Dosen Pembimbing:
H. Sugiannoor, SKM, M.MPd.
Oleh Kelompok II :
A. ANALISA DATA
1. Kebutuhan peserta didik
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan selama 1 minggu di dusun 1
Desa Tiirta Jaya di dapatkan data jumlah remaja sekitar 220 orang. Dari
jumlah remaja tersebut juga telah didapatkan data 10 orang remaja yang
memiliki kebiasaan buruk yakni merokok. Seperti yang sudah diketahui
merokok merupakan salah satu gerbang kearah penyalahgunaan NAPZA.
Selain hasil pendataan tersebut, kader kesehatan Dusun 1 Desa Tirta Jaya
mengungkapkan sudah ada beberapa orang remaja yang sudah
menyalahgunakan NAPZA di desa ini. Untuk menghindari penyalahgunaan
NAPZA tersebut ada baiknya jika orang tua memiliki bekal pengetahuan
mengenai NAPZA, di karenakan karena orang tua merupakan figur yang
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada usia remaja.
Untuk membekali orang tua tersebut perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang Pengertian NAPZA, jenis-jenis NAPZA, tanda-tanda penyalahguna
NAPZA, dampak penyalahgunaan NAPZA, peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan NAPZA
D. MATERI (TERLAMPIR)
1. Definisi NAPZA.
2. Jenis-jenis NAPZA
3. Tanda-tanda penyalahguna NAPZA.
4. Dampak penyalahgunaan NAPZA.
5. Peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point
H. EVALUASI
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
a. Tes awal.
Menanyakan tentang apa itu NAPZA ?
b. Tes akhir
Menanyakan kepada salah satu warga definisi NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang warga Jenis-jenis NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang wargatanda-tanda penyalahguna
NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang warga Dampak penyalahgunaan
NAPZA
Menanyakan kepada beberapa orang warga peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
2. Observasi.
Respon/tingkah laku warga saat diberi pertanyaan: apakah diam atau
menjawab (benar atau kurang tepat).
Warga antusias atau tidak.
Warga mengajukan pertanyaan atau tidak.
I. REFERENSI
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Juni 2004.Pedoman
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda.
MATERI
A. Pengertian NAPZA
NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintesis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004).
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa
bagian tubuh orang yang mengkonsumsinya. Manfaat maupun risiko
penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering,
cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang
dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).
B. Jenis-jenis NAPZA
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat
atau bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi ke dalam beberapa
kelompok, yakni :
1) Narkotika
Menurut Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009, Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat
berat.Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi.
Berdasarkan Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009, jenis
narkotika dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu :
a. Narkotika Golongan I : Narkotika yang daya adiktifnya paling
tinggi, dan hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, kokain, ganja, morfin, opium dan lain-lain.
b. Narkotika Golongan II : Narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Petidin, dan turunannya,
benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c. Narkotika Golongan III : Narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, yang bermanfaat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Codein, dan turunannya.
2) Psikotropika
Menurut Undang-Undang RI No.5 tahun 1997, Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter
untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan Undang-Undang RI No.5 tahun 1997,
psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu:
a. Psikotropika Golongan I : Psikotropika dengan daya adiktif yang
sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan
sedang diteliti khasiatnya. Hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh :MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
b. Psikotropika Golongan II : Psikotropika dengan daya adiktif kuat
yang bermanfaat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan.serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Amphetamine, metamfetamin, metakualon, dan lain-lain.
c. Psikotropika Golongan III : Psikotropika dengan daya adiktif
sedang yang berguna untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Lumibal, buprenorisna, fleenitrazepam,
dan sebagainya.
d. Psikotropika Golongan IV : Psikotropika yang memiliki daya
adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-
lain.
3) Zat Adiktif lainnya.
Zat Adiktif lainnya adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol,
yangberpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering
menjadibagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaantertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika
atauPsikotropika akan memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam
tubuhmanusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a) Golongan A : kadar etanol 15 % (Bir)
b) Golongan B : kadar etanol 520 % (Berbagai minuman
anggur)
c) Golongan C : kadar etanol 2045 % (Whisky, Vodca,
MansonHouse, Johny Walker).
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah
menguapberupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai
barangkeperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Yangsering disalahgunakan adalah : Lem, tiner, penghapus cat kuku,
dan bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja,
harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan
alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang berbahaya (Tim Fokusmedia, 2014).
1. Orang tua sebagai panutan. Orang tua perlu memberikan contoh kepada
anaknya baik dalam lingkup rumah ataupun luar rumah, harus sesuai
apayang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Sehingga anak tidak
mengecap orang tua dengan istilah NATO, No Action Talk Only. Seperti
apabila orang tua menghendaki anaknya tidak merokok, maka sebaiknya
orang tua juga tidak merokok. Selain itu orang tua juga harus jujur dan
mengakui kelemahannya kepada anak tanpa harus merasa takut
kehilangan wibawa.
2. Orang tua menjadi teman diskusi. Apapun yang disampaikan anak, baik
berita baik atau buruk perlu didengarkan dengan baik.Anak perlu diajak
berdialog secara lebih terbuka dan mendalam. Untuk itu diperlukan
waktu yang tepat, dengan tetap menjaga kerahasiaan anak,
memperhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah laku serta emosi anak.
3. Orang tua menjadi tempat bertanya. Orang tua perlu mengikuti
perkembangan dan permasalahan anak, sehingga dapat memberikan
penjelasan bila anak bertanya tentang berbagai permasalahan anak,
termasuk masalah narkoba. Untuk itu orang tua perlu belajar dan
membaca buku-buku tentang narkoba.
4. Orang tua mampu membuat aturan secara konsisten, kontinyu dan
konsekuen. Aturan yang dibuat orang tua harus dipertimbangkan dan
disetujui bersama dengan semua anggota keluarga. Aturan yang telah
ditetapkan oleh orang tua harus dilaksanakan oleh seluruh anggota
keluarga, termasuk orang tua sendiri.
5. Orang tua mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai
agama. Tradisi keluarga yang baik dalam keluarga perlu tetap diteruskan
bersama. Mengajarkan pekerjaan rumah bersama, rekreasi bersama,
sholat atau ibadah yang lain, mengakui kesalahan dan meminta maaf
baik dari anak kepada orang tua atau sebaliknya orang tua kepada anak,
merupakan contoh yang perlu dijadikan kebiasaan.
6. Orang tua perlu menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui
berbagai macam kegiatan. Pengembangan potensi anak dapat
menumbuhkan prestasi bagi anak, sehingga menumbuhkan rasa percaya
diri, harga diri yang positif dan akhirnya anak memiliki jati diri yang
stabil.
7. Orang tua berperan sebagai pembimbing bagi anak. Peran sebagai
pembimbing anak terutama dalam membantu anak mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dan mengembangkan alternative penyelesaian
masalah, termasuk dalam mengatasi tekanan dan pengaruh negative
teman sebaya.
8. Orang tua perlu mengontrol kegiatan anak. Kontrol terhadap anak perlu
dilakukan setiap kali anak akan keluar rumah. Orang tua perlu
mengetahui kemana tujuan anak pergi, dengan siapa, kapan pulang, dan
hal-hal lain yang perlu harus diketahui.Kontrol disini menunjukkan
bahwa orang tua punya perhatian khusus kepada anak, dan tidak
membiarkan anak bertindak semaunya sendiri. Disamping kontrol yang
ketat, orang tua perlu melakukan komunikasi dan dialog dengan anak
dan menerima keberatan yang disampaikan anak.
9. Orang tua perlu mengenal teman anak. Bila anak membawa teman ke
rumah, maka orang tua perlu sekali-kali bergabung dengan mereka.
Lakukan komunikasi dengan mereka untuk mengetahui
dimanatinggalnya, dengan siapa, bagaimana kabar orang tuanya,
kegiatan apa yang dilakukan jika ada waktu luang di luar sekolah dan
hal lain yang berhubungan dengan kehidupan mereka. Dengan kebiasaan
ini akan membuat anak maupun teman temannya menjadi akrab dengan
orang tua dan bisa menganggap orang tua sebagai bagian dari kelompok
mereka.Sebaiknya orang tua mengetahui nomer handpone mereka atau
rumah mereka.
10. Orang tua perlu menumbuhkan kesadaran anak akan bahaya penyalah
gunaan narkoba yang tidak sesuai dengan nilai norma, agama dan
aturan-aturan hukum yang brelaku di masyarakat. Sampaikan juga
akibat penyalah-gunaan narkoa yang mengakibat-kan terjadinya putus
sekolah, tidak bisa bekerja dengan baik, terlibat tindak kekerasan dan
mengganggu ketertiban umum, menimbulkan berbagai macam penyakit
seperti hepatitis dan HIV/AIDS, kurang diharagai orang, kurang
dipercaya orang, dikucilkan dari lingkungan, merusak masa depannya
dan akhirnya tidak bisa menjadi manusia mandiri.
11. Orang tua perlu melibatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga.
Sejak anak masih kecil agar dibiasakan untuk terlibat dalam
mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga, misalnya dengan
melakukan makan bersama, ibadah bersama dan diskusi masalah
keluarga.Anak perlu terlibat dalam mewujudkan cita-cita keluarga
dengan membiasakan hidup hemat, menabung dan tidak berlebihan.
Anak perlu diajak untuk menangkal godaan-godaan negatif yang datang
dari lingkungan sekolah, rumah atau tempat bergaulnya.
12. Orang tua perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelatihan
dan penyuluhan tentang narkoba, mempelajari pengenalan dini gejala
atau tanda pengguna narkoba, sehingga dengan pengetahuan yang cukup
orang tua dapat segera mengetahui seseorang anak telah mengenal atau
mencoba nakoba. Pengetahuan dan ketrampilan lain yang perlu
dipelajari adalah pemahaman tentang anak dan remaja, komunikasi
efektif, pengetahuan dasar narkoba, identifikasi dan gejala narkoba,
daftar lembaga atau perorangan yang dapat membantu keluarga
mengatasi penyalahgunaan narkoba, kelompok relawan narkoba, aspek
hukum yang berkaitan dengan narkoba, peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba, pengembangan program
pendidikan tentang narkoba di rumah, sekolah dan masyarakat.