Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN LEPRA

No. Dokumen :

No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : 5 April 2016

Halaman : 1-3

UPTD Puskesmas
Demangan Silverina K, SKM, M.MKes
NIP. 19670701 199102 2
Kota Madiun 001

1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh


Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. Penularan
kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan atas dan kontak
kulit pasien lebih dari 1 bulan terus menerus. Masa inkubasi rata-
rata 2,5 tahun, namun dapat juga bertahun-tahun
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan Lepra
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Pelayanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer
5. Prosedur Alat dan Bahan
6. langkah langkah 1. Petugas melakukan anamnesis keluhan pasien didapatkan
bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat,
terutama di wajah dan telinga. Bercak kurang/mati rasa, tidak
gatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelainan kulit
tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat
keterlibatan saraf tepi.
Faktor Risiko
a. Sosial ekonomi rendah.
b. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota
keluarga yang didiagnosis dengan lepra
c. Imunokompromais
d. Tinggal di daerah endemik lepra
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik tanda Patognomonis
a. Tanda-tanda pada kulit
Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul), bercak berbentuk
plakat dengan kulit mengkilat atau kering bersisik. Kulit tidak
berkeringat dan berambut. Terdapat baal pada lesi kulit,
hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Pada kulit dapat pula
ditemukan nodul.
b. Tanda-tanda pada saraf

1/4
Penebalan nervus perifer, nyeri tekan dan atau spontan
pada saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada
anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau wajah,
adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh.
c. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi
Untuk kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
simbol-simbol berikut digunakan dalam penulisan di rekam
medik.

3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada sediaan kerokan
jaringan kulit.
4. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemenriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan apabila terdapat satu dari tanda-tanda
utama atau cardinal (cardinal signs), yaitu:
a. Kelainan (lesi) kulit yang mati rasa.
b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi
saraf.
c. Adanya basil tahan asam (BTA) dalam kerokan
jaringan kulit (slit skin smear).
Sebagian besar pasien lepra didiagnosis berdasarkan
pemeriksaan klinis.
Klasifikasi Lepra terdiri dari 2 tipe, yaitu Pausibasilar (PB) dan
Multibasilar (MB)

Tanda Utama PB MB

Bercak Kusta Jumlah 1-5 Jumlah >5

Penebalan saraf Hanya 1 saraf Lebih dari 1 saraf


tepi disertai
gangguan fungsi
(mati rasa dan
atau kelemahan
otot, di daerah
yang dipersarafi
saraf yang
bersangkutan)
Kerokan jaringan BTA negatif BTA positif
kulit

2/4
Tanda Lain PB MB

Distribusi Unilateral atau Bilateral simetris


bilateral
asimetris
Permukaan bercak Kering, kasar Halus, mengkilap

Batas bercak Tegas Kurang tegas

Mati rasa pada Jelas Biasanya kurang


bercak jelas
Deformitas Proses terjadi lebih Terjadi pada tahap
cepat lanjut
Ciri-ciri khas - Mandarosis, hidung
pelana, wajah singa
(facies leonina),
ginekomastia pada
laki-laki

7. Diagram alir
Melakukan Melakukan
Anamnesa Pemeriksaan Fisik pemeriksaan
penunjang

Menegakkan diagnosa
klinis

Menegakkan
diagnosa banding

Menegakkan
komplikasi

Melakukan Melakukan terapi dan


konselling dan tindakan
edukasi

8. Hal hal yang perlu


diperhatikan

9. Unit Terkait 1. Poli umum


2. Poli KIA/KB
3. Pustu

3/4
10. Dokumen Terkait -

11.Rekaman Historis

Halama Yang dirubah Perubahan Diberlakuka


n nTgl.

4/4

Anda mungkin juga menyukai