Anda di halaman 1dari 9

Laporan Modul 02, MG2213

Sampling dan Analisis Ayak


Maria Pradnya P.(12114013)/Kelompok 8/Rabu, 5-4-2017
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Metalurgi Asisten : Halimatul Husni (12513008)
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Abstrak Praktikum Modul 2 berjudul Sampling dan Analisis Ayak. Sampling merupakan operasi pengambilan sebagian yang
banyaknya cukup untuk dianalisis atau diuji fisik dari suatu yang besar jumlahnya sehingga perbandingan dan distribusi kualitas
adalah sama pada keduanya. Sementara analisis ayak banyak digunakan dalam pengolahan bahan galian untuk menentukan
efisiensi. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari teknik-teknik sampling dan reduksi jumlahnya, serta menguasai
data-data statistika yang digunakan pada sampling. Dari analisis ayak sendiri nantinya akan dihasilkan beberapa jenis grafik,
seperti grafik direct plot, cumulative direct plot, semi-log plot, dan grafik log-log plot yang nantinya dari grafik tersebut
didapatkan nilai P80, ukuran maksimum k dan juga distribusi ukuran

A. Tinjauan Pustaka 1. Hand Sampling

Pengambilan contoh dilakukan dengan tangan,


Sampling (pengambilan contoh) merupakan
sehingga hasilnya sangat bergantung pada
tahap awal dari suatu analisis. Pengambilan contoh harus
ketelitian operator. Hand sampling ini pun dapat
efektif, cukup seperlunya tapi representatif (mewakili).
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Sampling harus dilakukan dalam tahapan yang benar
sehingga hasil sampling yang didapat mampu mewakili Grab Sampling
material yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai
patokan untuk mengontrol apakah proses pengolahan Pengambilan sampel pada material yang
tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Untuk hasil homogen dan dilakukan dengan interval
lebih baik dilakukan analisis mikroskop. Pada praktikum tertentu dengan menggunakan sekop. Contoh
kali ini, dilakukan tiga proses sampling yaitu dengan yang diperoleh biasanya kurang
metode riffle, coning and quartening dan increment yang representative. Secara umum, metode grab
mana sampel yang diguanakan adalah campuran mineral sampling ini merupakan teknik sampling
cassiterit dan silika. dengan cara mengambil bagian dari suatu
Tujuan dari praktikum ini adalah: material (baik di alam maupun dari suatu
1. Mempelajari teknik-teknik sampling dan tumpukan) yang mengandung mineralisasi
reduksi jumlah sampel dalam sampling secara acak (tanpa seleksi yang khusus).
2. Menguasai data-data statistik yang Tingkat ketelitian sampling pada metode ini
digunakan pada sampling relatif mempunyai bias yang cukup besar.
Sampling digunakan dalam pengolahan mineral
Shovel Sampling
untuk memberikan gambaran atau pun memprediksi kadar
mineral dalam suatu bahan galian yang diumpankan Pengambilan sampel dengan menggunakan
dengan dasar perhitungan statistik dan ilmu peluang. Ada shovel, keuntungan cara ini lebih murah,
beberapa cara dalam melakukan sampling, yaitu: waktu pengambilan cepat dan memerlukan
tempat yang tidak begitu luas. Material
Random sampling yaitu cara mengumpulkan
contoh yang diambil berukuran kurang dari 2
contoh sedemikian rupa sehingga setiap unit
inchi.
yang membentuk lot/populasi mempunyai
peluang yang sama untuk diikutkan ke dalam
contoh.
Sistematik sampling ialah cara mengumpulkan
contoh dari lot pada interval yang spesifik dan
teratur, baik dalam istilah jumlah, waktu dan
ruang.
Increment yaitu sejumlah material yang
diambil sebagai contoh dari lot dengan
menggunakan alat sampling dan dengan satu
kali operasi.

Dari mekanismenya, pengambilan contoh dapat


dibagi dua, yaitu : Gambar 1. Alat untuk shovel sampling
Sedangkan pada vezin sampler dilengkapi dengan
revolving cutter, yaitu pemotong yang dapat berputar
Stream Sampling pada porosnya sehingga akan membentuk area yang
Alat yang digunakan adalah hand sampling cutter. bundar sehingga dapat memotong seluruh alur bijih
Contoh yang diambil berupa pulp (basah) dan
pengambilan searah dengan aliran (stream).

Pipe Sampling

Alat yang digunakan pipa/tabung dengan diameter


0.5, 1.0, dan 1.5 inchi. Salah satu ujung pipa
runcing untuk dimasukkan ke material. Terdiri dari
dua pipa (besar dan kecil) sehingga terdapat rongga
diantaranya untuk tempat contoh. Digunakan pada
material padat yang halus dan tidak terlalu keras.

Coning and Quartering Gambar 3. Alat Riffle Sampler

Langkah-langkah yang dilakukan dalam


melakukan metode ini adalah:

- Material dicampur sehingga homogen

- Diambil secukupnya dan dibuat bentuk


kerucut.

- Ujung kerucut ditekan sehingga


membentuk kerucut terpotong dan dibagi
empat bagian sama besar.

- Dua bagian yang berseberangan diambil .


untuk dijadikan contoh yang dianalisis.
Gambar 4. Vezin sampler

Selanjutnya, dilakukan grain counting, yaitu teknik


penentuan kadar suatu mineral dengan menghitung
banyaknya butir mineral yang ada di dalam kotak-kotak
seperti gambar di bawah ini.

1 2

4 5

Gambar 5. Kotak-kotak dalam grain counting

Butiran dari increment dijatuhkan di atas 5 kotak


tersebut, kemudian dihitung jumlah butir masing-masing
Gambar 2. Coning and Quartering
mineral pada setiap kotak. Dalam menghitung jumlah
butir masing-masing mineral, digunakan perbedaan warna
dan kilap mineral tersebut.
2. Mechanical Sampling
Analisis ayak bertujuan untuk mengetahui jumlah
Digunakan untuk pengambilan contoh dalam produksi suatu alat distribusi partikel pada ukuran
jumlah yang besar dengan hasil yang lebih tertentu, ratio of concentration, dan recovery suatu
representatif dibandingkan hand sampling. Alat yang mineral pada setiap fraksi. Peralatan yang diperlukan
dipergunakan antara lain adalah riffle sampler dan dalam analisis ayak adalah ayakan, timbangan,
vezin sampler. mikroskop, dan alat sampling. Untuk analisis yang lebih
Alat riffle sampler berbentuk persegi panjang baik, digunakan dua ayakan dengan salah satunya dipakai
dan di dalamnya terbagi beberapa sekat yang arahnya sebagai pembanding.
berlawanan. Riffle-riffle ini berfungsi sebagai
pembagi contoh agar dapat terbagi sama rata.
Analisis ini lebih ditekankan pada presentasi hasil
analisis ayakan melalui grafik. Beberapa grafik yang Cone and Quartening Sampling
digunakan untuk menganalisis hasil ayakan:
1 2 3 4 5 6
a) Direct plot H P H P H P H P H P H P
1 7 6 3 11 9 10 1 5 7 14 6 6
Pada grafik ini, ukuran partikel pada jarak yang
2 3 3 3 10 3 6 3 2 4 9 3 13
sama sebagai absis diplot terhadap persen berat
3 46 34 11 35 10 24 4 14 8 17 11 19
tertampung pada masing-masing ayakan 4 4 6 5 18 12 9 3 5 4 17 6 7
berukuran tertentu. 5 5 13 3 12 4 9 2 6 7 14 8 5
b) Cummulative direct plot
Pada grafik ini, persen berat kumulatif Increment Sampling
tertampung atau persen berat kumulatif lolos
1 2 3 4 5 6
ayakan diplot terhadap ukuran.
H P H P H P H P H P H P
c) Semi-log plot
1 5 8 9 7 18 21 5 4 5 5 5 11
Pada grafik ini, sumbu absis dipakai sebagai 2 3 10 8 3 5 11 5 6 16 16 4 9
ukuran butir mineral, digunakan skala 3 28 45 42 51 14 26 10 13 18 20 17 30
logaritmik. 4 5 6 16 13 10 4 3 3 13 4 12 11

d) Log-log plot 5 5 4 14 6 7 4 1 2 7 3 9 10

Baik sumbu tegak, juga sumbu mendatar


menggunakan skala logaritmik
C. Pengolahan Data Percobaan
Grafik yang digunakan adalah grafik Gaudin-
Schuhman, yang termasuk dalam grafik log-log plot. Prosedur Percobaan Riffle Sampling
Gaudin-Schuhmann Plot dinyatakan dalam persamaan
Siapkan sample sebanyak 600 gram

= 100 ( )

Ambil sampel dalam sekop, satu sekop penuh
dengan:

y = %berat kumulatif lolos ukuran x


m = modulus distribusi Ratakan agar material dalam sekop tersebar merata
k = modulus ukuran dalam micron
x = ukuran partikel (m) Tuang material ke ala riffle sampling tepat di
tengah alat
Modulus distribusi m adalah kemiringan log-log
plot dan menunjukkan distribusi ukuran. Makin besar m,
makin kecil (sempit) distribusi ukuran. k menunjukkan Ulangi sampai sampel habis
ukuran maksimum dalam contoh. Dalam prakteknya, k
adalah ukuran ayakan dalam mikron dimana 80 % Pilih salah satu tumpukan material hasil riffle
material lolos. Fungsi Gaudin Schuhman hanya berlaku sampling
untuk produk peremukan atau penggerusan.
Lakukan grain counting
B. Data Percobaan
Analisis ayak Prosedur Percobaan Cone and Quartening Sampling

Ukuran ayakan BT (gram) Siapkan sample sebanyak 600 gram


(+65) 219.4
(-65) (+100) 78.4 Tuang sampel kedalam corong
(-100) (+150) 59.2
(-150) (+200) 23.1
(-200) 19.6
Buat sampel menjadi tumpukan kerucut
Total: 399.7

Riffle Sampling Ambil seperempat bagian atas kanan dan


seperempat bagian atas kiri dan sisihkan
1 2 3 4 5 6
H P H P H P H P H P H P
1 2 4 19 12 7 3 3 4 24 28 22 14 Ulangi sekali lagi
2 7 12 11 6 6 8 3 3 11 6 15 12
3 40 50 32 43 15 21 13 16 18 14 27 14
4 14 16 15 13 7 3 2 2 23 24 9 15
Lakukan grain counting
5 7 15 7 9 11 15 4 5 8 13 10 5
Prosedur Percobaan Increment Sampling
Riffle Sampling
Siapkan sample sebanyak 600 gram
No %H (x-xbar) (x-xbar)^2
1 56.911 -14.749 217.523
Tuang sampel kedalam corong 2 60.644 -11.016 121.345
3 67.879 -3.780 14.292
4 69.801 -1.859 3.455
Buat sampel menjadi tumpukan kerucut 5 55.211 -16.448 270.536
6 80.704 9.045 81.806
7 82.885 11.226 126.014
Ambil sekitar 150 gram dari sampel dengan sekop
8 66.282 -5.377 28.915
9 75.296 3.637 13.225
10 67.261 -4.398 19.340
Lakukan grain counting
11 86.040 14.381 206.817
12 66.456 -5.204 27.077
Prosedur Percobaan Analisis Ayak
13 65.359 -6.300 39.687
Siapkan sample sebanyak 400 gram 14 86.040 14.381 206.817
15 65.953 -5.706 32.562
16 66.456 -5.204 27.077
Susun ayakan dengan urutan 65#, 100#, 150#, dan
17 72.539 0.880 0.774
200#
18 68.216 -3.443 11.857
19 72.539 0.880 0.774
Masukkan sampel ke dalam ayakan lalu ayak
selama 10 menit 20 67.879 -3.780 14.292
21 69.364 -2.295 5.267
22 82.885 11.226 126.014
Timbang material yang tertampung di ayakan 23 77.253 5.594 31.293
24 71.683 0.024 0.001
25 61.913 -9.747 94.996
26 80.586 8.927 79.688
Rumus yang digunakan
- Derajat liberasi 27 76.754 5.095 25.960
Diketahui : 28 83.591 11.932 142.375
Kasiterit = 7 gr/cc 29 61.314 -10.345 107.027
Silika = 2.65 gr/cc
30 84.084 12.425 154.377
% =
+ sum 2149.777 0.000 2231.181

% =
+
Rata-rata : 71.659
- Statistika
=1
Variansi : 76.937
( ) = Selang rataan :

2
( )2 68.360 < < 74.958
( ) =
1
. () = 2
No %P (x-xbar) (x-xbar)^2
. <
2
1 43.08943 14.74867 217.5234
< + .
2 2 39.35644 11.01568 121.3452
= 5% , = 30, = 2.06
3 32.12121 3.780455 14.29184
4 30.19943 1.858673 3.454667
5 44.78873 16.44798 270.5359
6 19.29612 -9.04464 81.80552
7 17.11518 -11.2256 126.0136
8 33.71801 5.377249 28.91481 17 79.848 22.724 516.380
9 24.7042 -3.63656 13.22458 18 43.011 -14.113 199.181
10 32.7385 4.397747 19.34018 19 61.314 4.190 17.556
11 13.95961 -14.3811 206.8173 20 46.823 -10.301 106.114
12 33.5443 5.203547 27.0769 21 56.911 -0.213 0.046
13 34.64052 6.299766 39.68705 22 54.002 -3.122 9.747
14 13.95961 -14.3811 206.8173 23 55.418 -1.706 2.910
15 34.04711 5.706352 32.56246 24 38.330 -18.794 353.214
16 33.5443 5.203547 27.0769 25 56.911 -0.213 0.046
17 27.46114 -0.87962 0.773726 26 72.539 15.415 237.621
18 31.78411 3.443351 11.85667 27 37.872 -19.252 370.637
19 27.46114 -0.87962 0.773726 28 60.463 3.339 11.152
20 32.12121 3.780455 14.29184 29 69.364 12.240 149.824
21 30.63584 2.295081 5.267399 30 80.866 23.743 563.707
22 17.11518 -11.2256 126.0136 sum 1713.717 0.000 5850.424
23 22.74678 -5.59398 31.29256
Rata-rata : 57.124
24 28.31701 -0.02375 0.000564
Variansi : 201.7388
25 38.08734 9.746584 94.99591 Selang rataan :
26 19.41392 -8.92684 79.68842 51.782 < < 62.4658
27 23.24561 -5.09514 25.96048
28 16.40867 -11.9321 142.3747
No %P (x-xbar) (x-xbar)^2
29 38.68613 10.34537 107.0268
1 24.49923 -18.3769 337.7093
30 15.91592 -12.4248 154.3767
2 27.46114 -15.415 237.6209
Sum 850.2227 -9.1E-14 2231.181
3 21.86363 -21.0125 441.524
4 36.21868 -6.65742 44.32122
Rata-rata : 28.341
Variansi : 76.937 5 49.60403 6.727934 45.2651
Selang rataan : 6 58.12562 15.24953 232.548
25.042 < < 31.6397 7 55.78947 12.91338 166.7553
8 54.63918 11.76308 138.37
Cone and Quartening Sampling
9 57.67836 14.80226 219.1068
No %H (x-xbar) (x-xbar)^2 10 60.22727 17.35118 301.0633
1 75.501 18.377 337.709 11 29.60894 -13.2672 176.0175
2 72.539 15.415 237.621 12 43.08943 0.213333 0.045511
3 78.136 21.012 441.524 13 47.60479 4.728693 22.36054
4 63.781 6.657 44.321 14 22.11405 -20.7621 431.0627
5 50.396 -6.728 45.265 15 45.99807 3.121974 9.74672
6 41.874 -15.250 232.548 16 65.4321 22.556 508.7732
7 44.211 -12.913 166.755 17 20.15209 -22.724 516.3805
8 45.361 -11.763 138.370 18 56.98925 14.11315 199.181
9 42.322 -14.802 219.107 19 38.68613 -4.18997 17.55582
10 39.773 -17.351 301.063 20 53.17726 10.30116 106.1139
11 70.391 13.267 176.018 21 43.08943 0.213333 0.045511
12 56.911 -0.213 0.046 22 45.99807 3.121974 9.74672
13 52.395 -4.729 22.361 23 44.58189 1.705793 2.909728
14 77.886 20.762 431.063 24 61.67009 18.79399 353.2141
15 54.002 -3.122 9.747 25 43.08943 0.213333 0.045511
16 34.568 -22.556 508.773 26 27.46114 -15.415 237.6209
27 62.12804 19.25195 370.6374 No %P (x-xbar) (x-xbar)^2
28 39.53671 -3.33939 11.15151 1 37.72242 7.986709 63.78751
29 30.63584 -12.2403 149.824 2 55.78947 26.05376 678.7985
30 19.13357 -23.7425 563.7074 3 37.82712 8.09141 65.47091
Sum 1286.283 5.58E-13 5850.424 4 31.23772 1.50201 2.256033
5 23.24561 -6.4901 42.12136
Rata-rata : 42.8761 6 22.74678 -6.98893 48.84515
Variansi : 201.7388 7 12.43159 -17.3041 299.4327
Selang rataan : 8 31.49249 1.756774 3.086254
37.534 < < 48.218
9 23.52339 -6.21232 38.59298

Increment Sampling 10 13.95961 -15.7761 248.8853


11 30.63584 0.900127 0.810228
No %H (x-xbar) (x-xbar)^2 12 45.44037 15.70466 246.6364
1 62.278 -7.987 63.788 13 41.2822 11.54649 133.3215
2 44.211 -26.054 678.799 14 13.15136 -16.5843 275.0406
3 62.173 -8.091 65.471 15 17.78523 -11.9505 142.8139
4 68.762 -1.502 2.256 16 23.24561 -6.4901 42.12136
5 76.754 6.490 42.121 17 31.23772 1.50201 2.256033
6 77.253 6.989 48.845 18 32.98229 3.246577 10.54026
7 87.568 17.304 299.433 19 27.46114 -2.27457 5.173676
8 68.508 -1.757 3.086 20 43.08943 13.35372 178.3218
21 27.46114 -2.27457 5.173676
9 76.477 6.212 38.593
22 27.46114 -2.27457 5.173676
10 86.040 15.776 248.885
23 29.60894 -0.12677 0.016071
11 69.364 -0.900 0.810
24 10.43307 -19.3026 372.5919
12 54.560 -15.705 246.636
25 13.95961 -15.7761 248.8853
13 58.718 -11.546 133.322
26 45.44037 15.70466 246.6364
14 86.849 16.584 275.041
27 45.99807 16.26236 264.4644
15 82.215 11.950 142.814
28 40.05038 10.31467 106.3923
16 76.754 6.490 42.121 29 25.76226 -3.97345 15.7883
17 68.762 -1.502 2.256 30 29.60894 -0.12677 0.016071
18 67.018 -3.247 10.540 Sum 892.0713 -5.3E-14 3793.451
19 72.539 2.275 5.174
20 56.911 -13.354 178.322 Rata-rata : 29.736
Variansi : 130.809
21 72.539 2.275 5.174
Selang rataan :
22 72.539 2.275 5.174 25.434 < < 34.037
23 70.391 0.127 0.016
24 89.567 19.303 372.592 Analisis Ayak
25 86.040 15.776 248.885 Berat awal : 400 gram

26 54.560 -15.705 246.636 Ukuran ayakan


BT BTK
%BT %BTK %BLK
(gram) (gram)
27 54.002 -16.262 264.464 (+65) 219.4 219.4 54.9% 54.9% 45.1%
28 59.950 -10.315 106.392 (-65) (+100) 78.4 297.8 19.6% 74.5% 25.5%
29 74.238 3.973 15.788 (-100) (+150) 59.2 357 14.8% 89.3% 10.7%
30 70.391 0.127 0.016 (-150) (+200) 23.1 380.1 5.8% 95.1% 4.9%

sum 2107.929 0.000 3793.451 (-200) 19.6 399.7 4.9% 100.0% 0.0%
Total: 399.7
Rata-rata : 70.264
Variansi : 130.809
Selang rataan :
65.963 < < 74.566
Grafik diatas menunjukkan plot antara log
DIRECT PLOT ukuran pada sumbu x dengan log BLK pada sumbu
y dan dihasilkan persamaan
60
50 y = 0.7367x + 0.6903
40 Diketahui, persamaan Gaudinn-Schummann:
%BT

30

20 = 100 ( )

10
Dengan :
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
y = persen lolos
x = nilai P80
UKURAN(MM)
k = ukuran partikel terbesar
m = gradient garis log-log plot

Nilai k didapat dari grafik log-log plot dimana


CUMMULATIVE DIRECT persen lolos kumulatif bernilai 100% atau nilai
PLOT lognya bernilai 2, sehingga dari persamaan regresi,
50 2 = 1.8787x + 2.8773
40
Maka, diperoleh nilai x sebesar -0.467
30
%BLK

20
Nilai x merupakan nilai nilai log ukuran mineral
terbesar, maka untuk mendapatkan nilai ukuran
10
mineral terbesar (k) nilai x harus di eksponensial
0 x = logk
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 k = 10x
UKURAN (MM) maka, nilai k = 10-0.467 = 0.341 mm

Sehingga, untuk mendapat nilai P80 dapat digunakan


rumus Gaudinn-Schumann

SEMI-LOG PLOT = 100 ( )

50
80 = 100 ( )

40 1
80
30 = ( ) .
100
%BLK

1
20 80 1.8787
= ( ) . 0.341
100
10
x = 0.303
0 Maka, nilai P80 dari Jaw Crusher adalah 0.303
-1.200000
-1.000000
-0.800000
-0.600000
-0.400000
-0.200000
0.000000
LOG UKURAN
D. Analisa Hasil Percobaan
Hasil dari data analisis ayak berupa sebuah
persamaan garis pada grafik log-log. Dari grafik tersebut
dapat ditentukan nilai P80. P80 adalah ukuran ayakan yang
LOG-LOG PLOT mampu meloloskan 80% dari produkta. Nilai P 80 didapat
1.800000 dari persamaan Gaudinn-Schumann, dimana nilai k
y = 1.8787x + 2.8773 1.600000 merupakan ukuran mineral terbesar, Y adalah persen
1.400000 material lolos yang diinginkan, m adalah gradien garis
1.200000 dari persamaan log-log % berat lolos kumulatif dan log
LOG BLK

1.000000
ukuran, dan x adalah nilai dari P80 nya apabila
0.800000
0.600000
dimasukkan nilai Y=80.
0.400000 Dalam hal pengayakan ada beberapa faktor yang
0.200000 mempengaruhi keoptimalan proses ayak. Salah satu
0.000000 faktor yang cukup berpengarh adalah lama dari proses
-1.200000
-1.000000
-0.800000
-0.600000
-0.400000
-0.200000
0.000000 pengayakan. Semakin lama di ayak tentu semakin banyak
LOG UKURAN material yang dapat lolos dari ayakan. Selain itu tebal
jaring ayak, dan kualitas ayakan juga mampu memberikan
dampak yang cukup signifikan pada hasil proses 1. Jelaskan teknik pengambilan contoh serta reduksi
pengayakan. jumlah yang umum dilakukan di pabrik pengolahan!
Terdapat permasalahan yang terjadi pada saat
Teknik pengambilan contoh yang umum
analisis ayak. Pada analisa ayak idealnya berat sampel
dilakukan di pabrik pengolahan adalah dengan
yang ditimbang diawal dan setelah pengayakan
menggunakan automatic sampler. Biasanya
jumlahnya sama. Namun pada kejadian berat berbeda
dilakukan dengan memasang alat yang bisa
setelah dan sebelum pengayakan merupakan salah satu
memotong aliran material yang akan diolah sehingga
masalah dalam pengayakan. Hal tersebut bisa saja
dapat dikumpulkan sebagian kecil material tersebut.
diakibatkan oleh material yang tertiup sehingga
Alat tersebut lazim disebut dengan cutter.
mengalami kehilangan berat, atau mungkin saja material
menyangkut di kawat ayakan sehingga material yang Reduksi jumlah yang umum dilakukan adalah
masuk ke ayakan dan yang keluar berbeda. Pada saat riffle dan coning and quartering. Riffle membagi
pemasangan alat ayak, kunci alat terlalu kecil sehingga material menjadi dua bagian dan diambil salah satu
perlu mengganti kunci yang tidak rapat. Sehingga bagian sebagai contoh. Sedangkan coning and
pengayakan harus diulang. quartering membuat tumpukan material membentuk
Pada percobaan sampling, dilakukan sampling kerucut kjemudian membagi menjadi 4 bagian, lalu
dengan 3 metoda, riffle sampling, coning and quartering mengambil 2 bagian yang saling berhadapan sebagi
sampling, dan increment sampling. Nilai selang rata-rata contoh.
untuk %H(Cassiterite) dan %P(silica) memiliki nilai yang
beragam untuk setiap metoda sampling dan dapat dilihat
pada bagian pengolahan data.
2. Pada pengambilan contoh, perlu ditentukan lebih
Sifat penaksiran yang baik adalah: tak bisa,
dahulu berat contoh atau banyaknya increment yang
konsisten, variansi minimum, dan statistik cukup.
akan diambil. Jelaskan faktor-faktor yang
Penaksiran selang rataan merupakan suatu statistika
mempengaruhi banyaknya increment atau berat
inferensi untuk memperkirakan nilai rataan dari populasi.
contoh yang akan diambil!
Selang rataan yang baik adalah selang rataan yang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
memiliki nilai upper limit dan lower limit yang tidak jauh
banyaknya increment, yaitu bentuk dan ukuran
berbeda, karena dengan demikian tebakan rataan untuk
partikel, tingkat akurasi yang diinginkan dalam
populasi yang kita buat dapat menjadi lebih akurat.
sampling, dan tujuan dari sampling.
Berdasarkan pernyataan tersebut dan data percobaan
Bentuk dan ukuran partikel mempengaruhi
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa metode sampling
jumlah increment karena semakin besar ukuran
terbaik pada percobaan ini adalah metode increment
partikel maka semakin banyak pula increment yang
sampling, dikarenakan pada metoda tersebut ditemui
harus dilakukan agar mendapatkan sampel yang
selang penaksiran rataan yang relatif kecil dibanding dua
semakin heterogen.
metoda lainnya, selain itu dapat dilihat juga dari
Semakin tinggi tingkat akurasi yang diinginkan
persebaran data nya. Metoda riffle sampling memiliki
berarti secara langsung harus didapatkan sampel yang
nilai variansi yang terkecil apabila dibandingkan dengan
benar-benar representatif terhadap keadaan
dua metoda lainnya, hal tersebut mengakibatkan data pada
sesungguhnya. Ini berarti semakin tinggi tingkat
rifflr sampling tersebar merata atau berdistribusi normal.
akurasi yang diinginkan semakin tinggi juga jumlah
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
increment.
metoda sampling yang terbaik diantara ketiga metoda
Tujuan dilakukannya sampling mempengaruhi
diatas adalah metoda riffle sampling. Metoda riffle
seberapa banyak increment yang dibutuhkan.
sampling memiliki tingkat akurasi yang cukup besar, dan
Apabila sampling ditujukan untuk mendapatkan
juga peluang error yang kecil dibandingkan dengan kedua
deskripsi secara jelas dari material maka increment
metoda lainnya.
yang dibutuhkan seharusnya semakin besar
Sama halnya seperti dalam statistik, mengamati
jumlahnya.
suatu populasi merupakan hal yang sulit dan memakan
waktu serta biaya yang cukup besar. Maka dari itu
F. Kesimpulan
dilakukan sampling. Sampling bertujuan untuk
Sampling adalah tindakan pengambilan sebagian
mengamati suatu populasi melalui sebagian-sebagian
dari keseluruhan populasi untuk diamati sifat-sifat
kecil dari populasi tersebut namun hasil pengamatannya
fisiknya dan sebagian dari keseluruhan yang diamati
dapat mewakili atau representatif terhadap populasinya.
haruslah merepresentasikan keseluruhan dari populasi.
Maka dari itu hal yang paling penting dalam pengambilan
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah
sampel adalah memastikan bahwa sampel tersebut dapat
random sampling dan systematic sampling.
merepresentasikan keseluruhan populasi.
Menurut teori metoda sampling yang terbaik dari
tiga metoda yang telah dilakukan di praktikum adalah
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
metoda riffle sampling, dimana metoda tersebut
memberikan akurasi yang cukup baik. Namun pada data
percobaan praktikum diperoleh bahwa increment
sampling merupakan metoda yang terbaik dilihat dari
selang penaksiran rataannya dimana upper limit dan lower
limit nya memiliki nilai yang tidak jauh berbeda serta
besar variansi nya yang relatif kecil dibanding kedua
metoda sampling lainnya.
Analisis ayak bertujuan untuk mengetahui jumlah
produksi suatu alat distribusi partikel pada ukuran
tertentu, ratio of concentration, dan recovery suatu
mineral pada setiap fraksi. Pada uji analisis ayak
didapatkan nilai P80 sebesar 0.423mm

G. Daftar Pustaka
Wills, Barry A, Tim Napier-Munn. 2006. Mineral
Processing Technology. Australia : Elsevier Science
& Technology Books.
Kelly, Errol dan David Spottiswood. Introduction to
Mineral Processing. John Willey and Sons. 1982.
Hal 127-157.
Materi perkuliahan Pengolahan Bahan Galian BAB III

H. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai