Anda di halaman 1dari 20

PROBLEM KEJIWAAN TOKOH UTAMA

DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni


Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar
Sarjana Sastra

Oleh
Bagus Muhamad Fadli
11210144020

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
PROBLEM KEJIWAAN TOKOH UTAMA
DALAM NOVEL MARYAM KARYA OKKY MADASARI

Bagus Muhamad Fadli


NIM 11210144020
b.muhamadfadli@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) karakter tokoh utama dalam
novel Maryam karya Okky Madasari, (2) problem kejiwaan tokoh utama dalam novel
Maryam karya Okky Madasari, (3) faktor-faktor apa saja yang menyebabkan problem
kejiwaan tokoh utama dalam novel Maryam karya Okky Madasari, dan (4) cara
mengatasi problem kejiwaan yang dialami tokoh utama dalam novel Maryam karya
Okky Madasari.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
adalah novel Maryam karya Okky Madasari. Penelitian difokuskan pada perilaku
abnormal tokoh utama dan dikaji menggunakan kerangka teori psikologi abnormal.
Data diperoleh dengan teknik membaca dan mencatat. Validitas data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah validitas semantis dan ditunjang dengan metode
reliabilitas intrarater serta reliabilitas interater.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) karakter tokoh utama Maryam
secara fisiologis berjenis kelamin perempuan, berusia 24 tahun dan berwajah cantik,
secara psikologis tokoh utama Maryam memiliki mentalitas yang tidak stabil, sulit
mengontrol amarah, memiliki keinginan kesamaan iman dan merasakan jatuh cinta,
secara sosiologis tokoh utama Maryam berasal dari keluarga yang tidak
berpendidikan dan berada dalam lingkungan yang menyimpang; (2) tokoh utama
Maryam didiagnosis mengalami gangguan susana-perasaan, kecemasan yang
berlebihan, stress pascatraumatik, gangguan disosiatif & somatoform, dan gangguan
kepribadian; (3) Penyebab utama problem kejiwaan tokoh utama Maryam ialah faktor
sosial berupa pola asuh keluarga, pengaruh agama dan lingkungan; (4) cara mengatasi
problem kejiwaan tokoh utama Maryam yaitu menekan depresi, dan terapi keluarga.
Kata kunci: tokoh utama, karakter, problem kejiwaan, psikologi abnormal.

iii

PSYCHOLOGICAL PROBLEM OF THE MAIN PROTAGONIST


IN MARYAM BY OKKY MADASARI

Bagus Muhamad Fadli


NIM 11210144020
b.muhamadfadli@gmail.com

ABSTRACT
This study was aimed to describe (1) the main protagonist in Maryam by
Okky Madasari, (2) psychological problems of the main protagonist in Maryam by
Okky Madasari, (3) factors causing the psychological problems in the main
protagonist in Maryam by Okky Madasari, and (4) how to solve the psychological
problems of the main protagonist in Maryam by Okky Madasari.
This study was a descriptive qualitative study. The research subject was
Maryam, a novel by Okky Madasari. The study was focused on the abnormal
behaviors of the main protagonist and was reviewed by abnormal psychology theory
framework. Data was collected by reading and recording. The data validity used in
this study was semantic validity and supported by intra-rater reliability and inter-rater
reliability methods.
The research result showed that; (1) the main protagonist, Maryam, is
physiologically female, 24 years old and beautiful. Psychologically, the main
protagonist, Maryam, has unstable mentality, difficulty controlling her anger, wanting
the same faith and to fall in love. Sociologically, the main protagonist, Maryam,
comes from an uneducated family and lives in a deviant environment. (2) The main
protagonist, Maryam, was diagnosed with mood disorder, excessive anxiety, post-
traumatic stress disorder, dissociative & somatoform disorder, and personality
disorder; (3) The main cause of the psychological problems of the main protagonist,
Maryam, is social factors, i.e. parenting, religious and environmental influences; (4)
the psychological problems of the main protagonist, Maryam, are solved by reducing
depression and doing family therapy.
Keywords: main protagonist, character, psychological problem, abnormal
psychology.

iv

I. Pendahuluan Interpretasi dan penafsiran


Novel Maryam mengangkat seseorang atau kelompok mampu
persoalan gejala-gejala kejiwaan menjadi salah satu masalah yang bisa
manusia melalui gambaran karakter mendorong adanya tindak kekerasan.
tokoh-tokoh dan peristiwa yang Orang-orang yang tidak memahami
ditampilkan, digunakan sebagai sarana apa yang disampaikan dalam ajaran-
kritik terhadap penyimpangan- ajaran agama secara literal,
penyimpangan dalam kehidupan menerapkannya di dalam konteks yang
manusia. Selain menyoal berbeda dalam bertindak. Adapun
permasalahan kejiwaan pada tokoh proses eksegesis yang benar diabaikan
utama, novel Maryam juga banyak sehingga seseorang atau kelompok
mengangkat persoalan kekerasan yang orang gagal untuk mendapatkan makna
terjadi karena adanya golongan dari apa yang tertulis dalam Alkitab
tertentu yang merasa memiliki dan memusatkan perhatian terhadap
kebenaran dan berkuasa atas diri orang ajaran-ajaran agama secara mentah
lain. tanpa melakukan pendalaman
Satu hal yang menjadi pemahanan yang obyektif. Jahroni
penyebab kemampuan individu untuk (2008) menyatakan agama terkesan
meraih kebebasan ialah kekerasan. merupakan sumber dari kekerasan
Kekerasan yang terjadi di dalam akan tetapi pemahaman yang tekstualis
masyarakat sebagai permasalahan terhadap kitab suci agamalah yang bisa
yang dimunculkan kerap menimbulkan menjadi variabel yang paling
gangguan kejiwaan dan ketimpangan signifikan dalam mendorong
perilaku sampai pada fase trauma. Ada timbulnya perilaku kekerasan agama.
pula beberapa masalah tindak Di samping mendorong perilaku
intoleransi atas nama agama sebagai kekerasan agama, tekstualisme dan
hal lain yang menjadikan ketidak- Islamisme juga berkorelasi positif
kuasaan untuk bebas berkeyakinan.
2

dengan perilaku kekerasan umum dan hidup menimbulkan ketakseimbangan.


kekerasan negara(http://islamlib.com/). Fananie (2000: 86) menyatakan bahwa
Hadirnya kekerasan dan tingkah laku manusia sebenarnya
intoleransi atas nama agama dituliskan didasarkan pada kematangan jiwa,
Okky Madasari lewat pengkisahan keluasan pandangan, dan kepekaannya
penindasan yang dialami sebuah melihat dunia sekeliling. Manusia
golongan kepercayaan yaitu harus mampu menilai tidak saja
Ahmadiyah. Dalam karyanya, Okky terhadap apa yang tersurat, melainkan
Madasari menunjukkan ada jangka juga harus mampu menangkap makna
waktu meriset dan menelusuri sebuah yang tersirat.
permasalahan manusia riil. Dengan Menurut Minderop (2011: 48)
kemampuan dan gaya kepenulisan manusia berupaya memenuhi dan
dalam novel Maryam, Okky Madasari mengekspresikan potensi dan bakatnya
menyampaikan secara netral, tak ada yang kerap kali terhambat oleh kondisi
pengunggulan dan terbawa sinisme masyarakat yang menolaknya.
amarah, tetapi gaya kepenulisan sastra Keadaan ini pula yang terjadi dalam
perlawanannya mampu mempengaruhi kehidupan tokoh utama Maryam.
tingkat pemahaman pembaca seni Tokoh Maryam mengalami percintaan,
sastra. pencarian kebenaran iman, dan
Berlandaskan kebenaran menggugah hak asasi, sampai
sepihak menimbulkan tindakan bersitegang karena kondisi masyarakat
intoleransi berujung kekerasan, dan yang menolaknya berujung kekerasan.
dampak dari kekerasan ialah Novel Maryam menceritakan
menghambat kemampuan seseorang realita psikologis, realita religius
meraih kebebasan. Hal tersebut sampai pada aktivitas kejiwaan. Hal
berakibat pada tokoh utama yang tidak inilah yang menjadikan novel ini
mengalami kematangan jiwa dan tidak masuk dalam kategori karya sastra
adanya harmoni serta keselarasan psikologi. Ratna (2012: 62)
3

menyatakan karya sastra dianggap II. Metode Penelitian


sebagai hasil aktivitas penulis, yang Objek penelitian mengacu pada
sering dikaitkan dengan gejala-gejala pokok atau topik sebuah karya sastra.
kejiwaan, seperti: obsesi, kontemplasi, Objek penelitian sastra dalam
kompensasi, sublimasi, bahkan sebagai penelitian ini adalah problem kejiwaan
neurosis. Oleh karena itulah, karya tokoh dalam novel Maryam karya
sastra disebut sebagai salah satu gelaja Okky Madasari; kajian psikologi
(penyakit) kejiwaan. sastra. Adapun aspek-aspek perspektif
Berdasar pada latar belakang psikologi menjadi alat untuk
tersebut, analisis terhadap novel memahami objek tersebut. Konflik
Maryam karya Okky Madasari yang terjadi, menjadi penyebab
berfokus pada problem-problem problem-problem kejiwaan adalah
kejiwaan tokoh utama yaitu Maryam, yang difokuskan.
dengan menggunakan beberapa Berdasarkan sumber data yang
kerangka teori psikologi. Penelitian ini ada maka teknik pengumpulan data
diharapkan mampu menjadi acuan dilakukan dengan dua cara yaitu;
pembaca dalam memahami bahwa pertama, dengan melakukan
dalam kehidupan masyarakat sosial pembacaan berulang sebanyak tiga kali
akan ada individu maupun kelompok baca terhadap isi novel agar
yang dianggap berbeda. Adapun memahami karakter tokoh, gangguan
perbedaan yang muncul tidak menjadi psikologis yang dialami tokoh,
hambatan untuk memiliki kehidupan penyebab terjadinya serta usaha yang
yang layak sebagai manusia yang dilakukan dalam mengatasi problem
berkemampuan dalam berpikir psikologis; kedua, dengan melakukan
menggunakan akal sehat, segala rasa pengidetifikasian kemudian melakukan
dalam berperasaan, dan sebagaimana pencocokan data melalui teknik
manusia yang mempunyai keinginan pustaka, yaitu data dicatat dalam kartu
bahagia akan kebebasan hidup.
4

data dan data tersebut akan digunakan penelitian ini berupa kata, kalimat,
peneliti guna menganalisisnya. atau paragraf yang berada di dalam
Patton Menyatakan (Moleong, cerita, sehingga bentuk data kualitatif.
2007:280) analisis data adalah proses Penjelasan dalam paragraf ini
mengatur urutan data dan mengaturnya dilakukan secara deskriptif, dalam hal
ke dalam sebuah pola kategori dan ini peneliti menampilkan penjelasan
satuan uraian dasar. Dalam penelitian mengenai segala sesuatu yang
ini, teknik analisis data yang menunjukkan adanya bentuk problem
digunakan adalah teknik analisis kejiwaan tokoh dalam cerita novel.
deskriptif kualitatif. Penggambaran Dalam penelitian ini validitas
karakter tokoh utama, gangguan yang digunakan adalah validitas
psikologis yang dialami oleh tokoh semantis yakni dengan cara mengamati
utama, penyebab dan cara data-data berupa dalam paragraf
mengatasinya dideskrepsikan sampai monolog yang terdapat dalam
berdasarkan data-data yang terkumpul, objek penelitian yang memiliki
baik berupa kalimat maupun paragraf keterkaitan makna dengan penelitian.
yang terdapat dalam sumber data, Rujukan yang relevan pun dapat
yakni pada novel Maryam karya Okky digunakan untuk membantu penelitian.
Madasari. Dalam memahami serta Reliabilitas intrarater dan
menentukan sifat keadaan suatu kasus interater sebagai salah satu metode
tertentu pada karya sastra yang diteliti dalam penelitian ini. Reliabilitas
diperlukan kegiatan interpretasi, intrarater yakni melalui membaca
misalnya untuk memahami dan objek penelitian dengan intensitas
menentukan mana yang merupakan yang memadai dan membaca rujukan-
problem kejiwaan dan mana yang rujukan secara berulang agar
bukan problem kejiwaan. menenemukan data yang singkron
Teknik deskriptif kualitatif dengan kerangka-kerangka toeri.
digunakan karena data-data dalam Reliabilitas interater dilakukan untuk
5

memahami data-data dan kerangka dimensi sosiologis berjumlah 24 data,


teori dengan berdisikusi bersama hal ini akan menjadi acuan problem-
seseorang yang memiliki kemampuan problem kejiwaan tokoh utama
dalam memahami data-data dan Maryam.
kerangka toeri yang digunakan. Kedua, bentuk problem
Diskusi tersebut dilakukan bersama kejiwaan tokoh utama Maryam
dosen pembimbing yaitu Dr. Wiyatmi, meliputi; gangguan suasana-perasaan,
M. Hum. gangguan kecemasan, gangguan
disiosiatif dan somatoform, gangguan
III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
stress, dan gangguan kepribadian.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian; (1) gangguan
Penelitian mengenai Problem
kejiwaan Tokoh Utama dalam novel suasana-perasaan dengan jumlah 18
data, (2) gangguan kecemasan dengan
Maryam karya Okky Madasari
diperoleh hasil sebagai berikut. jumlah 11 data, (3) stress dengan
jumlah 11 data, (4) gangguan
Pertama, karakter tokoh utama
disiosiatif dan somatoform dengan
Maryam dalam bentuk dimensi
fisiologis, psikologis, dan sosiologis. jumlah 4 data, dan (5) gangguan
kepribadian dengan jumlah 5 data.
Pada dimensi (1) fisiologis
menunjukkan hasil penemuan data Frekuensi tinggi muncul pada
gangguan suasana-perasaan, hal
dengan jumlah 6, (2) dimensi
tersebut memicu gangguan-gangguan
psikologis menunjukkan hasil
penemuan data dengan jumlah 24, dan kejiwaan pada tahap berikutnya yaitu,
kecemasan, stress, disiosiatif &
pada (3) dimensi sosiologis
menunjukkan hasil penemuan data somatoform, dan gangguan
kepribadian.
dengan jumlah 24. Hasil penelitian
Ketiga, penyebab problem-
tersebut menunjukkan dimensi
psikologis memiliki frekuensi problem kejiwaan tokoh utama
Maryam meliputi faktor Psikologis dan
kemunculan yang sama dengan
6

faktor sosial. Hasil penelitian; (1) yaitu mentalitas, tempramen,


faktor psikologis menyajikan data keinginan dan perasaan pribadi. Pada
dengan jumlah 13, (2) faktor sosial awalanya tokoh Maryam memiliki
menyajikan data dengan jumlah 28. mentalitas yang cenderung pemberani,
Hasil penelitian tersebut menunjukkan memiliki inisiatif dan kehendak,
bahwa faktor sosial memiliki frekuensi namun terjadi internal division
kemunculan yang tinggi dibanding (pembelahan batin).
faktor psikologis sebagai penyebab Kemunculan Internal division
adanya perilaku abnormal. (pembelahan batin), ditandai dengan
Keempat, cara mengatasi adanya sikap awal tokoh Maryam yang
problem-problem kejiwaan tokoh melakukan penolakan terhadap
utama dengan menekan depresi, kehidupan sosial dengan tidak
melawan stress, dan terapi keluarga. memiliki hubungan terhadap orang-
Hasil penelitian; (1) menekan depresi orang di luar kepercayaan Ahmadiyah
dengan jumlah 11 data, dan (3) terapi dan cenderung memiliki ketakutan atas
keluarga dengan jumlah 3 data. Cara pengingkaran terhadap golongan
mengatasi tersebut mampu kepercayaan Ahmadiyah, berganti
mengurangi distress psikologis, dan menjadi kebimbangan dan keragu-
akan terbentuk perilaku atau kognisi raguan ketika terjadi perubahan pola
yang lebih adaptif serta mampu pikir dan kehadiran tokoh Alam dalam
meningkatkan kesadaran emosional kehidupan baru Maryam. Hal ini
tokoh utama Maryam. diperjelas pada kutipan berikut.
Jauh dari keluarga Ahmadi dan
B. Pembahasan
rasa sepi yang menggelayuti
1. Karakter Tokoh Utama Maryam membuat Maryam tak berpikir
dalam Novel Maryam Karya macam-macam lagi ketika
Okky Madasari Alam datang. Kadang Maryam
Pertama, Aspek psikologis berpikir, ia hanya Ahmadi
ketika sedang berada di tengah-
yang telah dikemukakan di dalam tengah pengajian Ahmadi. Di
novel terbagi menjadi empat unsur, luar itu, ia tak merasa berbeda
7

dari yang lainnya (Madasari, Alam yang tidak mendasari rasa


2013: 33).
percaya terhadap kepercayaan
Kebebasan tidak kunjung
Ahmadiyah yang sebenarnya ingin
datang dalam kehidupan Maryam.
dihilangkan oleh Maryam. Hal ini
Tekanan-tekanan batin menjadikan
muncul akibat adanya dominasi
jiwa Maryam yang tidak lagi utuh. Hal
keluarga Alam dalam mengambil
ini ditandai pada kutipan tentang jiwa
keputusan dan bertindak berdasar pada
tokoh Maryam. Jiwa Maryam mulai
kepercayaan sepihak dan tidak adanya
penuh lubang. Ia merasa kebahagiaan
musyawarah.
berjalan menjauhinya. Ia merasa tidak
Maryam masih dianggap tak
aman. Ia merasa dikepung ancaman layak menjadi bagian dari
keluarga Alam. Lebih dari itu,
(Madasari, 2013: 117).
mereka semua menyimpan
Kedua, beberapa aspek ketakutan Maryam akan
menulari keluargan ini dengan
sosiologis dalam novel Maryam terkait
kesesatan (Madasari, 2013:
karakter tokoh didasari pada status 114).
sosial, jenjang pendidikan, tanah Ketiga, Aspek fisiologis
kelahiran, kehidupan pribadi, sikap meliputi ciri-ciri fisik seperti nama,
hidup, perilaku masyarakat, agama, jenis kelamin, usia, tubuh, dan ciri
sistem kepercayaan, lingkungan wajah, serta aksesoris yang dipakai.
keluarga tidak harmonis dan Perilaku Tokoh utama Maryam dalam novel
masyarakat mengucilkan Maryam dan Maryam karya Okky Madasari akan
keluarganya. menjadi acuan utama dalam penelitian
Pola lingkungkan yang sehat ini. Aspek fisologis tokoh utama
terjalin atas sistem kepercayaan yang Maryam tersebut diperlukan untuk
disepakati dengan musyawarah menunjang deskripsi dimensi karakter
berdasar pada sosial budaya yang tokoh utama Maryam dalam novel
ditaati. Sistem kepercayaan tersebut Maryam karya Okky Madasari.
tidak terwujud dalam lingkungan baru Gambaran dimensi fisiologis
tokoh Maryam lingkungan keluarga tokoh Maryam terkait usia dilakukan
8

secara langsung oleh pencerita. wanita yang memiliki pola tubuh dan
Delapan tahun lalu, tak lama setelah ciri wajah dari daerah timur
Maryam mulai bekerja di bank, mengalami perubahan.
mereka berdua berkenalan dalam Wajah Maryam yang dulu
sawo matang kini putih
sebuah pertemuan. dua puluh empat
mengkilap, hasil perawatan
tahun usia Maryam saat itu (Madasari, setiap bulan di klinik
kecantikan. Rambutnya yang
2013: 17).
dulu selalu panjang sampai
Maryam memiliki karakter punggung kini pendek sebahu
dengan dibubuhi cat kemerah-
wanita daerah timur, yaitu Lombok,
merahan. Bibirnya dipoles
Nusa tenggara Barat. Hal ini dengan lipstik dan pipinya
diulas dengan perona, sesuatu
dimunculkan pencerita pada kutipan
yang dulu tak pernah
berikut ini. dilakukannya (Madasari, 2013:
49).
Maryam memiliki kecantikan
khas perempuan dari daerah Data di atas menunjukkan
timur. Kulit sawo matang yang
karakter fisik tokoh Maryam
bersih dan segar. Mata bulat
dan tajam, alis tebal, dan bibir mengalami perubahan yang cukup
agak tebal yang selalu
signifikan. Hal tersebut muncul akibat
kemerahan. Rambutnya yang
lurus dan hitam sejak kecil dari perubahan tingkat ekonomi dan
selalu dibiarkan panjang
sosial yang berpengaruh pada
melebihi punggung dan lebih
sering dibiarkan tergerai kepribadian tokoh Maryam. Hal ini
(Madasari, 2013: 24).
diperjelas oleh pencerita melalui tokoh
Karakter tokoh utama Maryam
lain. Umar lebih banyak menunduk,
tidak hanya digambarkan dengan nama
berulang kali meneguk teh yang
dan juga berdasarkan jenis kelamin.
disajikan dalam cangkir. Diam-diam ia
Karakter tokoh juga dapat diketahui
mengakui apa yang dikatakan ibunya
dengan melalui bentuk tubuh, ciri
benar. Maryam memang secantik
wajah dan asesoris yang dipakai.
fotonya. Meski banyak hal yang sudah
Dalam hal ini Maryam yang
berubah (Madasari, 2013: 147).
sebelumnya teridentifikasi sebagai
9

2. Problem Kejiwaan Tokoh Utama memaksakan mata terpejam


Maryam dalam Novel Maryam (Madasari, 2013: 15).
Karya Okky Madasari Kedua, Tokoh utama Maryam
Deskripsi karakter tokoh utama
terdiagnosis gangguan kecemasan
Maryam meliputi; mentalitas yang
dengan frekuensi kemunculan
cenderung pada keputus-asaan,
sebanyak 11 kali. Gangguan
penakut dan penuh dengan depresi.
kecemasan pada tokoh Maryam
Keadaan Maryam tersebut memiliki
meliputi ciri-ciri Respons emosional
keterkaitan dengan problem kejiwaan.
negatif, menyebar dalam pikiran tokoh
Sesuai dengan rumusan masalah yang
utama melampaui ketakutan sederhana
telah dijabarkan sebelummnya, pada
dan fobia sosial. Pada dasarnya
subbab ini akan melengkapi deskripsi
gangguan kecemasan merupakan
mentalitas tokoh Maryam, dengan
gangguan yang wajar dialami oleh
menyajikan problem-problem
beberapa kondisi orang tertentu tetapi
kejiwaan yang muncul dalam diri
dapat menjadi gangguan pada perilaku
tokoh utama Maryam karya Okky
normal apabila hal itu terjadi secara
Madasari.
berlebihan dan tidak sesuai dengan
Pertama, tokoh utama Maryam
kondisi atau keadaan yang sedang
mengalami depresi klinis. Keadaan
terjadi.
subyektif perasaan sedih, marah, dan
Tokoh Maryam memiliki rasa
muak yang akut terdiagnosis dalam
takut yang berlebihan terhadap
diri tokoh utama Maryam sebagai
pengasingan yang dilakukan oleh
pemicu depresi klinis. Perkembangan
keluarganya. Ketakutan yang berlebih
depresi klinis tersebut akan disertai
tersebut menyebabkan perilaku
oleh perubahan fisiologis. Hal ini
abnormal. Ketakutan yang muncul
ditandai pada kutipan berikut.
secara berlebihan merangsang
Tak ada yang tahu tiap malam
timbulnya kepanikan dan kecemasan
dia selalu duduk lama di kafe
hotel, melamun dan yang berlebihan. Hal ini ditandai
kebingungan. Ia masuk kamar
dengan pola pikir yang negatif tokoh
tengah malam, gelisah dan
10

Maryam pada kutipan; pikirannya dirinya tidak berharga lagi, ia merasa


mulai menerawang. Membayangkan gelisah, terpukul, dan depresi.
bapaknya akan berkata keras, langsung Ketiga, Tokoh utama dalam
mengusirnya begitu Maryam terlihat novel Maryam karya Okky Madasari
masuk ke halaman (Madasari, 2013: terdiagnosis stress dengan frekuensi
44). kemunculan sebanyak 11 kali, hasil ini
Kutipan berikut ini memiliki frekuensi berbanding lurus
menunjukkan trauma yang dialami dengan gangguan kecemasan. Stress
tokoh Maryam akan peristiwa yang pada tokoh Maryam meliputi ciri-ciri
pernah terjadi pada dirinya, memicu depresi dengan intensitas yang tinggi
kecemasan dan ketakutan akut. dan stress pascatrauma.
Mata Maryam terpejam Stress pascatrauma terjadi
sebentar, terbuka, lalu terpejam
setelah seseorang mengalami trauma
lagi. Tubuhnya berbolak-balik
ke kiri dan ke kanan. Berusaha yang menyakitkan terjadi dengan
mencari satu alasan untuk bisa
intensitas yang berlebihan dan
menerima Umar. Tak ada. Ia
tak mau buru-buru, lalu mengancam jiwa. Dalam hal ini tokoh
terperangkap dalam penyesalan
Maryam mengalami tekanan batin
panjang seperti sebelumnya
(Madasari, 2013: 154). ketika kedua orangtuanya menekan
Kutipan di atas melukiskan dirinya untuk menikah kembali dengan
tokoh Maryam dalam keadaan tertekan seseorang yang memang benar-benar
dan kebingungan. Maryam mengalami memiliki kepercayaan ahmadiyah.
hal yang sangat serius dan Maryam merasa pernikahan adalah
menyakitkan. Maryam merasa putus yang dapat menyakitkan batinnya, hal
asa setelah kejadian yang dialaminya ini dikarenakan perlakuan keluarga
dalam lingkungan keluarga Alam yang Alam pada pernikahan awalnya
terus menekan dirinya melalui dengan Alam hanya memicu depresi.
kekerasan verbal dan pengasingan. Hal Hal ini dilakukan demi penebusan diri
tersebut, menjadikan Maryam merasa
11

Maryam terhadap kedua orangtua yang ganda dalam diri Maryam terpicu oleh
telah mengasingkannya. adanya dua pola pikir yang saling
Maryam yang berusaha terlelap menentang dalam dirinya. Maryam
tak mampu mengendalikan
merasa kenyamanan ada pada
gelisah. Sejak memegang surat
cerai, otaknya tak memberi keluarganya, namun ternyata hal itu
kesempatan munculnya kata
tidak didapatkan dan memilih untuk
pernikahan. Itu sesuatu yang
jauh dari dirinya saat ini. menjauh hingga Maryam diasingkan.
Ketika ibunya tiba-tiba
Namun, keadaan di luar lingkungan
memintanya menikah dengan
orang yang belum dikenal, keluarganya pun tidak lebih
Maryam tak mampu memilih
menjanjikan ketenangan dalam
apakah akan menerima atau
menolak (Madasari, 2013: hidupnya. Ada korelasi masa lalu pada
154).
pola kehidupan Maryam yang cukup
Kutipan di atas melukiskan
dominan terinterferensi oleh orang
ketakutan Maryam yang terpicu oleh
lain. Tokoh Maryam menganggap
trauma yang pernah dialaminya.
dirinya bukan penganut ahmadiyah,
Trauma yang dialaminya terkait
namun dirinya selalu dianggap oleh
dengan kegagalan dalam pernikahan
orang lain sebagai ahmadiyah yang
Maryam bersama tokoh Alam.
sesat.
Keempat, tokoh utama Maryam
Gangguan disiosiatif yang
didiagnosis memiliki kecenderungan
terjadi pada tokoh utama Maryam juga
gangguan identitas disosiatif, yakni
menyerang memori ingatan, kesadaran
suatu kecenderungan memiliki dua
dan mengakibatkan kebingungan
atau kepribadian pengganti.
mengontrol emosional dalam diri. Hal
Di dalam novel Maryam karya
ini dirasakan oleh Maryam ketika
Okky Madasari, gangguan identitas
dirinya semakin tertekan atas
pada diri tokoh utama Maryam muncul
perlakuan Alam yang menceraikannya.
akibat dari gangguan suasana-
Segala cara ia lakukan untuk
perasaan, gangguan kecemasan,
menghalangi kedatangan Alam. Ia
hingga gangguan stress. Kepribadaian
12

berkeras, tapi bahkan mimpi pun tak Tokoh utama Maryam


mau tunduk pada kemauan mengalami hambatan dalam
pemiliknya. Semakin ia melawan, bermasyarakat. Hambatan tersebut
bayang-bayang Alam semakin jelas memicu akan adanya perasaan tidak
tergambar (Madasari, 2013: 61). adekuat dalam diri Maryam, selain itu
Kelima, tokoh utama Maryam menimbulkan hipersensitivitas diri
didiagnosis memiliki kecenderungan terhadap perilaku masyarakat di
gangguan kepribadian, yakni gangguan sekitarnya.
kepribadian klaster A, kecenderungan
3. Penyebab Problem Kejiwaan
perilaku yang menyimpang Tokoh Utama Maryam dalam
Novel Maryam Karya Okky
berdasarkan pada nilai-nilai sosio-
Madasari
budayanya. Pertama, dalam novel Maryam
Tokoh utama dalam Novel karya Okky Madasari yang paling
Maryam karya Okky Madasari berpengaruh dalam perkembangan
memiliki kecenderungan masuk dalam perilaku abnormal dalam diri Maryam
klasifikasi gangguan kepribadian ialah pengaruh agama dan pola asuh
klaster A yakni avoidant, yang keluarga. Pola asuh anak dalam
menyangkut hambatan sosial, perasaan keluarga merupakan salah satu sistem
tidak adekuat, hipersensitivitas sosial yang mempunyai peranan
terhadap perilaku masyarakat. Hal ini penting dalam hal pembentukan
ditandai pada kutipan berikut. karakter anak, meskipun pengaruh
Maryam mendadak gentar ia lingkungan juga memiliki dominasi
merasa menjadi begitu asing
bahkan lebih asing dari pada yang cukup besar dalam perubahan
turis-turis yang datang dari karakter seorang anak. Di dalam novel
jauh itu. Sapaan ramah
pemuda-pemuda kampung Maryam disebutkan bahwa tokoh
langsung menyambar mereka. utama Maryam sejak berusia dini tidak
Sementara Maryam hanya
dipandang penuh tanya dan mendapatkan kebebasan dari
curiga (Madasari, 2013: 42). orangtuanya. Ia dipaksa mengikuti
13

kemauan orangtua untuk selalu tidak irrasional. Pola berpikir positif akan
memiliki hubungan dengan orang- memicu perilaku positif, begitu pula
orang di luar kepercayaan ahmadiyah. sebaliknya, pola berpikir negatif akan
Dominasi dan keberpihakan mempengaruhi kepada hasil yang
minat orangtua terhadap negatif. Dalam hal ini pikiran negatif
perkembangan anak mampu tokoh utama Maryam terlihat ketika ia
mempengaruhi karakter dan mental menilai orang-orang yang berada di
seorang anak. Faktor pola asuh sekitarnya, menganggap dirinya
keluarga tersebut terjadi dalam pembawa kesesatan dan menolak
kehidupan tokoh utama Maryam. Hal keberadaan dirinya. Penilaian yang
ini menimbulkan ketidakseimbangan negatif tersebut membuat Maryam
emosi Maryam dan memicu adanya merasa dirinya memiliki derajat yang
perselisihan seperti pada kutipan hina daripada orang lain. Pola pikir
berikut. negatif kepada orang lain hanya akan
Ibunya ikut bicara. Lebih baik mengakibatkan self-efficacy rendah,
tidak usah pacaran dengan
dan menimbulkan kesenjangan sosial,
orang luar. Daripada nanti
sama-sama kecewa. Sama- krisis kepercayaan diri sampai pada
sama terluka lebih baik diakhiri
konflik sosial.
sekarang jugaMaryam
marah. Ia sudah sangan bosan. Sensitif berlebihan pada diri
sudah terlalu lama bersabar.
tokoh utama Maryam menghambat
Bertahun-tahun ia selalu
berusaha menuruti perkataan perkembangan dirinya, juga memicu
orangtuanya berpacaran
kecemasan dengan intensitas yang
dengan orang dalam, orang
yang sama dengan mereka tinggi, rasa cemas tersebut jika tidak
(Madadasari, 2012: 17).
ditangani akan menimbulkan perilaku
Kedua, faktor psikologis
negatif. Salah satu Perilaku negatif
berkontribusi pada perilaku
tokoh utama Maryam menarik diri dari
menyimpang tokoh utama Maryam
lingkungan sosial.
meliputi sensitif yang berlebihan
Tapi, apakah masih ada
terhadap ancaman dan pikiran yang kenyamanan ketika seseorang
14

sudah di kepung tatapan penuh Meskipun Maryam masih merasa sulit


kecurigaan? Rasanya seperti
menerima kenyataan, kemunculan
sedang dimusuhi dalam diam,
ditelanjangi tanpa sentuhan. tokoh Umar mampu memberi sedikit
Lalu nanti saat ia keluar dari
kenyamanan.
masjid, orang itu akan buru-
buru mengambil air, membasuh Dan tiba-tiba Tuhan
ruang yang baru didatangi memberinya begitu saja. Tanpa
Maryam (Madasari, 2013: 65). diminta. Tanpa Maryam berdoa
siang dan malam, tanpa mesti
Kutipan tersebut mengarah
mencurahkan semua pikiran.
pada tokoh Maryam mengalami krisis Maryam tersenyum sendiri
kalau ingat hal itu. Empat
kepercayaan diri, merasa minder dan
bulan pernikahannya dengan
berpikiran negatif. Ketidaknyamanan Umar dijalani tanpa beban.
Tanpa harapan, tanpa
ini dikarenakan Maryam merasa
kewajiban, tanpa ketakutan.
dirinya tidak lagi menjadi bagian suatu Yang Maryam lakukan hanya
membuat dirinya nyaman
kelompok masyarakat dan dianggap
(Madasari, 2013: 213).
sesat.
Kehidupan rumah tangga baru
4. Cara Mengatasi Problem Maryam berhasil mengubah cara
Kejiwaan yang Dialami Tokoh
pandang Maryam dan memotivasi
Utama dalam Novel Maryam
Karya Okky Madasari untuk lebih kuat lagi menjalani hidup.
Menekan depresi merupakan Kecapakan dalam bertindak dan
salah satu cara yang dilakukan untuk melayani yang dilakukan Umar secara
mengubah cara pandang, cara berfikir langsung membantu Maryam keluar
dan tingkah laku seseorang yang dari zona keragu-raguan dan mampu
mengalami gangguan psikologis. menekan depresi.
Tokoh Umar merupakan seseorang IV. Penutup
yang berpengaruh dalam mengubah A. Kesimpulan
perilaku Maryam, memberikan Berdasarkan hasil penelitian
pengertian kepada Maryam bahwa dan pembahasan yang telah dilakukan
harus lebih menekankan pikiran positif maka dapat diambil kesimpulan
dalam mengambil keputusan. sebagai berikut ini.
15

1. Penggambaran karakter tokoh dalam pikiran tokoh utama


utama dalam novel Maryam karya melampaui ketakutan sederhana
Okky Madasri dapat dilihat melalui dan fobia sosial; (c) stress berupa
tiga dimensi, meliputi; (a) dimensi depresi dengan intensitas tinggi
fisiologi tokoh utama, berupa nama dan stress pascatraumatik; (d)
tokoh yaitu Maryam, berjenis gangguan disosiatif dan
kelamin perempuan, usia 24 tahun somatoform berupa emosional
serta berwajah cantik; (b) dimensi negatif menganggu ingatan dan
psikologis tokoh utama Maryam, kesadaran serta kebingungan
berupa mentalitas yang tidak stabil, mengontrol emosi dalam diri; (e)
sulit mengontrol amarah, memiliki gangguan kepribadian, berupa
keinginan kesamaan iman dan avoident.
merasakan jatuh cinta; (c) dimensi 3. Penyebab problem kejiwaan yang
sosiologis tokoh utama Maryam dialami oleh tokoh utama dalam
berupa status sosial, sistem novel Maryam karya Okky
kepercayaan, kehidupan pribadi, Madasari dikarenakan dua faktor,
lingkungan keluarga dan perilaku yaitu; (a) faktor psikologis meliputi
masyarakat. sensitif yang berlebihan dan
2. Problem kejiwaan yang dialami pikiran irrasional; (b) faktor sosial,
oleh tokoh utama dalam novel meliputi pengaruh agama,
Maryam karya Okky Madasari, lingkungan, pola asuh keluarga dan
meliputi; (a) gangguan suasana- nilai-nilai sosio-budaya.
perasaan berupa reaksi emosional 4. Cara mengatasi problem kejiwaan
yang berlebihan dalam tokoh utama dalam novel Maryam
menghadapi permasalahan dan karya Okky Madasari, yaitu; (a)
depresi klinis; (b) gangguan menekan depresi, dengan
kecemasan berupa respons memahami kelemahan dalam diri,
emosional negatif, menyebar mengelabui depresi dengan
16

berpikir positif, meningkatkan DAFTAR PUSTAKA


empati, meninggikan kesadaran Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah
emosional serta melawan stress; Sastra. Surakarta:
Muhammadiyah University
dan (b) terapi keluarga, sebagai Press.
dukungan dalam perkembangan Jahroni, Jajang. 2008. Artikel:
mental, memberikan daya pikir Tekstualisme, Islamisme dan
Kekerasan Agama. http://
positif, serta mendorong tokoh Islamlib.com/. Diunduh pada
utama mencari dan mamahami tanggal 14 januari 2016.
jalan keluar dari setiap masalah Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
yang dihadapi. PT. Remaja Rosdakarya.
B. Saran Madasari, Okky. 2013. Maryam.
Adapun saran yang dapat Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
dikemukakan adalah lebih terhadap
Minderop, Albertine. 2011. Psikologi
penggunaan kerangka teori lain. Sastra. Jakarta: Yayasan
Peluang untuk menganalisis, mengkaji, Pustaka Obor.

serta meneliti novel Maryam karya Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori,
Metode dan Teknik Penelitian
Okky Madasari ini tentu masih terbuka Sastra. Yogyakarta: Pustaka
dengan beragam pendekatan yang Pelajar.

berbeda. Pendekatan-pendekatan
tersebut dapat berupa; pendekatan
kritik sastra relasi kuasa Michel
Fucoult, strukturalisme genetik, proses
kreatif, dan sebagainya. Dengan
demikian masih luas kesempatan bagi
para peneliti untuk bisa
mengeksplorasi novel Maryam melalui
pendekatan-pendekatan lain.

Anda mungkin juga menyukai