PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa dimana mereka mencari identitas diri, pada masa ini orang tua
harus berperan aktif dalam hal menerapkan pola asuh yang baik bagi remaja, orang tua harus bisa
memahami psikologi remaja agar tidak terjadi salah pola asuh, karena hal ini akan berakibat
buruk pada saat remaja menginjak masa dewasa, anak akan menjadi nakal dan akan menjadi
Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian dan
reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi. Perasaan seksual yang menguat
tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain.
Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-
sisi diri yang mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru
berupaya keras menyembunyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat remaja
enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih memprihatinkan,
mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas seksualitas dengan anggota
keluarganya sendiri.
Tak tersedianya informasi yang akurat dan benar tentang kesehatan reproduksi memaksa
remaja bergerilya mencari akses dan melakukan eksplorasi sendiri.Arus komunikasi dan
informasi mengalir deras menawarkan petualangan yang menantang.Majalah, buku, dan film
pornografi yang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung jawab
yang harus disandang dan risiko yang harus dihadapi, menjadi acuan utama mereka. Mereka juga
melalap pelajaran seks dari internet, meski saat ini aktivitas situs pornografi baru sekitar 2-3%,
Di Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang bertumbuh di Tanah Air. Artinya, satu
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah tentang abortus adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
Keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsai sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan.Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus.
EASTMAN: abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus sanggup hidup
sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-
JEFFCOAT: abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu,
HOLMER: abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses
Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) sebelum buah
atau diinginkan.Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu aborsi spontan dan aborsi
buatan.Aborsi spontan adalah aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya-upaya dari
luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. Sedangkan aborsi buatan adalah yang terjadi
Mengugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah aborsi berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan.
Ternyata MONRO melaporkan bahwa fetus dengan berat 397 gram dapat hidup terus,
jadi definisi tersebut di atas tidaklah mutlak. Sungguhpun bayi dengan BB 700-800 gram dapat
hidup, tapi hal ini dianggap sebagai suatu keajaiban, makin tinggi BB anak waktu lahir, maka
Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum sendiri, faktor ibu, dan
faktor bapak.
1. Kelainan Ovum
Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering menyebabkan abortus
spontan. Menurut penyelidikan mereka, dari 1000 abortus spontan, maka 48,9% disebabkan
karena ovum yang patologis: 3,2% disebabkan oleh kelainan embrio, dan 9,6% disebabkan oleh
disebabkan oleh karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannyakalau kehamilan sudah
lebih dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia gravidarum, anomali
4. Penyakit-penyakit Ibu
Misalnya pada:
Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola,
demam malta dan sebagainya. Kematian fetus dapat disebabkan karena toksin dari ibu atau
Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat, anemia gravis
Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid, kekurangan vitamin A,C atau E,
diabetes melitus.
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus, sehingga terjadi
6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis, atau faktor serviks, yaitu inkompetensi serviks,
servisitis.
7. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi umpamanya: sangat terkejut,
obat-obat uterotonika, ketakutan, laparatomi dan lain-lain. Atau dapat juga karena trauma
langsung teehadap fetus: selaput janin rusak langsung karena instrumen, benda dan obat-obatan.
8. Penyakit Bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti: TBC, anemia, dekompesasis kordis,
malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin, Pb dan lain-lain) sinar rontgen,
avitaminosis.
a. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medisinalis,
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2
v Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan,
Gejala: didapati antara lain adalah amenorea, sakit perut, dan mulas-mulas; perdarahan yang bisa
sedikit atau banya; sudah keluar fetus atau jaringan. Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang
baru terjadi didapati serviks membuka, kadang kadang dapat diraba sisa- sisa jaringan dalam
kanalis sevikalis atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari seharusnya.
Terapi : bila ada tanda- tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu
Abortus Insipiens (keguguran sedang berlangsung) :adalah abortus yang sedang berlangsung,
dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba. Kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi.
Abortus Iminens (keguguran membakat) :keguguran memebakat dan akan terjadi. Dalam hali ini
keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan
Abortus Abortion : adalahkeadaan dimana janin sudah mati, tetap berada dalam rahim dan tidak
Abortus Habitualis (keguguran berulang) :adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran
berturut- turut 3 kali atau lebih. Kalau seseorang penderita telah mengalami 2 kali abortus
berturu- turut maka optimisme untuk kehamilam berikutnya berjalan normal adalah sekitar 63%.
Abortus Infeksiosus dan Abortus Septik : abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai
infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman
a. Efek abortus
Pada kasus abortus terdapat beberapa efek. Efek abortus dibagi menjadi 2 yaitu:
Infeksi
Shock/koma
Kematian
Kehamilan tubal
Kelahiran Prematur
Hysterectom
b. Resiko Abortus
keselamatan hidup seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa seseorang yang melakukan
aborsi ia tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Resiko kesehatan terhadap
wanita yang melakukan aborsi berisiko kesehatan dan keselamatan secara fisik dan gangguan
psikologis. Risiko kesehatan dan keselamatan fisik yang akan dihadapi seorang wanita pada saat
Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya.
1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak organ-organ di
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim
sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia
menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut
3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim.
4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/
beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan
belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.
Beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP) :
Pasal 229
1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati,
dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karenapengobatan itu hamilnya dapat
digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak
2. Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan
tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat,
3. Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat
Pasal 314
Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau
tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh
Pasal 342
Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa
akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa
anaknya, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana
Pasal 343
Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dipandang, bagi orang lain yang turut serta
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
Pasal 348
1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan
persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
2. Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling
Pasal 349
Jika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346,
ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam
pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan
sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.
Pasal 535
kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara
terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat,
sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Aborsi secara umum dibagi atas aborsi spontan & aborsi provokatus (buatan). Aborsi
provokatus (buatan) secara aspek hukum dapat golongkan menjadi dua, yaitu aborsi provokatus
terapetikus (buatan legal) & aborsi provokatus kriminalis (buatan ilegal). Dalam perundang-
undangan Indonesia, pengaturan tentang aborsi terdapat dalam dua undang-undang yaitu KUHP
& UU Kesehatan. Dalam KUHP & UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukan aborsi
(pengguguran kandungan, tidak disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal
Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan saat melahirkan,
ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan operasi sesar.
Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh, karena operasi tersebut merupakan proses
kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan janinnya
sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medis seperti ini tidak
masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan) yang
tidak alami.
Dalam pembuat makalah kami tidak lepas dari kesalahan dan demi kesempurnaan
makalah kami mengharap kritik dan saran agar pembuatan makalah selanjutnya kami bisa lebih
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus provocatus adalah istilah Latin yang secara resmi dipakai dalam kalangan
kedokteran dan hukum. Maksudnya adalah dengan sengaja mengakhiri kehidupan kandungan
dalam rahim seseorang perempuan hamil. Karena itu abortus provocatus harus dibedakan
dengan abortus spontaneus, dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur. Jadi perlu dibedakan antara abortus yang disengaja dan abortus spontan.
Secara medis abortus dimengerti sebagai penghentian kehamilan selama janin belum viable,
belum dapat hidup mandiri di luar rahim, artinya sampai kira-kira 24 minggu atau sampai
awal trimester ketiga.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui macam-macam
abortus, efek samping/risiko, penatalaksanaan pasca abortus, diagnostik serta teknik
pengeluaran abortus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan.
Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable (yang
mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu.
(terakhir, WHO/FIGO 1998 : 22 minggu)
Etiologi
Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis
Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Patogenesis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara dalam,
jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu,
penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu
daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong kosong
amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati, janin
masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
Manifetasi Klinis
Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus
Pemeriksaan ginekologi :
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dario ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi,
tidak menonjol dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 3 minggu setelah abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
Komplikasi
Diagnosis
1. Abortus iminens, perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa
ada tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.
3. Abortus inkomplit, bila sudah sebagian jaringan janin dikeluarkan dari uterus. Bila abortus
inkomplit disertai infeksi genetalia disebut abortus infeksiosa
4. Abortus komplit, bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus
5. Missed abortion, kematian janin sebelum 20 minggu, tetapi tidak dikeluarkan selama 8
minggu atau lebih.
Proses abortus dapat berlangsung spontan (suatu peristiwa patologis), atau artifisial /
terapeutik (suatu peristiwa untuk penatalaksanaan masalah / komplikasi).
1. Abortus Iminens
Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks. Ciri : perdarahan pervaginam, dengan atau tanpa disertai kontraksi,
serviks masih tertutup Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan bahkan sampai
kehamilan aterm dan lahir normal. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat
terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan
ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dan gerakan janin. Jika sarana
terbatas, pada usia di atas 12-16 minggu denyut jantung janin dicoba didengarkan dengan
alat Doppler atau Laennec. Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena
mempengaruhi rencana penatalaksanaan / tindakan.
Penatalaksanaan
Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik berkurang.
Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas
Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2. Abortus Insipiens
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih berada di dalam uterus.
Ciri : perdarahan pervaginam, dengan kontraksi makin lama makin kuat makin sering,
serviks terbuka.
Penatalaksanaan :
Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose
5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai
terjadi abortus komplit.
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
3. Abortus Inkomplit
Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl fisiologis atau ringer
laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah
Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin 0,2
mg intramuskular
Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
4. Abortus Komplit
Abortus kompletus adalah terjadinya pengeluaran lengkap seluruh jaringan konsepsi
sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Ciri : perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar
jaringan, tidak ada sisa dalam uterus.
Diagnosis komplet ditegakkan bila jaringan yang keluar juga diperiksa kelengkapannya.
Penatalaksanaan :
Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah
5. Abortus Abortion
Kematian janin dan nekrosis jaringan konsepsi tanpa ada pengeluaran selama lebih dari 4
minggu atau lebih (beberapa buku : 8 minggu ?).
Biasanya didahului tanda dan gejala abortus imminens yang kemudian menghilang
spontan atau menghilang setelah pengobatan.
Penatalaksaan :
Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum
lalu dengan kuret tajam
Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau
ketika mengeluarkan konsepsi
Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang
laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar
kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan menyuntik
larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
6. Abortus Septik
Sepsis akibat tindakan abortus yang terinfeksi (misalnya dilakukan oleh dukun atau
awam). Bahaya terbesar adalah kematian ibu.
Abortus septik harus dirujuk kerumah sakit
Penanggulangan infeksi :
7. Abortus terapeutik
Dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, atas pertimbangan / indikasi
kesehatan wanita di mana bila kehamilan itu dilanjutkan akan membahayakan dirinya,
misalnya pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, korban
perkosaan (masalah
psikis). Dapat juga
atas pertimbangan /
indikasi kelainan
janin yang berat.
Di rumah sakit :
Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan
Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan
Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan sumber
infeksi
Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya
ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan
darah menurun dan sesak nafas
PRINSIP
Perdarahan pervaginam pada kehamilan kurang dari 12 minggu
1. JANGAN LANGSUNG DILAKUKAN KURETASE
3. Jangan terpengaruh hanya pemeriksaan B-HCG yang positif, karena meskipun janin
sudah mati, B-HCG mungkin masih tinggi, bisa bertahan sampai 2 bulan setelah
kematian janin.
C. DIAGNOSTIK
1. Anamnesis : perdarahan, haid terakhir, pola siklus haid, ada tidak gejala / keluhan lain, cari
faktor risiko / predisposisi. Riwayat penyakit umum dan riwayat obstetri / ginekologi.
2. Prinsip : wanita usia reproduktif dengan perdarahan per vaginam abnormal HARUS selalu
dipertimbangkan kemungkinan adanya kehamilan.
3. Pemeriksaan fisis umum : keadaan umum, tanda vital, sistematik. JIKA keadaan umum
buruk lakukan resusitasi dan stabilisasi segera !
4. Pemeriksaan ginekologi : ada tidaknya tanda akut abdomen. Jika memungkinkan, cari
sumber perdarahan : apakah dari dinding vagina, atau dari jaringan serviks, atau darah
mengalir keluar dari ostium ?
5. Jika diperlukan, ambil darah / cairan / jaringan untuk pemeriksaan penunjang (ambil
sediaan SEBELUM pemeriksaan vaginal touche)
6. Pemeriksaan vaginal touche : hati-hati. Bimanual tentukan besar dan letak uterus.
Tentukan juga apakah satu jari pemeriksa dapat dimasukkan ke dalam ostium dengan
MUDAH / lunak, atau tidak (melihat ada tidaknya dilatasi serviks). Jangan dipaksa.
Adneksa dan parametrium diperiksa, ada tidaknya massa atau tanda akut lainnya.
Pengeluaran jaringan pada abortus : setelah serviks terbuka (primer maupun dengan dilatasi),
jaringan konsepsi dapat dikeluarkan secara manual, dilanjutkan dengan kuretase.
2. Masukkan tang abortus sepanjang besar uterus, buka dan putar 90o untuk melepaskan
jaringan, kemudian tutup dan keluarkan jaringan tersebut.
3. Sisa abortus dikeluarkan dengan kuret tumpul, gunakan sendok terbesar yang bisa masuk.
4. Pastikan sisa konsepsi telah keluar semua denganeksplorasi jari maupun kuret
Pertimbangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Aborsi hanya dilakukan oleh tenaga profesional yang terdaftar dan memperoleh izin untuk
itu, yaitu dokter spesialis kebidanan dan genekologi atau dokter umum yang mempunyai
kualifikasi untuk itu.
3. Aborsi hanya boleh dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu (untuk usia
diatas 12 minggu bila terdapat indikasi medis).
5. Harus ditetapkan tarif baku yang terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arif Manjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek
Setiowulan, Kapita Selekta Kedokteran, Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta :
2002
Internet, Catatan Kuliah Obstetri dan Ginekologi Plus buat ko-as FKUI