Anda di halaman 1dari 22

Departemen Maternitas Fisiologis

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin.

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot -
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

1
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

4. Teori iritasi mekanik


Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
C. Patofisiologi
1. Tanda-tanda permulaan persalinan menurut Manuaba :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama padaprimigravida, pada multipara tidak
begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar.
c. Perasaansering-sering atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan dipegang oleh kontraksi, kontraksi lemah di
uterus kadang-kadang disebut traise labor pains.
e. Serviks menjadi lembek mulai mendatar dan sekresinya bertambah
juga bercampur darah bloody sow.
f. Rasa sakit oleh adanya inpartu.
2. Menurut Mochtar, tanda-tanda inpartu :
a. rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.
b. Keluar endir bercampur darah/show yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeiksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
D. Tanda-tanda mulainya persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling
atau dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul

2
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang
oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik
menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

P e r s a l i n a n N o r m a l

E. Faktor Persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal. Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae : Os illium, Os. Ischium, Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh
promontorium, linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis,
disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet
dan outlet.
Bidang-bidang :
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot otot rahim
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke
arah segmen bawah rahim dan serviks.
b. kontraksi otot-otot dinding perut
c. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

4
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

d. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum


Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga
ada kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,
maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat
(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia
fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal yang harus
diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit
atau persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan
frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin
meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan jalan
sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik, misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his
datang tiap 2 sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme
usus, kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His
palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup

5
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien
sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam
kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
a. Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak
semula kekuatannya sudah lemah
2) inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian
melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan,
bagian terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah
pecah. His yang lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu
maupun janin sehingga memerlukan konsultasi atau merujuk
penderita ke rumah sakit, puskesmas atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat
mungkin fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
4) Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam
persalinan
5) t rauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan
inversion uteri
6) Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian
janin dalam rahim
c. Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan
sulitnya kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan

6
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

atau pengeluaran janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi


kontraksi otot rahim adalah :
a. Faktor usia penderita elative tua
b. Pimpinan persalinan
c. Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d. Rasa takut dan cemas
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan
passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala
karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.
Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
4. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat
itulah benar-benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa
bangga bisa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image
c. Medikasi persalinan

7
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

d. Nyeri persalinan dan kelahiran


5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong
dalam menghadapi proses persalinan.
e. Kala persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1) Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a) Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4
cm.
periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin
turun ke pelvis.
2) Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan

8
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan
karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda
anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin
akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2
jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar
95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan
dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat
awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan
kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan
sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme
persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun
kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam
panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada
pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura
sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini
akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah
ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah
panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang
menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah
diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi.

9
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan tetapi
untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan,
tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala
melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus
yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di
antara simpisis dan promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau
agak ke belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala
dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis
dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal
belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan
normal, tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi
sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II
persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi
dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus
pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari
segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik.
Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.

10
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra


uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen
dan melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan
Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan
lebih rendah dari os parietal belakang.
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang
ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada
pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga
ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan
karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5
cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di
dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi
maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin
memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala
bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah
yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting
untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu
usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir
khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun
kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala

11
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

janin. Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah
panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus
mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh
pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka
kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan
menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut
pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan
dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu
kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu
mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran
hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah
simpisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang.
Setelah kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi
dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan
janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang
posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar
panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada
kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi.
Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau

12
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi


sama sekali, khususnya kalau janin besar.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba
keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit,
seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara
spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri,
seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-
menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.
F. Pameriksaan penunjang
1. Periksaan Hb
2. USG
G. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature.

13
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. KALA I (Fase Laten)


1. Pengakajian
a. Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
b. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c. Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
c. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal.
d. Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan
peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan system pendukung.
3. Intervensi
D I A G N O S A
NO N O C N I C
KEPERAWATAN
1 . Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ..diharapkan ansietas pasien berkurang dengan criteria hasil: Orientasikan klien pada lingkungan, staf dan prosedur
o TTV dalam batas normal Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan
o Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya Kaji tingkat dan penyebab ansietas
o Lingkungan sekitar pasien tenang dan kondusif Pantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi
Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya
Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk pasien

14
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

2 . Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi nformasi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,pengetahuan pasien tentang persalinan meningkat dengan criteria hasil: Kaji persiapan,tingkat pengetahuan dan harapan klien
o Pasien dapat mendemonstrasikan teknik pernafasan dan posisi yang tepat untuk fase persalinan Beri informasi dan kemajuan persalinan normal
Demonstrasikan teknik pernapasan atau relaksasi dengan tepat untuk setiap fase persalinan
3 . Risiko ting i terhadap infeksi maternal b/d pemeriksa n vagina berulang dan kontaminasi fekal. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.diharapkan infeksi maternal dapat erkontrol dengan criteria hasil: Kaji latar belakang budaya klien.
o T T V d b n Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda vital.
o Tidak terdapat tanda-tanda infeksi Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik.
Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina.
Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi.
4 . Risiko ting i terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama,diharapkan cairan seimbang dengan kriterian hasil: Pantau masukan dan haluaran.
o T T V d b n Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih sering bila suhu tinggi, pantau tanda-tanda vital. DJJ sesuai indikasi.
o Input dan output cairan seimbang Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
o T u r g o r k u l i t b a i k Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
Pantau kadar hematokrit.

5 . Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan system pendukung. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. ,diharapkan koping pasien efektif dengan criteria hasil: Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses persalinan
o Pasien dapat mengungkapkan perasaannya Anjurkan mengungkapkan perasaan
Beri anjuran kuat thd mekanisme koping positif dan
Bantu relaksasi

B. KALA I (Fase Aktif)


1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
e. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)

15
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi
b. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan
pertambahan mobilitas gastrik.
d. Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay
oksigen dan aliran darah
3. Intervensi
N O DIAGNOSA KEPERAWATAN N O C N I C
1 . Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. ,diharapkan nyeri terkontrol dengan criteria hasil : Kaji derajat ketidaknyamanan secara verbal dan nonverbal
o T T V d b n Pantau dilatasi servik
o Pasien dapat mendemonstrasikan kontrol nyeri Pantau tanda vital dan DJJ
Bantu penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi
Bantu tindakan kenyamanan spt.
Gosok punggung, kaki
Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam
Berikan informasi tentang ketersediaan analgesic
Dukung keputusan klien menggunakan obat-obatan/tidak
Berikan lingkungan yang tenang
3 . Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan koping pasien efektif dengan criteria hasil: Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses persalinan
o Pasien dapat mengungkapkan peraannya Anjurkan mengungkapkan perasaan
Beri anjuran kuat terhadap mekanisme koping positif dan bantu relaksasi

4 . Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan cidera terkontrol dengan criteria hasil : Pantau aktivitas uterus secara manual
o T T V d b n Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi intensif
o Aktivitas uterus baik Hindari meninggikan klien tanpa perhatian
o Posisi pasien nyaman Tempatkan klien pada posisi tegak, miring ke kiri
Berikan perawatan perineal selama 4 jam
Pantau suhu dan nadi
Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)

5 . Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah Setelah asuhan keperawatan selama.,diharapkan janin dalam kondisi baik dengan criteria hasil: Kaji adanya kondisi yang menurunkan situasi uteri plasenta
o D J J d b n Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban

16
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

o Presentasi kepala (+) Instuksikan untuk tirah baring bila presentasi tidak masuk pelvis
o Kontraksi uterus teratur Pantau turunnya janin pada jalan lahir
Kaji perubahan DJJ selama kontraksi

C. KALA II
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Melaporkan kelelahan, Melaporkan ketidakmampuan melakukan
dorongan sendiri / teknik relaksasi, Lingkaran hitam di bawah mata
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi, Melaporkan rasa terbakar /
meregang pada perineum, Kaki dapat gemetar selama upaya
mendorong, Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
f. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g. Seksualitas
h. Servik dilatasi penuh (10 cm), Peningkatan perdarahan pervagina,
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh, Peningkatan pengeluaran
cairan amnion selama kontraksi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
b. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
c. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
3. Intervensi
N O DIAGNOSA KEPERAWATAN N O C N I C
1 . Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan nyeri terkontrol dengan criteria hasil: Identifikasi derajat ketidaknyamanan
o T T V d b n Berikan tanda/ tindakan kenyamanan seperti perawatan kulit, mulut, perineal dan alat-alat tahun yang kering

17
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

o Pasien dapat mendemostrasikan nafas dalam dan teknik mengejan Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk mengedan
Pantau tanda vital ibu dan DJJ
Kolaborasi pemasangan kateter dan anastesi

2 . Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. ,diharapkan kondisi cardiovaskuler pasien membaik dengan criteria hasil: Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 15 menit
o T D d a n n a d i d b n Anjurkan pasien untuk inhalasi dan ekhalasi selama upaya mengedan
o Suplay O 2 tersedia Anjurkan klien / pasangan memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi

3 . Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik Setelah asuhan keperawatan selama.,diharapkan integritas kulit terkontrol dengan criteria hasil: Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat
o Luka perineum tertutup (epiostomi) Bantu klien sesuai kebutuhan
Kolaborasi epiostomi garis tengah atau medic lateral
Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih dan kateterisasi

D. KALA III
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat, Hipotensi akibat analgetik dan anastesi, Nadi
melambat
c. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
d. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas, Tali
pusat memanjang pada muara vagina
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
oral, muntah.
b. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
c. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan

18
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

3. Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN N O C N I C
1 . Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral, muntah. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan cairan seimbang denngan criteria hasil: Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi
o T T V d b n Kaji tanda vital setelah pemberian oksitosin
o Darah yang keluar 200 300 cc Palpasi uterus
Kaji tanda dan gejala shock
Massase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta
Kolaborasi pemberian cairan parentral

2 . Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan nyeri terkontrol dengan criteria hasil: Bantu penggunaan teknik pernapasan
o Pasien dapat control nyeri Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan
Ganti pakaian dan liner basah
Berikan selimut penghangat
Kolaborasi perbaikan episiotomy
3 . Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan cidera terkontrol dengan criteria hasil: Palpasi fundus uteri dan massase dengan perlahan
o Plasenta keluar utuh Kaji irama pernafasan
o T T V d b n Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptic
Kaji perilaku klien dan perubahan system saraf pusat
Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke laboratorium untuk menentukan golongan darah bayi
Kolaborasi pemberian cairan parenteral

E. KALA IV
1. Pengkajian
a. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
c. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d. Eliminasi

19
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis


e. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
g. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
c. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga
3. Intervensi
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN N O C N I C
1 . Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan nyeri terkontrol dengan criteria hasil: Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan
o Pasien dapat control nyeri Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pascapartum
Lakukan tindakan kenyamanan
Anjurkan penggunaan teknik relaksasi
Beri analgesic sesuai kemampuan

2 . Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama.,diharapkan cairan simbang dengan criteria hasil: Tempatkan klien pada posisi rekumben
o T D d b n Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartal
o Jumlah dan warna lokhea dbn Kaji masukan dan haluaran
Perhatikan jenis persalinan dan anastesi, kehilangan daripada persalinan
Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15 menit

20
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

Dengan perlahan massase fundus bila lunak


Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokhea
Kolaborasi pemberian cairan parentral

3 . Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota keluarg a Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama. ,diharapkan proses keluarga baik dengan criteria hasil: Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi
o Ada kedekatan ibu dengan bayi Observasi dan catat interaksi bayi
Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan klien

21
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar
Departemen Maternitas Fisiologis

DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan

Normal. Dimuatdalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PER

SALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal

23 september 2014)

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification

(NIC). United States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of

America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka

Sarwana Prawirohardjo.

22
Program Profesi Ners Angkatan XI UIN Alauddin Makassar

Anda mungkin juga menyukai