. Hasil yang dapat terwujud dalam
sumber informasi tersebut siswa dapat bentuk perubahan tingkah laku. Tingkah
melakukan penyelidikan berbasis ilmu laku yang berubah sebagai hasil proses
pengetahuan alam untuk menyelidiki isu pembelajaran mengandung pengertian luas
yang terkait dengan materi yang diberikan. mencakup pemahaman, sikap, dan
Pada tahap berikutnya, yaitu keterampilan. Perubahan yang terjadi
penggunaan sumberdaya untuk memiliki karakteristik antara lain; pertama,
memperoleh informasi (use the resources perubahan terjadi secara sadar. Kedua,
to collect information), siswa dituntut untuk perubahan dalam belajar bersifat
menemukan pemecahan masalah terkait sinambung dan fungsional, dan ketiga,
dengan isu sains yang dibahas dengan tidak bersifat sementara. Perubahan yang
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

terjadi pada siswa tidak hanya terukur adalah MPSTM. c) Untuk mendapatkan
dalam bentuk pernyataan tetapi yang lebih peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi,
penting adalah perubahan tingkah laku. disarankan pada peneliti berikutnya untuk
Berdasarkan temuan hasil penelitian mengunakan sampel siswa yang lebiih
juga membahas secara teoretis dan banyak dengan kondisi dan kebijaksanaan
empiris terbukti bahwa MPSTM lebih baik pengelolaan sekolah yang mendukung
dibandingkan MPL dalam meningkatkan peningkatan mutu lulusannya, dan d) untuk
keterampilan pemecahan masalah IPA. peningkatan hasil belajar siswa, disarankan
Keterampilan pemecahan masalah pihak sekolah lebih memperhatikan fasilitas
memberikan dampak yang positif terhadap yang memadai untuk mendukung proses
pelajaran IPA, siswa tampak lebih pembelajaran, sehingga pembelajaran
bersemangat dalam proses pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.
yang berlangsung di kelas, karena mampu
menghasilkan sebuah produk hasil kerja DAFTAR PUSTAKA
kelompok berdasarkan tahapan-tahapan Adiyanto, A. 2008. Implementasi
yang mereka rencanakan sendiri, dan pada Pendekatan Sains Teknologi
saat yang bersamaan saling mendukung Masyarakat (STM) sebagai Upaya
dalam proses kegiatan pembelajaran. Meminimalisasi Miskonsepsi
Siswa diberikan kesempatan untuk Materi Bioteknologi di SMA Al-
bersosialisasi dan berkerjasama yang Islam 1 Surakarta: Jurnal
sangat penting bagi diri mereka sendiri. Penelitian Pendidikan.
SurakartaUniversitas sebelas
SIMPULAN DAN SARAN maret. Vol 1. No 3. Hal 7.
Sesuai dengan rumusan masalah Aryana, I. B. P. (2002). Penerapan
penelitian dan berdasarkan hasil penelitian Pendekatan Sains Teknologi
dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Masyarakat Dalam Pembelajaran
Terdapat perbedaan penguasaan materi Biologi Kelas III Cawu 3 SMU
dan keterampilan pemecahan masalah Negeri 4 Singaraja Tahun
antara siswa yang mengikuti MPSTM dan Pelajaran 1998/1999. Aneka
siswa yang mengikuti MPL (F=26,940; Widya. STKIP Singaraja.
p<0,05). (2) Terdapat perbedaan Bayu, A I W. 2012. Pengaruh Model
penguasaan materi antara siswa yang Pembelajaran Sains Teknologi
belajar dengan MPSTM dan siswa yang Masyarakat (STM) Terhadap
mengikuti MPL (F=45,110; p<0,05). (3) Literasi Sains dan Teknologi
Terdapat perbedaan keterampilan Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa.
pemecahan masalah antara siswa yang Tesis (tidak diterbitkan).
belajar dengan MPSTM dan siswa yang Singaraja.Pascasarjana
mengikuti MPL (F=11,262; p<0,05). UNDIKSHA.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, EFA. 2010. Education for All Global
diajukan saran untuk dapat Monitoring Report 2010,
mengembangkan dan menerapkanmodel UNESCO. Tersedia
pembelajaran inovatifdalam pembelajaran pada:www.unesco.org. Diunduh
IPA di kelas adalah sebagai berikut. a) pada 23 Mei 2013.
Guru sebaiknya menggunakan MPSTM EFA. 2011. Education for All Global
dalam pembelajaran IPA dengan terlebih Monitoring Report 2010.
dahulu mengenali karakteristik siswa, UNESCO. Tersedia
karakteristik materi, dan juga isu-isu yang pada:www.unesco.org. Diunduh
akan ditampilkan di awal pembelajaran. b) pada 23 Mei 2013.
Guru-guru IPA diharapkan menggunakan Galib, L. M 2002 Pendekatan Sains-
model pembelajaran yang inovatif dalam Teknologi-Masyarakat dalam
pembelajaran IPA di kelas. Hal ini Pembelajaran Sains di Sekolah.
mengingat pentingnya penguasaan materi Jurnal pendidikan dan
dan keterampilan pemecahan IPA dalam kebudayaan, volume 34, nomor 1
kehidupan sehari-hari. Salah satu model (hlm. 1-31). Tersedia pada
pembelajaran inovatif yang diterapkan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi Pendidikan Sains (Volume 3 Tahun 2013)

http://www.depdiknas.go.id. pendidikan dan Kebudayaan. Vol


Diunduh tanggal 25 juni 2013. 3(6). Hal 389.
Lestari, 2004. Pendekatan SETS Yager. 1996. Science/Technology/Society
(Science, Environment, as Reform in science Education.
Technologi, and Society) dalam USA: State University of New
Pembelajaran Sistem Periodik dan York Press, Albany
Struktur Atom kelas X SMA X
SMA. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. 34(6), 1-12.
Tersedia pada
http://www.depdiknas.go.id.
Diunduh tanggal 24 Mei 2010.
Novrizal, F. 2010. Pengaruh Model
Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat Terhadap
Peningkatan Penguasaan Konsep
Fisika Pada Konsep Usaha dan
Energi Di SMP Negeri 48 Jakarta
Selatan. Skripsi (tidak diterbitkan).
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
OECD (2012), PISA 2009 Technical
Report. PISA: OECD Publishing.
Tersedia pada:
www.pisa.oecd.org. Diaskes pada
23 mei 2013.
Poedjiadi, A. 2005. Sains teknologi
masyarakat: Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rideng, I. M. (2007). Pengaruh Model
Pembelajaran IPA dengan
Pendekatan Sains, Teknologi dan
Masyarakat Terhadap Hasil
Belajar Siswa SLTP. Aneka Widya
STKIP Singaraja.
Suryadewi, I.A.P. 2011. Pengaruh Model
Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat Terhadap
Keterampilan Berpikir Kreatif dan
Kecerdasan Emosional Siswa
SMP. Tesis (tidak diterbitkan).
Universitas Pendidikan Ganesha.
Wardani, N. P. S. 2008. Eksperimentasi
Pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat dalam kaitannya
dengan Pencapaian Hasil Belajar
Mata Pelajaran Biologi Ditinjau
dari Motivasi Belajar Pada Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Penebel.
Jurnal Iimiah Penelitian
Pendidikan. Universitas
Pendidikan Ganesha.
Wahyudi, 2002. Tingkat Pemahaman
Siswa terhadap Materi
Pembelajaran IPA. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai