Anda di halaman 1dari 4

PENENTUAN KADAR PROTEIN TOTAL, ALBUMIN,

GLOBULIN SERUM ( Cara Kingsley )

11.1 Dasar Teori


Protein adalah bentuk polimer dari asam amino. Asam amino yang dapat membentuk
protein ini disebut asam amino dasar (common amino acid), yang terdiri dari 20 jenis asam
amino. Antara asam amino yang satu dengan yang lain terikat dengan ikatan peptida
membentuk rantai polipeptida dan membentuk struktur primer, sekunder, tertier dan
kwartener.
Protein mepunyai peran penting pada berbagai fungsi vital seperti enzim, penyusun
struktur sel, alat transportasi, sistem penyangga, antibody dan masih banyak fungsi lainnya.
Beberapa hormon juga tersusun dari protein. Asam amino penyususun protein juga
mempunyai peran penting pada biosintesis pada senyawa-senyawa tertentu seperti kreatin,
melanin dan serotonin.
Kita membutuhkan protein kurang lebih 30-60 gram per hari, namun kualitas protein,
yaitu proporsi asam amino esensial di dalam makanan terhadap proporsinya pada protein
yang menjalani sintesis, merupakan faktor penting yang sangat menentukan. Asam amino
yang berlebih tidak akan disimpan. Tanpa memperdulikan sumbernya, asam amino yang
tidak segera disatukan menjadi protein baru, akan segera diuraikan dengan cepat. Jadi
konsumsi asam amino secara berlebihan tidak memberikan manfaat apapun selain
pembentukan energi yang juga bisa dilakukan oleh karbohidrat dan lipid dengan biaya yang
lebih rendah.
Penguraian dan resintesis protein atau yang kita kenal dengan pertukaran protein
terjadi pada semua protein sel yang berlangsung terusmenerus dan merupakan proses
fisiologis yang penting dalam semua bentuk kehidupan. Manusia menukar atau menggantikan
12% dari total protein tubuh per hari, khususnya protein otot. Dari asam amino yang
dibebaskan, 7580% digunakan kembali untuk sintesis protein yang baru.
Protein serum terdiri dari albumin, globulin, faktor-faktor pembekuan darah, enzim
dan hormon. Albumin dan globulin merupakan fraksi yang terbesar, olehkarena itu pada
paktikum kali ini total protein dianggap sama dengan penjumlahan kadar albumin dan
globulin.
Pada percobaan ini total protein dan albumin ditentukan secara spektrofotometrik
dengan mereaksikan dengan reagen biuret. Kadar albumin ditentukan sesudah globulin
dipisahkan dengan mengendapkannya memakai larutan Na2SO4 23 % dan selanjutnya
digumpalkan dengan dietileter. Pemberian dietileter juga dimaksudkan untuk menghilangkan
kekeruhan yang mungkin terjadi oleh karena adanya lipid didalam serum. Kekeruhan akan
mempengaruhi pembacaan.
Reagens yang digunakan meliputi :
1. Na2SO4 23 % : Larutkan 230 g Na2SO4 anhydr. dalam aquadest panas. Kemudian
tambahkan H2O ( Aquadest ) 1 L. Simpan dalam botol yang tertutup rapat dalam suhu
kamar.
2. Reagens biuret : Masukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml sebanyak 300 ml NaOH 5,7N (
95 ml NaOH jenuh diencerkan sampai 300 ml ) dengan 100 ml CuSO4 1 %. Campur
dengan baik, simpan di dalam botol dengan tutup karet.
3. Larutan standard protein yang diketahui kadarnya (ditentukan dengan cara Kjehldahl).
Sebaiknya larutan standard ini mengandung kira-kira 6 g. protein per 100 ml larutan.

11.2 Prosedur Praktikum


Prosedur yang akan dilakukan secara garis besar dapat diuraikan melaui tahapan-
tahapan berikut.
a. Total Protein :
Pipet 0,5 ml serum dan masukkan dalam tabung pemusing ( 15 ml ), tambahkan 7,5 ml
larutan Na2SO4 23 %, campur baik
b. Albumin :
1. Pada sisa campuran (yang terdapat pada tabung pemusing), tambahkan 3 ml dietiliter
dan sumbat baik-baik. Kocok agak kuat dengan sekali-sekali membuka tutupnya
untuk mengurangi tekanan yang terdapat dalam tabung tersebut.
2. Pusingkan selama 10 menit.
Harus terlihat 3 fase berbatasan jelas dari masing-masing campuran yang terdapat
dalam tabung pemusing tersebut. Fase yang teratas adalah eter yang mengandung
lipid, fase yang di tengah merupakan cincin endapan globulin dan fase yang terbawah
merupakan larutan yang terjernih dari albumin.
3. Miringkan hati-hati tabung pemusing sehingga cincin globulin terlepeas dari dinding
tabung. Masukkan hati-hati sebuah pipet 2 ml dengan ujung atas pipet ditutup jari
waktu pipet menembus lapisan eter.
4. Isaplah larutan albumin dengan pipet tersebut sampai melampaui tanda pipet tersebut
bersihkan ujung pipet yang basah dengan kertas pembersih dan turunkan permukaan
larutan sampai pada garis tanda dari pipet.
5. Masukkan larutan albumin ini kedalam tabung reaksi dengan tanda A

c. Blanko
Untuk blanko dipakai : 2 ml aquadest ( tabung B )

d. Standard :
Untuk larutan standar 0,5 ml lar. standard dan 7,5 ml aquadest, campur baik-baik lalu
ambil 2 ml dari campuran tersebut dan masukkan dalam tabung ( S )

e. Tindakan selanjutnya :
1. Tambahkan ke msing-masing tabung tersebut (A, TP,S & B ) 4 ml reagen Biuret dan
biarkan selama 10 menit pada suhu kamar.
2. Bila terjadi kekeruhan tambahkan 2-2,5 ml eter, kocok dan pusingkan. Bila larutan
telah jernih, tak perlu tambahkan eter.
3. Tentukan bacaan dari masing-masing tabung ( A, TP, B & S ) dengan
spektrofotometer pada gelombang 545 nm.
Kadar total protein, albumin dan globulin mahasiswa coba dapat dihitung
menggunakan rumus berikut ini:
AbsTP-AbsB
T.P = -------------------- X CS ( gr % )
AbsS-AbsB
AbsA-AbsB
Alb = -------------------- X CS gr %
AbsS-AbsB
Globulin = T.P-Alb
Keterangan:
AbsTP = absorbance T.P
Abs A = absorbance albumin
AbsS = absorbance Standart
CS = Kadar protein standart dalam g/100 ml
11.3 Tugas Pendahuluan
Sebalum praktikum dimulai, jawablah pertanyaan di bawah ini:
1. Gambar skema praktikum di atas:
2. Sebutkan fungsi albumin di dalam tubuh!
3. Berap nilai normal kadar albumin, globulin dan total protein di dalam tubuh!
4. Apa saja yang dapat menyebabkan kadar albumin kurang dari normal? Jelaskan!
5. apa akibatnya jika kadar albmin kurang dari normal? Jelaskan!

Anda mungkin juga menyukai