Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN


PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DUSUN 1 DESA TIRTA JAYA
KECAMATAN BAJUIN KABUPATEN TANAH LAUT

Dosen Pembimbing:
H. Sugiannoor, SKM, M.MPd.

Oleh Kelompok II :

Andi Fahrul Tamsir Devi Mardiyanti


M. Yogie Setiawan Muthmainnah
M. Rizki Maulana Nur Ikhsan
Nindya Chrysanti Umi Wardani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NAPZA DI DUSUN 1 DESA TIRTA JAYA
KECAMATAN BAJUIN KABUPATEN TANAH LAUT

Topik : Peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan


NAPZA
Sub Topik : Pengertian NAPZA, jenis-jenis NAPZA, tanda-tanda
penyalahguna NAPZA, dampak penyalahgunaan NAPZA,
peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
Sasaran : Bina Keluarga Remaja (BKR) Dusun 1
Tempat : Kantor Kesekratariatan Desa Tirta Jaya
Hari/tanggal : Selasa, 5 Mei 2015
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Kelompok II

A. ANALISA DATA
1. Kebutuhan peserta didik
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan selama 1 minggu di dusun 1
Desa Tiirta Jaya di dapatkan data jumlah remaja sekitar 220 orang. Dari
jumlah remaja tersebut juga telah didapatkan data 10 orang remaja yang
memiliki kebiasaan buruk yakni merokok. Seperti yang sudah diketahui
merokok merupakan salah satu gerbang kearah penyalahgunaan NAPZA.
Selain hasil pendataan tersebut, kader kesehatan Dusun 1 Desa Tirta Jaya
mengungkapkan sudah ada beberapa orang remaja yang sudah
menyalahgunakan NAPZA di desa ini. Untuk menghindari penyalahgunaan
NAPZA tersebut ada baiknya jika orang tua memiliki bekal pengetahuan
mengenai NAPZA, di karenakan karena orang tua merupakan figur yang
penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada usia remaja.
Untuk membekali orang tua tersebut perlu diadakan penyuluhan kesehatan
tentang Pengertian NAPZA, jenis-jenis NAPZA, tanda-tanda penyalahguna
NAPZA, dampak penyalahgunaan NAPZA, peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan NAPZA

2. Karakteristik peserta didik


Warga dengan beragam latar belakang pengetahuan dan pendidikan yang
ada di Dusun 1 Desa Tirta Jaya, Kecamatan Bajuin yang rata-rata belum
mengetahui dan memahami mengenai NAPZA, jenis-jenis NAPZA, dampak
penyalahgunaan NAPZA, peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan
NAPZA.

B. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan 80% warga Dusun 1 Desa Tirta Jaya
yang behadir di penyuluhabn kesehatan, mampu mengetahui dan memahami
tentang NAPZA, jenis-jenis NAPZA, tanda-tanda penyalahguna, dampak
penyalahgunaan NAPZA, peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan
NAPZA dengan bantuan penyuluh.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan warga
RT.02 RW.01 Desa Tirta Jaya yang berhadir mampu:
1. Menjelaskan definisi NAPZAdengan baik dan benar.
2. Menyebutkan 8 dari beberapa jenis-jenis NAPZA.
3. Menyebutkan 8 dari 14 tanda-tanda penyalahguna NAPZA pada remaja.
4. Menyebutkan 4 dari 6 dampak penyalahgunaan NAPZA dengan benar.
5. Menyebutkan 7 dari 12 peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan
NAPZA dengan benar.

D. MATERI (TERLAMPIR)
1. Definisi NAPZA.
2. Jenis-jenis NAPZA
3. Tanda-tanda penyalahguna NAPZA.
4. Dampak penyalahgunaan NAPZA.
5. Peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power Point

G. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit Memberi salam pembuka dan Menjawab

: perkenalan diri salam


Menjelaskan TIU dan TIK Mendengarkan
Menyebutkan materi yang dan
akan diberikan memperhatikan
2. Inti 15 menit : Menanyakan (review) tentang Menjawab
NAPZA kepada warga dusun pertanyaan
1 Desa Tirta Jaya. penyuluh
Menjelaskan materi tentang: Mendengarkan
1. Definisi NAPZA.
dengan penuh
2. Jenis-jenis NAPZA.
3. Tanda-tanda penyalahguna perhatian
Bertanya pada
NAPZA.
4. Dampak penyalahgunaan penyuluh bila
NAPZA. masih ada yang
5. Peran orang tua dalam
belum jelas
pencegahan
penyalahgunaan NAPZA.
3. Penutup 10 menit: Tanya jawab Menanyakan
Menyimpulkan hasil hal yang belum
penyuluhan jelas
Memberikan salam penutup Aktif bersama
dalam
menyimpulkan
Membalas
salam

H. EVALUASI
1. Mengajukan pertanyaan lisan.
a. Tes awal.
Menanyakan tentang apa itu NAPZA ?
b. Tes akhir
Menanyakan kepada salah satu warga definisi NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang warga Jenis-jenis NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang wargatanda-tanda penyalahguna
NAPZA.
Menanyakan kepada beberapa orang warga Dampak penyalahgunaan
NAPZA
Menanyakan kepada beberapa orang warga peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan NAPZA.

2. Observasi.
Respon/tingkah laku warga saat diberi pertanyaan: apakah diam atau
menjawab (benar atau kurang tepat).
Warga antusias atau tidak.
Warga mengajukan pertanyaan atau tidak.

I. REFERENSI
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Juni 2004.Pedoman
Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda.

Kemenkes RI.2010. Pedoman Konseling Gangguan Penggunaan NAPZA


Bagi Petugas Kesehatan.Dalam
http://www.scribd.com/doc/48415961/22/.diakses pada 4 Mei 2015.

Fokusmedia, Tim.2014. Undang-undang Narkotika dan Psikotropika Edisi


Terbaru. Jakarta: Fokus Media.

MATERI

A. Pengertian NAPZA
NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainnya, meliputi zat alami atau sintesis yang bila dikonsumsi
menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan
ketergantungan (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2004).
NAPZA adalah zat yang memengaruhi struktur atau fungsi beberapa
bagian tubuh orang yang mengkonsumsinya. Manfaat maupun risiko
penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa banyak, seberapa sering,
cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat atau NAPZA lain yang
dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).

B. Jenis-jenis NAPZA
NAPZA dibagi dalam 3 jenis, yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat
atau bahan adiktif lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi ke dalam beberapa
kelompok, yakni :
1) Narkotika
Menurut Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009, Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat
berat.Narkotika juga memiliki daya toleran (penyesuaian) dan daya
habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi.
Berdasarkan Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009, jenis
narkotika dibagi ke dalam 3 golongan, yaitu :
a. Narkotika Golongan I : Narkotika yang daya adiktifnya paling
tinggi, dan hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, kokain, ganja, morfin, opium dan lain-lain.
b. Narkotika Golongan II : Narkotika yang memiliki daya adiktif kuat,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan, digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Petidin, dan turunannya,
benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
c. Narkotika Golongan III : Narkotika yang memiliki daya adiktif
ringan, yang bermanfaat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Codein, dan turunannya.
2) Psikotropika
Menurut Undang-Undang RI No.5 tahun 1997, Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental
dan perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter
untuk mengobati gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan Undang-Undang RI No.5 tahun 1997,
psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu:
a. Psikotropika Golongan I : Psikotropika dengan daya adiktif yang
sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan
sedang diteliti khasiatnya. Hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh :MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
b. Psikotropika Golongan II : Psikotropika dengan daya adiktif kuat
yang bermanfaat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalan
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan.serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Amphetamine, metamfetamin, metakualon, dan lain-lain.
c. Psikotropika Golongan III : Psikotropika dengan daya adiktif
sedang yang berguna untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Lumibal, buprenorisna, fleenitrazepam,
dan sebagainya.
d. Psikotropika Golongan IV : Psikotropika yang memiliki daya
adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian.
Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid), diazepam, dan lain-
lain.
3) Zat Adiktif lainnya.
Zat Adiktif lainnya adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol,
yangberpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering
menjadibagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaantertentu. Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika
atauPsikotropika akan memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam
tubuhmanusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a) Golongan A : kadar etanol 15 % (Bir)
b) Golongan B : kadar etanol 520 % (Berbagai minuman
anggur)
c) Golongan C : kadar etanol 2045 % (Whisky, Vodca,
MansonHouse, Johny Walker).
b. Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah
menguapberupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai
barangkeperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Yangsering disalahgunakan adalah : Lem, tiner, penghapus cat kuku,
dan bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat
luas di masyarakat. Dalam upaya penanggulangan NAPZA di
masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja,
harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan
alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain
yang berbahaya (Tim Fokusmedia, 2014).

C. Tanda-tanda Penyalahguna NAPZA.


a. Perubahan Fisik :
1) Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara
pelo(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif.
2) Bila terjadi kelebihan dosis (Overdose) : nafas sesak, denyut
jantungdan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
3) Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair,
menguapterus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang,
kesadaranmenurun.
4) Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak
perduliterhadapkesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas
suntikan padalengan.
b. Perubahan sikap dan perilaku :
1) Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah,
seringmembolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
2) Pola tidur berubah, begadang, sulitdibangunkan pagi hari,
mengantukdi kelas atau tempat kerja.
3) Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang
tanpaijin.
4) Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi,
menghidarbertemu dengan anggota keluarga yang lain.
5) Sering mendapattelepon dan didatangi orang yang tidak dikenal
olehanggota keluarga yang lain.
6) Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan
tapitidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang
berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan
sering berurusan dengan polisi.
7) Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,
bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia

D. Dampak Penyalahgunaan NAPZA.


NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :
a. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak
dan cukup lama. Pengaruhnya pada (BNN, 2004):
1) Otak dan susunan saraf pusat :
a) gangguan daya ingat
b) gangguan perhatian / konsentrasi
c) gangguan bertindak rasional
d) gagguan perserpsi sehingga menimbulkanhalusinasi
e) gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja
f) gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan
baik/buruk.
2) Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia),
pembengkakan paru (Oedema Paru)
3) Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
4) Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.
5) Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Para pengguna
NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau
melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau uang untuk
membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah : kencing
nanah (GO), raja singa (Siphilis) dan lain-lain. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama-sama
membuat angka penularan HIV/AIDS semakin meningkat. Penyakit
HIV/AIDS adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus,
yaitu sejenis virus yang dapat menurunkan system kekebalan tubuh.
Sedangkan AIDS singkatan dari Acuired Immmuno Deficiency
Syndrome, yaitu suatu kumpulan gejala penyakit yang diakibatkan
masuknya virus HIV yang menurunkan system kekebalan tubuh.
HIV/AIDS dapat menular melalui jarum suntik dan hubungan
seksual, selain melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
6) Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
7) Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan
jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan
panjang.
8) Komplikasi pada kehamilan :
a) Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
b) Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati.
c) Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
b. Dampak Sosial
1) Di Lingkungan Keluarga :
a) Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu,
seringterjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
b) Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
c) Perilakumenyimpang/asosial anak (berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
d) Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari
sekolahatau pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga,
kesulitankeuangan.
e) Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang
meningkatuntuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
2) Di Lingkungan Sekolah :
a) Merusak disiplin dan motivasi belajar.
b) Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.
c) Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesame
teman sebaya.
3) Di Lingkungan Masyarakat :
a) Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang
mencaripengguna / mangsanya.
b) Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau
siswayang telah menjadi ketergantungan.Meningkatnya kejahatan
dimasyarakat : perampokan, pencurian, pembunuhan
sehinggamasyarkat menjadi resah.
c) Meningkatnya kecelakaan.
E. Peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan NAPZA

Peran dan tanggung jawab orang tua dalam rangka penyalahgunaan


NAPZA pada remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai
berikut:

1. Orang tua sebagai panutan. Orang tua perlu memberikan contoh kepada
anaknya baik dalam lingkup rumah ataupun luar rumah, harus sesuai
apayang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Sehingga anak tidak
mengecap orang tua dengan istilah NATO, No Action Talk Only. Seperti
apabila orang tua menghendaki anaknya tidak merokok, maka sebaiknya
orang tua juga tidak merokok. Selain itu orang tua juga harus jujur dan
mengakui kelemahannya kepada anak tanpa harus merasa takut
kehilangan wibawa.
2. Orang tua menjadi teman diskusi. Apapun yang disampaikan anak, baik
berita baik atau buruk perlu didengarkan dengan baik.Anak perlu diajak
berdialog secara lebih terbuka dan mendalam. Untuk itu diperlukan
waktu yang tepat, dengan tetap menjaga kerahasiaan anak,
memperhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah laku serta emosi anak.
3. Orang tua menjadi tempat bertanya. Orang tua perlu mengikuti
perkembangan dan permasalahan anak, sehingga dapat memberikan
penjelasan bila anak bertanya tentang berbagai permasalahan anak,
termasuk masalah narkoba. Untuk itu orang tua perlu belajar dan
membaca buku-buku tentang narkoba.
4. Orang tua mampu membuat aturan secara konsisten, kontinyu dan
konsekuen. Aturan yang dibuat orang tua harus dipertimbangkan dan
disetujui bersama dengan semua anggota keluarga. Aturan yang telah
ditetapkan oleh orang tua harus dilaksanakan oleh seluruh anggota
keluarga, termasuk orang tua sendiri.
5. Orang tua mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai
agama. Tradisi keluarga yang baik dalam keluarga perlu tetap diteruskan
bersama. Mengajarkan pekerjaan rumah bersama, rekreasi bersama,
sholat atau ibadah yang lain, mengakui kesalahan dan meminta maaf
baik dari anak kepada orang tua atau sebaliknya orang tua kepada anak,
merupakan contoh yang perlu dijadikan kebiasaan.
6. Orang tua perlu menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui
berbagai macam kegiatan. Pengembangan potensi anak dapat
menumbuhkan prestasi bagi anak, sehingga menumbuhkan rasa percaya
diri, harga diri yang positif dan akhirnya anak memiliki jati diri yang
stabil.
7. Orang tua berperan sebagai pembimbing bagi anak. Peran sebagai
pembimbing anak terutama dalam membantu anak mengatasi berbagai
masalah yang dihadapi dan mengembangkan alternative penyelesaian
masalah, termasuk dalam mengatasi tekanan dan pengaruh negative
teman sebaya.
8. Orang tua perlu mengontrol kegiatan anak. Kontrol terhadap anak perlu
dilakukan setiap kali anak akan keluar rumah. Orang tua perlu
mengetahui kemana tujuan anak pergi, dengan siapa, kapan pulang, dan
hal-hal lain yang perlu harus diketahui.Kontrol disini menunjukkan
bahwa orang tua punya perhatian khusus kepada anak, dan tidak
membiarkan anak bertindak semaunya sendiri. Disamping kontrol yang
ketat, orang tua perlu melakukan komunikasi dan dialog dengan anak
dan menerima keberatan yang disampaikan anak.
9. Orang tua perlu mengenal teman anak. Bila anak membawa teman ke
rumah, maka orang tua perlu sekali-kali bergabung dengan mereka.
Lakukan komunikasi dengan mereka untuk mengetahui
dimanatinggalnya, dengan siapa, bagaimana kabar orang tuanya,
kegiatan apa yang dilakukan jika ada waktu luang di luar sekolah dan
hal lain yang berhubungan dengan kehidupan mereka. Dengan kebiasaan
ini akan membuat anak maupun teman temannya menjadi akrab dengan
orang tua dan bisa menganggap orang tua sebagai bagian dari kelompok
mereka.Sebaiknya orang tua mengetahui nomer handpone mereka atau
rumah mereka.
10. Orang tua perlu menumbuhkan kesadaran anak akan bahaya penyalah
gunaan narkoba yang tidak sesuai dengan nilai norma, agama dan
aturan-aturan hukum yang brelaku di masyarakat. Sampaikan juga
akibat penyalah-gunaan narkoa yang mengakibat-kan terjadinya putus
sekolah, tidak bisa bekerja dengan baik, terlibat tindak kekerasan dan
mengganggu ketertiban umum, menimbulkan berbagai macam penyakit
seperti hepatitis dan HIV/AIDS, kurang diharagai orang, kurang
dipercaya orang, dikucilkan dari lingkungan, merusak masa depannya
dan akhirnya tidak bisa menjadi manusia mandiri.
11. Orang tua perlu melibatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga.
Sejak anak masih kecil agar dibiasakan untuk terlibat dalam
mewujudkan keutuhan dan keharmonisan keluarga, misalnya dengan
melakukan makan bersama, ibadah bersama dan diskusi masalah
keluarga.Anak perlu terlibat dalam mewujudkan cita-cita keluarga
dengan membiasakan hidup hemat, menabung dan tidak berlebihan.
Anak perlu diajak untuk menangkal godaan-godaan negatif yang datang
dari lingkungan sekolah, rumah atau tempat bergaulnya.
12. Orang tua perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelatihan
dan penyuluhan tentang narkoba, mempelajari pengenalan dini gejala
atau tanda pengguna narkoba, sehingga dengan pengetahuan yang cukup
orang tua dapat segera mengetahui seseorang anak telah mengenal atau
mencoba nakoba. Pengetahuan dan ketrampilan lain yang perlu
dipelajari adalah pemahaman tentang anak dan remaja, komunikasi
efektif, pengetahuan dasar narkoba, identifikasi dan gejala narkoba,
daftar lembaga atau perorangan yang dapat membantu keluarga
mengatasi penyalahgunaan narkoba, kelompok relawan narkoba, aspek
hukum yang berkaitan dengan narkoba, peran orang tua dalam
pencegahan penyalahgunaan narkoba, pengembangan program
pendidikan tentang narkoba di rumah, sekolah dan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai