1. PENGERTIAN
Penyakit Alzheimer adalah penyakit yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang
terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas. ( Patofisiologi : konsep klinis proses proses
penyakit, buku 2 hal 1003 ). Juga merupakan penyakit dengan gangguan degeneratif yang
mengenai sel sel otak dan menyebabkan gangguan fungsi intelektual, penyakit ini timbul pada
pria dan wanita dan menurut dokumen terjadi pada orang tertentu pada usia 40 tahun ( Perawtan
Medikal Bedah : jilid 1, hal 173 )
Alzheimer merupakan penyakit dementia primer yang tersering. Penyakit Alzheimer (AD) adalah
penyakit yang bersifat degeneraif dan progresif pada otak yang menyebabkan cacat spesifik pada
neuron, serta mengakibatkan gangguan memori, berfikir, dan tingkah laku (Price dan Wilson,
2006).
2. ETIOLOGI
Sampai sekarang belum satupun penyebab penyakit ini diketahui, tetapi ada tiga teori utama
mengenai penyebabnya :
Virus lambat dengan masa inkubasi 2 30 tahun
Proses otoimun ( dengan 2 tipe Amigdaloid )
Keracunan Aluminium ( yang paling Populer )
Penyebab penyakit Alzheimer yang pasti pada saat ini belum diketahui. Sedangkan, Usia dan
riwayat keluarga adalah faktor resiko yang sudah terbukti untuk penyakit Alzheimer. Bila anggota
keluarga ada yang menderita penyakit ini, maka diklasifikasikan sebagai familiar atau Alzheimer
Disease Familial (FAD). Penyakit Alzheimer yang timbul tanpa diketahui ada riwayat familiarnya
disebut sporadic atau Alzheimer Disease Sporadic (ADS).
3. MANIFESTASI KLINIK
Gejala gejalanya sangat bervariasi :
1. Pada awal penyakit, kelupaan dan terjadi kehilangan ingatan atau memori yang rinci.
2. Keterampilan keterampilan social dan polapola prilaku tetap utuh (pada awalnya )
3. Kelupaan termanifestasi banyak dalam tindakan keseharian sejalan dengan
perkembangan penyakit, misalnya kehilangan arah dalam lingkungan yang sudah amat
dikenal atau mengulang cerita yang sama
4. Kemampuan untuk merumuskan konsep konsep dan berpikir secara abstrak
menghilang
5. Dapat menunjukkan prilaku inpulsif yang tidak sesuai
6. Perubahan kepribadian negatif, misalnya : menjadi depresi, mudah curiga, paranoid,
bermusuhan dan bahkan mengamuk
7. Keterampilan berbicara menyimpang pada suku suku kata yang tidak berarti, agitasi
dan peningkatan aktivitas fisik
8. Akhirnya akan membutuhkan bantuan untuk semua aspek kehidupan
4. PATOGENESIS
1. FAKTOR GENETIK
2. FAKTOR INFEKSI
3. FAKTOR LINGKUNGAN
4. FAKTOR IMUNOLOGIS
5. FAKTOR TRAUMA
5. PENATALAKSANAAN
1. Antipsikolitik seperti halopiridol, tioridozin, dapat digunakan untuk mengontol agitasi dan
halusinasi
2. Mallril, jarang digunakan karena adanya beberapa efek samping yang bersifat ektrapiramidal
meningkatnya kekacauan mental, masalah penglihatan dan terutama gangguan berdiri dan
berjalan.
3. Vasodilatator seperti siklondelat, dapat meningkatkan kesadaran mental tetapi masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
4. Ergoloid mesilat, meningkatkan metabolisme
5. Anti depresi, mungkin efektif dalam menangani pseudodimensia atau depresi, meningkatkan
kemampuan untuk tidur.
6. ASKEP
Pengkajian
I. Identitas Klien:
Sumber informasi : Keluaga
Tempat/tanggal lahir : isi sesuai dengan identitas pasien
Umur : paling sering terjadi pada usia >60 tahun
Agama : isi sesuai dengan identitas pasien
Jenis kelamin : kebanyakan terjadi pada wanita
Pekerjaan :kebanyakan yang kontak dengan aluminium, merkuri
Bahasa yang dimengerti : isi sesuai dengan identitas pasien
Diagnosa medis : Alzheimer
alzheimer
4.2 Diagnosa
4.2.1 risiko cidera berhubungan dengan Resiko kelemahan, ketidakmampuan untuk mengenali/
mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan.
4.2.2 Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
perubahan sensori, mudah lupa
4.2.3 Perubahan proses pikir berhubungan dengan degenerasi neuron irreversible
4.2.4 Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan emosi (cepat marah, mudah
tersinggung, kurang percaya diri)
4.2.5 Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan intelektual (pikun,
disorientasi, penurunan kemampuan mengatasi masalah)
4.2.6 Koping individu tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan menyelesaikan masalah,
perubahan intelektual
4.2.7 Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kognitif, keterbatasan fisik.
4.3 Perencanaan
NO Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
1 risiko cidera berhubungan dengan Resiko kelemahan, ketidakmampuan untuk mengenali/
mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan.
Pasien tidak mengalami trauma Keluarga mengenali resiko potensial di lingkungan dan
mengidentifikasi tahap-tahap untuk memperbaikinya. 1. Kaji derajat kemampuan munculnya
tingkah laku yang membahayakan
2. Hilangkan atau minimalkan sumber bahaya dalam lingkungan
3. Alihkan perhatian pasien ketika perilaku teragitasi atau berbahaya
5. Lakukan pemantauan terhadap efek samping obat ,misalnya seperti tanda hipotensi
ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal.
6. Hindari penggunan restrain secara terus menerus.
7. Berikan kesempatan orang terdekat tinggal bersama pasien selama periode agitasi
akut 1. Mengidentifikasi risiko potensial di lingkungan yang membahayakan
4 Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan perubahan emosi (cepat marah, mudah
tersinggung, kurang percaya diri)
diharapkan klien mampu melakukan interaksi social klien mampu berinteraksi dengan orang
disekitarnya dengan baik 1. Beri individu hubungan suportif.
2. Bantu mengidentifikasi alternative tindakan.
3. Bantu menganalisis pendekatan yang berfungsi paling baik.
4. Bantu anggota keluarga dalam memahami dan memberi dukungan. 1. individu
terstimulasi untuk melakukan interaksi social.
2. klien mampu mengidentifikasi tindakan yang baik.
3. klien mampu melakukan interaksi dengan orang lain dengan baik.
4. Anjurkan orang yang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan hal-hal untuk dirinya
semaksimal mungkin
5. Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi 1. Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau
pemilihan intervensi
5. Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa
mendatang.
4. Klien akan mampu melakukan aktivitas sendiri untuk memenuhi perawatan dirinya.