NIFAS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 - 8 minggu.
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa
kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan
dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin et al,
2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam mobilisasi,
anjuran untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi, perawatan
payudara (mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna
pemenuhan nutrisi bayi, dan lain - lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Saifuddin et al, 2002).
Program pelayanan kunjungan selama masa nifas dilakukan sebanyak tiga kali. Yaitu
Untuk menangani masalah ini, bidan diharapkan dapat memberikan asuhan masa nifas
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan
mampu :
C. Manfaat
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu
nifas fisiologis.
secara fisiologis maupun psikologis serta masalah pada masa nifas sehingga timbul kesadaran
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu kesehatan.
5. Bagi Masyarakat
Merupakan informasi kepada masyarakat tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada masa
nifas baik secara biologis dan psikologis serta masalah pada masa nifas
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta (menandai akhir
dari periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada masa sebelum
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan
a. Sistem Reproduksi
Pada masa pertengahan masa kehamilan masing-masing dari kedua tunas kelenjar
mama pada janin yang ditakdirkan membentuk payudara mulai tumbuh dan memisah,dengan
pembentukan 15 sampai 25 tunas sekunder yang menjadi dasar bagi sistem duktus pada
dan berdiferensiasi menjadi dua lapisan konsentrik dari sel-sel kuboid dan sebuah limen
sentral. Lapisan sel bagian dalam akhirnya membentuk epitel sekretorik, yang mensintesis air
susu, sedangkan lapisan luar menjadi mioepitel, yang menyediakan mekanisme pengeluaran
air susu.
Pada hari kedua post partum sejumlah kolostrum, cairan yang disekresi oleh payudara
selama 5 hari pertama setelah kelahiran bayi, dapat diperas dari putting susu. Kolostrum lebih
banyak mengandung lebih banyak protein, yang sebagian besar adalah globulin, dan lebih
banyak mineral tetappi gula dan lemak lebih sedikit. Meskipun demikian kolostrum
mengandung globul lemak agak besar didalam yang disebut korpuskel kolostrum,yang oleh
beberapa hari diaanggap merupakan sel-sel epitel yang mengalami degenerasi lemak dan oleh
ahli lain dianggap fagost mononuclear yang mengandung cukup banyak lemak. Sekresi
kolostrum bertahan selama 5 hari, dengan perubahan bertahap menjadi susu matur. Antibody
mudah ditemukan didalam kolostrum. Kandungan immunoglobulin A mungkin memberikan
lainnya, juga imunoglobuli-imunoglobulin, terdapat didalam kolostrum manusia dan air susu.
lisozim.
Kompenen utama air susuadalah protein, air, laktosa, dan lemak. Air susu isotonic
dengan plasma, dengan laktosa bertanggung jawab terhadap separuh tekanan osmotiknya.
Protein utama didalam air susu ibu laktal bumin, dan kasein disintesis didalam reticulum
endoplasmic kasar sel sekretorik alveoli. Asam amino esensial dari darah, dan asam amino
non esensial sebagian berasal dari dari darah atau disintesis didalam kelenjar mamma.
Kebanyakan protein air susu adalah protein-protein unik yang tidak ditemukan dimanapun.
Air susu manusia mengandung konsentrasi rendah besi. Tetapi besi didalam air susu
manusi absorbsinya lebih baik dari pada besi didalam susu sapi. Simpanan besi itu tampaknya
tidak mempengaruhi jumlah besi didalam air susu. Kelenjar mamma seperti kelenjar teroit
menghimpun yudium didalam air susu. Konsentrasi perkiraan komponen yang lebih penting
didalam kolostrum, air susu manusia matur konsentrasi ini dapat bervariasi tergantung
Mekanisme humural dan neural tepatnya yang terlibat didalam laktasi jelas kompleks.
Progesteron, esterogen,dan laktogen plasenta, dan prolaktin, kortisol dan insulin tampaknya
pensekresi susu pada kelenjar mamma. Dengan kelahiran, terdapat penurunan mendadak dan
besar kadar progesterone dan esterogen, yang berfungsi mengawali laktasi. Laktasi tidak
dimulai sampai pada akhir kehamilan karena kadar eksterogen dan progesterone yang tinggi
Sebaliknya dalam keadaan normal, intensitas dan lama laktasi berikutnya dikontrol
sebagaian besar oleh perangsangan berulang-ulang proses menyusui. Prolaktin penting bagi
laktasi, wanita dengan mikrosis hipofisis luas, seperti pada sindrom Sheehan, tidak
mengalami laktasi. Meskipun prolaktin plasma turun setelah kelahiran hingga mencapai
kadar yang jauh lebih rendah daripada selama kehamilan, setiap tindakan isappan putting
mencetuskan peninggian kadar prolaktin. Agaknya suatu rangsang dari payudara mengurangi
pelepasan faktor penghambat prolaktin dari hipotalamus, yang pada gilirannya menginduksi
susu dari payudaralaktasi dengan menyebabkan kontraksi sel-sel mioepietel dialveoli dan
duktus-duktus susu kecil sebenarnya, mekanisme ini telah dipakai untuk melakukan assai
aktivitas oksitosin didalam cairan-cairan biologi. Pengeluaran air susu merupakan sebuah
reflek khususnya diinisiasi oleh isapan putting susu, yang merangsang neorohipofisis untuk
melepaskan oksitosin oleh tangisan bayi atau dihambat oleh rasa takut atau stress.
Pada wanita yang berlaktasi tetapi mulai mengalami ovulasi lagi,terdapat perubahan
akut komposisi air susu 5 sampai 6 hari sebelum dan 6 sampai 7 hari setelah ovulasi.
Perubahan ini mendadak dan ditandai dengan meningkatnya konsentrasi natrium dan klorida,
bersamaan dengan menurunyya konsentrasi kalium, laktosal dan glukosa. Wanita yang
menjadi hamil tetapi terus menyusui, komposisi air susu mengalami perubahan progresif
yang mengesankan hilangnya secara perlahan aktifitas sekretorik dan metabolic payudara.
Antibody terdapat didalam kolostrum dan air susu manusia, tetapi diabsorbsi dengan
buruk, bahkan tidak sama sekali dari usus bayi. Tidak ada antibody antide yang terdeteksi
didalam bayi yang disusui susu yang mengandung titter tinggi antibody antide tetapi keadaan
ini tidak perlu mengurangi pentingnya beberapa antibody didalam asi.imunno globulin yang
menonjol didalam air susu adalah IgA secretorik, sebuah makro mulekul yang penting dalam
Hampir 2/3 wanita memberikan asi pada bayi-bayi berumur 1 minggu, dibanding
dengan kurang dari 1/3 pada 25 tahun sebelumnya. Air susu pada awalnya tampak tidak
cukup, suplay ini menjadi cukup kalau suplay penyusuan diteruskan. Menyusui juga
mempercepat involusi rahim, karena berulang pada putting melalui pelepasan oksitosin
Dalam masa nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Involusi disebabkan oleh
c) Otolisi miometrium.
Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi terlihat pada table berikut ini:
Lochea
Lochea adalah cairang secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa
nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun tidak terlalu menyengat dan
volumenya berbeda pada setiap wanita. Lochea biasanya berlangsung kurang lebih selama 2
minggu setelah bersalin, namun penelitian terbaru mengindikasikan bahwa lochea menetap
hingga 4 minggu dan dapat berhenti atau berlanjut hingga 56 hari setelah bersalin. Lochea
a) Lokia rubra (cruenta), muncul pada hari 1 2 pasca persalinan, berwarna merah
mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari decidua, vernix caseosa,
b) Lokia sanguilenta, muncul pada hari 3-7 pasca persalinan, berwarna merah kuning dan berisi
darah lender.
c) Lokia serosa, muncul pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna kecoklatan mengandung
lebih banyak serum, lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
d) Lokia alba, muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan,berwarna putih kekuningan,
mengandung leukosit, selaput lender servix dan selaput jaringan yang mati.
e) Lokia purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah yang berbau busuk.
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk
seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna
serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi
dilahirkan, tangan pemeriksa masuk dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1
jari saja yang dapat masuk. Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks
dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu
sebelum hamil. Pada umumnya ostium sternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam ebebrapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua
organ ini tetap berada dalam keadaan kendur vagina dan pintu keluar vagina pada bagian
pertama masa nifas membentuk lorong ebrdinding lunak dan luas yang ukurannya secara
perlanahan-lahan mngecil tetapi jarang kembali keukuran nulipara. Setelah minggu ketiga
rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi
lebih menonjol.
Hymen mengalami rupture pada saat melahirkan bayi pervaginam, kemudian setelah
melahirkan hymen muncul sebagai bebrapa potong jaringan kecil, yang selama proses
sikatrisasi siubah menjadi caranculai mirtoformis yang khas pada wanita yang pernah
melahirkan. Orifisium vagina biasanya tetpa sedikit membuka setelah melahirkan anak.
sesudahnya, peritoneum yang membungkus sebagan besar uterus dibentuk menjadi lipatan-
lipatan dan kerutan-kerutan. Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendur daripada
kondisi tidak hamil, dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali dari peregangan
b. Sistem Pencernaan
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering
Kerja usus besar setelah melahirkan dapat juga terganggu oleh rasa sakit pada perineum,
hemoroid yang menjadi prolaps dan bengkak selama kala 2 persalinan atau kurangnya privasi
c. Sistem Perkemihan
Kandung kencing masa nifas mempunyai kapasitas yang bertambah besar dan relatif
tidak sensitif terhadap tekanan cairan intravesika. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.
Ibu postpartum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu proses involusi
uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca melahirkan ibu merasa sulit buang air
kecil.
Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 24 jam pasca persalinan
mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower kateter selama 24 jam. Bila
kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan katerisasi dan bila jumlah
residu > 200 ml maka kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap
terpasang dan dibuka 4 jam kemudian, bila volume urin < 200 ml, kateter dibuka dan pasien
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat
membantu relaksasi dan mobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran
uterus. Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 satelah wanita
melahirkan.
e. Sistem Endokrin
Adanya perubahan dari hormon plasenta yaitu estrogen dan progesteron yang menurun.
menurun. Produksi ASI mulai pada hari ke 3 pospartum yang mempengaruhi hormon
prolaktin, oksitosin, reflek let. Down dan reflek sucking. Selama proses kehamilan dan
persalinan terhadap perubahan pada sistem endokrin. Hormon hormon yang berperan pada
1) Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta
(human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human
chorionic gonadotropin atau HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3
jam hingga hari ke-7 pospartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3
pospartum.
2) Hormon pituitary
Hormon pituitary antara lain : hormon prolaktin, FSH, dan LH. Hormon prolaktin
darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menuru dalam waktu 2 minggu.
Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu,
FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap
pada wanita yang menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita yang menyusui
minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan
menstruasi berkisar 40 % setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.
4) Hormon oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap
otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan,hormon oksitosin berperan
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu
involusi uteri.
Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang
tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan
hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding
f. Sistem Kardiovaskuler
darah dengan persalinan seksio-sesaria menjadi dua kali lipat. Perubahan yang terjadi terdiri
dari volume darah dan hemokonsentrasi. Pada persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan
naik dan pada persalinan seksio sesaria, hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali
g. Sistem Pernapasan
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambah 6cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh
diafragma yang naik 4cm selama kehamilan.Frekuensi pernafasan normal pada orang
dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat.
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu
nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus
pada saluran nafas. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan
ada tanda-tanda syok. Perubahan ini akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37 dan akan
Pada ibu masa nifas 72 jam pertama biasanya akan kehilangan volume plasma daripada
sel darah, penurunan plasma ditambah peningkatan sel darah pada waktu kehamilan
diasosiasikan dengan peningkatan hematoktir, dan haemoglobin pada hari ketiga sama tujuh
hari setelah persalinan. Jumlah sel darah putih atau leukosit selama 10 sampai 12 setelah
persalinan umumnya berkisar antara 20.000 sampai 25.000/mm,faktor pembekuan darah akan
terjadi ekstensif setelah persalinan yang bersama dengan pergerakan,trauma atau sepsis bisa
menyebabkan trombo emboli. Keadaan produksi tertinggi dan pemecahan fibrin mungkin
1. Periode taking in
a. Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada umumnya pasif dan
c. Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan kesehatan akibat kurang
istirahat.
d. Peningkatan nutrisi dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan penyembuhan luka, serta
e. Dalam memberikan asuhan, bidan harus dapat memfasilitasi kebutuhan psikologis ibu. Pada
tahap ini, bidan dapat menjadi pendengar yang baik ketika ibu menceritakan pengalamannya.
Berikan juga dukungan mental atau apresiasi atas hasil perjuangan ibu. Bidan harus dapat
menciptakan suasana nyaman bagi ibu sehingga ibu dapat dengan leluasa dan terbuka
b. Ibu menjadi perhatian pada kemampuannya menjadi orangtua yang sukses dan meningkatkan
c. Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAB, BAK, serta kekuatan dan
ketahanan tubuhnya.
d. Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi, misalnya menggendong,
e. Pada masa ini, ibu biasanya agak sensitive dan tidak mahir dalam melakukan hal-hal
tersebut.
f. Pada tahap ini bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan yang terjadi.
g. Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan bimbingan cara
perawatan bayi.
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan kalori dan
karbohidrat. Gizi ibu nifas sangat erat kaitannya dengan produksi air susu yang di butuhkan
untuk tumbuh kembang bayi. Ibu nifas tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam
1) Kebutuhan kalori harus proposional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih
tinggi selama menyusui di banding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang di
hasilkan ibu dengan nutrisi yang baik adalah 70 kal/ 100ml dan kira-kira 85kal yang di
2) Ibu memerlukan tambahan 20gr protein di atas kebutuhan normal. Protein di perlukan untuk
3) Nutrisi lain yang perlukan adalah asupan cairan. Ibu di anjurkan minum 2-3 liter per hari
dalam bentuk air putih, susu, dan jus buah. Mineral, air dan vitamin di gunakan untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur metabolisme dalam tubuh.
4) Pil zat besi atau Fe harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya setelah melahirkan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan
dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A pada bayinya melalui ASI.
b. Ambulansi
Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi di kerjakan setelah 2 jam ( ibu boleh miring
3) Kesempatan yang baik untuk mengajari ibu merawat atau memelihara anaknya.
Ambulansi dini di lakukan secara berangsur- angsur, maksudnya bukan berarti ibu harus
Buang air besar harus ada dalam 3 hari setalah melahirkan. Bila ada konstipasi dan timbul
koprostase hingga skibala (feses yang mengeras) tertimbun di rektum, mungkin akan terjadi
febris. Bila terjadi hal demikian dapat dilakukan klisma atau diberi laksan peroral.
Pengeluaran cairan lebih banyak pada waktu persalinan sehingga dapat mempengaruhi
terjadinya konstipasi. Biasanya 2-3 hari postpartum masih susah BAB, maka sebaiknya di
berikan laksan atau paraffin (1-2 postpartum), atau pada hari ke 3 di beri laksan supositoria
d. Kebersihan diri
Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum stabil, biasanya ibu post partum masih
belum cukup kooperatif untuk membersihkan dirinya. Bidan harus bijaksana dalam
memberikan motivasi ini tanpa mengurangi keaktifan ibu untuk melakukan personal hygiene
secara mandiri. Pada tahap awal, bidan dapat melibatkan keluarga dalam perawatan
kebersihan ibu.
e. Istirahat
kembali keadaan fisiknya. Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu
untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk energi menyusu ibayinya nanti.
Kurang istirahat pada ibu postpartum akan mengakibatkan beberapa kerugian, misalnya :
f. Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan
ibu dapat memasukkan satu atau diajarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Banyak budaya
dan agama yang melarang untuk melakukan hubungan seksual sampai masa waktu tertentu
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah kelahiran. Keputusan bergantung pada
g. Latihan / SenamNifas
Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal sebaiknya latihan masa nifas
dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan tidak
berpenyulit postpartum.
Sebelum memulai bimbingan cara senam nifas, sebaiknya bidan mendiskusikan terlebih
dahulu dengan pasien mengenai pentingnya otot perut dan panggul untuk kembali normal.
Dengan kembalinya kekuatan otot perut dan panggul akan mengurangi keluhan sakit
punggung yang biasanya dialami oleh ibu nifas. Latihan tertentu beberapa menit setiap hari
2) Memeriksa TFU
4) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila perdarahan berlanjut
5) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
9) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2
10) Mengkaji eliminasi Ibu. Ibu harus sudah BAK pada 6 jam pertama. Ibu harus sudah BAB
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
6) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
a. Perdarahan
perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai definisi ini , yaitu :
1) Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya , kadang-kadang hanya
setengah dari biasanya . Darah tersebut bercampur cairan amnion atau urine. Darah tersebar
2) Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekurangan darah dapat diketahui dari kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu yang sehat dan
tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
3) Perdarahan dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam dan kondisi ini
Penilaian risiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penanganan akut kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin. Hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri.
Semua ibu pasca persalinan harus dipantau dengan ketat untuk kemungkinan perdarahan fase
persalinan.
banyak dalam nifas hampir selalu disebabkan oleh sisa plasenta. Jika pada pemeriksaan
plasenta ternyata jaringan plasenta tidak lengkap,maka harus dilakukan eksplorasi dari cavum
2) Endometritis puerperalis
Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada
endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis dan
mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrosis serta cairan. Pada batas
antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan yang banyak terdapat
Infeksi puerperalis adalah infeksi pada traktus genitalia setelah persalinan, biasanya dari
2) Staphylococcus aereus
3) Escherichia coli
4) Clostridium welchii
1) Infeksi terbatas, Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina,serviks, dan
endometrium.
2) Infeksi yang menyebar, Penyebaran infeksi ini dapat melalui pembuluh darah , limfe, dan
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur.
2) Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan
intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalan napas serta beri
3) Jika pasien tidak sadar/koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur suhu, periksa
Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa
apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami edema (perhatikan adanya
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perineum.
Telah terdapat bukti bahwa beberapa galur Escherichia coli memiliki pili yang meningkatkan
Pada masa nifas dini, sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih didalam
vesika sering menurun akibat trauma persalinan atau analgesia epidural atau spinal. Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang
ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina.
Setelah melahirkan, terutama saat infus oksitosin dihentikan, terjadi diuresis yang disertai
peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai
kemih. Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relatif tinggi dan hal ini dihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktu persalinan,
pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kontaminasi kuman dari perineum, atau kateterisasi
yang sering.
Sistitis biasanya memberikan gejala beberapa nyeri berkemih (disuria), sering berkemih,
dan tak dapat menahan untuk berkemih. Demam biasanya jarang terjadi. Adanya restensi
gejala yang lebih berat, demam, mengigil, serta perasaan mual dan muntah. Selain disuria,
Untuk pengobatan infeksi pada saluran kemih, Antibiotik yang terpilih meliputi golongan
Pielonefritis membutuhkan penangan yang lebih awal, pemberian dosis awal antibiotik yang
f. Perubahan Payudara
1) Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit. Disebabkan oleh payudara
yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecat, BH yang terlalu ketat, ibu dengan
sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke 10 dan hari ke 28
setelah kelahiran.
Penyebab
Gejala
Penanganan
f) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup.
3) Abses payudara
Abses payudara berubah dengan mastitis.Abses payudara terjadi apabila mastitis tidak
Penanganan
b) Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.
e) Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap
dikeluarkan.
Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu saat menyusui, selain itu
dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bias sembuh
Penyebab
b) Putting susu terpapar oleh sabun, krim, alcohol ataupun zat iritan lain saat ibu membersihkan
putting susu.
c) Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu.
Penanganan
b) Bayi disusukan lebih dulu pada putting susu yang normal atau lecetnya sedikit.
c) Tidak menggunakan sabun, krim, alcohol, ataupun zat iritan lain saat membersihkan
payudara.
e) Posisi menyusui harus benar, bayi menyusu sampai ke kalang payudara dan susukan secara
f) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting yang lecet dan biarkan kering.
h) Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.
Saluran tersumbat hampir selalu dapat terselesaikan tanpa pengobatan khusus antara
24 hingga 48 jam setelah terjadi. Selama sumbatan itu masih ada, bayi mungkin saja rewel
ketika menyusu di payudara tersebut karena aliran ASI akan lebih lambat dari biasanya. Hal
ini mungkin disebabkan karena adanya tekanan dari benjolan yang menekan saluran lain.
Penyebab
a) Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal ini terjadi sebagai akibat air susu
jarang dikeluarkan.
a) Pada payudara terlihat jelas dan lunak pada perabaan (pada wanita kurus).
Penanganan
a) Payudara dikompres dengan air hangat dan air dingin setetlah bergantian, setelah itu bayi
disusui.
6) Payudara bengkak
Penyebab, Pembengkakan payudara adalah karena ASI tidak disusui dengan adekuat,
sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang mengakibatkan terjadinya
pembengkakan.Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah
melahirkan. Statis pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatkan meningkatnya
tekanan intrakaudal, yang akan memengaruhi segmen pada payudara, sehingga tekanan
seluruh payudara meningkat. Akibatnya, payudara serign terasa penuh, tegang, serta
nyeri.Kemudian diikuti oleh penurunan produksi ASI dan penuruna let down.Penggunaan bra
yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement, demikian pula puting yang tidak
bayi, karena kalang payudara lebih menonjol, putting lebih datar dan sulit diisap oleh bayi,
kulit pada payudara nampak lebih mengkilap, ibu merasa demam, dan payudara terasa
nyeri.Oleh karena itu, sebelum disusukan pada bayi, ASI harus diperas dengan tangan atau
pompa terlebih dahulu agar payudara lebih lunak, sehingga bayi lebih mudah menyusui.
Penanganan
b) Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan mengurangi rasa nyeri.
Bila dilakukan selang-seling dengan kompres panas untuk melancarkan pembuluh darah.
c) Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk melancarkan aliran
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas karena kehabisan
tenaga. Hendaknya ibu yang lekas diberi minuman hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula.
Apabila ibu menghendaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan. Walaupun
lambung dan alat pencernaan tidak terlibat langsung dalam proses persalinan tetapi fungsi
istirahat untuk memulihkan keadaannya. Oleh karena itu, tidak benar bila ibu diberi makanan
terlalu banyak, walaupun ibu menginginkannya. Akan tetapi, biasanya disebabkan oleh
adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan terganggu, sehingga ibu tidak ingin sampai
kelelahan hilang.
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan, sehingga
ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah berslin berikan ibu
minuman hangat, susu, kopi atau the yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Berikanlah makanan yang sifatnya ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna
mengkomsumsi makanan ringan. Bila sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap
makan pada 1-2 jam post partum. Setelah benar-benar pulih dari letih, kebanyakan ibu
marasa sangat lapar permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang
biasanya dikosumsi disertai dengan kosumsi cemilan yang sering ditemukan, kerap kali untuk
penulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3-4 hari sebelum 3-4 hari.
Penyebab
5) Kurang istirahat.
Penatalaksanaan
2) Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari.
4) Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari rumah sakit.
Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan dikaki yang terjadi pada masa nifas biasa
disebut dengan DVT (deep venous trombosis ). DVT adalah inflamasi vena dengan
pembentukan bekuan yang lebih sering terjadi pada vena femoralis (tungkai) dan vena-vena
pada uterus, ovarium, dan hipogastrik. Pembekuan ini dapat menyebabkan inflamasi, alokal
dan menyumbat vena kemudian pembekuan terlepas menjadi embolus dan bergerak kedalam
DVT (deep venous trombosis) atau trombosis vena dalam lebih jarang terjadi, tetapi dapat
hiperkoagulabititas meningkat seiring dengan peningkatan usia ibu, parietas, dehidrasi setelah
persalinan dan persalinan melalui seksio sesaria ( SC ). Wanita beresiko lebih besar apabila
mereka memiliki riwayat gangguan tromboimbulus, hipertensi akibat kehamilan dan anemi
Resiko DVT ditungkai bawah kiri, terutama setelah secsio secaria, karena kecepatan
aliran darah paling rendah.Gejala DVT biasanya dirasakan nyeri serta mengalami
pembengkakan didaerah yang terkena dan kadang kadang terjadi demam. Terjadi perbedaan
mencolok dalam ukuran betis atau pada ekstremitas sirkulasi ditungkai bawah serta trombosis
mungkin terpengaruh sehingga tungkai tampak pucat dan dingin serta mungkin oedema.
1) Penyebab DVT
a) Perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah disepanjang vena
2) Faktor predisposisi
a) Obesitas
b) Peningkatan umur meternal dan tingginya paritas
d) Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan pembuluh
vena.
e) Anemia maternal
g) Endometritis
h) Varicostitis
3) Gejala
4) Penanganan DVT
c) Memberikan kehangatan untuk meningkatkan sirkulasi darah dan menghilangkan rasa tidak
nyaman
d) Hindari pemijatan tungkai pada daerah yang bengkak untuk mencegah bekuan
e) Memberikan obat-obatan seperti asidium asetilosalisikum dan apabila ada pedangan diberi
anti biotik
5) Penatalaksanaan
a) Konsul ke dokter
i. Perubahan Psikologis
1) Postpartum blues
Pada masa postpartum, perasaan ibu pada hari pertama atau kedua setelah kelahiran
bayi meliputi kegembiraan yang luar biasa atau perasaan yang lebih baik. Akan tetapi, 75-
80% ibu sering diikuti rasa sedih. Hal ini sering dinamakan postpartum blues yang terjadi 10-
15 hari postpartum. Pada saat ini, ibu mengalami keedihan emosi, labil, lebih mudah
2) Depresi postpartum
Menurut wood at al (1997) ciri-ciri yang ditunjukkan ibu yang mengalami depresi
rendahnya status social. Ibu mengalami good day and bad day.
c. Pemeriksaan payudara
d. Pemeriksaan abdomen
e. Pemeriksaan genetalia
f. Pemeriksaan ekstremitas
17) Teriuji melakukan evaluasi dengan menanyakan kembali apa yang sudah dijelaskan
11) Mengajari ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola
12) Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada lengkung
siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu
13) Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan
bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap payudara
14) Mengajari ibu untuk menempelkan untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
garis lurus
15) Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
16) Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting susu
17) Setelah bayi membuka mulut, anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi ke
payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut bayi
18) Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga
payudara lagi
21) Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mngoleskan sedikit ASI pada puting susu
23) Mengajari ibu untuk selalu menyusukan kedua payudara secara bergantian
24) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi setiap saat bayi menginginkan (on demand)
8) Menjelaskan tentang kebutuhan kalori ibu menyusui untuk 6 bulan pertama dan selanjutnya
17) Menjelaskan cara mengolah dan menyajikan makanan serta memberikan contoh menu untuk
ibu munyusui
18) Melaksanakan evaluasi dengan menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan
8) Mejelaskan bahwa perlu seseorang (anggota keluarga) untuk membantu anda melakukan
9) Menjelaskan manfaat : Oksitosin adalah salah satu hormon yang berperan dalam
1. Meningkatkan kenyamanan
pada lantai (jika kaki tidak dapat menapak pada lantai, usahakan untuk menambahkan kursi
15) Mengajari ibu untuk melipat kedua lengan di sebuah meja atau sandaran (dengan jarak
17) Melicinkan kedua jari jempol dengan minyak dan menganjurkan anggota keluarga juga
18) Mengajari anggota keluarga untuk menggenggamkan tangan /mengepalkan jari-jari tangan
19) Mengajari anggota keluarga untuk memijat punggung ibu sejajar dengan tulang belakang
20) Mengajari anggota keluarga untuk memijat mulai dari leher dikedua sisi tulang belakang
kanan dan kiri bersamaan sampai bersamaan sampai kearah arah tulang belikat
21) Teruji menanyakan bagaimana persamaan ibu dan apakah pijatan mambuat ibu rileks
22) Menganjurkan untuk melakukan pijat oxytocin selama 2-3 menit minimal sehari dua kali
23) Menganjurkan untuk melakukanlah pijat ini di tempat dimana ibu merasa nyaman dan aman
4) Percaya diri
9) Menjelaskan tentang tanda infeksi masa nifas ( Peningkatan suhu > 38c, lochea berbau)
14) Menjelaskan tentang payu dara yang berubah menjadi merah, panas, terasa sakit
16) Menjelaskan tentang kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
17) Menjelaskan tentang perasaan sedih atau tidak mampu mengasuhg sendiri bayinya dan diri
sendiri
18) Menjelaskan untuk segera datang ke klinik jika mengalami tanda bahaya masa nifas
19) Menanyakan kembali tanda bahaya masa nifas yang telah di terangkan
10) Menjelaskan keuntungan non kontrasepsi MAL untuk ibu dan bayi
g. Penkes Vitamin A
4) Percaya diri
6) Melakukan apersepsi
12) Gerakan kepala : mengarahkan pasien untuk menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri
13) Gerakan lengan I : mengarahkan ibu untuk meletakkan 2 lengan di samping badan, kemudian
tekuk siku bersamaan sampai jari menyentuh pundak lalu meluruskan lagi 8 kali hitungan.
14) Gerakan lengan II : mengarahkan ibu untuk mengangkat lengan kanan kiri bersamaan lurus
15) Gerakan lengan III : mengarahkan ibu untuk mengangkat lengan kanan kiri bersamaan tegak
lurus diatas dada kemudian rentangkan ke samping kanan dan kiri 8 kali hitungan
16) Latihan punggung atas : mengarahkan ibu untuk menenkuk lutut, kemudian angkat dada atas
17) Latihan perut dan punggung bawah I : mengarahkan ibu untuk tidur terlentang, lutut ditekuk
kemudian angkat kepala sampai dagu menyentuh dada lalu kembali 8 kali hitungan
18) Latihan perut dan punggung bawah II : mengarahkan ibu untuk tidur terlentang, tangan di
bawah pinggang lutut lurus kemudian tekan punggung bawah sampai menekan tangan lalu
19) Latihan otot tungkai I : mengarahkan ibu tidur terlentang, tungkai lurus kemudian angkat
tungkai satu persatu dengan menekuk lutut sampai menyentuh perut, masing0masing 8 kali
hitungan.
20) Latihan otot tungkai II : mengarahkan ibu tidur terlentang, tungkai lururs, buka kaki kanan ke
21) Latihan otot tungkai III : mengarahkan ibu tidur terlentang, tungkai lurus, gerakkan 2
22) Latihan otot tungkai IV : mengarahkan ibu tidur terlentang, tungkai lurus, gerakkan 2
23) Latihan panggul dan perut bawah : mengarahkan ibu tidur terlentang, lutut ditekuk kemudian
24) Latihan panggul dan perut bawah : mengarahkan ibu tidur terlentang, lutut ditekuk agak
dilebarkan, angkat pantat, rapatkan paha, buka lagi, kemudian turunkan pantat, 4 kali
hitungan.
25) Latihan otot dasar panggul : mengarahkan ibu untuk tidur terlentang, silangkan kaki kanan
diatas kaki kiri di bawah, kontraksikan otot paha dalam dan pantat bersamaan (seperti
menahan kencing) lalu lepaskan. Lakukan juga untuk posisi kaki yang sebaliknya, masing-
27) Teruji mengarahkan ibu untuk mengikuti senam nifas dengan jelas dan sabar
28) Teruji memberi kesempatan untuk beristirahat
B. Tinjauan Kasus..
Daftar pustaka
Varney H., Kriebs J.M., Gregor C.L. 2002. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi I Volume 2.
Jakarta: EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: Trans Info Media.
Handayani, Sri dan Setyo Retno Wulandari.2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa
Sunarsih, Tri dan Vivian Nanny Lia Dewi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta :
Salemba Medika
Dewi, Vivian Nanny Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Salemba
Medika: Jakarta.
Rukiyah, Aiyeyeh, Lia Yulianti,dkk. 2013. Asuhan Kebidanan III.Trans Info Media: Jakarta.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika: Jakarta.
Saleha, sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta:Salemba medika
Damai Yanti, 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Bandung : PT Refika Aditama