Anda di halaman 1dari 51

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Bubut


2.1.1 Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata
potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin
bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk
membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle
mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai
perhitungan. Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan
disayatkan pada benda kerja yang berputar. Umumnya pahat bubut dalam keadaan
diam, pada perkembangannya ada jenis mesin bubut yang berputar alat
potongnya, sedangkan benda kerjanya diam. Dalam kecepatan putar sesuai
perhitungan, alat potong akan mudah memotong benda kerja sehingga benda kerja
mudah dibentuk sesuai yang diinginkan.
Dikatakan konvensional karena untuk membedakan dengan mesin-mesin
yang dikontrol dengan komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun
kontrol numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin konvensional mutlak
diperlukan keterampilan manual dari operatornya. Pada kelompok mesin bubut
konvensional juga terdapat bagian-bagian otomatis dalam pergerakannya bahkan
juga ada yang dilengkapi dengan layanan sistem otomatis.. Ukuran mesinnya pun
tidak semata-mata kecil karena tidak sedikit mesin bubut konvensional yang
dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada
industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang
diameternya mencapai 1.000 mm.
2.1.2 Jenis-Jenis Mesin Bubut Konvensional
Dilihat dari segi dimensinya, mesin bubut konvensional dibagi dalam
beberapa kategori, yaitu: mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut
standar, dan mesin bubut berat. Mesin bubut berat digunakan untuk pembuatan
benda kerja yang berdimensi besar, terbagi atas mesin bubut beralas panjang,
mesin bubut lantai, dan mesin bubut tegak.
a. Mesin Bubut Ringan
Mesin bubut ringan (Gambar 2.1) dapat diletakkan di atas meja dan mudah
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan. Benda kerjanya ber- dimensi kecil (mini).
Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda kecil dan biasanya
digunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin
umumnya tidak lebih dari 1.200 mm karena bebannya ringan dapat diangkat oleh
satu orang.

Gambar 2.1 Mesin bubut ringan

b. Mesin Bubut Sedang


Jenis mesin bubut sedang (Gambar 2.2) dapat membubut diameter benda
kerja sampai dengan 200 mm dan panjangnya sampai dengan 100 mm. Jenis
mesin ini cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel perawatan dan
pembuatan komponen. Umumnya digunakan pada dunia pendidikan atau pusat
pelatihan, karena harganya dioperasikan.
Gambar 2.2 Mesin bubut sedang

c. Mesin Bubut Standar


Jenis mesin bubut standar (Gambar 2.3) disebut sebagai mesin bubut standar
karena di samping memiliki komponen seperti pada mesin ringan dan sedang juga
telah dilengkapi berbagai kelengkapan tambahan yaitu kran pendingin, lampu
kerja, bak penampung beram, dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan
darurat.

Gambar 2.3 Mesin Bubut Standart

d. Mesin Bubut Beralas Panjang


Mesin bubut beralas panjang (Gambar 2.4) mempunyai alas yang
panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengan diameter cekam sampai
dengan 2 meter sehingga cocok untuk industri besar dan membubut diameter
benda yang besar, misalnya poros baling-baling kapal, menyelesaikan hasil
cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda puli yang besar,
dan sebagainya.

Gambar 2.4 Mesin bubut beralas panjang

e. Mesin Bubut Lantai


Mesin bubut lantai (Gambar 2.5) mempunyai kegunaan yang sama dengan
mesin bubut beralas panjang, tetapi memiliki kapasitas lebih besar lagi sehingga
pergerakan penjepit pahat, kepala lepas, dan pengikatan benda kerjanya pun harus
dilakuka dengan cara hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik. Demikian pula
pengikatan dan pelepasan benda kerjanya dibantu dengan alat angkat sehingga
mesin ini hanya digunakan untuk industri mesin perkakas berskala besar.
Gambar 2.5 Mesin bubut lantai

f. Mesin Bubut Lantai dengan Pengendali


Jenis mesin bubut ini sering digunakan untuk membubut bakal roda-roda
gigi yang besar, baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring

Gambar 2.6 Mesin bubut lantai dengan pengendali

Mesin bubut lantai dengan pengendali (Gambar 2.6) bagian-bagiannya


meliputi:
1) Panel kontrol penyetelan.
2) Panel control pengerjaan.
3) Soket segi enam untuk merubah kecepatan.
4) Handel pelumasan dan pembersihan kepala lepas.
5) Kran untuk pendingin.
6) Sarung penyetel pahat dalam.
7) Tuas kepala lepas.
8) Panel kontrol eretan memanjang.
9) Panel kontrol eretan melintang.
10) Panel kontrol kepala lepas.
11) Ulir pengikat kepala lepas.
12) Handel pelumas.
13) Roda pengatur gerak memanjang.
14) Roda pengatur gerak pemakanan.
15) Tuas penjepit pembawa.
16) Roda pengatur pemberhentian.

g. Mesin Bubut Tegak


Jenis mesin bubut tegak (Gambar 2.7) dilihat dari kontruksi nya berbeda
dengan mesin bubut sebelumnya, karena letak kepala tetap dan kepala lepasnya
pada posisi tegak. Cekam kepala tetapnya berada di bawah sedang kepala
lepasnya berada di atas, khususnya untuk keperluan produksi poros dengan
diameter relatif besar dan panjang.

Gambar 2.7 Mesin bubut Tegak


h. Mesin Bubut dengan Enam Spindel Mendatar
Mesin bubut dengan enam spindel mendatar (Gambar 2.8) memiliki enam
spindel mendatar yang masing-masing dapat dipasang cekam dan di belakangnya
dilengkapi dudukan sekaligus sebagai pengarah masuknya bahan/benda kerja,
sehingga dapat mencekam bahan yang memiliki ukuran panjang. Pencekaman dan
majunya bahan serta pergantian posisi cekam dapat dilakukan secara otomatis
(sistem hidrolik atau pneumatik), sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk
memproduksi produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

Gambar 2.8 Mesin Bubut dengan Enam Spindle mendatar

i. Mesin Bubut Tegak dengan Delapan Spindel Sistem Rotary


Mesin bubut dengan delapan spindel sistem rotary (Gambar 2.9 ) memiliki 8
spindel posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang berukuran
besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut dengan 6 spindle mendatar,
namun memiliki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan keluarnya
hasil produk dapat dilakukan secara otomatis (sistem hidrolik atau pneumatik).
Sehingga proses produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin
bubut enam spindel mendatar.
Gambar 2.9 Mesin Bubut Tegak delapan spindle rotary

j. Mesin Bubut Potong


Mesin bubut potong (Gambar 2.10) berfungsi untuk memotong benda kerja
khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secara otomatis sehingga jenis mesin ini
sangat cocok untuk memotong kawat secara massal yang memiliki ukuran
panjang yang sama.

Gambar 2.10 Mesin Bubut kusus untuk memotong

k. Mesin Bubut Ulir


Mesin bubut ulir (Gambar 2.11) berfungsi khusus untuk membuat batang
ulir luar (baut), kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut konvensional
ukuran sedang. Karena mesin ini dikhususkan untuk membuat ulir, sehingga
sangat cocok untuk membuat ulir luar secara massal yang memiliki ukuran
panjang dan jenis ulir yang sama.
Gambar 2.11 Mesin Bubut Ulir

2.1.3 Bagian-Bagian Mesin Bubut


Bagian-bagian utama pada mesin bubut konvesional pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang posisi
handel/tuas, tombol, table penunjukan pembubutan, dan rangkaian penyusunan
roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya berbeda. Demikian
juga cara pengoperasiannya karena memiliki fasilitas yang sama juga tidak jauh
berbeda. Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional
(biasa) yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.

a. Sumbu Utama (Main Spindle)


Sumbu utama atau dikenal dengan main spindle (Gambar 2.12a dan 2.12b)
merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan
chuck (cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain- lain. Terlihat pada
(Gambar 2.12a) adalah sebuah sumbu utama mesin bubut yang terpasang sebuah
chuck atau cekam di mana di dalamnya terdapat susunan roda gigi yang dapat
digeser-geser melalui handel/ tuas untuk mengatur putaran mesin sesuai
kebutuhan pembubutan.
Terlihat pada (Gambar 2.12b) adalah jenis lain sumbu utama mesin bubut
yang ujungnya sedang terpasang sebuah senter tetap (G), yang berfungsi sebagai
tempat dudukan benda kerja pada saat pembubutan di antara dua senter. Di dalam
kepala tetap ini terdapat serangkaian susunan roda gigi dan roda pulley bertingkat
ataupun roda tunggal dihubungkan dengan sabuk V atau sabuk rata. Dengan
demikian, kita dapat memperoleh putaran yang berbeda-beda apabila hubungan di
antara roda tersebut diubah-ubah menggunakan handel/tuas pengatur kecepatan
(A), (C), dan (F). Roda (Pully V) bertingkat ini biasanya terdiri dari 3 atau 4 buah
keping dengan sumbu yang berbeda dan diputar oleh sebuah motor listrik. Putaran
yang dihasilkan ada dua macam yaitu putaran cepat dan putaran lambat. Putaran
cepat biasanya dilakukan pada kerja tunggal untuk membubut benda dengan
sayatan tipis, sedangkan putaran lambat untuk kerja ganda yaitu untuk membubut
dengan tenaga besar dan pemakanannya tebal (pengasaran).
Arah putaran mesin dapat dibalik menggunakan tuas pembalik putaran (C),
hal ini diperlukan dengan maksud misalnya untuk membubut ulir atau untuk
membubut dengan arah berlawanan sesuai dengan sudut mata potong pahat.

Gambar 2.12a dan 2.12b Sumbu Utama (Main Spindle)

b. Meja Mesin (Bed)


Meja mesin bubut (Gambar 2.13) berfungsi sebagai tempat dudukankepala
lepas, eretan, penyangga diam (steady rest), dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam-macam, ada yang datar
dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.
Permukaannya halus dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan lain-lain di
atasnya lancar. Bila alas ini kotor atau rusak akan mengakibatkan jalannya eretan
tidak lancer sehingga akan diperoleh hasil pembubutan yang tidak baik atau
kurang presisi.
Gambar 2.13 Meja mesin bubut

c. Eretan (Carriage)
Eretan (Gambar 2.14) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang
bergerak melintang alas mesin, dan eretan atas (top carriage) yang bergerak
sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini
adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut
kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian tertentu yang terdapat
pada roda pemutarnya. Perlu diketahui bahwa semua eretan dapat dijalankan secar
otomatis atau pun manual.

Gambar 2.14 Eretan ( Carriage )

d. Kepala Lepas (Tail Stock)


Kepala lepas sebagaimana (Gambar 2.15) digunakan untuk dudukan senter
putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangkai
tirus, dan cekam bor sebagai menjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang
alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangkai bor untuk
dijepit..
Kepala lepas ini terdiri dari dua bagian yaitu alas dan badan, yang diikat
dengan 2 baut pengikat (A) yang terpasang pada kedua sisi alas. Kepala lepas
sekaligus berfungsi untuk pengatur pergeseran badan kepala lepas untuk
keperluan agar dudukan senter putar sepusat dengan senter tetap atau sumbu
mesin atau tidak sepusat yaitu pada waktu membubut tirus di antara dua
senter.Selain roda pemutar (B), kepala lepas juga terdapat dua lagi lengan
pengikat yang satu (C) dihubungkan dengan alas yang dipasang mur, di mana
fungsinya untuk mengikat kepala lepas terhadap alas mesin agar tidak terjadi
pergerakan kepala lepas dari kedudukannya.
Sedangkan yang satunya (D) dipasang pada sisi tabung luncur/rumah senter
putar, bila dikencangkan berfungsi agar tidak terjadi pergerakan longitudinal
sewaktu membubut.

Gambar 2.15 Kepala Lepas

e. Tuas Pengukuran Kecepatan Transporter dan Sumbu Pmbawa


Tuas pengatur kecepatan (A) pada Gambar 2.16, digunakan untuk mengatur
kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu
kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk
pengerjaan benda-benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian,
sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, alur,
mengkartel, dan pemotongan (cut off).
Gambar 2.16. Tuas Pengatur kecepatan
Besarnya kecepatan setiap mesin berbeda-beda dan dapat dilihat pada plat
tabel yang tertera pada mesin tersebut.

f. Pelat Tebal
Pelat tabel (B) pada Gambar 2.17, adalah tabel besarnya kecepatan yang
ditempel pada mesin bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan
roda-roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda pulley di dalam
kepala tetap (head stock). Tabel ini sangat berguna untuk pedoman dalam
pengerjaan sehingga dapat dipilih kecepatan yang sesuai dengan besar kecilnya
diameter benda kerja atau menurut jenis pahat dan bahan yang dikerjakan.

Gambar 2.17 Plat table kecepatan.

g. Tuas Pengbah Pembalik Transporter dan Sumbu Pembawa


Tuas pembalik putaran (C) pada Gambar 2.18, digunakan
untukmembalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana
hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut
permukaan.
Gambar 2.18 Tuas Pembalik putaran

h. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama


Plat tabel kecepatan sumbu utama, menunjukkan angka-angka besaran
kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

i. Penjepit Pahat (Tools Post)


Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang
bentuknya ada beberapa macam di antaranya seperti ditunjukkan pada Gambar
2.19. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 (empat) buah sekaligus
sehingga dalam suatupengerjaan bila memerlukan 4 (empat) macam pahat dapat
dipasang dan disetel sekaligus.

Gambar 2.19 Penjepit Pahat

j. Eretan Atas
Eretan atas sebagaimana Gambar 2.20, berfungsi sebagai dudukan penjepit
pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada
proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pingul), dan lain-lain yang
ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm. Eretan ini tidak dapat dijalankan secara
otomatis, melainkan hanya dengan cara manual. Kedudukannya dapat diatur
dengan memutarnya sampai posisi 360, biasanya digunakan untuk membubut
tirus dan pembubutan ulir dengan pemakanan menggunakan eretan atas.

Gambar 2.20 Eretan Atas

k. Transporter dan Sumbu Pembawa


Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan
pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan
pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 2.21 Poros transporter


l. Memanjang
Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi
yang terdapat pada eretan dengan poros transpoter sehingga eretan akan dapat
berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai
dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran
(arahputaran berlawanan jarum jam) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran
searah jarum jam.

m. Eretan Lintang
Eretan lintang berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin
atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda
kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa
panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.

2.1.4 Alat Kelengkapan Mesin Bubut


Yaitu kelengkapan penunjang mesin bubut atau komponen yang dapat di
tambahkan dalam proses produksi mesin bubut, kelengkapan ini sangat di
perlukan ketersediannya dalam bengkel terutama bengkel mesin .

a. Cekam (Chuck)
Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit bendakerja.
Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self centering chuck)yang dapat dilihat
pada Gambar2.22, dan ada juga yang berahang tigadan empat tidak sepusat
(Independenc chuck) yang dapat dilihat padaGambar 2.23.Cekam rahang tiga
sepusat, digunakan untuk benda-benda silindris,di mana gerakan rahang bersama-
sama pada saat dikencangkan ataudibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga
dan empat tidak sepusat,setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh
rahang yanglain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda-benda yang
tidaksilindris atau digunakan pada saat pembubutan eksentrik.
Gambar 2.22 Cekam Rahang tiga

Gambar 2.23 Cekam rahang tiga dan empat


Perlu diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empatdapat
digunakan untuk menjepit bagian dalam atau bagian luar bendakerja. Posisi
rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepitbenda silindris atau
untuk benda yang bukan silindris, misalnya flens,benda segi empat, dan lain-lain.

b. Plat Pembawa
Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa
sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros
mesin (Gambar 2.24), permukaannya ada yang beralur (Gambar 2.24b) dan ada
yang berlubang (Gambar .224a).
Gambar 2.24 Plat Pembawa

c. Pembawa
Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus (Gambar 2.25a)
dan pembawa berujung bengkok (Gambar 2.25b). Pembawa berujung lurus
digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata (Gambasedangkan pembaw
berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur (Gambar 2.25b).
Caranya benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan
besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa
tersebut, sehingga akan dapat berputar bersama-sama dengan sumbu utama. Hal
ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan duabuah senter.

Gambar 2.25 Pembawa

d. Penyangga
Penyangga ada dua macam yaitu penyangga tetap (steady rest) Gambar
2.26a, dan penyangga jalan (follower rest) Gambar 2.26b. Penyangga ini
digunakan untuk membubut benda-benda yang panjang, karena benda kerja yang
panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi
berpenampang elip/oval, tidak silindris, dan tidak rata.
a b
Gambar 2.26 Penyangga
Apalagi bila membubut bagian dalam maka penyangga ini mutlak
diperlukan. Penyangga tetap diikat dengan alas mesin sehingga dalam keadaan
tetap pada kedudukannya, sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan,
sehingga pada saat eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti
tempat kedudukan eretan tersebut.Contoh penggunaan penyangga tetap dan
penyangga jalan dapatdilihat pada Gambar 2.27.

Gambar 2.27 Kegunaan Penyanga

e. Kolet (Collet)
Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan bias
any berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang
(Gambar 2.28), ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Gambar 2.28 kollet


Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang
menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet
berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja
berukuran 8 mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan dibantu
dengan kelengkapan untuk menarik kolet ersebut (Gambar 2.29). Karena kolet
berbentuk tirus, alat penariknya pun berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke
kanan uliran batangnya. Gambar 2.29 Alat kelengkapan kollet.Contoh
penggunaan kolet untuk membubut benda kerja dapat dilihatpada Gambar 2.30.
Contoh Pengguanaan Koleet pada mesin Bubut

Gambar 2.29 Perlengkapan collet

Gambar 2.30 Penggaunaan Collet

f. Senter
Senter (Gambar 2.31) terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan
untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu
senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya
pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangan- nya pada sumbu utama
mesin (main spindle).
Gambar 2.31 Senter
Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 60, da
dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar senternya pun
ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk penggunaan pembubutan
di antara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun
ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi
lubang senter. Walaupun tidak terjadi gesekan sebaiknya sebelum digunakan,
ujung senter dan lubang senter pada benda kerja diberi greace/gemuk atau
pelumas sejenis lainnya.

g. Taper Attachment (Kelengkapan Tirus)


Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini
membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala
lepas ataupun menggunakan eretan atas.

Gambar 2.32Taper attecment

2.1.5 Pahat (Alat Potong)


Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan
untuk menyayat produk/benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu alat
potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat bubut yang
banyak digunakan di industri-industri dan bengkel-bengkel antara lain baja
karbon, HSS, karbida, diamond, dan keramik.
a. Geometris Alat Potong
Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong
diperlukan adanya sudut baji, sudut bebas, dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang
semua ini disebut dengan istilah geometris alat potong. Sesuai dengan bahan dan
bentuk pisau, geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam berbeda.

Gambar 2.33 geometris pahat

1) Pahat Bubut Rata Kanan


Pahat bubut rata kanan memiliki sudut baji 80 dan sudut-sudut bebas
lainnya sebagaimana Gambar 2.34, pada umumnya digunakan untuk pembubutan
rata memanjang yang pemakanannya dimulaidari kiri ke arah kanan mendekati
posisi cekam.Gambar
Gambar2.34 pahat rata kanan

2) Pahat Bubut Rata Kiri


Pahat bubut rata kiri memiliki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana Gambar 2.35, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
memanjang yang pemakaiannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
kepala lepas.

Gambar 2.35 pahat rata kiri

3) Pahat Bubut Muka


Pahat bubut muka memiliki sudut baji 55 dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana Gambar 2.36, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
permukaan benda kerja (facing) yang pemakanan- nya dapat dimulai dari luar
benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai dari titik senter
ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.
Gambar 2.36 pahat bubut muka

4) Pahat Bubut Ulir


Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang
akan dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort.
Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat
60. menunjukkan besarnya sudut potong pahat ulir metrik.

Gambar 2.37 pahat ulir metris


Sudut potong dan sudut baji merupakan sudut yang di-Persaatkan untu
memudahkan pemotongan benda kerja, sudut bebas adalah sudut untuk
membebaskan pahat dari bergesekan terhadap benda kerja dan sudut tatal adalah
sudut untuk member jalan tatal yang terpotong.

b. Penggunaan Pahat Luar


Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salah satu alat potong yang sering
digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis, dan bahan
pahat ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan
pahatnya bergerak memanjang, melintang, atau menyudut tergantung pada hasil
pembubutan yang diinginkan. Gambar 2.38 menunjukan macam-macam pahat
bubut dan penggunaannya.
Gambar 2.38 kegunaan pahat luar
Keterangan:
a) Pahat kiri,
b) Pahat potong,
c) Pahat kanan,
d) Pahat rata,
e) Pahat radius,
f) Pahat alur,
g) Pahat ulir,
h) Pahat muka,
i) Pahat kasar

c. Pahat Bubut Dalam


Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga seringmenggunakan
pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untukmembubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnyatelah dikerjakan dengan mata bor.
Bentuknya juga bermacam-macamdapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun
pahat ulir, ada yangdiikat pada tangkai pahat (Gambar 2.39). Bentuk ada yang
khusussehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat
bubutdalam ketika memperbesar lubang (Gambar 1.40a) dan membubut
ratabagian dalam (Gambar 2.40b).

Gambar 2.39 holder pahat


Gambar 2.40a, gambar 2.40b pembubutan diameter dalam

d. Pahat Potong
Pahat potong (Gambar2.41) adalah jenis pahat potong yang meng- gunakan
tangkai digunakan untuk memotong benda kerja.

Gambar 2.41 pahat potong

e. Pahat Bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda
kerja,bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yangdikehendaki
operatornya.

Gambar 2.42a, b, dan c adalah jenis-jenis pahatberbentuk radius.

f. Pahat Keras (Widia)


Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yangmengandung
bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahanlainnya, seperti Cemented
Carbid, Tungsten, Wide, dan lain-lain.Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja
sampai dengan kurang lebih1.000 C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi
getas/rapuh dan dalampengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin,
sehingga cocokuntuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya
denganpemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar.
Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat,dan lain-
lain (Gambar 2.43) yang pengikatan dalam tangkainya dengancara dipateri keras
(brassing) atau dijepit menggunakan tangkai danbaut khusus.

Gambar 2.43 pahat widia

g. Bor Senter
Bor senter (Gambar 2.44) digunakan untuk membuat lubang senterdi ujung
benda kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetapyang kedalamannya
disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 +2/3dari panjang bagian yang
tirus pada bor senter tersebut.Pembuatan lubang senter pada benda kerja
diperlukan apabila memilikiukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali
pekerjaan pengeboran.
Gambar 2.44 bor senter

h. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alurkecil pada
permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanyaterdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang dipegangdengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang
belah ketupat dan adayang lurus tergantung gigi kartelnya.

Gambar 2.45Jenis jenis kartel

2.2 Mesin Frais (Miling Macene)


2.2.1 Pengertian Mesin Frais (Miling Macene)
Mesin milling dapat juga disebut dengan nama mesin Frais. Mengefrais
adalah mengerjakan logam dengan mesin yang menggunakan alat pemotong
berputar yang mempunyai sejumlah mata potong.

a. Macam-Macam Mesin Frais


Mesin milling dibagi menjadi dua yaitu: mesin milling vertikal dan mesin
milling horizontal. Memfrais merupakan pengerjaan logam dengan mesin yang
menggunakan alat pemotong berputar yang mempunyai sejumlah mata pemotong.
Alat ini dikenal sebagai pisau frais. Ada dua jenis pisau frais yang paling banyak
digunakan yaitu: horizontal, pisau frais dipasang pada sumbu utama horizontal
yang kedua vertikal pisau frais dipasang pada ujung spindel vertikal.
Frais atau milling horisontal merupakan suatu proses pemakanan benda
kerja yang pengerjaannya atau penyatannya dilakukan dengan menggunakan
pahat yang diputar oleh poros spindel mesin. Pahat Frais (milling cutter) termasuk
jenis pahat bersisi potong banyak (multiple point tool).

Gambar 2.46 Skematik dari gerakan-gerakan dan komponen-komponen dari (a)


Mesin Frais vertical tipe column and knee, dan (b) Mesin Frais horizontal tipe
column and knee.
Adapun Bagian-bagian dari mesin Frais dan kegunaannya adalah sebagai
berikut:
1) Lengan, untuk memindahkan arbor.
2) Penyokong arbor.
3) Tuas, untuk menggerakkan meja secara otomatis.
4) Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakkan otomatis.
5) Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan
mesin.
6) Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah memaniang.
7) Tuas pengunci meja.
8) Baut penyetel, untuk menghilangkan getaran meja.
9) Engkol, untuk menggerakkan meja dalam arah melintang.
10) Engkol, untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.
11) Tuas untuk mengunci meja.
12) Tabung pendukung dengan gang berulir, untuk mengatur tingginya
meja.
13) Lutut, tempat untuk kedudukkan alas meja
14) Tuas, untuk mengunci sadel.
15) Alas meja, tempat kedudukkan untuk alas meja.
16) Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik.
17) Engkol meja.
18) Tuas untuk mengatur angka kecepatan spindle dan pisau frais.
19) Tiang untuk mengatur turun-naiknya meja.
20) Spindle, untuk memutar arbor dan pisau frais.
21) Tuas untuk menjalankan mesin.

Gambar 2.47 Mesin Frais


b. Proses pemotongan (Penyayatan)
Ada dua macam cara memotong pada mesin frais horisontal yaitu,
memotong ke atas dan memotong ke bawah.
1) Memotong ke atas
Pemotongan dengan cara ini arah gerak dari benda kerja berlawanan
dengan rotasi pisau frais. Hal ini berarti pisau frais mulai menyayat pada bagian
bawah Benda kerja dan melakukan penyayatan yang berat pada waktu benda kerja
digerakan ke dalampisau frais.

Gambar 2.48 mengefrais ke atas


2) Memotong ke bawah
Pemotongan dengan cara ini arah gerak dari benda kerja searah dengan
rotasi pisau frais. Cara ini memungkinkan menyayat lebih berat karena kekuatan
yang dikeluarkan lewat bagian-bagian mesin frias yang lebih kaku.

Gambar 2.49 mengefrais ke bawah

c. Proses Frais
1) Kecepatan potong
Kecepatan potong pada proses di mesin milling adalah kecepatan pisau
potong yang bergerak melingkar melewati benda kerja dalam satuan meter per
menit. Adapun faktor yang mempengaruhi kecepatan potong adalah :
Bahan benda kerja
Bahan pisau potong/pahat.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi pemilihan kecepatan potong :
1) Konstruksi/kondisi mesin
2) Bentuk pisau
3) Penampang tatal/beram (chip)
4) Tingkat kehalusan yang diinginkan
5) Pencekaman benda kerja
6) Media pendinginan.
Rumus putaran pisau mesin milling adalah :

Dimana :
n : putaran spindle mesin (rpm)
V : kecepatan potong, lihat tabel 4.1 (m/menit)
D : diameter pisau (mm)

2.2.2 Jenis-Jenis Pahat atau Pisau Frais


Alat potong yang digunakan pada waktu mengefreis ialah pisau freis.
Umumnya bentuk pisau freis bulat panjang dan disekililingnya bergerigi yang
beralur. Pada lubangnya tedapat alur untuk kedudukan pasak agar pisau freis tidak
ikut berputar. Bahan pisau freis umumnya terbuat dari HSS, atau Karbida.
Yaitu:
a. Pahat Mantel
Pahat jenis ini dipakai untuk mesin frais horizontal.

Gambar 2.50 Pahat mantel

b. Pahat Alur
Digunakan untuk membuat alur-alur pada batang atau permukaan benda
lainnya.
Gambar 2.51 Pahat alur
c. Pahat Modul
Pahat ini dalam satu set terdapat 8 buah. Cutter ini dipakai untuk membuat
roda-roda gigi.

Gambar 2.52 Pahat modul


d. Pahat Radius Cekung
Pahat ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki
radius dalam (cekung).

Gambar 2.53 Pahat radius cekung


e. Pahat Radius Cembung
Pahat ini dipakai untuk membuat benda kerja yang bentuknya memiliki
radius luar (cembung).
Gambar 2.54 Pahat radius cembung
f. Pahat Alur T
Alat ini hanya digunakan untuk untuk membuat alur berbentuk T seperti
halnya pada meja mesin frais.

Gambar 2.55 Pahat alur T


g. Pahat Ekor Burung
Pahat ini dipakai untuk membuat alur ekor burung. Cutter ini sudut
kemiringannya terletak pada sudut-sudut istimewa yaitu : 30, 45, 60.

Gambar 2.56 Pahat ekor burung


h. Pahat Endmill
Ukuran cutter ini sangat bervariasi mulai ukuran kecil sampai ukuran besar.
Cutter ini biasanya dipakai untuk membuat alur pasak dan ini hanya dapat
dipasang pada mesin frais vertical.

Gambar 2.57 pahat endmill


2.2.2 Perencanaan Pembuatan Roda Gigi Lurus

Gambar 2.58 Perencanaan roda gigi


Modul (M) :

Circular Pitch (CP) :


CP = M
Addendum (A) :
A=M
Out side diameter (OD) :
OD = (N + 2) M
Dedendum (D) :
D = M 1,666
Chordal Thickness (CT) :

Ketebalan Gigi :
Untuk gigi biasa : (6 10) . M
Untuk gigi berdaya besar : (10 16) . M
Indexing :

Nomer Cutter :
Dapat dilihat pada tabel 6.

a. Proses Frais Roda Gigi


Proses frais gigisebenarnya sama dengan frais bentuk pada tetapi karena
bentuknya yang spesifik, sertaproses pencekaman dan pemilihan pisau berbeda
maka akan dibahaslebih detail. Dari informasi yang diperoleh dari gambar kerja,
untuk prosesfrais roda gigi diperoleh data tentang jumlah gigi, bentuk profil gigi,
modul,sudut tekan, dan dimensi bakal roda gigi.Dari informasi tersebut perencana
proses frais gigi harusmenyiapkan kepala pembagi, pisau frais gigi,
danperhitungan elemen dasar (putaran spindel, gerak makan, dankedalaman
potong).

b. Kepala Pembagi
Kepala pembagi digunakan sebagai pemegang bakalroda gigi (dengan
bantuan mandrel). Pada kepala pembagi terdapat mekanisme yang memungkinkan
operator Mesin Frais memutar bendakerja dengan sudut tertentu.

Gambar 2.59 Kepala pembagi (dividing head) untuk membuat segi banyak, roda
gigi, atau helix.
Gambar 2.60 Proses frais roda gigi dengan mesin frais horizontal.

Kepala pembagi (dividing head) digunakan sebagai alat untukmemutar


bakal roda gigi. Mekanisme perubahan gerak pada kepalapembagi adalah roda
gigi cacing dan ulir cacing dengan perbandingan1:40. Dengan demikian apabila
engkol diputar satu kali, maka spindelnyaberputar 1/40 kali. Untuk membagi
putaran pada spindel sehingga bisamenghasilkan putaran spindel selain 40 bagian,
maka pada bagianengkol dilengkapi dengan piringan pembagi dengan jumlah
lubangtertentu, dengan demikian putaran engkol bisa diatur (misal , 1/3, ,
1/5putaran). Pada piringan pembagi diberi lubang dengan jumlah lubangsesuai
dengan tipenya yaitu :
1) Tipe Brown and Sharpe :
a) Piringan 1 dengan jumlah lubang : 15,16,17,18,19,20
b) Piringan 2 dengan jumlah lubang : 21,23,27,29,31,33
c) Piringan 3 dengan jumlah lubang : 37,39,41,43,47,49
2) Tipe Cincinnati (satu piringan dilubangi pada kedua sisi) :
a) Sisi pertama dengan jumlah lubang : 24,25,28,30,34,37,38,39,41,42,43
b) Sisi kedua (sebaliknya) dengan jumlah lubang :
46,47,49,51,53,54,57,58,59,62,66
Misalnya akan dibuat pembagian 160 buah. Pengaturan putaran engkol
pada kepala :
3) Dipilih piringan yang memiliki lubang 20, dengan cara sekruppengatur
arah radial kita setel sehingga ujung engkol yang berbentukruncing bisa
masuk ke lubang yang dipilih (Gambar 2.61c).
4) Gunting diatur sehingga melingkupi 5 bagian atau 6 lubang
(Gambar2.61d).
5) Sisi pertama benda kerja dimulai dari lubang no.1.
6) Sisi kedua dilakukan dengan cara memutar engkol ke lubang no. 6(telah
dibatasi oleh gunting).
7) Dengan demilian engkol berputar lingkaran dan benda kerja)berputar
x1/40 = 1/160 putaran.
8) Gunting digeser sehingga bilah bagian kiri di no. 6.
9) Pemutaran engkol selanjutnya mengikuti bilah gunting.

Gambar 2.61 Kepala pembagi dan pengoperasiannya.

Pemilihan pisau untuk memotong profil gigi (biasanya profil gigiinvolute)


harus dipilih berdasarkan modul dan jumlah gigi yang akandibuat. Nomer pisau
frais gigi berdasarkan jumlah gigi yang dibuat dapatdilihat pada Tabel 2.1.
Penentuan elemen dasar proses frais yaituputaran spindel dan gerak makan pada
proses frais gigi tetap mengikutirumus 3.2 dan 3.3. Sedangkan kedalaman potong
ditentukanberdasarkan tinggi gigi dalam gambar kerja atau sesuai dengan
modulgigi yang dibuat (antara 2 sampai 2,25 modul).

Tabel 2.1. Urutan nomor pisau frais gigi involute.


2.3 Mesin Skrap
2.3.1 Pengertian Mesin Sekrap
Mesin sekrap (shaping machine) disebut pula mesin ketam atau serut. Mesin
ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang yang rata, cembung, cekung,
beratur, dll pada posisi mendatar, tegak, maupun miring. Mesin sekrap adalah suat
mesin perkakas dengan gerakan utama lurus bolak-balik secara vertikal maupun
horizontal.

2.3.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja pada Mesin Sekrap adalah benda yangdisayat atau dipotong
dalam keadaan diam (dijepit pada ragum)kemudian pahat bergerak lurus bolak
balik atau maju mundurmelakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur
lengan mesin/pahatdiperoleh dari motor yang dihubungkan dengan roda
bertingkat melaluisabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran diteruskan ke roda
gigi antaradan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda
gigitersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap.
Jika roda gigi berputarmaka tap engkol berputar eksentrik menghasilkan
gerakan maju mundurlengan. Kedudukan tap dapat digeser sehingga panjang
eksentrikberubah dan berarti pula panjang langkah berubah.
Gambar 2.62 Mesin Sekrap

Gambar diatas merupakan sebuah sketsa diagramatis dari sebuah mesin


ketam horizontal biasa. Yang umum dipakai untuk pekerjaan produksi dan
pekerjaan serbaguna, adalah mesin ketam horizontal, terdiri atas dasar dan rangka
yang mendukung ram horizontal, konstruksinya agak sederhana. Ram, yang
membawa pahat, diberi gerak ulak-alik sama dengan panjang langkah yang
diinginkan. Mekanisme balik cepat yang menggerakkan ram dirancang
sedemikian sehingga langkah balik dari mesin ketam lebih cepat daripada langkah
potong sehinga mengurangi waktu tanpa kerja dari mesin sampai minimum.
Kepala pahat diujung ram, yang dapat diputar melalui sebuah sudut, dilengkapi
dengan alat untuk menghantarkan pahat ke dalam benda kerja. Pada
pengunciannya maka pemegang pahat peti lonceng, diberi engsel pada ujung atas
untuk memungkinkan pahat naik pada langkah balik sehingga tidak menggali
kedalam benda kerja.
Benda kerja didukung pada rel silang di muka mesin ketam. Sebuah ulir
pengarah, yang berhubungan dengan rel silang, memungkinkan benda kerja
digerakkan menyilang atau vertikal dengan tangan atau penggerak daya. Suatu
mesin ketam universal yang memiliki sifat seperti ini, dilengkapi dengan
pengaturan berputar dan condong untuk memungkinkan permesinan teliti pada
sembarang sudut. Pengaturan berputar mengambil tempat sekitar sebuah sumbu
yang sejajar dengan gerakan ram. Kecondongannya adalah pada puncak meja
yang menyediakan sebuah alat untuk menyetel meja pada suatu sudut terhadap
sumbu putar. Benda kerja pada mesin ketam dipegang dengan membautkannya
kepada meja kerja atau dengan mengketatkannya dengan catok atau beberapa
pemegang yang lain.

2.3.3 Bagian-Bagian Mesin Skrap


Adapun bagian-bagian dari Mesin Skrap adalah sebagai berikut :

Gambar 2.63 Mesin Skrap


a. Badan mesin
Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas
pengatur.
b. Meja mesin
Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda
kerja. Meja mesin didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak.
Eretan lintang dapat diatur otomatis.
c. Lengan
Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan
engkol menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan
dijepit pelindung lengan agar gerakannya lurus.
d. Eretan pahat
Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar
roda pemutar maka pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat
dibaca padadial. Eretan pahat terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu
oleh dua buah mur baut pengikat. Eretan dapat dimiringkan untuk penyekrapan
bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat dibaca pada pengukur
sudut eretan.

e. Pengatur kecepatan
Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per
menit. Untuk pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin
berhenti.
f. Tuas panjang langkah
Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai
panjang benda yang disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau
kiri.
g. Tuas posisi pahat
Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur
kedudukan pahat terhadap benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah
mengendorkan pengikat lengan.
h. Tuas pengatur gerakan otomatis meja melintang
Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan pengaturan
panjang engkol yang mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi
gerakan lurus meja. Dengan demikian meja melakukan gerak ingsutan (feeding).

2.3.4 Jenis-Jenis Pahat


Pahat penyayat dipasang pada pemegang pahat dan pemegang pahat itu
terpasangpada pelat pahat, pelat pahat ini kedudukannya dapat diatur naik turun
dengan jalan memutar eretan pahat, naik turunnya eretan ini merupakan
pengaturan tebal pemakanan pahat, untuk menentukan tebal pemakanan itu kita
pergunakan garis pengukur tebal pemakanan pada eretan tadi, selain itu eretan ini
kedudukannya dapat diubah atau diputar dalam derajat sehingga kita dapat
mengetam bagian yang miring yang besar sudutnya sudah ditentukan.
Pemegang pahat terpasang pada terpasang pada pelat-pelat yang dapat
bergerak berayun seperti engsel, hal ini dimaksudkan agar pahat tidak mencakup
atau menekan benda kerja pada langkah kebelakang.
Bentuk pahat ketam hampir sama dengan bentuk pahat bubut,
perbedaannya terletak pada sudut-sudut bebas muka dan sampingnya lebih kecil,
sudut bebas yang lebih kecil ini dimaksudkan untuk menghindari getaran-getaran
pada pahat atau pada benda kerja karena penyayatan pada mesin bubut, bentuk
dan besarnya sudut-sudut pahat tersebut sangat penting karena baik tidaknya hasil
penyayatan tergantung sebagian dari cara mengasah sudut-sudut pahat itu.

Gambar 2.64Macam-macam pahat sekrap dibawah ini:


Keterangan gambar :
a. Pahat ketam kasar lurus.
b. Pahat ketam kasar lengkung.
c. Pahat ketam dasar.
d. Pahat ketam runcing.
e. Pahat ketam sisi.
f. Pahat ketam sisi kasar.

BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Operasi Mesin Bubut (Pembubutan Ulir Luar)


3.1.1 Alat :
a. Mesin bubut
b. Pahat bubut rata/lurus dan ulir
c. Kunci chuck
d. Mal ulir (thread pitch gauge)
e. Master nut
f. Mal pahat
g. Jangka sorong
h. Kacamata
i. Pahat HSS

3.1.2 Bahan
Besi pejal ST ukuran 3/4 inchi x 120 mm

3.1.3 Langkah Kerja


a. Persiapan
1) Memakai alat-alat keselamatan kerja.
2) Memeriksa kondisi mesin.
3) Mengatur putaran mesin sesuai dengan yang diinginkan.
4) Memeriksa ketajaman pahat bubut dan ketinggiannya.
5) Memeriksa posisi dan perbandigan roda gigi yang mengubungkan
antara sumbu poros spindle dan sumbu poros lead screw.
6) Membersihkan dan memeriksa ragum tempat mencekam benda kerja.

b. Pembuatan ulir
1) Menghitung diameter mayor, diameter minor, kedalaman potongan,
lebar kepala ulir, dan lebar dasar ulir.
2) Memeriksa ukuran diameter mayor benda.
3) Memasang benda kerja pada ragum (memastikan benda kerja tidak
miring dan kuat).
4) Menjalankan mesin dengan arah putaran yang searah jarum jam
(clockwise).
5) Melakukan proses facing dan chamfer sampai diameter minor.
6) Melakukan pembubutan benda kerja sesuai dengan diameter mayor
yang diinginkan.
7) Memindah handle dari bubut rata ke handle ulir, menyetel handle pitch
sesuai dengan pitch yang diinginkan dengan melihat table di mesin
bubut atau hasil perhitungan.
8) memiringkan eretan sebesar 290 ke kanan untuk ulir metris, begitu
sebaliknya.
9) Mengatur putaran mesin pada putaran yang paling rendah.
10) Memposisikan cross feed handle pada keadaan datar, kemudian
mengatur ukuran pada posisi 0.
11) Mengatur pemakanan compound rest kurang leih 1 mm.
12) Menjalankan mesin, stop mesin apabila telah sesuai dengan panjang
yang dikehendaki, serta memutar handle feed counterclock wise.
13) Memundurkan eretan atas hingga pahat tidak menyentuh benda kerja,
kemudian menjalankan mesin hingga ke posisi awal pemakanan.
14) Memeriksa jumlah ulir dengan menggunakan thread pitch gauge atau
master nut.
15) Melakukan proses seperti pada kegiatan no.11 sampai 14 secara
berulang sampai mencapai dimensi yang diiginkan.
16) Melepas benda kerja, menghilangkan bagian yang tajam.

c. Akhir proses
1) Membersihkan mesin bubut, melepas pahatnya, dan melumasi bagian-
bagian kontak.
2) Mengembalikan alat perlengkapan kerja ke tempat asal.

d. Tugas setelah praktikum


1) Uraikan secara jelas urutan proses pengerjaan dan hitunglah waktu yang
dibutuhkan untuk pemesinannya!

3.2 Operasi Mesin Milling/Freis (Pembuatan Roda Gigi Lurus)


3.2.1 Alat
a. Mesin milling
b. Pahat milling roda gigi lurus
c. Deviding Head
d. Baut Pengikat
e. Kunci Pas
f. Kunci chuck
g. Mistar sorong
h. Kaca mata

3.2.2 Bahan
PVC pejal ukuran 4 inch x 15mm

3.2.2 Langkah kerja


a. Persiapan
1) Memeriksa kondisi mesin.
2) Memilih pahat milling roda gigi yang sesuai dengan jenis dan
nomornya.
3) Membersihkan alur meja mesin milling.
4) Membersihkan dan memeriksa deviding head, apakah pada deviding
head telah tersedia lubang yang akan digunakan.
5) Memasang kepala pembagi pada meja.

b. Pembuatan Roda Gigi


1) Memasang benda kerja pada chuck deviding head.
2) Memasang pahat milling roda gigi lurus pada arbor.
3) Menyetel pahat milling roda gigi lurus pada alur yang ada pada
deviding head, kencangkan baut pengikat.
4) Menyetel stopper (jangka) pada lubang yang akan digunakan
Rumus : putaran deviding head pembagi setiap gigi (T)
T = 40/N
Dengan : N = Jumlah gigi yang diinginkan
5) Menyetel putaran mesin sesuai dengan ketentuan.
6) Menghidupkan mesin sesuai naikkan meja sehingga pahat
bersinggungan dengan benda kerja.
7) Menyetel dial indikator vertikal pada kedudukan nol.
8) Menaikkan meja mesin milling sesuai dengan kedalaman gigi
Kedalaman gigi (w)
W = 2,157 . M , jika gigi berukuran mm
W = 2,157 / DP , jika gigi berukuran inch
Dengan :
M : Modul
P : Pitch diameter
9) Menghidupkan mesin lalu melakukan penyayatan alur gigi pertama
dengan menggerakan meja arah horizontal. Memeriksa kedalam gigi.
10) Mematikan mesin, mundurkan meja sehingga pahat tidak berhubungan
dengan benda kerja.
11) Memutar engkol deviding head, (seperti langkah nomer 4).
12) Menghidupkan mesin lalu lakukan penyayatan alur gigi kedua.
13) Melakukan langkah nomor 10, 11, dan 12, sehingga seluruh alur roda
gigi tersayat.
14) Melepas benda kerja, lebur bagian yang tajam.

c. Akhir Proses
1) Membersihkan mesin milling, melepas pahatnya, dan melumasi bagian-
bagian kontak.

3.3 Operasi mesin milling (freis) pembuatan alur lurus


3.3.1 Alat
a. Mesin milling
b. Pahat milling(end mill)
c. Kunci L (6mm)
d. Kunci chuck
e. Mistar sorong
f. Kacamata

3.3.2 Bahan
Besi Kotak ST37 dengan ukuran 50 x 50 x 50mm

3.3.3 Langkah Kerja


a. Persiapan
1) Memeriksa kondisi mesin.
2) Memilih pahat milling (end mill).
3) Membersihkan alur meja mesin milling.
4) Memeriksa dan menjepit benda kerja (ragum).
b. Proses pembuatan alur lurus
1) Memasang benda kerja pada ragum.
2) memasang pahat milling ( end mill ) pada arbor.
3) Menyetel meja milling pada jalur pahat end mill.
4) Menyetel stopper handle arbor sampai menyentuh benda kerja.
5) Menyetel ptaran mesin sesuai dengan ketentuan.
6) Menghidupkan mesin , menurunkan handle arbor hingga pahat
menyentuh benda kerja.
7) Menurunkan arbor mesin milling sesuai dengan kedalaman alur.
8)Menghidupkan mesin, lalu melakukan penyayatan alur dengan
menggerakkan meja arah horizontal, dan memerikasa kedalaman alur.
9) Mematikan mesin , memundurkan meja sehingga pahat tidak
berhubungan dengan benda kerja.
10) Mennghidupkan mesin kemudian melakukan penyayatansampai
kedalaman yang diinginkan.
11) Melakukan langkah nomor 9 dan 10 , sehingga seluruh alur tersayat.
12) melepas benda kerja , lebur bagian yang tajam.

c. Akhir Proses
1) Membersihkan mesin milling, melepas pahatnya, dan melumasi bagian
kontak.

3.4 Operasi Mesin Sekrap (Pembuatan Alur V)


3.4.1 Alat :
a. Mesin sekrap
b. Pahat
c. Ragum
d. Palu karet
e. Kunci pas
f. Kunci ragum
g. Jangka sorong
h. Kacamata

3.4.2 Bahan
Balok besi ST37 dengan ukuran 50 x 50 x 50 mm.

3.4.3 Langkah Kerja


a. Pesiapan
1) Periksa kondisi mesin.
2) Pilih pahat sekrap yang sesuai dengan bentuk benda kerja.
3) Bersihkan dan periksa penjepit benda kerja.

b. Proses (pembuatan alur)


1) Pasang benda kerja pada ragum.
2) Pasang pahat milling (end mill) pada arbor.
3) Setel panjang langkah mesin sekrap sesuai panjang benda kerja.
4) Setel pahat sekrap sampai menyentuh benda kerja.
5) Setel langkah mesin sesuai dengan ketentuan.
6) Hidupkan mesin, turunkan handle pahat hingga pahat besinggungan
dengan benda kerja.
7) Turunkan pahat mesin sekrap sesuai dengan kedalaman pemakanan.
8) Hidupkan mesin lalu lakukan penyayatan dengan menggerakkan meja
arah horizontal , periksa kedalamn pemakan.
9) Matikan mesin , mundurkan meja sehingga pahat tak berhubungan
dengan benda kerja.
10) Hidupkan mesin lalu lakukan penyayatan sampai kedalaman yang
diinginkan.
11) lakukan langkah no 9 dan 10 , sehingga penyayatan sesuai dengan
yang diinginkan.
12) lepas benda kerja , lebur bagian yang tajam.
c. Akhir proses
1) Bersihkan mesin milling , lepas pahatnya dan lumasi bagian-bagian
yang kontak.
2) Kembalikan alat perlengkapan kerja ke tempat asal.

Anda mungkin juga menyukai