Anda di halaman 1dari 10

TEKTONIK LEMPENG

Nov 01, 2010 oleh Ib Gamal

Tectonic Plate

An-Nahl 16:15 Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk.

An-Nahl 16:15 Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang
bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat
petunjuk.

An-Naml 27:88 Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan
kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis
dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi
secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul
sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa
geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana
terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra
(oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earths mantle). Kerak benua dan
kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada
kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-
elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua
(felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan
tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir
seperti cairan (fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan
lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa
dilihat pada Peta Tektonik antara lain;
Lempeng Tektonik
Pasifik
Arab
Amerika Utara
Philipina
Eurasia
Fiji
Afrika
Juan de Fuka
Antartika
Karibia
Indo-Australia
Kokos
Amerika Selatan
Nazka
India
Skotia

Pada awalnya ada dua benua besar di bumi ini yaitu Laurasia dan Gondwana kemudian kedua
benua ini bersatu sehingga hanya ada satu benua besar (supercontinent) yang disebut Pangaea
dan satu samudera luas atau yang disebut Panthalassa (270 jt th yll). Dari supercontinent ini
kemudian terpecah lagi menjadi Gondwana dan Laurasia (150 jt th yll) dan akhirnya terbagi-bagi
menjadi lima benua seperti yang dikenal dan ditempati oleh manusia sekarang. Terpecah-
pecahnya benua ini menghasilkan dua sabuk gunung api yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum
Mediteranean yang keduanya melewati Indonesia. Mekanisme penyebab terpecahnya benua ini
bisa diterangkan oleh Teori Tektonik Lempeng sebagai berikut :
1.Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi (convection current)
dari mantle (lapisan di bawah kulit bumi yang berupa lelehan). Arah arus ini tidak teratur, bisa
dibayangkan seperti pergerakan udara/awan atau pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya
arus konveksi terutama disebabkan oleh aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas.
2.Dalam kondisi tertentu dua arah arus yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi
yang arahnya ke atas. Arus interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya.
Magma yang menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk gugusan
pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di bawah permukaan laut yang dapat
diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling berhubungan di muka bumi. Lajur
pegunungan yang berbentuk linear ini disebut dengan MOR (Pematang Tengah Samudera) dan
merupakan tempat keluarnya material dari mantle ke dasar samudera. MOR mempunyai
ketinggian melebihi 3000 m dan lebarnya lebih dari 2000 km, atau melebihi ukuran Pegunungan
Alpen dan Himalaya yang letaknya di daerah benua. MOR Atlantik (misalnya) membentang
dengan arah utara-selatan dari lautan Arktik melalui poros tengah samudera Atlantik ke sebelah
barat Benua Afrika dan melingkari benua itu di selatannya menerus ke arah timur ke Samudera
Hindia lalu di selatan Benua Australia dan sampai di Samudera Pasifik. Jadi keberadaan MOR
mengelilingi seluruh dunia.
3.Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk di pematang-pematang ini karena aliran material
dari mantle. Batuan dasar samudera yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari
MOR karena desakan dari magma mantle yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek
arus mantle yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang
terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang dan
mengarungi samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor
Spreading).
4.Keberadaan busur kepulauan dan juga busur gunung api serta palung Samudera yang
memanjang di tepi-tepi benua merupakan fenomena yang dapat dijelaskan oleh Teori Tektonik
Lempeng yaitu dengan adanya proses penunjaman (subduksi). Oleh karena peristiwa Sea Floor
Spreading maka suatu saat kerak samudera akan bertemu dengan kerak benua sehingga kerak
samudera yang mempunyai densitas lebih besar akan menunjam ke arah bawah kerak benua.
Dengan adanya zona penunjaman ini maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan
benua, dan juga akan terbentuk kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses
pengangkatan. Kerak samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika
bertemu dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan terjadi
mixing antara material kerak samudera dengan benua membentuk larutan silikat pijar atau
magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sehingga tidak akan lebih dalam dari 30 km di
bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung maka magma hasil
mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos batuan-batuan di atasnya
sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk deretan gunung api.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya
(plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada
jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction)
dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1.Batas Divergen
divergenTerjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika
sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas
divergen.Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling
terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa
dan Afrika dengan Benua Amerika.
2.Batas Konvergen
konvergenTerjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering
terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga
terbentuk di wilayah ini.
3.Batas Transform
Transform Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling
menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). san
andreas fault Batas transform umumnya berada di dasar laut, namun ada juga yang berada di
daratan, salah satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas Fault) di California, USA. Sesar
ini merupakan pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang bergerak ke arah tenggara,
dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut. (Sumber: The Dynamic Earth, USGS)
Kondisi Geologi Dinamis Indonesia
Kepulauan Indonesia terbentuk karena proses pengangkatan sebagai akibat dari penunjaman
(subduksi). Lempeng (kerak) yang saling berinteraksi adalah Kerak Samudera Pasifik dan Hindia
yang bergerak sekitar 2-5 cm per tahun terhadap Kerak Benua Eurasia. Jadi Indonesia
merupakan tempat pertemuan 3 lempeng besar sehingga Indonesia merupakan salah satu daerah
yang memiliki aktivitas kegempaan yang tertinggi di dunia. Terdapat dua sabuk gunung api yang
melewati Indonesia yaitu Sirkum Mediteranean sebagai akibat penunjaman Kerak Samudera
Hindia ke dalam Kerak Benua Eurasia, dan Sirkum Pasifik sebagai akibat penunjaman Kerak
Samudera Pasifik ke dalam Kerak Benua Eurasia. Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai pelajaran bagi kita:
1.Gunung api selalu bergerak (dalam skala waktu geologi) mengikuti pergerakan benua-benua
karena adanya dinamisme mantle bumi (arus konveksi). Fenomena ini sebagaimana yang telah
disebutkan dalam Al-Quran, Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di
tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. 27:88)
2.Gunung api muncul karena tekanan yang tinggi pada magma hasil mixing sehingga akan
menerobos ke atas. Andaikan saja magma ini tidak bisa menerobos ke atas membentuk gunung-
gunung api maka tentulah akan tersimpan tekanan pada dapur magma yang sangat besar dan
akan terus bertambah karena penunjaman masih terus berlangsung. Dengan demikian pada
kondisi seperti itu apabila batuan sekitar yang menampung magma tersebut terlampaui batas
elastisitasnya maka akan terjadi bencana gempa bumi vulkanik yang teramat sangat hebatnya.
Fenomena ini pun telah tersurat dalam Al-Quran, Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan
jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. (QS. 16:15)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. 55:13) Maha Benar Allah
atas segala firman-Nya.

Peta Tektonik Indonesia


Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng
tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung berapi. (Sumber: MSN Encarta
Encyclopedia)
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya
deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo-
Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain
adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali
dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda).
Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang
cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma
ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia,
yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan
Jawa juga turut meningkat.
Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu
lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-
Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra,
Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku
utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan
terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup
menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan
energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena
percepatan gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya
dampak gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal;
diantaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis
lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.

Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan


tsunami, juga membawa berkah dengan terbentuknya banyak cekungan
sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini mengakomodasikan sedimen
yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir
hydrocarbon. Kadungan minyak dan gas alam inilah yang kini banyak kita
tambang dan menjadi tulang punggung perekonomian kita sehingga tahun
1990-an.

Peta Tektonik dan Gunung


Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng tektonik, dan segitiga
merah melambangkan kumpulan gunung berapi. Sumber: MSN Encarta Encyclopedia

Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi


yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia
Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng
Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai
tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,
Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan
langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif
akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini
material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta
mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup
besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang
memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc
merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif
paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai
tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan
keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman
hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.

Indonesia merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik
karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di
bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di
bagian Timur laut. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng
Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan
Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Hal ini mengakibatkan Indonesia
mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu
Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang
berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai
zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada
daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat
spesifik serta mengandung potensi sumber daya alam dari bahan tambang
yang cukup besar.
sumber

Perkataan bumi yang padat dan tenang sebenarnya salah, didalam bumi ada
beberapa lempengan dunia yang terus bergerak saling menyeimbangkan
satu sama lain. Dalam proses penyeimbangan ini menyebabkan terjadinya
pergesekan yang mengakibatkan gempa TEKTONIK. Sedangkah akibat
adanya aktifitas tektonik ini akan dapat memicu gunung api aktif bereaksi
untuk menyeimbangkan juga yang nantinya akan menyebabkan gempa
VULKANIK.

Bisa kalian lihat sendiri garis yang berwarna kuning di atas adalah
lempengan dunia yang terus bergerak dan bergesekan untuk mencari
keseimbangan dan tanpa disengaja lempengan ini tepat berada di wilayah
Indonesia dan sebagian Jepang. Maka dari itu yang sering mengalami gempa
dan tsunami sebenarnya adalah Indonesia dan Jepang inilah awal mula
teorinya mengapa sering terjadi gempa di Indonesia.
Disini lebih jelas lagi dimana kalian bisa melihat dengan jelas letak
lempengan dan gunung api aktif yang berada diwilayah sekitar lempengan,
memang harus diakui bahwa Indonesia adalah daerah rawan gempa tektonik
dan vulkanik, sayangnya tidak ada alat prediksi yang sangat akurat kapan
dan dimana gempa akan terjadi, tentunya di sepanjang lempengan itu
adalah daerah yang rawan gempa.

Lalu mengapa terjadi tsunami dan kadang tidak terjadi tsunami? tsunami
yang kita kenal dengan sebutan lain pembunuh yang sangat diam /
Silent killer karena memang gejala awalnya sangat kecil. Tsunami terjadi
apabila terjadi pergesekan lempengan didasar laut yang dapat memicunya.
Misalnya: Terjadi patahan akibat penyeimbangan lempeng maka gejala awal
yang terjadi adalah gempa tektonik, terkadang akibat penyeimbangan ini
salah satu lempeng akan masuk dan salah satu lempeng akan keluar ke
permukaan sehingga menyebabkan air akan mencari keseimbangan juga,
perlu di ketahui zat cair seperti air akan selalu mencari tempat terendah dan
menyesuaikan dataran permukaannya karena di pengaruhi oleh medan
grafitasi bumi. Contoh mudahnya masukkan tangan kalian ke dalam bak
mandi lalu hentakkan tangan kalian ke atas maka air akan beriak bergerak
mencari keseimbangan, dalam hal ini gelombang dalam skala besar ini yang
disebut sebagai tsunami.
Bagaimana mengidentifikasi akan terjadi tsunami? ada beberapa cara yaitu:

Lihat posisi gempa, jika terjadi dipermukaan laut maka akan lebih
berisiko terjadi tsunami.

Lihat kekuatan gempa semakin besar maka kemungkinan terjadi


tsunami pun akan semakin besar, Namun ini tidak mutlak.

Terjadinya surut air laut yang mendadak setelah gempa.

Hewan bertingkah aneh, sebenarnya ini belum terbukti namun banyak


yang mengemukakan perihal teori ini.

Bagaimana menyelamatkan diri waktu terjadi tsunami? ada baiknya setelah


gempa terjadi segeralah menuju ke daerah yang lebih tinggi misalnya
perbukitan atau gunung terdekat ini untuk mewaspadai terjadinya tsunami,
apabila dalam 1-6 jam tidak terjadi tsunami maka boleh kembali ke tempat
masing-masing.
Bagaimana mengatasi kerugian material akibat gempa ini? Seperti kita
ketahui gempa selalu (walaupun tidak mutlak) memakan korban jiwa dan
material. Untuk mengatasi kerugian material sebenarnya kita bisa
membangun rumah anti gempa, Mahal? tentu saja harganya beda dari
rumah biasa. Rumah kayu adalah salah satu bangunan yang terbukti paling
kuat dan tahan terhadap gempa. Alasannya karena rumah kamu memiliki
fondasi yang bisa mengikuti pergerakan tanah. Sebenarnya rumah tembok
pun bisa, di Jepang sendiri struktur rumah dan bangunan mereka dibuat
agar tahan gempa karena mereka sadar daerah Jepang rawan gempa.
Tentunya Indonesia perlu belajar ke Jepang jika ingin mengurangi kerugian
material akibat gempa.
Semoga artikel ini berguna untuk dipahami dan memberikan penjelasan
ilmiah mengapa terjadi gempa dan tsunami di Indonesia.

sumber

Anda mungkin juga menyukai