Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di
Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan
fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan
masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang
menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun
kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas
tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman
Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama masyarakat Indonesia.
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian
dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama
kematian pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan
garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak
segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan diagnosis medis diare akut
dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko intake cairan tubuh
menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Melaksanakan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis diare akut
dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko intake cairan
tubuh menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis diare
akut dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko
intake cairan tubuh menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya.
1.3.2.2 Menetapkan diagnosa pada pasien dengan diagnosa medis diare akut
dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko intake
cairan tubuh menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya.
1.3.2.3 Menyusun perencanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan
diagnosa medis diare akut dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah
keperawatan resiko intake cairan tubuh menurun di ruang anak RS
Gotong Royong Surabaya.
1.3.2.4 Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis
diare akut dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko
intake cairan tubuh menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya.
1.3.2.5 Melakukan evaluasi pada pasien dengan diagnosa medis diare akut
dehidrasi sedang (DADS) dengan masalah keperawatan resiko intake
cairan tubuh menurun di ruang anak RS Gotong Royong Surabaya.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi
yang sering (Lynda Juall, 2012).

Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari.(WHO,1980).

Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi


dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau
mulas kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk
serta dikeluarkan secara terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
2.2.1 Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,
protozoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas
homonis), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti :
otitis media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
di bawah 2 tahun.

2.2.2 Faktor malabsorbsi


a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa). Pada
bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktasi.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
2.2.3 Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

2.2.4 Faktor psikologis


Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar).

2.3 Patofisiologi

2.4 Manifestasi klinis


Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu
makan berkurang atau tidak ada. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin
disertai lendir atau lendir darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan
karena bercampur empedu. Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering
defekasi dan tinja makin lama makin asam sehingga akibat makin lama makin
asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari latosa yang
tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-
ubun cekung (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

2.5 Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia,
perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

2.6 Penatalaksanaan
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan.
1) Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatikan derajat
dehidrasinya dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk
diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml
g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium
50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parenteral
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan
kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantung tersedianya cairan
ditempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung
berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan BB-nya.
- Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
- Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 50 ml / kg BB per oral, selanjutnya : 125 ml / kg
BB / hari
- Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 100 ml / kg BB per oral (sonde), selanjutnya 125
ml / kg BB / hari
- Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
2) Pengobatan dietetic
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang
dari 7 kg jenis makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM).
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu
dengan tidak mengandung laktosa / asam lemak.
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui
tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll).
- Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 1 mg / kg BB / hari
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut
lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
bila penyebabnya kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bila terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.

2.7 Asuhan keperawatan teoritis


2.7.1Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan
verifikasi atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat
mendapatkan dua tipe data yaitu :
a) Data subjektif :
Pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan persepsi klien
tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup perasaan ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
- Pasien mengeluh diare terus menerus
- Pasien mengatakan feses encer/cair
- Pasien mengeluh mulas
b) Data objektif
Pengumpulan data dari sumber sekunder merupakan pengamatan atau
pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
- Pasien terlihat tampak lemas
- Pasien terlihat memegangi area perutnya

Pola kesehatan fungsional


a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan
sebelum makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolic
Hipertermi, penurunan berat badan total sampai 50%, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
- Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
- Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
- Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
- TD menurun karena dehidrasi
- RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmaul)
- Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflamasi
- Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c. Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2

2.7.2 Diagnosa keperawatan


1. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.
2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar
dan encer.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

2.7.3 Intervensi
1. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
a. Konsistensi feses berbentuk
b. Tidak ada keluhan mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas
2. Diagnosa : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan
dengan seringnya buang air besar dan encer.
Tujuan : Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas
normal.
Hasil yang diharapkan :
a. Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
b. Turgor elastik
c. Membran mukosa lembab
d. Berat badan tidak menunjukkan penurunan.
Intervensi :
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi,
karakteristik, jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
- Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
- Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran
mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
- Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah
pemberian nutrisi.
- Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai
program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
Tujuan : Anak-anak toleran diet yang sesuai.
Hasil yang diharapkan :
- BB dalam batas normal
- Tidak terjadi kekambuhan diare.
Intervensi :
- Timbang BB tiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi.
- Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi reyurtasi.
- Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
- Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

2.7.4 Implementasi
Implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang lebih
dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.

2.7.5 Evaluasi
- Pasien tidak diare lagi
- Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
- Pasien tidak merasa mulas
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :

Suku/ Bangsa :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Nomor Telepon :

Nomor Register :

Tanggal MRS :

Tanggal Pengkajian :

b. Identitas orang tua

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Status Perkawinan :
Suku/ Bangsa :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Nomor Telepon :

c. Riwayat Kesehatan
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
e. Riwayat masa lalu
f. Riwayat kesehatan keluarga
g. Riwayat social
h. Pola Kebiasaan/kebutuhan dasar
1. Bernafas
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
2. Makan dan minum
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
3. Eliminasi
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
4. Gerak dan aktivitas
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
5. Istirahat dan tidur
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
6. Kebersihan diri
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
7. Pengaturan suhu tubuh
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
8. Rasa aman
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
9. Rasa nyaman
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
10. Data sosial
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
11. Prestasi dan produktivitas
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
12. Rekreasi
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
13. Belajar
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
14. Ibadah
a) Sebelum pengkajian
b) Saat pengkajian
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum pasien
a) Kesadaran : Compos mentis, GCS ( E : 4 M : 6 V: 5 )
b) Bangun tubuh : Kurus
c) Postur tubuh : Tegak
d) Cara berjalan : Lancar terkoordinir
e) Gerak motorik : Terkoordinir
f) Keadaan kulit :
- Warna : Sawo matang tanpa ikterus tanpa sianosis
dan tidak pucat
- Turgor : Kurang elastis
- Kebersihan : Kotor
- Luka : Tidak terdapat luka
g) Gejala kardinal
TD : 100/80 mmHG
N : 60x/ menit
S : 36C
RR : 20x/ menit
h) Ukuran lain
BB : - Sebelum sakit : 45 kg
-Setelah sakit : 45 kg

TB : 169 cm

2. Kepala
Kulit kepala kotor, terdapat ketombe, rambut tebal berwarna hitam,
tidak ada rambut rontok dan tidak ada nyeri tekan
3. Mata
Mata simetris, terdapat lingkar hitam dibawah kelopak mata, sclera
putih konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
Bentuk hidung simetris, keaadaan bersih tanpa darah dan secret,
penciuman baik, tidak ada polip atau masa dan tidak ada luka. Tidak
ada nyeri tekan dan sinusitis.
5. Telinga
Telinga simetris, keadaan telinga bersih tanpa darah tidak ada secret
dan ada sedikit serumen. Tidak ada nyeri tekan.Pendengaran baik.
6. Mulut
Mukosa bibir kering, gusi tidak berdarah, gigi lengkap dan tidak ada
lubang, lidah bersih, tidak ada pembengkakan tonsil, tidak ada nyeri
tekan dan tidak teraba masa.
7. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk, tidak teraba masa dan tidak ada
nyeri tekan
8. Thorax
Bentuk thorax simetris , letak payudara simetris, gerakan dada
simetris tidak ada pembengkakan di daerah dada, tidak ada luka
maupun nyeri tekan. Suara jantung S1-S2 tunggal regular, suara paru
vesikuler
9. Abdomen
Tidk ada luka abdomen, bissing usus 20x/ menit, terdapat nyeri tekan
pada kuadran atas abdomen, tidak ada distensi dan asites, suara
perkursi abdomen thympani.
10. Genetalia
Tidak terkaji

11.Anus

Tidak terkaji
11. Ekstremitas
a) Ekstremitas atas
Tidak terdapat edema, terpasang infuse pada tangan kiri pasien.
Tidak ada nyeri tekan
b) Ekstremitas bawah
Tidak terdapat luka, ujungkuku tidak sianosis, tidak ada nyeri
tekan
c) Kekuatan otot

444 555
555 555

3.2 Analisa Data

1. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif


1. Pasien mengatakan sudah 1. Bising usus pasien 20x/
BAB 6 kali sejak jam 3 sore menit
2. Turgor kulit elastis
dengan konsistensi encer
3. Mukosa bibir kering
2. Pasien mengatakan sakit
4. Nyeri tekan pada abdomen
perut mulas-mulas
sebelah kanan atas
3. Sering terjaga kareba ingin
5. Kulit kepala pasien kotor
BAB dan BAK 6. Terdapat ketombe di kepala
4. Pasien mengatakan belum
dapat sikat gigi sejak di
rumah sakit
5. Pasien mengatakan belum
pernah keramas selama di
rumah sakit
6. Pasien dilap saja tanpa
memakai sabun oleh
keluarganya

2. Analisa Data
Analisa Data Pasien Tn. H dengan Diare
Di Ruang Teratai RSUD Karangasem
Tanggal 14-15 Juli 2014

No Data Subjektif Data Objektif Masalah


1 -Pasien mengatakan -Bising usus pasien Diare
sudah BAB 6 kali sejak 20x / menit
-Turgor kulit kurang
jam 3 sore dengan
elastic
konsistensi encer
-Mukosa bibir kering
-Pasien mengatakan
-Nyeri tekan pada
sering terjaga karena abdomen sebelah
ingin BAB dan BAK kanan atas
-Pasien mengatakan
sakit perut mulas-mulas

2 -Pasien mengatakan -Keadaan kulit pasien Difisit Perawatan


belum dapat sikat gigi kotor Diri
-Kulit kepala pasien
sejak di rumah sakit.
-Pasien mengatakan kotor
-Terdapat ketombe di
belum pernah keramas
kepala
selama di rumah sakit
-Pasien mandi hanya
- pasien dilap saja
dilap tanpa sabun oleh
tanpa memakai sabun
keluarga
oleh keluarganya

3. Rumusan Masalah Keperawatan


a. Diare
b. Defisit perawatan diri

4. Analisa Masalah
a) P : Diare
E : Infeksi bakteri
S : Pasien mengatakan sudah BAB 6 kali sejak jam 3 sore dengan
konsistensi encer,
pasien mengatakan sering terjaga karena ingin BAB dan BAK,
pasien
mengatakan sakit perut mulas-mulas, bising usus pasien 20x /
menit, turgor kulit
kurang elastis, mukosa bibir kering, nyeri tekan pada abdomen
sebelah kanan
atas.

Proses terjadinya : Adanya bakteri yang masuk ke dalam tubuh


menyebabkan bising

usus meningkat. Meningkatnya bising usus


menyebabkan

terjadinya sakit perut dan diare.


Akibat jika tidak ditanggulangi : kejang, syok hipovolemik, gagal
ginjal.

b) P : Defisit perawatan diri


E : Kelemahan fisik
S : Pasien mengatakan belum dapat sikat gigi sejak di rumah sakit,
pasien
mengatakan belum pernah keramas selama di rumah sakit, pasien
mengatakan
tidak bisa mandi sendiri karena lemas, keadaan kulit pasien kotor,
kulit kepala
pasien kotor, pasien terlihat lemas, terdapat ketombe di kepala,
pasien mandi
hanya dilap tanpa sabun oleh keluarga

Proses terjadinya : Karena ada kelemahan fisik menyebabkan


ketidakmampuan

pasien untuk melakukan aktivitasnya sendiri tanpa


bantuan orang

lain.

Akibat jika tidak ditanggulangi : risiko infeksi akibat perkembangan


bakteri.

5. Diagnosa Keperawatan
Nama pasien : Tn. H No. RM : 144894
Umur : 53 tahun Ruang rawat : R. Teratai
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosa medis : GEA

Tanggal
No Diagnosa Keperawatan Paraf/ Nama
Ditemukan Teratasi
1 Diare berhubungan 14 Juli 2014 15 Juli 2014 (Paraf)
dengan infeksi bakteri Perawat
ditandai dengan Pasien
mengatakan sudah BAB
6 kali sejak jam 3 sore
dengan konsistensi encer,
pasien mengatakan sering
terjaga karena ingin BAB
dan BAK, pasien
mengatakan sakit perut
mulas-mulas, bising usus
pasien 20x / menit, turgor
kulit kurang elastis,
mukosa bibir kering,
nyeri tekan pada
abdomen sebelah kanan
atas.
2 Defisit perawatan diri 14 Juli 2014 (Paraf)
berhubungan dengan Perawat
kelamahan fisik ditandai
dengan Pasien
mengatakan belum dapat
sikat gigi sejak di rumah
sakit, pasienmengatakan
belum pernah keramas
selama di rumah sakit,
pasien mengatakan tidak
bisa mandi sendiri karena
lemas, keadaan kulit
pasien kotor, kulit kepala
pasien kotor, pasien
terlihat lemas, terdapat
ketombe di kepala, pasien
mandi hanya dilap tanpa
sabun oleh keluarga.

A. Perencanaan
1) Prioritas masalah Keperawatan
a) Diare
b) Defisit perawatan diri
2) Rencana Keperawatan

Hari/
Diagnosa Tujuan &
No tgl/ Intervensi Rasional Paraf
Keperawatan Kriteria Hasil
jam
1. Senin, Diare Setelah Mandiri : (Paraf)
14 Juli berhubungan diberikan 1. Monitoring 1. Mengetahui Perawat
dengan infeksi tindakan TTV perkembanga
bakteri asuhan n kondisi
ditandai keperawatan 2. Monitoring pasien
2. Mengetahui
dengan Pasien selama 1x24 bising usus
peristaltik
mengatakan jam diharapkan
usus pasien
sudah BAB 6 masalah diare 3. Berikan
kali sejak jam teratasi dengan pasien oralit
3. Mengganti
3 sore dengan kriteria hasil: 200 mg
cairan
konsistensi 1. Pasien
elektrolit
encer, pasien BAB 2x 4. Anjurkan
yang kelar
mengatakan sehari pasien banyak
sering terjaga dengan minum 6-8 4. Mengganti
karena ingin konsistensi gelas cairan yang
BAB dan lembek keluar
5. Delegatif
2. Pasien
BAK, pasien
dalam
tidak sakit
mengatakan 5. Mempercepat
pemberian
perut mulas-
sakit perut penyembuha
cefotaxime
mulas
mulas-mulas, n pasien
3. Bising 3x1 gr
bising usus
usus pasien melalui IV
pasien 20x /
10-15 dan ranitidine
menit, turgor
x/menit 3x 25 ml
kulit kurang 4. Turgor melalui IV
Norit 3x4
elastis, mukosa kulit elastic
5. Mukos tablet melali
bibir kering,
a bibir oral
nyeri tekan
lembab
pada abdomen
6. Tidak
sebelah kanan
ada nyeri
atas.
tekan pada
abdomen
sebelah
kanan atas

B. Pelaksanaan

Pelaksaaan Keperawatan pada Pasien Tn. H

Dengan Diare di Ruang Teratai

RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014

No Hari/ Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


tgl/
Keperawatan
jam
1 Senin, Dx 1 1. Mengobservasi DS : pasien (Paraf)
14 Juli TTV mengatakan Perawat
2014, masih
pukul lemas
11.00 DO : TD=
Wita 110/ 80
mmHg, S=
2. Monitoring bising
36oC, N=
usus
Dx 1 70 x/ menit, (Paraf)
RR= 20 x/ Perawat
menit

DS : pasien
mengatakan
perutnya
3. Memberikan cairan
masih (Paraf)
oralit 200 mg
Dx 1 mulas Perawat
DO : bising
Pukul usus pasien
13.00 18 x/ menit
Wita

4. Menganjurkan
DO : pasien
pasien untuk
Dx 1 meminum (Paraf)
banyak minum air
cairan oralit Perawat
mineral
yang
Pukul diberikan
13.15
Wita

DS : pasien
mengatakan
sudah
minum 4
Dx 1 5. Mendelegasikan gelas atau (Paraf)
dalam pemberian 750 c Perawat
cefotaxime 1 gr DO : pasien
melalui IV dan kooperatif
Pukul ranitidine 25 ml dan mau
14.00 melalui IV menuruti
Norit 1x4 tablet
Wita anjuran
melali oral
untuk
banyak
minum air
mineral

DS : pasien
mengatakan
obat injeksi
yang
dimasukan
sedikit
perih
DO : obat
telah
masuk,
tidak ada
reaksi alergi
2 Selasa, Dx 1 6. Mengobservasi DO : TD= (Paraf)
15 Juli TTV 100/ 70 Perawat
2014, mmHg, S=
pukul 36,5oC, N=
05.00 64 x/ menit,
Wita Dx 1 RR= 20 x/ (Paraf)
7. Mendelegasikan menit Perawat
Pukul dalam pemberian
06.00 cefotaxime 1 gr DS : pasien
Wita melalui IV dan mengatakan
ranitidine 25 ml obat injeksi
melalui IV, yang
Norit 1x4 tablet
dimasukan
melalui oral
sedikit
perih
Dx 1 DO : obat (Paraf)
8. Monitoring bising
telah Perawat
usus
masuk,
Pukul tidak ada
11.00 reaksi alergi
Wita

DS : pasien
mengatakan
perutnya
sudah tidak
mulas lagi
DO : bising
usus pasien
10 x/ menit
C. Evaluasi

Evaluasi Asuhan Keperawatan pada Pasien Tn. H

Dengan Diare di Ruang Teratai

RSUD Karangasem Tanggal 14-15 Juli 2014

Hari/ tgl/
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
jam
1 Selasa, 15 Diare berhubungan dengan S : pasien (Paraf)
Juli 2014, infeksi bakteri ditandai mengatakan sudah Perawat
pukul dengan Pasien mengatakan tidak lemas lagi,
12.00 Wita sudah BAB 6 kali sejak jam pasien mengatakan
3 sore dengan konsistensi BAB 2x sehari, bau
encer, pasien mengatakan khas feses warna
sering terjaga karena ingin kuning, konsistensi
BAB dan BAK, pasien lembek.
mengatakan sakit perut
mulas-mulas, bising usus O : bising usus pasien
pasien 20x / menit, turgor 10x/ menit.
kulit kurang elastis,
mukosa bibir kering, nyeri A : tujuan no 1, 2, 3,
tekan pada abdomen sebelah 4, 5, 6 tercapai,
kanan atas. masalah diare
teratasi.

P : pertahankan
kondisi pasien

Anda mungkin juga menyukai