Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang merambat di bumi baik yang disebabkan
secara alami maupun buatan manusia. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan
dapat terekam oleh alat.
Seismik merupakan salah satu bagian dari bidang ilmu seismologi eksplorasi yang terbagi
menjadi seismic aktif dan seismic pasif. Metode seismik aktif (refraksi dan refleksi) merupakan
sebuah metode konvensional yang sudah menjadi standar di dalam dunia eksplorasi, sedangkan
metode seismic pasif masih jarang digunakan untuk keperluan eksplorasi dan masih sedikit
pengembangannya. Disebut seismic aktif karena sumber yang digunakan ketika pengukuran
menggunakan palu, weightdrop, vibroseis ataupun alat lain yang secara aktif mengeluarkan
energy atau usikan. Gelombang di dalam permukaan tanah menyebar mengikuti hukum
elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan.

Dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu :

1. Metode seismik Pantul (refleksi)

Seismik refleksi adalah metoda geofisika dengan menggunakan gelombang elastis yang
dipancarkan oleh suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (di darat,
sedangkan di laut menggunakan sumber getar ( air gun, boomer atau sparker). Gelombang
bunyi yang dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan di bawah
permukaan yang dipantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang
berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini diterima dan
direkam oleh alat perekam geophone (di darat) atau Hydrophone (di laut), (Badley, 1985).
Metoda seismic refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan,
penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya
mengamati gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Gelombang
pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S,
Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love
Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang yang terpantulkan dari semua
interface antar lapisan di bawah permukaan. Struktur bawah permukaan dapat cukup
kompleks, analisis yang dilakukan sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar
kontras parameter elastisitas medium.
Seismik refleksi umumnya dipakai untuk penyelidikan hidrokarbon dan dapat dipadukan
dengan metode geofisika lainnya. Metode seismik refleksi merupakan metode yang paling
mudah memberikan informasi akurat terhadap gambaran atau model geologi bawah
permukaan.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu:
Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik) semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan survey detail.
Pengolahan data seismik (processing data seismik) adalah kegiatan untuk mengolah data
rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk penampang seismik migrasi.
Interpretasi data seismik merupakan kegiatan yang dimulai dengan penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya disajikan atau
dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi
bawah permukaan.

2. Metode seismic refraksi ( seismic bias)

Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari
posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi
setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first break saja
yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.
Seismik refraksi hanya memanfaatkan sifat bias gelombang seismic P untuk dapat
mengetahui geometrid an kecepatan perlapisan bawah permukaan bumi.
DASAR TEORI

II.1. Seismik Refraksi


Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi (seismik bias)
dan seismik refleksi (seismik pantul). Dalam metode seismik refraksi, yang diukur adalah waktu
tempuh dari gelombang dari sumber menuju geophone. Dari bentuk kurva waktu
tempuhterhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi batuan di daerah penelitian.Keterbatasan metode
ini adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang terlalu kompleks. Metode ini
telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal dan hasilnya cukup memuaskan.
Asumsi dasar :
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang
seismik dengan kecepatan yang berbeda-beda.

2. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.

3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.

4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehinggamematuhi


hukum hukum dasar lintasan sinar.

5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan
padalapisan dibawahnya.

6. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.

II.2. Metode ABC


Metode ABC merupakan perkembangan dari metode T X lapisan datar dengan
menggunakan pola pertembakan bolak balik (forward dan reverse shot) dengan asumsi bahwa :
Lapisan pertama adalah homogen
Variasi kedalaman relatif tidak begitu kasar (bidang batas beerundulasi)
Kontras kecepatan cukup besar (V2 >>V1)
Kemiringan lapisan kecil
Gambar 2.1 Ilustrasi penembakan bolak balik menggunakan metode ABC

Pada gambar di atas, A dan B = source ; C = geophone V2>>V1. Lintasan gelombang refraksi
dari A ke C dan B ke C. Sedangkan Waktu penjalaran gelombang
A ke C (A-D-E-C) dinotasikan dengan tAC (data waktu penembakan forward)
B ke C (B-G-F-C) dinotasikan dengan tBC (data waktu penembakan reverse)
dan waktu total penjalaran gelombang dari A ke B (A-D-E-F-G-B) dinotasikan dengan tAB. Tab
dapat dicari dengan persamaan :

(II.2)

II.3. Metode Hagiwara


Metode analisis dengan metode Hagiwara untuk kasus dua lapis
,menghitung kecepatan ,ketebalan dan profil pelapisan penampang seismik. Jika
v1dan v2 menyatakan kecepatan ropagasi gelmbang pada lapisan atas dan lapisan
dibawahnya dari suatu struktur perlapisan dan i adalah sudut refraksi kritisnya
menurut Snellius , maka propagasi gelombangnya menurut Hagiwara dapat
digambarkan sebagai berikut:
A P B
hA hP hB
i i R i i
A A P P p B B
Gambar 6.1konfigurasi Untuk Hagiwara
II.3. Metode GRM

Anda mungkin juga menyukai