Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Untuk mengatur kehidupan antar sesama manusia agar tetap berjalan lancar,
dibutuhkan aturan-aturan tertentu yang mampu menjadi pedoman dan garis batas
dalam setiap tindakan, baik itu tindakan yang dilakukan oleh individu maupun yang
dilakukan kelompok. Ada banyak jenis aturan yang disepakati dan digunakan oleh
kelompok-kelompok tertentu. Salah satu bentuk aturan tersebut adalah hukum.
Hukum merupakan suatu bentuk peraturan yang hampir ada di setiap kelompok
kehidupan baik itu dalam kelompok kecil atau bahkan dalam kelompok besar seperti
negara. Hukum dalam suatu negara dibutuhkan untuk mengatur kehidupan masyaakat
dalam negara itu sendiri. Selain masyarakat dalam ruang lingkup negara, masyarakat
dalam kelompok yang lebih besar atau biasa disebut masyarakat internasional juga
membutuhkan hukum untuk mengatur dan menjaga hubungan baik antara suatu negara
dengan negara lain di dunia. Hukum yang digunakan untuk mengatur kehidupan antar
negara inilah yang disebut hukum internasional.
Sebagaimna hukum dalam suatu negara, hukum internasional juga tak bisa lepas
dari yang peradilan. Peradilan yaitu suatu sarana untuk menyalesaikan sengketa antara
dua atau lebih pihak demi mencapai titik keadilan sesuai dengan hukum yang beralaku.
Peradilan internasional merupakan aspek yag sagat penting dalam menyelesaikan
sengketa internasional dan merupakan acuan pokok bagi masyarakat atau pemerintah
suatu negara untu bertindak dalam ruang internasional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem hukum dan peradilan internasional?
2. Pembagian hukum internasional ?
3. Asas-asas hukum internasional ?
4. Subjek dan Sumber Hukum Internasional ?
5. Pengertian dan Lembaga Peradilan Internasional ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui sistem hukum dan peradilan internasional.
2. Mengetahui Pembagian hukum internasional
3. Mengetahui Asas-asas hukum internasional
4. Mengetahui Subjek dan Sumber Hukum Internasional
5. Mengetahui Pengertian dan Lembaga Peradilan Internasional

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai sumber informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui tentang sistem
hukum dan peradilan internasional.
2. Sebagai motivasi bagi pembaca untuk meneliti lebih lanjut mengenai sistem hukum
dan peradilan internasional.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hukum dan Peradilan Internasional


Sistem hukum internasional, adalah satu kesatuan hukum yang berlaku untuk
komunitas internasional (semua negara-negara di dunia) yang harus dipatuhi dan
diataati oleh setiap negara. Sistem hukum internasional juga merupakan aturan-aturan
yang telah diciptakan bersama oleh negara-negara anggota yang melintasi batas-batas
negara. Kepatuhan terhadap sistem hukum internasional tersebut, adakalanya karena
negara tersebut terlibat langsung dalam proses pembuatan dan tidak sedikit juga yang
tinggal meratifikasinya.

Pengertian hukum internasional


Hukum internasional (HI) adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas
berskala internasional. Berikut ini pengertian tentang hukum internasional menurut
beberapa ahli :
a. Oppenheimer, Hukum internasional sebagai hukum yang timbul dari kesepakatan
masyarakat internasional dan pelaksanaannya dijamin oleh kekuatan dari luar.

b. Mochtar Kusumaatmadja, Hukum internasional, adalah keseluruhan kaidah-


kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-
batas negara antara :
1. Negara dan negara
2. Negara dan subjek hukum lain bukan negara atau subjek hukum bukan negara
satu sama lain.

c. J.G. Starke, Hukum internasional, adalah sekumpulan hukum (body of law) yang
sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan
antar negara.
.
d. Grotius, Hukum Internasional adalah hukum yang membahas kebiasaan-
kebiasaan (custom) Yang diikuti Negara pada zamannya

2.3 Hukum internasional dalam arti modern


Hukum Internasional yang kita kenal sekarang merupakan hasil konferensi di Wina
1969. Konferensi tersebut menghasilkan hal-hal berikut ini :
a. Hukum Tertulis negara.
2. Menghasilkan suatu perjanjian tertulis yang dikenal dengan nama Vienna
Convention on the Law of Treaties.
3. Perjanjian Internasional tertulis tunduk pada ketentuan hukum kebiasaan
internasional dan yurisprudensi atau prinsip-prinsip hukum umum

b. Hukum Tidak Tertulis


1. Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yg ruang
lingkupnya hanya utk perjanjian antar negara.
2. Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum lain, ada pengaturan
tersendiri seperti perjanjian antar negara dan organisasi-organisasi internasional.
3. Dalam perjanjian tidak tertulis (International Agreement Not in Written Form),
contohnya adalah Prancis (1973) mengadakan percobaan nuklir di Atol Aruboa yg
banyak menuai protes dari negara lain bahkan, masalahnya diajukan kepada
Mahkamah Internasional di Den Haag.

2.4 Asas asas hukum internasional


Dalam menjalin hubungan antar bangsa, setiap negara harus memperhatikan asas-
asas hukum internasional yang terdiri dari :

Asas Kebangsaan
c. Asas Kepentingan Umum

Selain 3 asas di atas, terdapat beberapa asas lain sebagai berikut :


a. Pacta sunt servanda
b. Egality rights
c. Reciprositas
d. Courtesy
e. Right sig stantibus

Menurut Resolusi majelis Umum PBB No. 2625 tahun 1970, ada tujuh asas, yaitu :
a. Setiap Negara tidak melakukan ancaman agresi terhadap keutuhan wilayah dan
kemerdekaan Negara lain. Dalam asas ini ditekankan bahwa setiap Negara tidak
memberikan ancaman dengan kekuatan militer dan tidak melakukan sesuatu yang
bertentangan dengan piagam PBB.

b. Setiap Negara harus menyelesaikan masalah internasional dengan cara damai,


Dalam asas ini setiap Negara harus mencari solusi damai, menghendalikan diri dari
tindakan yang dapat membahayakan perdamaian internasional.

c. Tidak melakukan intervensi terhadap urusan dalam negeri Negara lain, Dalam asas
ini menekankan setip Negara memiliki hak untuk memilih sendiri keputusan politiknya,
ekonomi, social dan system budaya tanpa intervensi pihak lain.

2.5 Sumber hukum internasional


Mochtar Kusumaatmadja, membedakan sumber hukum internasional dalam arti
material dan dalam arti formal. Dalam arti material, sumber hukum internasional adalah
sumber hukum yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan
dalam arti formal sumber hukum internasional adalah sumber dari mana kita
mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Sedangkan, sumber-sumber hukum internasional sesuai dengan Piagam
Mahkamah Internasional Pasal 38, adalah sebagai berikut :
a. Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan antaranggota
masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru.
b. Kebiasaan Internasional yang diterima sebagai hukum, jadi tidak semua kebiasaan
internasional menjadi sumber hukum. Syaratnya adalah kebiasann itu harus bersifat
umum dan diterima sebagi hukum.

c. Asas-asas hukum umum yang diakui oleh bangsa beradab, adalah asas hukum
yang mendasari system hukum modern. Sistem hukum modern, adalah system hukum
positif yang didasarkan pada lembagaa hukum barat yang berdasarkan sebagaian
besar pada asas hukum Romawi.

d. Keputusan-keputusan hakim dan ajaran para ahli hukum Internasional,adalah


sumber hukum tambahan (subsider), artinya dapat dipakai untuk membuktikan adanya
kaidah hukum internasional mengenai suatu persoalan yang didasarkan pada sumber
hukum primer atau utama yaitu Perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan
asas hukum umum. Yang disebut denga keputusan hakim, adalah keputusan
pengadilan dalam arti luas yang meliputi segala macam peradilan internasional dan
nasional, termasuk mahkamah arbitrase. Ajaran para ahli hukum internasional itu tidak
bersifat mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan suatu kaidah hukum.

:
a. Negara
Negara sudah diakui sebagi subyek hukum internasional sejak adanya hukum
international, bahkan hukum international itu disebut sebagai hukum antarnegara.

b. Tahta Suci
Tahta Suci (Vatikan) Roma Italia, Paus bukan saja kepoala gereja tetapi memiliki
kekuasaan duniawi, Tahta Suci menjadi subyek hukum Internasional dalam arti penuh
karena itu satusnya setara dengan Negara dan memiliki perwakilan diplomatic
diberbagai Negara termasuk di Indonesia.

c. Palang Merah Internasional


Palang Merah Internasional, berkedudukan di jenewa dan menjadi subyek hukum
internasional dalam arti terbatas, karena misi kemanusiaan yang diembannya.

d. Organisasi Internasional
Organisasi Internasional, PBB, ILO memiliki hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam
konvensi-konvensi internasional, sehingga menjadi subyek hukum internasional.
e. Orang Perseorangan
Orang persorangan (Individu), dapat menjadi subyek internasional dalam arti terbatas,
sebab telah diatur dalam perdamaian Persailes 1919 yang memungkinkan orang
perseorangan dapat mengajukan perkara ke hadapat Mahkamah Arbitrase
Internasional.

2.7 Pengertian Sistem Peradilan Internasional


Sistem peradilan internasional adalah unsur-unsur atau komponen-komponen
lembaga peradilan internasional yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu kesatuan dalam rangka mencapai keadilan internasional. Komponen-
komponen tersebut terdiri dari mahkamah internasional, mahkamah pidana
internasional dan panel khusus dan spesial pidana internasional.
Setiap sistem hukum menunjukkan empat unsur dasar, yaitu: pranata peraturan,
proses penyelenggaraan hukum, prosedur pemberian keputusan oleh pengadilan dan
lembaga penegakan hukum.

Fungsi Mahkamah Internasional:


Adalah menyelesaikan kasus-kasus persengketaan internasional yang subyeknya
adalah Negara. Ada 3 kategori Negara, yaitu :
- Negara anggota PBB, otomatis dapat mengajukan kasusnya ke Mahkamah
Internasional.
- Negara bukan anggota PBB yang menjadi wilayah kerja Mahkamah intyernasional.
Dan yang bukan wilayah kerja Mahkamah Internasional boleh mengajukan kasusnya ke
Mahkamah internasional dengan syarat yang ditentukan dewan keamanan PBB.
- Negara bukan wilayah kerja (statute) Mahkamah internasional, harus membuat
deklarasi untuk tunduk pada ketentuan Mahjkamah internasional dan Piagam PBB.

Yuridikasi Mahkamah Internasional :


Adalah kewenangan yang dimilki oleh Mahkamah Internasional yang bersumber pada
hukum internasional untuk meentukan dan menegakkan sebuah aturan hukum.
Kewenangan atau Yuridiksi ini meliputi:
- Memutuskan perkara-perkara pertikaian (Contentious Case).
- Memberikan opini-opini yang bersifat nasehat (Advisory Opinion).
- Yuridikasi menjadi dasar Mahkamah internasional dalam menyelesaikan sengketa
Internasional. Beberapa kemungkinan Cara penerimaan Yuridikasi sbb :
a. Perjanjian khusus, dalam mhal ini para pihak yang bersengketa perjanjian khusus
yang berisi subyek sengketa dan pihak yang bersengketa. Contoh kasus Indonesia
degan Malaysia mengenai Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan.

2. Mahkamah Pidana Internasional :


Bertujuan untuk mewujudkan supremasi hukum internasional dan memastikan
pelaku kejahatan internasional. Terdiri dari 18 hakim dengan masa jabatan 9 tahun dan
ahli dibidang hukum pidana internasional. Yuridiksi atau kewenangan yang dimiliki oleh
Mahkamah Pidana Internasional adalah memutus perkara terhadap pelaku kejahatan
berat oleh warga Negara dari Negara yang telah meratifikasi Statuta Mahkamah.

3. Panel Khusus dan Spesial Pidana internasional :


Adalah lembaga peradilan internasional yang berwenang mengadili para
tersangka kejahatan berat internasional yang bersifat tidak permanen atau sementara
(ad hoc) dalam arti setelah selesai mengadili maka peradilan ini dibubarkan. Yuridiksi
atau kewenangan darai Panel khusus dan special pidana internasional ini, adalah
menyangkut tindak kejahatan perang dan genosida (pembersihan etnis) tanpa melihat
apakah Negara dari si pelaku itu telah meratifikasi atau belum terhadap statute panel
khusus dan special pidana internasional ini. Contoh Special Court for East Timor dan
Indonesia membentuk Peradilan HAM dengan UU No. 26 tahun 2000.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi, hubungan internasional merupakan aturan-aturan yang telah di ciptakan
bersama negara-negara anggota yang melintasi batas-batas negara. Peradilan
Internasional dilaksanakan oleh Mahkamah Internasional yang merupakan salah satu
organ perlengkapan PBB. Sumber Hukum Internasional adalah sumber-sumber yang
digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan masalah-masalah
hubungan internasional. Sumber hukum internasional dibedakan menjadi sumber
hukum dalam arti materil dan formal.
Dalam arti materil, adalah sumber hukum internasional yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara. Sedangkan sumber hukum formal, adalah sumber dari
mana untuk mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem hukum dan peradilan internasional
itu sangat diperlukan oleh suatu negara untuk tetap mempertahankan eksistensi dan
kemakmuran suatu negara.
Hukum internasional adalah hukum bangsa-bangsa, hukum antarbangsa atau
hukum antarnegara. Hukum bangsa-bangsa dipergunakan untuk menunjukkan pada
kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antara raja-raja zaman
dahulu. Hukum antarbangsa atau hukum antarnegara menunjukkan pada kompleks
kaedah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat bangsa-bangsa
atau negara.

4.2 Saran
Seharusnya kita sebagai warga negara yang baik dapat menghargai dan ikut
mengerti tentang masalah sengketa internasional dengan cara memenuhi dan
mematuhi kewajiban perjanjian internasional.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.warnetgadis.com/2017/01/makalah-sistem-hukum-dan-peradilan.html
Budiyanto. 2007. Pendidikan kewarganegaraan untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga

http://helpmeairant.wordpress.com/2011/08/19/sistem-hukum-dan-peradilan-

internasional/

http://ulvaulve.blogspot.com/2010/12/paham-paham-yang-mempengaruhi-

kesadaran.html

http://halil-materipkn.blogspot.com/2010/04/sistem-hukum-dan-peradilan.html
TUGAS MAKALA TENTANG
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN
INTERNASIONAL

NAMA: MIHARDIANI A.LA URI


KELAS: XI IPA3

SMA NEGERI 1 BANGGAI

Anda mungkin juga menyukai