Anda di halaman 1dari 17

Kontrasepsi susuk KB ini berisi lenovogestrol, terdiri dari 6 kapsul yang diinsersikan

dibawah kulit lengan atas bagian dalam kira-kira 6-10 cm dari lipat siku. Lenovogestrol
adalah adalah suatu progestin yang telah banyak dipakai dalam pil KB seperti ovral dan
nordette. Setiap kapsul mengandung 38 mg lenovogestrol. Setiap hari ke enam kapsul akan
melepaskan 50 mikrogram lenovogestrol dan akan lebih efektif sebagai kontrasepsi untuk 5
tahun.
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan kiri
atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga)
dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah
kapsul. Kini sedang diuji coba susuk satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut
sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma.

1. Keuntungan

Norplant merupakan cra KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan
dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
Tidak merepotkan
Sekali pasang akseptor akan mendapat perlindungan selama 5 tahun
Cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan ke dalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual
Sangat mudah diangkat kembali
Cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak mampu mempunyai anak lagi tetapi belum
siap untuk melakukan sterilisasi

2. Mekanisme Kerja

Mengendalikan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma


Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk
implantasi zygot
Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi

Efek samping :

Gangguan pola haid (perdarahan haid memanjang)


Perubahan libido
Amenorea
Mual muntah
Sakit kepala
Perbedaan antara Norplant dengan cara KB lainnya :

1. Norplant hanya memerlukan 1 kali kunjungan ke klinik untuk pemakaian selama 5


tahun
2. Berbeda dengan IUD atau cara sederhana lainnya, pemasangan norplant dilakukan
tanpa melakukan tindakan apa-apa pada daerah vagina
3. Berbeda dengan pil, norplant yidak mengandung estrogen

3. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi :
Setiap ibu yang sehat dan tidak ingin hamil dalam waktu 1-5 tahun

Kontraindikasi :
Hamil atau disangka hamil,kelainan kardiovaskuler, sakit kuning, sakit gula, infeksi panggul,
galaktorea, psikis/neurosis, riwayat kehamilan ektopik, riwayat mola hidatidosa, varices
berat, ibu sedang menyusui

Pada pemasangan Norplant :


Pada saat sedang menstruasi atau 1-2 hari setelah menstruasi selesai

4. Prosedur Pemasangan
a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenai
norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul mengerti dan menerimanya sehingga cara
kontrasepsi yang akan dipakai

b. Persiapan alat-alat yang diperlukan :

1. Sabun antiseptik
2. Kasa steril
3. Cairan antiseptik (betadine)
4. Kain steril yang mempunyai lubang
5. Obat anastesi lokal
6. Samprit dan jarrum suntik
7. Troikar nomer 10
8. Sepasang sarung tangan steril
9. Satu set kapsul norplant (6 buah)
10. Scalpel yang tajam

c. Teknik Pemasangan

1. Px dibaringkan terlentang di tempat tiidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil
disamping tempat tidur kx
2. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci dengan sabun antiseptik
kemudian diberi cairan antiseptik
3. Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang
4. Dilakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku
5. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan skapel yang panjang
6. Troikar dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit
7. Kemudian kapsul dimasukkan ke dalam troikar dan di dorong dengan plunger sampai
kapsul terletak di bawah kulit
8. Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedua sampai ke enam, ke enam
kapsul dibawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunannya seperti kipas
9. Setelah semua kapsul berada dibawah kulit, troikar di tarik pelan-pelan keluar
10. Kontrol luka ada perdarahan atau tidak
11. Jika tidak ada perdarahan, tutuplah luka dengan kasa steril kemudian diberi plester.
Umumnya tidak diperlukan jahitan
12. Nasihatkan pada akseptor agar luka jangan basah selama kurang lebih 3 hari dan
datang kembali jika terjadi keluhan-keluhan yang mengganggu

5. Pengangkatan
Dilakukan atas indikasi.

Atas permintaan akseptor (mau hamil lagi)


Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan
pengobatan biasa
Sudah habis masa pakainya
Terjadi kehamilan

Prosedur Pengangkatan :

1. Alat yang diperlukan


2. Tentukan lokasi kapsul norplant (kapsul 1-6), kalau perlu kapsul di dorong ke
arah tempat insisi akan dilakukan.
3. Daerah insisi di desinfeksi, kemudian di tutup dengan kain steril yang
berlubang
4. Lokal anasthesi lokal
5. Kemudian lakukan insisi selebar lebih kurang 5-7 mm di tempat yang paling
dekat dengan kapsul norplant
6. Forseps dimasukkan melalui lubang insisi dan kapsul di dorong dengan jari
tangan lain kearah forseps
7. Forseps dibuka lalu kapsul dijepit kemudian ditarik pelan-pelan
8. Lakukan prosedur ini berturut-turut untuk mengeluarkan kapsul kedua sampai
ke enam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul norplant terjadi perdarahan,
hentikanlah perdarahan trlebih dahulu dengan menekan aerah yang berdarah
dengan kain steril
9. Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak dijumpai lagi perdarahan, tutuplah
luka insisi dengan kasa steril kemudian di plester
10. Umunya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Nasihantkan pada akseptor agar luka tetap kering kurang lebih 3 hari
5. Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian

Biodata
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kontrasepsi
Riwayat alergi

2.Diagnosa Keperawatan

Resiko infeksi berhubungan dengan benda asing di dalam tubuh


Nyeri berhubungan dengan insisi

3. Intervensi

Jelaskan apa penyebab infeksi


Kaji tanda-tanda infeksi
Observasi TTV
Sarankan untuk hygiene personal
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
Jelaskan apa penyebab nyeri
Kaji skala nyeri
Beri teknik relaksasi
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

4. Evaluasi

Nyeri berkurang
Tidak ada tanda-tanda

by : putu yenni pramesti

Related Post
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK)

2.1.1. Pengertian

Alat kontrasepsi bawah kulit adalah suatu alat yang disusupkan di bawah kulit lengan

atas sebelah dalam yang dapat mencegah kehamilan.

Menurut WHO (World Health Organization) Expect Commite 1970, keluarga

berencana atau KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk

1. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

2. Mengatur interval diantara kehamilan

3. Mengatur kehamilan yang memang diinginkan

4. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri

5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.

2.1.2. Jenis jenis AKBK

Jenis jenis AKBK dalah:

1. Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2.4 mm

yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.

2. Implanon

Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi

dengan 68 mg dan lama kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan indoplant

Terdiri dari 2 batang kapsul yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerjanya 3

tahun (Prawirohardjo, 2003).


2.1.3. Mekanisme kerja AKBK

Mekanisme AKBK adalah:

1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma

2. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk

implantasi zygote

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi

4. Endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi (Hartanto, 2004).

2.1.4. Efektivitas AKBK

a. Sangat efektif

b. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama. Ini lebih

rendah dibandingkan kontrasepsi oral IUD dan metode barier (Hartanto, 2003).

2.1.5. Indikasi dan kontra indikasi

1. Indikasi

a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk waktu yang lama tetapi tidak bersedia

menjalani kontap atau menggunakan AKDR

b. Wanita-wanita tidak boleh menggunakan pil KB yang tidak mengandung estrogen

2. Kontra Indikasi

a. Kehamilan atau disangka hamil

b. Penderita penyakit hati

c. Kanker payudara

d. Kelainan jiwa (psikosis, neurosis)

e. Varikosis

f. Riwayat kehamilan ektopik

g. Diabetes melitus

h. Kelainan kardiovaskuler
2.1.6. Waktu Yang Tepat Pemasangan AKBK

1. Setiap saat selama siklus haid dari hari ke 2 samapai ke 7

2. Insersi dapat dilakukan setiap saat asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan

3. Bila klien tidak haid insersi dapat dilakukan asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan

4. Bila menyusui 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan ,insersi dapat dilakukan setiap saat

5. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali

6. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantikannya dengan implant

insersi dapat dilakukan setiap saat

7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntik, implant dapat diberikan pada saat jadwal

kontrasepsi suntikan tersebut

8. Pasca keguguran, implant juga dapat segera digunakan (Prawirohardjo, 2003)

2.1.7. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan AKBK

1. Keuntungan

a. Daya guna tinggi

b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

c. Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

e. Bebas dari pengaruh estrogen

f. Tidak mempengaruhi kegiatan senggama

g. Tidak mengganggu ASI

h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan


j. Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan constant, sehingga terhindar dari

dosis awal yang tinggi (Prawirohardjo, 2003).

2. Kerugian

a. Insersi dan pengeluaran harus dikakukan oleh tenaga terlatih

b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant

c. Lebih mahal

d. Sering timbul perubahan pola haid

e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri

f. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya

g. Implant kadang dapat terlihat dengan orang lain (Hartanto, 2003)

2.2.8. Efek Samping Dan Komplikasi Penggunaan AKBK

1. Efek samping yang sering dijumpai adalah perubahan atau gangguan dalam pola siklus haid,

bisa berupa perdarahan mulai dari bercak-bercak, haid yang memanjang sering, maupun tidak

datangnya haid (Contraceptive Implant, 2006).

2. WHO, Population Council Family Health International telah melakukan studi pengawasan

paksa pemasaran selama 5 tahun terhadap Norplant, AKDR, dan sterilisasi wanita. Studi ini

dilaporkan dalam serangkaian makalah yang terbit pada akhir tahun 2000, dan

memperlihatkan bahwa Norplant bebas dari efek samping dan komplikasi serius (Glasier,

2006).

3. Efek samping lain tapi jarang terjadi adalah :sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat,

payudara tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan (BKKBN, 2006).

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

Berdasarkan :

2.2.1. Umur
Umur adalah indeks yang menempatkan indvidu- individu dalam urutan

perkembangan, mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap

kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas juga pada bayi.

2.2.2. Paritas

Paritas adalah keadaan wanita yang berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan.

Menurut Horlock (2005), ibu yang sudah melahirkan lebih dari satu kali akan lebih yakin

dalam menggunakan dan memilih kontrasepsi.

2.2.3. Pendidikan

Pendidikan adalah jenjang sekolah yang dilalui secara formal. Tujuan pendidikan

adalah memberikan pengetahuan, salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

untuk lebih muda menerima ide-ide baru adalah dengan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).

2.2.4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, dalam hal ini

adalah pekerjaan ibu :

a. Bekerja

b. Tidak bekerja

2.2.5. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan, yang

digunakan dalam memperkuat pesan itu sendiri.

Informasi adalah pengumpulan, penyimpanan, penyebaran berita, data, gambar, fakta,

dan pesan opini ataupun komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian. Edisi VI. Jakarta : Rineka cipta

Arum, Setya. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Edisi II. Jogjakarta : Mitra Cendikia

Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

BKKBN. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Everett, Suzanna. 2008. Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual Reproduksi. Jakarta : EGC

Hartanto, Hanafi, 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta

Hurlock, Elisabeth, B.1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Gelora Akasara Pratama

Notoatmodjo, soekidjo,2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka cipta

__________.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan ,Jakarta : Rineka cipta

__________,2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka cipta

Prawirohardjo,sarwono,2002. Kontrasepsi hormonal. Jakarta : Bina pustaka

__________,2005. Ilmu kandungan, Jakarta : Bina pustaka

__________, 2005. Ilmu kebidanan, Jakarta : Bina pustaka

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Jakarta

Widyastuti, dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi. Yokyakarta : Fitramaya

BKKBN. 2009. 65% PUS di Sumut ikut KB. (http://www.tapselkab.go.id/, diakses oleh: Atur, 25 Mei
2010. 16.30 WIB)

BKKBN. 2010. Pemahaman Ibu Tentang Pemakaian KB Susuk. (http://askeb-askeb.cz.cc, diakses oleh:
Atur, 27 Mei 2010. 18.40 WIB)

BKKBN. 2010. Gebrakan BKKBN Provinsi Sumut di Kecamatan Percut Sei Tuan.
(http://Prov.bkkbn.go.id, diakses oleh: Atur, 17 Mei 2010, 10.30 WIB)
PIOGAMA.2009. KB Susuk Menyebabkan Berat Badan Naik. (http://www.piogama.ugm.ac.id,
diakses oleh: Atur, 24 Mei 2010,20.00 WIB)
Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk
kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam
setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan
(BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang
mengandung hormon progestin. Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan
anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di
bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada
kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan
efektif digunakan selama 3 tahun.
B. Jenis Implant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan
diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2
mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan
lama kerja 3 tahun.
C. Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang
dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba
adalah
1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
D. Efektifitas Implant
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
a. Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun pertama. Ini
lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
b. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 %
akseptor menjadi hamil.
c. Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata
setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga
sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan
dalam pelepasan hormonnya.
E. Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
a. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
F. Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut
:
a. Perempuan hamil atau diduga hamil.
b. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
c. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
d. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
e. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
G. Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :
a. Keuntungan kontrasepsi yaitu :
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b. Keuntungan non kontrasepsi yaitu :
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
h. Kerugian
H. Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
c. Biaya Lebih mahal.
d. Sering timbul perubahan pola haid.
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
g. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
I. Cara pemasangan
Menurut Manuaba teknik pemasangan implant adalah sebagai berikut:
a. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat (apabila terdiri dari 6 kapsul buah seperti kipas
terbuka).
b. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan likokain 2%.
c. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.
d. Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya.
e. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa ada
tahanan.
f. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik ke luar.
g. Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah di tempatnya, alat pendorong dimasukkan sampai
terasa tidak ada tahanan.
h. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplas (band aid). Teknik ini
berlaku untuk semua jenis implant.
i. Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
J. Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara
penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a. Amenorea
i. Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan khusus,
khusus konseling saja.
ii. Bila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan angjurkan menggunakan
kontrasepsi lain.
iii. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan
jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien
dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya
perdarahan.
b. Perdarahan, bercak (spotting) ringan
i. Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
ii. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
iii. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian
implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
iv. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7
hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50
g estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c. Ekspulasi
i. Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan apakah
terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
ii. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1
buah pada tempat insersi yang berbeda.
iii. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang
lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi
i. Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan
antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
ii. Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
iii. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan yang lain
atau cari metode kontrasepsi yang lain.
iv. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut
implant lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
e. Berat badan naik / turun
i. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang
diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
ii. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Salah satu Metode Kontrasepsi Efektif adalah Implant. Implant atau yang lebih
dikenal dengan KB Susuk sejak tahun 1981 telah mulai diteliti dan dikembangkan di
Indonesia. Di luar negeri, cara baru Implant telah diuji coba klinik secara baik dan teliti, lalu
dipakai sebagai kontrasepsi sejak tahun 1972. di berbagai negara di dunia sejak tahun 1981
Implant telah dipakai lebih dari 10 ribu wanita dan mulai dapat diterima oleh masyarakat.
Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam,
berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api
dimana dalam setiap kapsul berisi hormon levonorgestril yang dapat mencegah terjadinya
kehamilan. Implant mempunyai cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
selaput lendir endometrium tidak siap untuk nidasi / menerima pembuahan, mempertebal
lendir serviks / rahim dan menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir dengan tingkat
keberhasilan efektivitas implant 97 99 %.
DAFTAR ISI

Prof. dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG(K). 2006. MPH. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

BKKBN, 2006. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant/Susuk KB).

Departemen Kesehatan RI, 1996. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.

Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.

Manuaba, Gde, Bagus Ide. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai