Anda di halaman 1dari 63

ANALISIS MIKROTREMOR UNTUK

UJI KERENTANAN BANGUNAN


GEDUNG KULIAH PASCASARJANA
FMIPA UGM

Oleh :
Ade Stepani Sudiyanto (336318)
Dimas Taufiq R (339773)
Icha Untari Meiji (340094)
Januar Arifin (-)
M. Badaruz Zaman (336622)
Nur Hayati (339368)
BAB I : Pendahuluan

BAB II : Tinjauan Pustaka

BAB III : Dasar Teori

BAB IV : Metode Penelitian

BAB V : Hasil dan Pembahasan

BAB VI : Penutup
Latar Belakang

Indonesia terletak diantara lempeng


aktif, sehingga potensi gempabumi di
Indonesia sangat besar.
Latar
Belakang

Observasi awal oleh peneliti


Batasan
Masalah
Ditemukan beberapa masalah :
Salah satu dampak negatif dari gempabumi adalah kerusakan
Rumusan bangunan seperti rumah penduduk serta gedung-gedung
Masalah bertingkat.
Gedung S2/S3 FMIPA UGM Yogyakarta merupakan salah satu
bangunan baru di lingkungan Fakultas MIPA yang belum tahu
Tujuan tingkat kerentanannya.
Perlu analisis mikrotremor untuk uji kerentanan bangunan
gedung kuliah pascasarjana fmipa ugm
Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang dibahas,


maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada :
Latar
Belakang

Batasan
Masalah Penggunaan Microtremor untuk uji kerentanan
bangunan Gedung S2/S3 FMIPA UGM.
Rumusan Obyek Bangunan yang menjadi fokus penelitian
Masalah adalah Gedung S2/S3 FMIPA UGM.

Tujuan
Rumusan Masalah

Latar
Belakang Bagaimana analisis Frekuensi Natural untuk
uji kerentanan bangunan Gedung S2/S3
Batasan FMIPA UGM?
Masalah
Gedung S2/S3 FMIPA UGM?
Rumusan Bagaimana analisis Pergerakan Partikel untuk uji
Masalah
kerentanan bangunan Gedung S2/S3 FMIPA UGM?
Bagaimana analisis Displacement dari struktur
Tujuan bangunan Gedung S2/S3 FMIPA UGM
Tujuan

Latar
Belakang Menentukan besar nilai Frekuensi Natural Gedung
S2/S3 Fisika FMIPA UGM.
Batasan Menentukan tingkat resonansi Gedung S2/S3
Masalah Fisik
a FMIPA UGM terhadap tanah.
Rumusan Menentukan arah pergerakan partikel (particle motion)
Masalah getaran gedung dominan ke arah timur laut barat
daya dan arah utara-selatan.
Tujuan Menentukan besar nilai Displacement Gedung S2/S3
Fisika FMIPA UGM.
Penelitian Terdahulu
Hariyadi (2009a) di kabupaten Bantul. Penelitian tersebut
dilakukan untuk mendapatkan hubungan konfigurasi
bangunan dengan ketahanan bangunan dan daya dukung
Penelitian tanah sehingga dapat digunakan sebagai guideline dalam
Terdahulu membangun rumah hunian.

Struktur Lelean (2011). dengan membandingkan nilai frekuensi


Geologi dan
alami antara bangunan dengan tanah dasarnya.
Batuan
Pengukuran microtremor pada empat jenis bangunan
berbeda di kota Palu, Sulawesi Tengah memperoleh
sebuah bangunan yang berpeluang terjadi resonansi.

Karantoni dan Bouckovalas (1996), telah melakukan


penelitian pada bangunan dengan menganalisis
faktor kerusakan bangunan akibat gempa
berkekuatan Ms 5,5 yang terjadi di Pyrgos Yunani
pada tahun 1993.
Penelitian Terdahulu

Penelitian
Terdahulu

Struktur
Geologi dan
Batuan
Struktur Geologi

Daerah Istimewa Yogyakarta umumnya memiliki struktur


kekar yang dapat dijumpai pada batuan yang telah
Penelitian mengalami pensesaran.
Terdahulu
Pada umumnya sistem lipatan ini bersifat miring kearah
Struktur
utara. Sruktur sesar di daerah ini memiliki dua arah utama,
Geologi dan
Batuan yakni barat daya timur laut dan barat laut tenggara.

Dari kedua sistem sesar tersebut, struktur sesar yang terus


berkembang dan dinyatakan aktif umumnya berarah barat
daya timur laut, sedangkan sesar lainnya merupakan sesar
utama yang relative lebih tua dibandingkan sesar barat daya
timur laut (Soehaimi et. al., 2007).
Struktur Batuan

Batuan penyusun daerah penelitian tediri atas dua


kelompok batuan, yakni kelompok batuan praKuarter dan
Penelitian Kuarter (Soehaimi et. al., 2007).
Terdahulu
Selain itu juga dijumpai batuan terobosan berupa desit,
Struktur
andesit, diorite yang berumur miosen.
Geologi dan
Batuan
Dasar Teori

MIKROTREMOR
Mikrotremor diartikan sebagai getaran
Dasar Teori
harmonik alami tanah yang terjadi secara
terus menerus disebabkan oleh getaran
mikro di bawah permukaan tanah dan
kegiatan alam lainnya (Ibrahim dkk, 2001).

Mikrotremor dapat juga diakibatkan oleh


gangguan setempat seperti : lalu lintas,
industri atau getaran permukaan/udara
yang diteruskan ke permukaan tanah.
Dasar Teori

Frekuensi Dominan

Setiap benda yang berada pada permukaan bumi


Dasar Teori
memiliki frekuensi alami. Nilai frekuensi alami
pada sebuah bangunan dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan dalam sistem pegas,
dimana gedung dianggap seperti sistem pegas
massa yang terlihat pada persamaan :

k = m x (2 x x fn) 2
dengan, fn = frekuensi alami (Hertz)
k = stiffness atau kekakuan (Newton/Meter)
m = massa benda (Kg)
Dasar Teori

Resonansi
Fenomena amplifikasi amplitudo getaran akibat
Dasar Teori bergabungnya dua atau lebih getaran yang
berada pada periode atau frekuensi yang sama.

Apabila periode bangunan sama dengan periode


gempa yang sampai di permukaan, maka akan
terjadi resonansi dan interferensi getaran
sehingga meningkatkan intensitas kerusakan
akibat gempa. Berdasarkan hal tersebut maka
dalam pembangunan gedung harus
mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
resonansi getaran (Subardjo, 2008).
Dasar Teori

Horizontal to Vertical Spectral Ratio


(HVSR).
Metode H/V berguna untuk menunjukkan frekuensi
Dasar Teori resonansi predominan f(0) dan nilai puncak HVSR (S)
yang merepresentasikan karakteristik dinamis lapisan
sedimen. Dari hubungan keduanya dapat diketahui
indeks kerentanan seismik (Kg)
Nakamura merumuskan metode ini berdasarkan tiga
hipotesis utama yaitu :
a. ambient noise atau bunyi alami ditimbulkan oleh
refleksi dan refraksi gelombang shear dalam
lapisan tanah dangkal dan oleh gelombang
permukaan S.
b. Sumber noise lokal tidak mempengaruhi ambient noise
pada bagian bawah struktur yang tidak terkonsolidasi.
c. Lapisan tanah yang rapuh/soft tidak menguatkan
komponen vertikal dari ambient noise.
Tempat dan waktu Penelitian

Tempat dan
waktu Penelitian dilakukan di Gedung S2/S3 FMIPA UGM
Penelitian yang berlokasi di Jalan Kaliurang, Yogyakarta.

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 April


Diagram alir
penelitian
2013

Pengolahan data pada bulan April 2013 sampai


dengan bulan Juni 2013.
Alat dan
Bahan
Diagram Alir

Tempat dan
waktu
Penelitian

Diagram alir
Pengolahan Data Pengolahan Data

penelitian

Analisa HVSR Analisa FSR


Data Tanah Data
Bangunan

Alat dan
Bahan Resonansi Tanah dan
F0 Particle Motions Displacement
bangunan

Rekomendasi
Tempat dan
waktu
Penelitian

Diagram alir
penelitian

Alat dan
Bahan
Akuisisi data
Tempat dan
waktu
Penelitian
Akuisisi data dimaksudkan untuk
Diagram alir
penelitian mendapatkan frekuensi gerakan tanah dan
bangunan gedung baru S2/S3 Fisika UGM
Jadwal
Kegiatan
Akuisisi dilakukan pada kondisi lingkungan
ramai dan sepi
Alat dan
Bahan
Durasi pengukuran pada masing-masing
titik pengukuran adalah 30 menit.
Akusisi Data
Akuisisi data
Tempat dan
waktu Gambar titik pengukuran
Penelitian Gedung S2/S3
Pascasarjana MIPA UGM

Diagram alir 5
penelitian
4

Jadwal 3
Kegiatan
2

Alat dan 1
Bahan
Open Ground Basement

Akusisi Data
Tahapan Pengambilan Data
Tempat dan
waktu Posisi titik pengukuran ditentukan
Penelitian
Tentukan arah mata angin
Seismograph diarahkan sesuai arah mata angin
Diagram alir
penelitian Gambar 2.1)
Set alat dirangkai seperti pada (Gambar 2.2)
Jalankan software TDL (Gambar 2.3)
Jadwal
Kegiatan
1 2 3
Alat dan
Bahan

Akusisi Data
Gambar proses akuisisi data
Tempat dan
waktu
Penelitian

Diagram alir
penelitian

Lantai 2 Ramai
Jadwal
Kegiatan

Open Ground
Alat dan
Bahan

Akusisi Data

Lantai 5 Sepi Gambar proses akuisisi data Basement Sepi


Prosesing data
Data mentah bentuk TRC

Software DATAPRO

Software TDStosesame

Software GEOPSY

Software DADISP
Data mentah yang berupa TRC masuk
ke software DATAPRO di trace
kemudian di save dalam bentuk ASC
Data masuk ke software TDStosesame
dikonversi dalam bentuk saf
Data masuk ke software GEOPSY di
filter untuk menghilangkan noise.
Data masuk ke software DADISP
untuk di analisis.
Data Pro
Contoh hasil spektrum pada software GEOPSY
Contoh hasil partikel motion pada software GEOPSY
Contoh tampilan pada software DADISP
Hasil dan Pembahasan
Spektrum HVSR Lapangan Terbuka (Open Ground)

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Spektrum FSR Lantai 5
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
Spektrum FSR Lantai 4
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN
Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
Spektrum FSR Lantai 3
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN
Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
Spektrum FSR Lantai 2
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN
Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
Spektrum FSR Lantai 1
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN
Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
Spektrum FSR Basement
Outline BAB I BAB II BAB III BAB IV
KONDISI KOMPONEN FSR
PENGUKURAN
Timur - Barat Utara - Selatan
Ramai

Sepi
NILAI FSR DAN RESONANSI
GEDUNG FMIPA PASCASARJANA 2/S3

Frekuensi Tanah Ft = 0.69 HZ (Metode HVSR)


Ft = Frekuensi Tanah (Ft)
Fb = Frekuensi Bangunan (Fb)
Interpretasi Frekuensi Natural Gedung

Resonansi
Dan Standar nasional indonesia tahun 2002,
Frekuensi
Dominan tentang tata cara perencanaan ketahanan
bangunan gempa untuk gedung adalah
sebagai berikut:
Particle Frekuensi Natural Minimum = 3.4 HZ
Motion

(Sumber : SNI03-1726-2002, Badan Standarisasi


Nasional)

Displacement
Rata-rata Frekuensi Natural Gedung FMIPA Pascasarjana
S2/S3 :
Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Fo (NS) = 2.54 HZ 0.02443 ( << Fo SNI )


Particle
Motion Fo (EW) = 2.76 HZ 0.08959 ( << Fo SNI )

Displacement
Interpretasi Resonansi Gedung

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan Tingkat kerentanan resonansi bangunan terhadap gempa yang
direkomendasikan :
rendah (>25%)
Particle
sedang (15 - 25%)
Motion tinggi (<15%).
(Sumber: Gosar, A. 2010. )

Rata-rata Resonansi Gedung FMIPA Pascasarjana S2/S3


terhadap tanah :
Displacement
Pergerakan Partikel (Particle Motion)

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 1a. Gambar 1b.
Lantai 5 saat ramai Lantai 5 saat Sepi
Pembahasan

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 2a. Gambar 2b.
Lantai 4 saat ramai Lantai 4 saat Sepi
Pergerakan Partikel (Particle Motion)

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 3a. Gambar 3b.
Lantai 3 saat ramai Lantai 3 saat Sepi
Pembahasan

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 4a. Gambar 4b.
Lantai 2 saat ramai Lantai 2 saat Sepi
Pergerakan Partikel (Particle Motion)

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 5a. Gambar 5b.
Lantai 1 saat ramai Lantai 1 saat Sepi
Pergerakan Partikel (Particle Motion)

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Gambar 6a. Gambar 6b.
Basement saat ramai Basement saat Sepi
Pergerakan Partikel (Particle Motion)

Resonansi
Dan
Frekuensi Arah pergerakan partikel untuk bangunan
Dominan pascasarjana ini pada umumnya cenderung
bergerak dominan kearah antara utara-
selatan dan timur laut-barat daya baik
saat ramai maupun sepi. Gerakan partikel
Particle
Motion
pada lantai
cukup besar5 magnitudonya dan semakin
mengecil ke lantai dibawahnya. Hingga stabil di
lantai basement. Nilai magnitude arah timur-
barat saat kondisi ramai lebih besar
dibandingkan dengan magnitude gerakan
partikel saat sepi, terkecuali di basement yang
Displacement memiliki arah dan besar gerakan
partikelnya sama baik saat ramai ,maupun sepi.
Displacement

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan Displacement berhubungan dengan tingkat
kekakuan bangunan, dimana struktur
bangunan harus memiliki kekakuan yang
Particle cukupsehingga pergerakannya
Motion dapat dibatasi. Dilakukan penelitian di
gedung lima lantai dan satu basement untuk
menganalisa displacement suatu gedung
dalam keadaan
ramai dan sepi. Pada keadaan ramai
Displacement
dilakukan pada saat aktif perkuliahan dan
keadaan sepi saat malam hari.
Lantai 5

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Lantai 4

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Lantai 3

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Lantai 2

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Lantai 1

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Basement

KONDISI NS EW

Ramai

Sepi
Table Analisa Displacement

Resonansi
Dan
Frekuensi
Dominan

Particle
Motion

Displacement
Grafik Displacement Keadaan Ramai

Resonansi
Dan Displacement (Ramai)
Frekuensi 1.60E-06
Dominan
1.40E-06

1.20E-06

Particle 1.00E-06
Displacement

Motion Up_Down
8.00E-07
North_South
East_West
6.00E-07

4.00E-07

2.00E-07
Displacement
0.00E+00
1 2 3 4 5 6
Grafik Displacement Keadaan Sepi

Resonansi Displacement Sepi


Dan
Frekuensi 1.20E-06

Dominan
1.00E-06

8.00E-07
Particle
Displacement

Motion Up_Down
6.00E-07
North_South
East_West

4.00E-07

2.00E-07

Displacement
0.00E+00
1 2 3 4 5 6
Interpretasi Displacement

Analisa displacement dilihat dari simpangan gedung


kearah North-South dan East-West. Sempangan
kearah Up-Down tidak dianalisa karena pergerakan
gedung biasanya kearah lateral. Dari penelitian
diperoleh simpangan pada lantai diatas (jauh dari
tanah) lebih besar dari pada simpangan pada
basement (dekat dengan tanah).
Interpretasi Displacement

Lantai yang mendekati tanah memiliki simpangan


lebih kecil dari pada lantai diatasnya guna menahan
tubuh gedung agar lebih stabil. Ditinjau dari
keadaan ramai dan sepi, dalam keadaan ramai
simpangan gedung lebih besar dari pada keadaan
sepi, Pada keadaan ramai terdapat berbagai faktor
yang menjadi penyebab pergerakan gedung seperti
faktor langkah kaki seseorang. Pada lantai 5
keadaan sepi terlihat simpangan kearah North-
South terlalu besar, hal ini dikarenakan ada faktor
pemicu gerakan bangunan.
Interpretasi Displacement

Resonansi
Dan Standar nasional indonesia tahun 2002,
Frekuensi
Dominan tentang tata cara perencanaan ketahanan
bangunan gempa untuk gedung adalah
127.5 x 10-3 m - 170 x 10-3 m
Particle
Motion
(Sumber : SNI03-1726-2002, Badan Standarisasi
Nasional)

Displacement
PENUTUP

Kesimpulan:
1. Besar nilai Frekuensi Natural Gedung S2/S3 FMIPA UGM
yaitu 2,54 Hz pada arah Utara Selatan dan 2,76 Hz pada arah
Kesimpulan timur-barat. Nilai ini masih dibawah standar SNI untuk gedung
yang bernilai 3,4 Hz
2. Tingkat resonansi Gedung S2/S3 FMIPA UGM terhadap
tanah adalah sebesar 268,36 % pada arah utara-selatan dan
300,12% pada arah timur-barat. Nilai resonansi ini termasuk
dalam kategori rendah.

Saran
PENUTUP

2. Arah Pergerakan partikel (particle motion) getaran Gedung


S2/S3 FMIPA UGM dominan ke arah timur laut barat daya
dan arah utara-selatan. Semakin mendekati tanah bentuk
Kesimpulan particle motionnya semakin simetris dan magnitudenya
semakin kecil atau semakin stabil.
3. Besar nilai Displacement Gedung S2/S3 FMIPA UGM di lantai
yang mendekati tanah memiliki simpangan yang paling kecil
pada komponen horizontal. Nilai simpangan tertinggi terjadi
pada lantai 5 senilai 9,89 e-7 pada arah Utara-selatan dan
simpangan terendah pada lantai basement senilai 1,00 2-7
pada arah timur-barat.

Saran
SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian,


maka saran dari peneliti adalah sebagai berikut:
Kesimpulan
1. Dalam mendirikan sebuah bangunan, perlu
memperhatikan frekuensi bangunan/gedung.
2. Hasil pengukuran akan jauh lebih baik dan akurat
apabila pengukuran pada masing-masing lantai
dilaksanakan secar serentak.

Saran

Anda mungkin juga menyukai