Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
Keberadaan gay, lesbian dan biseksual di dunia ini sebenarnya sudah ada
terakhir ini keberadaan gay menjadi sorotan berbagai media di dunia dikarenakan
berbagai kasus yang melibatkan kaum gay termasuk kekerasan seksual yang
dilakukan oleh kaum gay itu sendiri. Salah satunya adalah kekerasan seksual yang
dilakukan oleh Pangeran Saudi Saud Abdulaziz bin Nasser al Saud kepada pasangan
kematian pada bulan Februari tahun 2010. Dalam persidangan kasus ini diketahui
bahwa selama kurang lebih 3 - 4 tahun Pangeran Saudi Saud Abdulaziz bin Nasser al
seksual ala kaum gay. Para ahli yang mengikuti persidangan tersebut mengatakan
bahwa pemukulan yang dilakukan oleh Pangeran Saudi Saud Abdulaziz bin Nasser al
m/bahasa-blog/pangeran-gay-saudi-%E2%80%93-bersalah-karena-kekerasan-yang-
kepada pasangan gaynya juga sering terjadi walaupun belum terbongkar secara vulgar
atau terang-terangan ke ranah publik. Namun dalam beberapa media massa seperti
internet dan majalah (majalah kaum gay yaitu Gaya Nusantara), kasus kekerasan
seksual yang dilakukan oleh seorang gay kepada pasangan gaynya sering menjadi
berita panas apalagi disertai dengan pengakuan dari beberapa gay yang menjadi
korban kekerasan seksual dari pasangan gay mereka. Masih jelas dalam ingatan
masyarakat Indonesia ketika terjadi kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Veri
Idham Henyansyah alias Ryan. Ryan terbukti membunuh bahkan memutilasi Heri
Santoso karena merasa cemburu dan tidak senang kepada korban yang menaruh hati
pada pacar sesama jenisnya Novel. Ryan memukul Heri dengan besi dan menusuknya
dengan pisau kemudian memotong-motong tubuh Heri menjadi tujuh potongan. Hal
korbannya, sembilan orang adalah gay. Selain kasus Ryan, kasus yang juga pernah
tujuh orang polisi Sektor Banda Raya, Banda Aceh pada pasangan gay, yaitu Hartoyo
dan Bobby. Pasangan gay ini dipaksa untuk membuka pakaian sampai telanjang,
selanjutnya mereka dipukuli. Dengan tubuh penuh luka dan tanpa pakaian, mereka
dipaksa untuk melakukan oral, anal seks dan onani. Mereka juga disemprot air dan
kepala mereka ikut dikencingi. Bahkan ada salah satu anggota kepolisian yang
menodongkan senapan laras panjang pada kemaluan mereka (Utomo dalam Buletin
DEPORT, 2008). Hal ini tentunya menjadi fakta yang menyatakan bahwa kekerasan
bahwa kekerasan seksual bukan saja dilakukan oleh pasangan heteroseksual atau
pasangan normal (laki-laki dan perempuan) tetapi juga dilakukan oleh pasangan
Jumlah kekerasan seksual yang terjadi pada pasangan gay juga mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Secara lebih jauh bahkan disebutkan oleh Garbo dalam
penelitiannya tahun 1999 bahwa sekitar 45% korban kekerasan seksual berasal dari
ras Kaukasian, 17% dari ras Latin, 11% dari ras Afrika-Amerika dan 4% dari Asia.
Sedangkan 44% korban kekerasan seksual berusia antara 33 sampai 44 tahun, 21%
berusia antara 18 sampai 22 tahun dan 1% berusia di bawah 18 tahun atau di atas 65
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pria yang mengalami kekerasan seksual berasal
dari berbagai etnis terutama dari ras Kaukasian dan paling banyak terjadi pada
Salah satu faktor pemicu terbesar terjadinya kekerasan seksual pada pasangan
gay adalah saat salah satu pasangannya didiagnosa mengidap HIV. Pengakuan yang
sehingga kekerasan seksual terjadi. Sisa kasus terjadi karena konflik yang memang
biasa terjadi pada pasangan mana saja, termasuk masalah cemburu dan posesif
mereka dalam masyarakat. Publik sendiri yang mengetahui hal ini kebanyakan
terkejut karena tidak terlintas sedikitpun dalam benak mereka bahwa kekerasan
seksual bias terjadi pada pasangan gay (Spindle, 2003). Kekerasan seksual yang
terjadi pada pasangan gay seringkali mengakibatkan hal yang lebih fatal
biasanya adalah pemaksaan hubungan seksual. Kekerasan seksual yang terjadi sangat
pengkonsumsian alkohol, kekerasan seksual juga bisa terjadi karena pihak agresor
2. berbohong
yang mengalami tindak kekerasan seksual untuk meminta pertolongan kepada orang
lain. Biasanya reaksi yang tidak mereka harapkan justru terjadi dari orang yang
diminta pertolongan saat mengetahui bahwa kekerasan seksual tersebut terjadi dalam
Fakta lain yang terjadi adalah bahwa yang menjadi agresor pada saat
kekerasan seksual terjadi belum tentu dilakukan oleh gay yang memiliki sifat lebih
maskulin. Kadang kala gay yang lebih kecil dan lemah yang justru sanggup
melakukannya. Jika seorang lesbian mengalami tindak kekerasan seksual, maka dia
bisa mengadu pada kelompok perlindungan wanita. Sebaliknya seorang gay akan
mengalami kebingungan karena mereka tidak bisa melakukan hal yang sama ketika
10.10 WIB). Hal ini sedikit banyaknya mempengaruhi seorang gay untuk melakukan
1. Biologis
2. Lingkungan
Pada dasarnya budaya dan adat istiadat yang berlaku dalam suatu
2. Pola Asuh
menjadi gay. Sejak dini seorang anak telah dikenalkan pada identitas
mereka sebagai seorang pria atau perempuan. Pengenalan identitas diri ini
tidak hanya sebatas pada sebutan namun juga pada makna di balik sebutan
untuk menjadi figur yang kuat, tegar, tegas, berani, dan siap
kepala keluarga.
akan melihat pada orangtua mereka sendiri yang berjenis kelamin sama
melihat pada ibunya. Kemudian mereka juga melihat pada teman bermain
universal yang berlaku. Misalnya, ibu yang terlalu mendominasi dan ayah
sebagai figur yang lemah dan tidak berdaya atau orang tua yang
homoseksual.
jawab terhadap orang lain yang berjenis kelamin sama adalah salah satu
antara lain :
2. Fantasi seksual
orang lain tanpa adanya persetujuan dari orang tersebut sudah termasuk
tersebut yang membuatnya sangat tidak nyaman dan sangat terluka atau
bagi seseorang.
Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang menuju kota
metropolitan terindikasi sebagai salah satu kota yang keberadaan gaynya cukup
banyak setelah Surabaya dan Jakarta. Keberadaan gay di Kota Medan tentunya sudah
menjadi rahasia umum bagi masyarakat Kota Medan. Hal ini dikarenakan adanya
para gay Medan, seperti Jalan Iskandar Muda, Jalan Pelangi, Jalan Garuda, Medan
Plaza, Sun Plaza, Hotel Tiara, Warkop Elisabeth, Warkop Harapan, Warkop Panca
Budi dan beberapa club malam di Kota Medan, seperti Retro, Tobasa, LG dan
dilakukan oleh seorang gay kepada pasangan gaynya dan juga dikarenakan Medan
sebagai salah satu kota besar di Indonesia yang diyakini keberadaan gaynya cukup
banyak, maka peneliti tertarik untuk meneliti gay di Kota Medan dari aspek
kekerasan seksual.
Hal yang sangat penting untuk memulai suatu penelitian adalah adanya
masalah yang akan diteliti. Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya dengan jelas sehingga akan
jelas bagi peneliti dari mana harus mulai, ke mana harus pergi dan dengan apa
(Arikunto, 2006). Berdasarkan uraian tersebut di atas dan berdasarkan latar belakang
yang sudah diuraikan oleh peneliti, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
sendiri maupun orang lain, terlebih lagi untuk ilmu pengetahuan. Oleh karena itu
1. Manfaat Teoritis
pada gay dan bentuk-bentuk kekerasan seksual yang dilakukan dan dialami oleh
gay, sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, serta bermanfaat dalam
2. Manfaat Praktis
memperkaya wawasan setiap individu yang membaca hasil penelitian ini dan
Konsep adalah istilah yang terdiri dari satu kata atau lebih yang
menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide maupun gagasan. Untuk
diperlukan batasan konsep yang digunakan. Adapun yang menjadi batasan konsep
antara lain : orientasi seksual, perilaku seksual dan identitas seksual. Ditinjau
hasrat untuk terlibat secara seksual terhadap orang yang berjenis kelamin
pengertian sebagai sebuah perilaku maupun kegiatan seksual antara dua orang
yang berjenis kelamin sama. Ditinjau dari aspek identitas seksual, maka
fenomena kaum gay. Atas dasar tersebut, maka setiap kajian mengenai
jenisnya, maka homoseksualitas dalam kajian gay terdiri dari empat macam,
yaitu :
1. Homoseksualitas pertumbuhan
perhatiannya dari orangtua kepada orang lain. Namun ketika seorang anak
2. Homoseksualitas darurat
4. Homoseksualitas kecenderungan
homoseksual.
2. Gay
Gay adalah seorang pria atau laki-laki yang memiliki orientasi seksual
sesama jenis atau ketertarikan seksual terhadap jenis kelamin yang sama.
Dengan kata lain menyukai pria atau laki-laki secara emosional dan seksual.
Gay bukan hanya menyangkut kontak seksual antara seorang laki-laki dengan
Pasangan gay adalah dua orang gay yang menjalin hubungan dalam
suatu ikatan emosional dan seksual. Hal ini dikenal dengan istilah BF (Boy
Friend). Pada kaum gay identitas hubungan seksual sangat penting untuk
diketahui karena hal tersebut membantu bagi seorang gay untuk mencari tipe
pasangan yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa pola hubungan seksual pada
gay mempunyai tiga bentuk, antara lain top, bottom dan fire style. Top
merupakan salah satu bentuk hubungan seksual dimana seorang gay hanya
dimana seorang gay hanya bisa disodomi dan tidak dapat menyodomi. Untuk
pola hubungan seksual kedua-duanya adalah fire style, dimana seorang gay
mampu menyodomi dan bisa disodomi. Ketika seorang gay sudah mengetahui
dirinya termasuk fire style, top atau bottom, maka dia akan lebih mudah dalam
mencari pasangannya. Hal ini karena ketika seorang gay mencari pasangan
menanyakan terlebih dahulu calon pasangannya, apakah fire style, top atau
bottom.
4. Kekerasan Seksual
dialami oleh gay. Ada beberapa jenis bentuk-bentuk kekerasan seksual yang
kekerasan seksual juga bisa terjadi pada pasangan gay. Memang secara
luar negeri yang juga masih sering terbentur oleh ketertutupan mereka dan
tekanan masyarakat yang ada. Suatu studi terbaru menunjukkan bahwa satu
dari lima orang gay mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh
yang biasa terjadi pada wanita dalam hubungan atau pasangan heteroseksual
juga bisa terjadi pada pasangan gay (Spindle, 2003). Sekitar 25% sampai 33%
5. Penyimpangan Sosial
nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan dan
berlaku dalam kelompok masyarakat. Jadi ukuran yang menjadi dasar bahwa
gay adalah penyimpangan sosial bukan karena baik atau buruk dan benar atau
sosiologis maupun umum gay dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak
suatu sistem sosial (masyarakat) dan menimbulkan usaha dari mereka yang
berwenang untuk memperbaiki hal tersebut. Gay merupakan salah satu bentuk
perilaku menyimpang yang bukan hanya secara tegas telah menyalahi norma-
norma yang ada dalam banyak masyarakat namun juga turut mendorong
sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, dilihat sebagai penjahat. Dari sudut
persoalan moral yang timbul dari fenomena kaum gay tersebut. Persoalan
perkawinan legal. Oleh karena itu, praktek seks yang mereka lakukan dapat
perkawinan yang resmi. Persoalan moral kedua yang dialami kaum gay adalah
homoseksual.
masyarakat adalah berupa tata aturan atau peraturan yang mengikat kelompok
individu dalam suatu daerah atau wilayah sebagai bentuk representasi kontrol
seksual agar tidak menyalahi norma dan nilai yang ada dalam masyarakat.
Ketika muncul pandangan orientasi seksual maka kontrol sosial yang ada
yang lebih ekstrim maka setiap pandangan orientasi seksual yang tidak sesuai