Anda di halaman 1dari 13

PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Keluhan Sering Kencing

Kezia Ariesta Beno


102010167
Kelompok BP5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
email: cheziabeno@ymail.com

Pendahuluan
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada pemeliharaan
konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan internal sel tubuh.
Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus-menerus zat-zat sisa
metabolism toksik yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi metabolism
demi kelangsungan hidupnya.Ginjal merupakan organ yang berperan penting dalam
mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyaknya konstituen plasma,
terutama elektrolit dan air, dan dengan mengeliminasi semua zat sisa metabolism.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 1


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Struktur Makroskopis Ginjal1-3


Ginjal atau ren merupakan organ rongga abdomen yang termasuk dalam sistem urinaria
atau sistem kemih, yang terletak di belakang peritoneum (retroperitoneal) pada bagian belakang
rongga abdomen, di antara peritoneum parietale dan fascia transversa andominis. Ginjal kanan
terletak setinggi iga 12 sampai lumbal 3-4, dan ginjak kiri terletak setinggi iga 11 sampai lumbal
2-3. Ginjal kanan lebih rendah dari yang kiri karena adanya hati (hepar). Ginjal berbentuk seperti
kacang, dan mempunyai dua polus/ ekstremitas yaitu ekstremitas superior dan inferior, dua
margo yaitu margo medialis dan lateralis, dan dua facies yaitu facies anterior dan posterior. Pada
ekstremitas superior ginjal kanan maupun kiri ditempati oleh glandula suprarenalis atau anak
ginjal, yang dipisahkan oleh lemak perirenalis. Pada margo medialis ginjal, terdapat suatu pintu
yang disebut hilus renalis, yang merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh darah, limfe,
saraf, dan ureter.

Gambar 1: Letak Ginjal


(Sumber: http://www.google.com)

Setiap ginjal dibungkus oleh kapsula fibrosa yang hanya melekat pada ginjal dan hanya
menyelubungi ginjal (tidak membungkus glandula suprarenalis), kapsula adipose yang
mengandung banyak jaringan lemak perirenalis dan membungkus baik ginjal maupun anak
ginjal, dan fascia renalis yang terdiri dari fascia prerenalis dan fascia retrorenalis yang keduanya
bersatu ke arah cranial, sedangkan pada arah caudalnya terpisah. Capsula adipose juga berfungsi
untuk mempertahankan ginjal pada tempatnya.
Ginjal terdiri atas korteks renis dan medulla renis. Korteks renis merupakan zona luar
ginjal, sedangkan medulla renis merupakan zona dalam ginjal yang terdiri dari lobus-lobus
triangular yang disebut pyramid renalis. Puncak dari pyramid renalis disebut papila renalis, dan
dasarnya yang berbatasan dengan korteks disebut basis renalis. Di antara pyramid renalis terdapat
columna renalis (Bertini) yang masih merupakan bagian dari korteks renis. Pada korteks renis
terdapat garis-garis yang berasal dari medula renis yang disebut processus medularis (Ferheini).
Papila renalis ditembusi oleh saluran-saluran yang disebut ductus papilaris (Bellini).Papila renalis

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 2


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

menonjol ke dalam calyx minor. Beberapa calyx minor akan membentuk calyx mayor. Beberapa
calyx mayor akan membentuk pelvis renis yang kemudian menjadi ureter.

Gambar 2: Struktur Dalam Ginjal


(Sumber: http://www.google.com)

Ginjal dipendarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2.
A. Renalis kanan lebih panjanh daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di
belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian
depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel. A.
Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada
perbatasan korteks dan medula renis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A.
Arciformis yang mengelilingi korteks dan medula renis. A. Arcuata mempercabangkan A.
Interlobularis yang berjalan samapai tepi ginjal (korteks renis). Pembuluh balik ginjal mengikuti
jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae (Verheyeni) menuju V.
Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara ke dalam V. Cava inferior.

Gambar 3: Perdarahan Ginjal


(Sumber: http://www.google.com)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 3


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V.
Renalis menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan
langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron dipersarafi
oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis pada vertebra thoracalis 10-
12.
Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar endokrin
yang terletak superomedial terhadap ginjal.Gl. Suprarenalis kanan berbentuk piramid, sedangkan
Gl. Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit).Gl. Suprarenalis terdiri
atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari A. Suprarenalis
superior cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta abdominalis, dan A.
Suprarenalis inferior cabang A. Renalis. Pembuluh baliknya melalui V. Suprarenalis dextra yang
selanjtnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis sinistra yang bermuara pada V.
Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran bersama dengan V. Phrenica inferior.
Getah bening korteks Gl. Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya.Aliran getah
bening pada Gl. Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll.
Aortica.Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan plexus
hypogastricus.

Struktur Mikroskopis Ginjal3,4


Nefron merupakan satuan unit fungsional yang terdiri atas glomerulus, tubulus proksimal,
dan tubulus distalis, yang terdapat pada korteks renalis, ansa Henle (Henles loop) dan duktus
kolektivus yang terdapat pada medulla renalis. Setiap ginjal memiliki sekitar 400.000 800.000
nefron.Satu unit nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa Henle, tubulus
kontortus distalis, dan duktus koligentus.Ansa Henle terdiri dari segmen tebal descendens
(tubulus rektus proksimal), segmen tipis ansa Henle, dan segmen tebal ascendens (tubulus rektus
distal).

Gambar 4: Nefron
(Sumber: http://www.google.com)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 4


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Glomerolus merupakan suatu gulungan kapiler yang dikelilingi oleh sel sel epitel lapis
ganda atau biasa disebut kapsula Bowman. Glomerulus berfungsi seperti saringan yang
menyaring darah yang datang dari arteriol vasa aferen, yang selanjutnya membentuk filtrate urine
primer yang berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah
tidak ditemukan.Selanjutnya darah yang telah tersaring di alirkan keluar melalui arteriol vasa
eferen.Beberapa glomerolus dapat dibedakan vasa aferen dari vasa eferen karena kebetulan
terpotong pada apparatus juxta glomerularis yang terdiri atas macula densa dan sel
juxtaglomerularis.Vasa aferen ikut membentuk bangunan ini karena sel juxtaglomerularis
sebenarnya merupakan sel otot polos dinding vasa aferen di dekat glomerolus yang berubah
sifatnya menjadi sel epiteloid.Sel-sel tersebut tampak jernih dan kadang-kadang di dalam
sitoplasmanya terdapat granula.Di tempat ini arteriol tidak mempunyai tunika elastika interna.

Gambar 5: Struktur Mikroskopis Ginjal


(Sumber: http://www.google.com)

Tubulus kontortus proksimal selalu terpotong dalam berbagai bidang karena jalannya
berkelok-kelok.Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas sel yang sukar
dilihat.Initnya bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan inti sel di
sebelahnya.Sitoplasma berwarna asidofil. Dinding lateral sel tidak jelas. Permukaan sel yang
mengahadap lumen mempunyai brush border.
Seperti yang proksimal, tubulus kontortus distalis selalu terpotong dalam berbagai bidang
potong karena jalannya berkelok-kelok.Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid yang batas
antar selnya agak lebih jelas dibanding yang proksimal. Inti sel bulat, berwarna biru, tetapi bila
diperhatikan, jarak antara inti sel disebelahnya agak berdekatan satu sama lain. Sitoplasmanya
berwarna basofil dan permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border.
Ansa henle segmen tebal pars ascendens gambarannya mirip tubulus kontortus distal,
tetapi garis tengahnya lebih kecil.Ansa henle segmen tipis gambarannya mirip pembuluh kapiler
darah, tetapi epitelnya meskipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga
sitoplasmanya lebih jelas terlihat, selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle segmen tebal
pars descendens gambarannya mirip tubulus kontortus proksimal, tetapi diameternya lebih kecil.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 5


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Duktus koligentus merupakan suatu saluran lurus tempat berkumpulnya hasil


pembentukan urine setelah melewati tubulus kontortus distalis. Duktus koligentus selanjutnya
akan bermuara ke calyx minor, calyx mayor, pelvis renis, lalu disalurkan melalui ureter ke vesica
urinaria. Duktus koligentus gambarnya mitip tubulus kontortus distal tetapi dinding sel epitelnya
jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat.

Mekanisme Pembentukan Urine3,5-10


Urine yang keluar dari tubuh merupakan hasil proses penyaringan plasma darah oleh
ginjal, yang melalui beberapa proses rumit, yang kemudian dikeluarkan oleh organ-organ traktus
urinarius. Ginjal mengeliminasi konstituen-konstituen plasma yang tidak diperlukan ke dalam
urine sementara menahan bahan yang bermanfaat bagi tubuh.

Gambar 6: Mekanisme Pembentukan Urine


(Sumber: http://www.google.com)

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan yang hampir bebas
protein dari kapiler glomerulus ke kapsula Bowman. Kebanyakan zat dalam plasma, kecuali
protein difiltrasi secara bebas sehingga konsentrasinya pada filtrasi glomerulus dalam kapsula
Bowman hampir sama dengan dalam plasma. Ketika cairan yang telah difiltrasi ini meninggalkan
kapsula Bowman dan mengalir melewati tubulus, cairan ini mengalami perubahan oleh sel-sel
yang melapisi bagian dalam tubulus akibat adanya reabsorpsi air dan zat terlarut spesifik kembali
ke dalam darah atau sekresi zat-zat lain dari kapiler peritubulus ke dalam tubulus. Apa yang
tertinggal di tubulus kemudian akan disekresikan sebagai urine.Terdapat tiga proses dasar di
ginjal yang berperan dalam pembentukan urine, yaitu filtrasi glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan
sekresi tubulus.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 6


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Pembentukan urin dimulai dengan filtrasi sejumlah besar cairan melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsula Bowman.Seperti kebanyakan kapiler, kapiler glomerulus juga
relative impermeable terhadap protein, sehingga cairan hasil filtrasi (filtrate glomerulus) pada
dasarnya bersifat bebas protein dan tidak mengandung elemen seluler termasuk sel darah.
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati tiga
lapisan yang membentuk membrane glomerulus, yaitu dinding kapiler glomerulus, lapisan
gelatinosa aseluler yang dikenal sebagai membrane basal (basement membrane), dan lapisan
dalam kapsul Bowman. Secara kolektif, ketiga lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekul
halus yang menahan sel darah merah dan protein plasma, tetapi melewatkan H2O dan zat terlarut
lain yang ukuran molekulernya cukup kecil.
Dinding kapiler glomerulus yang terdiri dari selapis sel endotel gepeng, memiliki lubang-
lubang dengan banyak pori-pori besar, atau fenestra, yang membuat seratus kali lebih permeable
terhadap H2O dan zat terlarut dibandingkan kapiler di tempat lain. Membrane basal terdiri dari
glikoprotein dan kolagen. Glikoprotein bermuatan sangat negative dan yang akan menolak
albumin dan protein plasma lain. Dengan demikian, protein plasma hampir seluruhnya tidak
dapat difiltrasi, dan kurang dari 1% molekul albumin yang berhasil lolos untuk masuk ke kapsul
Bowman.
Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat suatu gaya yang mendorong
sebagian plasma dalam glomerulus menembus lubang-lubang membrane glomerulus. Dalam
perpindahan cairan dari plasma menembus membrane glomerulus menuju kapsul Bowman tidak
terdapat mekanisme transport aktif atau pemakaian energy local. Filtrasi glomerulus disebabkan
oleh adanya gaya-gaya fisik pasif yang serupa dengan gaya-gaya yang terdapat di kapiler bagian
tubuh lainnya. Karena glomerulus merupakan suatu kapiler, prinsip-prinsip dinamika cairan yang
mendasari ultrafiltrasi melintasi kapiler lain juga berlaku, kecuali dua perbedaan penting, yaitu
kapiler glomerulus jauh lebih permeable dibandingkan dengan kapiler di tempat lain, sehingga
untuk tekanan filtrasi yang sama lebih banyak cairan yang difiltrasi, dan keseimbangan gaya-gaya
di kedua sisi membrane glomerulus adalah sedemikian rupa, sehingga filtrasi berlangsung
dikeseluruhan panjang kapiler. Sebaliknya, keseimbangan gaya-gaya di kapiler lain bergeser,
sehingga filtrasi berlangsung di bagian awal pembuluh tetapi menjelang akhir terjadi reabsorpsi.
Terdapat tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus, yaitu tekanan darah
kapiler glomerulus, tekanan osmotic koloid plasma, dan tekanan hidrostatik kapsul Bowman.
Tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di
dalam kapiler glomerulus.Tekanan ini bergantung pada kontraksi jantung (sumber energy yang
menghasilkan filtrasi glomerulus) dan resistensi arteriol aferen dan eferen terhadap aliran
darah.Tekanan di kapiler glomerulus lebih tinggi daripada tekanan di jaringan kapiler lainnya
karena adanya arteriol aferen yang merupakan cabang yang pendek dan lurus dari arteri
interlobularis.Selain itu, pembuluh darah setelah glomerulus, yaitu arteriol eferen, memiliki
tahanan yang relative tinggi.Tekanan hidrostatik kapiler dilawan oleh tekanan hidrostatik kapsul
Bowman.Selain itu, tekanan hidrostatik kapiler juga dilawan oleh perbedaan tekanan osmotic di
dalam dan di luar kapiler glomerulus.Pada keadaan normal, tekanan osmotic diluar kapiler

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 7


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

glomerulus dapat diabaikan karena perbedaan tekanan osmotic ini pada dasarnya sama dengan
tekanan onkotik protein plasma.
Tekanan osmotic koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi protein-protein plasma yang
tidak seimbang di kedua sisi membrane glomerulus.Karena tidak dapat difiltrasi, protein-protein
plasma terdapat di kapiler glomerulus tetapi tidak ditemukan di kapsul Bowman.Dengan
demikian, konsentrasi H2O di kapsul Bowman lebih tinggi daripada konsentrasinya di kapiler
glomerulus.Akibatnya adalah kecenderungan H2O untuk berpindah secara osmotik mengikuti
penurunan gradient konsentrasinya dari kapsul Bowman ke kapiler glomerulus melawan filtrasi
glomerulus.
Cairan di dalam kapsul Bowman menimbulkan tekanan hidrostatik (cairan).Tekanan ini,
yang cenderung mendorong cairan keluar dari kapsul Bowman, melawan filtrasi cairan dari
glomerulus ke dalam kapsul Bowman.
Laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR)dapat diukur pada manusia dan
hewan percobaan hidup dengan cara mengukur eksresi dan kadar plasma suatu zat yang difiltrasi
bebas oleh glomerulus serta tidak diseksresi atau direabsorpsi oleh tubulus. Kadar zat tersebut di
urin dalam satuan waktu tertentu dihasilkan oleh filtrasi sejumlah plasma yang mengandung zat
dengan kadar yang sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR antara lain:
1. Tekanan arteri
Bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam glomerulus,
sehingga laju glomerulus meningkat, tetapi peningakatan filtrasi masih di atur oleh
autoregulasi untuk menjaga tekanan glomerulus yang meningkat drastic.
2. Efek kontriksi arteriol aferen
Pada laju filtrasi glomerulus kontriksi arteriol aferen menurunkan kecepatan aliran darah
ke dalam glomerulus dan juga menurunkan tekanan glomerulus, akibatnya terjadi
penurunan terjadi penurunan glomerulus.
3. Efek kontriksi arteri eferen
Kontriksi ateriol eferen meningkatan tahanan terhadap aliran keluar dari glomerulus dan
ini akan meningatkan laju glomerulus dan filtrasinya, tetapi bila penyempitan arteri terlalu
besar dan aliran darah sangat terhalang maka laju filtrasi juga akan menurun.
4. Efek aliran darah glomerulus atau laju filtrasi glomerulus
Bila arteiol eferen dan eferen berkontraksi, maka jumlah darah yang mengalir ke
glomerulus tiap mnitnya akan menurun. Kemudian karena cairan filtrasi dari glomerulus
maka konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotic koloid plasma dalam glomerulus
akan meningkat. Sebaliknya ini akan melawan filtrasi, sehingga bila aliran darah
glomerulus turun secara bermakna di bawah normal, maka laju filtrasi mungkin menjadi
tertekan secara serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.
Dalam keadaan normal, sekitar 20% plasma yang masuk ke glomerulus difiltrasi dengan
tekanan filtrasi netto 10 mmHg, menghasilkan secara kolektif melalui semua glomerulus 180 liter
filtrate glomerulus setiap hari untuk GFR rata-rata 125 ml/menit pada pria dan 160 liter filtrate
per hari untuk GFR 115 ml/menit pada wanita.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 8


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Sewaktu filtrate glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrate ini mengaliri bagian-bagian
tubulus secara berurutan, yaitu tubulus proksimalis, ansa Henle, tubulus distal, tubulus
koligentes, dan akhirnya duktus koligentes, sebelum diekskresikan sebagai urin.

Gambar 7: Reabsorpsi Tubulus


(Sumber: http://www.google.com)

Beberapa zat seperti glukosa dan asam amino, direabsorbsi hampir disemua tubulus.
Sehingga kecepatan ekskresi urin zat tersebut nol. Banyak ion dalam plasma seperti natrium,
klorida, dan bikarbonat, juga sangat direabsorbsi, tetapi kecepatan reabsorbsi dan ekskresi
urinnya bergantung dengan keadaan tubuh. Sebaliknya produk buangan seperti urea dan kreatinin
sulit direabsorbsi di tubulus sehingga diekskresi dalam jumlah yang besar.
Suatu zat yang akan direabsorbsimelintasi membrane epitel tubulus ke dalam cairan
interstisial ginjal dan kemudian melalui membrane kapiler peritubulus kembali ke pembuluh
darah, sehingga reabsorsi air dan zat terlarut meliputi serangkaian langkah transport aktif ataupun
pasif. Berdasarkan hal tersebut, reabsorbsi dapat dibedakan menjadi reabsorpsi aktif dan
reabsorbsi pasif. Dalam reabsorbsi pasif, semua proses pengeluaran senyawa dilakukan secara
pasif; tidak membutuhkan energy dalam pergerakan pengeluaran senyawa, disini terjadi peristiwa
osmotic atau difusi. Sebaliknya, reabsorbsi aktif membutuhkan energy untuk melakukan
peristiwa pengeluaran senyawa, dimana peristiwa ini melawan gradient konsentrasi. Senyawa
yang secara aktif direabsorbsi contohnya seperti glukosa, asam amino, dan natrium.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 9


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Reabsorbsi natrium sangat unik dan kompleks. Dari total energy yang digunakan didalam
ginjal, 80% digunakan untuk proses reabsorbsi natrium. Reabsorbsi natrium di tubulus proksimal
mempunyai peranan penting dalam reabsorbsi glukosa, asam amino, air, clor, dan
urea.Reabsorbsi di ansa henle ascendens bersama clor, mempunyai peranan yang penting dalam
kemampuan ginjal untuk memproduksi konsentrasi dan volume dalam jumlah tertentu.Reabsorbsi
natrium di bagian distal dari nephron berhubungan dengan tekanan darah arteri, reabsorbsi
kalium, dan sekresi hydrogen. Di tubulus proksimal dan ansa henle, persentase reabsorbsi
natrium selalu sama tanpa memperhatikan jumlah masukan natrium. Di bagian distal reabsorbsi
natrium dipengaruhi oleh kerja hormone.Jika jumlah natrium di tubuh banyak maka jumlah yang
diserab di bagian distal sedikit dan sebaliknya.Hormone aldosterone meningkatkan reabsorbsi
natrium di tubulus distal dan ductus koligens.Kerja hormone ini adalah menambah channel
natrium kedalam lumen tubulus dan terjadi pompa Na-K dalam tubulus tersebut dengan diikuti
oleh clor secara pasif.Sebagai tambahan sekresi aldosteron, angiotensin II juga disekresikan
untuk mengkonstriksi system arteri, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Lebih jauh lagi,
hormon ini mengakibatkan rasa haus dan menstimuli vasopressin yang menambah kadar air di
ginjal.
Reabsorsi pada pertengahan pertama tubulus proksimal, natrium direabsorbsi dengan cara
ko-transpor bersama-sama dengan glukosa, asam amino, dan zat terlarut lainnya.Tetapi pada
bagian pertengahan kedua dari tubulus proksimal, hanya sedikit glukosa dan asam amino yang
direabsorbsi.Pada saat ini yang terutama direabsorbsi adalah natrium dan klorida.
Ansa Henle bagian descendens tipis sangat permeable dengan air dan sedikit permeable
terhadap zat terlarut, termasuk ureum dan natrium, sehingga sekitar 20% air yang difiltrasi
diserap disini. Ansa Henle bagian ascendens tebal dan tipis tidak permeable terhadap air, tetapi
mampu melakukan transport aktif natrium, klorida, dan kalium.
Tubulus distal memiliki ciri yang sama dengan bagian ascendens ansa Henle, disebut pula
segmen pengencer. Tubulus distal bagian akhir dan duktus koligentes kortikalis memiliki sel-sel
prinsipalis dan sel interkalatus.Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dan air dari lumen dan
menyekresikan ion kalium ke lumen.Sel interkalatus mereabsorbsi kalium dan menyekresikan ion
hydrogen ke dalam lumen tubulus.Duktus koligentes medulla hanya menyerap 10% air yang
difiltrasi.
Sekresi tubulus merupakan kebalikan dari reabsorbsi tubulus.Dalam hal ini, terdapat
mekanisme pemasukan senyawa ke dalam lumen tubulus. Semua senyawa yang di sekresi akan
keluar sebagai urin.Sekresi tubulus mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk ke
dalam tubulus ginjal.Sekresi tubulus, dapat juga di pandang sebagai mekanisme tambahan yang
meningkatkan eliminasi zat-zat tertentu dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik
melalui filtrasi glomerulus maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi, akan dieliminasi dalam
urin.
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan saat reabsorpsi
tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah.Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat
aktif atau pasif.Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 10


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

(H+), ion kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah senyawa-
senyawa yang asing bagi tubuh.
Sekresi H+ ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam basa tubuh. Ion
hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi di tubulus proksimal, distal,
dan pengumpul (duktus koligentes). Tingkat sekresi H+ bergantung pada keasaman cairan tubuh.
Sebaliknya, sekresi H+akan berkurang apabila konsentrasi H+ di dalam cairan tubuh terlalu
rendah.
Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan di
berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif
disekresi di tubulus distal dan pengumpul.Reabsorpsi ion kalium di awal tubulus bersifat konstan
dan tidak diatur, sedangkan sekresi K+ di bagian akhir tubulus bervariasi dan berada dibawah
kontrol. Dalam keadaan normal, jumlah K+ yang diekskresikan dalam urin adalah 10% sampai
15% dari jumlahnya yang difiltrasi. Namun, K+ yang difiltrasi hampir seluruhnya direabsorpsi ,
sehingga sebagian besar K+ yang muncul di urin berasal dari sekresi K+ yang dikontrol dan bukan
difiltrasi.
Sekresi ion kalium di tubulus distal dan pengumpul digabungkan dengan reabsorpsi Na+
melalui pompa Na+-K+ basolateral yang bergantung pada energi.Pompa ini tidak saja
memindahkan Na+ ke luar ke ruang lateral, tetapi juga memindahkan K+ ke dalam sel
tubulus.Konsentrasi K+ intrasel yang meningkat mendorong difusi K+ dari sel ke dalam lumen
tubulus. Dengan menjaga konsentrasi K+ di cairan interstisium rendah, yaitu dengan
memindahkan K+ ke dalam sel tubulus dari cairan interstisium di sekitarnya, pompa basolateral
mendorong difusi pasif K+ keluar dari plasma kapiler peritubulus ke dalam cairan interstisium.
Beberapa faktor mampu mengubah kecepatan sekresi K+, yang paling penting adalah
hormon aldosteron, yang merangsang sekresi K+ oleh sel-sel tubulus di bagian akhir nefron
secara simultan untuk meningkatkan reabsorpsi Na+ oleh sel-sel tersebut. Peningkatan
konsentrasi K+ plasma secara langsung merangsang korteks adrenal untuk meningkatkan keluaran
aldosteronnya, yang kemudian mendorong sekresi dan ekskresi kelebihan K+.Sebaliknya,
penurunan konsentrasi K+ plasma menyebabkan reduksi sekresi aldosteron, sehingga sekresi K+
oleh ginjal yang dirangsang oleh aldosteron juga berkurang.
Peningkatan dan penurunan konsentrasi K+ di plasma (CES) dapat mengubah gradien
konsentrasi K+ intrasel ke ekstrasel, yang pada gilirannya dapat mengubah potensial membran
istirahat.Peningkatan konsentrasi K+ CES menyebabkan penurunan potensial istirahat dan diikuti
dengan peningkatan eksitabilitas, terutama otot jantung.
Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekrotik yang terpisah, satu untuk
sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik. Sistem-sistem ini
memiliki beberapa fungsi penting, yaitu dengan menambahkan lebih banyak ion organik tertentu
ke cairan tubulus yang sudah mengandung bahan yang bersangkutan melalui proses filtrasi, jalur
sekrotik organik ini mempermudah ekskresi bahan-bahan tersebut. Yang termasuk dalam ion-ion
organik tersebut adalah zat-zat perantara kimiawi yang terdapat dalam darah, misalnya golongan
prostaglandin, yang setelah menjalankan tugasnya, perlu segera dibersihkan dari darah, sehingga
aktivitas biologisnya tidak berkepanjangan.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 11


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Pada beberapa keadaan yang penting, ion organik secara ekstensif tetapi tidak ireversibel
terikat ke protein plasma.Karena melekat ke protein plasma, ion-ion organik tersebut tidak dapat
difiltrasi melalui glomerulus.Sekresi tubulus mempermudah eliminasi ion-ion organik yang dapat
difiltrasi melalui urin.Yang paling terpenting adalah kemampuan sistem sekresi ion organik
mengeliminasi banyak senyawa asing dari tubuh.Sistem ion organik dapat mensekresikan
sejumlah besar ion organik yang berbeda-beda, baik yang diproduksi secara endogen (di dalam
tubuh) maupun ion organik asing yang masuk ke dalam tubuh. Mekanisme nonselektif ini
memungkinkan sistem sekresi ion organik tersebut meningkatkan pengeluaran banyak zat kimia
organik asing, termasuk zat-zat tambahan pada makanan, polutan lingkungan (misalnya
pestisida), obat, dan bahan organik non-nutritif lain yang masuk ke dalam tubuh.

Kesimpulan

Mekanisme kerja ginjal terdiri dari tiga proses yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Ketiga proses
ini berlangsung mulai dari glomerulus dan kapsula Bowman menuju nefron atau unit fungsional
ginjal yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, pars descendens ansa Henle, lengkung ansa
Henle, pars ascendens ansa Henle, tubulus kontortus distalis. Dan akhirnya akan berjalan ke
duktus koligens dan duktus papilaris. Semua proses ini terjadi di ginjal. Maka dari itu apabila ada
gangguan atau kelainan yang terjadi akan menimbulkan gangguan pada proses-proses tersebut
dan hasil eksresi yaitu urin akan mengandung zat-zat yang seharusnya tidak ada.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 12


PBL BP 10: Traktus Urogenitalis

Daftar Pustaka
1. Inggriani Y. Buju ajar system urogenitalia. Ed 2. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, 2010.
2. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004.
3. OCallaghan C. At a glance system ginjal. Ed 2. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009
4. Gunawijaya FA. Penuntun praktikum: kumpulan foto mikroskopik histologi. Jakarta:
Penerbit Universitas Trisakti, 2007.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed 2. Jakarta: EGC, 2001.
6. Sloane, Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004.
7. Scanlon VC, Sanders T. Essential anatomy and physiology. 5th Ed.US: FA Davis
Company, 2007.
8. Yusri. Fungsi ginjal organ ekskresi. Ed 6 Mei 2011. Di unduh dari
http://www.anehaira.com pada tanggal 23 September 2011.
9. Rasidin D. Mekanisme kerja ginjal berdasarkan filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Ed 23
Januari 2006. Di unduh dari http://www.healthycare.com pada tanggal 23 September
2011.
10. Tanod AD. Mekanisme proses dasar ginjal. Ed 12 Maret 2009. Di unduh dari
http://www.medicalarticles.co.id pada tanggal 23 September 2011.

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Agustus 2015 13

Anda mungkin juga menyukai