I. Pengertian
Asam urat merupakan kelainan metabolik yang disebabkan karena
penumpukan purin atau eksresi asam urat yang kurang dari ginjal. Asam urat
merupakan penyakit heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis
akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi deposisi kristal urat di dalam dan
sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbulkan batu saluran kemih (Edu
S. Tehupeiory, 2010)
II. Etiologi
a) Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat.
b) Jenis kelamin dan umur
c) Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat
yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia
menopouse (50-60 tahun).
d) Berat badan
e) Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout
berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan,
yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat.
f) Konsumsi alkohol
g) Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena
alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh.
h) Diet
i) Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk
gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
j) Obat-Obatan Tertentu
k) Sejumlah obat dapat menempatkan orang pada risiko untuk
mengembangkan hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis
diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova.
III. Patofisiologi
1. Presipitasi kristal monosodium urat, dapat terjadi di jaringan jika
konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
2. Respon leukosit polimorfonuklear (PMN) dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis, terbentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuol
disekeliling kristal bersatu dengan membran leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom, terjadi robekan membram lisosom dan pelepasan
enzim dan oksida radikal ke dalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel, terjadi respon inflamasi dan kerusakan jaringan.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Normalnya, asam urat ini akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena
ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan
kadarnya meningkat dalam tubuh.
Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat
yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga
menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
V. Komplikasi
a. Penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan semakin lama
semakin sering kekambuhannya
b. Sakitnya akan bertambah lemah
c. Sendi yang terasa sakit bertambah banyak
d. Tofi semakin lama semakin besar, bahkan pecah dan menjadi luka
e. Pada ginjal dan saluran kemih bisa timbul batu
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
1) Tingkat kesadaran
2) GCS
3) TTV
b. Peningkatan penginderaan
1) Sistem integument
Kulit tampak merah atau keunguan, kencang, licin, serta teraba hangat
2) Sistem penginderaan
Mata :Kaji penglihatan, bentuk, visus, warna sklera, gerakan bola mata
Hidung :Kaji bentuk hidung, terdapat gangguan penciuman atau tidak
Telinga :Kaji pendengaran, terdapat gangguan pendengaran atau tidak
biasanya terdapat tofi pada telinga
3) Sistem kardiovaskuler
Inspeksi :Apakah ada pembesaran vena jugularis
Palpasi :Kaji frekuensi nadi (takhikardi)
Auskultasi :Apakah suara jantung normal S1 + S2 tunggal / ada
suara tambahan
4) Sistem penceranaan
Inspeksi : Kaji bentuk abdomen, ada tidaknya pembesaran pada
abdomen
Palpasi : Apakah ada nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Apakah kembung / tidak
Auskultasi : Apakah ada peningkatan bising usus
5) Sistem muskuluskeletal
Biasanya terjadi pembengkakan yang mendadak (pada ibu jari) dan nyeri
yang luar biasa serta juga dapat terbentuk kristal di sendi-sendi perifer,
deformitas (pembesaran sendi)
6) Sistem perkemihan
Hampir 20% penderita gout memiliki batu ginjal
c. Pemeriksaan diasnostik.
Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang
berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju,
terlhat erosi tulang seperti lubang-lubang kecil (punch out).
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
Mansjoer, Arif. 2011. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3. Jakarta : Media
Aeusculapius.
Prince, Sylvia Anderson, 2010., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.